Alasan Logis: 'Kapindiang'
Alasan Logis: ‘Kapindiang’

Alasan Logis: ‘Kapindiang’

0 Shares
0
0
0

Kepinding, atau disebut kutu busuk (Cimex lectarius, Latin) atau kapindiang, Minangkabau) termasuk serangga jahat karena menghisap darah makhluk berdarah panas, termasuk manusia. Konon, serangga ini pernah maruyak di Indonesia ketika zaman penjajahan, terutama penjajahan Jepang. Saat itu, karena faktor kemiskinan, masyarakat kebanyakan memakai karung goni sebagai bahan dasar pakaian, baju maupun celana. Di antara lipatan-lipatan jahitan, berkembanglah kepinding tersebut. Si pemakai pakaian goni harus ekstra waspada. Jika tidak, ia akan disiksa oleh gigitan-gigitan kepinding. Tidak mengherankan, dalam masyarakat Minangkabau, misalnya, predikat kapindiang termasuk salah satu kata tabu berupa umpatan atau lantunan kekesalan kepada sesuatu atau seseorang. Misalnya, si A kesal akibat perangai B, si A mengungkapkan kekesalannya, “Dasar kapindiang!”.  Bencana kapindiang juga mengacaukan  Bima Mohd Galuh, Senin pagi itu.

Lantunan suara azan Subuh terdengar merdu. Ibu Nurlela (Ibu Bima yang lazim dipanggil Bu Ela), segera bangun. Agak tergopoh dan dengan meregang pinggang yang terasa ngilu akibat faktor usia, beliau mengambil gawai,  menelefon suaminya, Pak Ardoni Yonas yang dua hari ini keluar kota. Juri lomba paduan suara di kota lain. Lelaki tua-tua ngengat, semakin tua semakin bersemangat. Menjelang masa pensiun, suaminya itu masih bersemangat dan menyibukkan diri, termasuk menjadi juri nyanyi dan paduan suara.  

Setelah itu, Bu Ela menuju kamar  Bima, anaknya. Diketuknya pintu kamar anaknya.

“Biiim,  ayo bangun. Subuh … siap-siap ke sekolah”, seru Bu Ela tidak terlalu keras. Maklum, hari masih sepi.

Tidak ada reaksi dari kamar Bima. Namun, Bu Ela tampaknya juga enggan heboh pagi-pagi. Beliau pun menuju kamar mandi, dan beberapa saat kemudian kembali ke kamar untuk menunaikan salat Subuh.

Hari menunjukkan pukul 06.00 pagi. Ibu Ela agak terkejut mendengar bunyi bel jam dinding sebanyak enam kali. Ini hari Senin. Hari sibuk. Kembali, beliau menuju kamar Bima dan mengetuk pintu kamar tersebut, lebih keras daripada ketukan menjelang beliau menunaikan salat Subuh tadi.

“Bimaaa … banguuun! Kamu ini makin pemalas. Hayo banguun” seru Bu Ela cukup keras.

Terdengar derit ranjang dan seseorang berjalan menuju ke pintu. Pintu terbuka. Bima menguap sambil menggeleng-gelengkan kepala untuk menghilangkan kantuk.

“Mhhh …. Maaf, Bu. Malas ….” kata Bima dengan suara kurang jelas. Seperti menggumam.

Namun, Bu Ela bersikap seolah-olah tidak mau tahu. Ini hari Senin. Meski sering ada ungkapan I hate Monday, tetapi itu tidak berlaku bagi Bu Ela.  

“Begini, Bim.  Coba beri Ibu tiga alasan, mengapa kamu malas ke sekolah?”, tanya Bu Ela menahan sabar.

“Ok. Bu, …. Pertama, siswa-siswa di sekolah itu tidak menyukai saya. Kedua, guru-guru di sekolah itu juga tampaknya tidak menyukai saya. Ketiga, hampir seluruh pegawai dan tata usaha juga tidak menyukai saya. Ibu sayang, itu alasan saya”. jawab Bima mencoba menjelaskan dan meminta pengertian ibunya.

Ibunya tampak gusar. Melihat itu, Bima segera mengajukan perlawanan.

“Bu, sekarang gantian. Ibu beri tiga alasan mengapa saya harus rajin ke sekolah”, kata Bima menantang.

“Bimaaaaa. Dengar! Kamu harus rajin ke sekolah. Pertama, sekolah itu milik Ibu. Ibu kan ketua yayasan. Kedua, umur kamu sudah hampir 40 tahun. Tidak perlu disuruh-suruh. Ketiga, kamu kan kepala sekolah!” Perkataan Bu Ela meluncur deras bagai air kran yang terbuka penyumbatnya.

Bima terhenyak. Mati kutu. Segera ia menyambar handuk dan bergegas menuju ke kamar mandi.  Namun, tiba-tiba ia teringat akan deritanya sejak semalam yang membuat dia kurang tidur. Sabil meneteng peralatan mandi, Bima menunjukkan dua belah tangannya dari lengan hingga ke jari. Tangan kiri dan kanan.

“Bu, maaf Bu. Bima juga heran. Apa yang salah dengan ranjang Bima ya? Semalam Bima diserang kepinding. Lihat, Bu. Kedua tangan Bima ini. Bima sangat kurang tidur semalam”, kata Bima memelas.

Bu Ela terperanjat memandangi bentol-bentol merah di sekujur kedua tangan Bima. Mungkin di bagian tubuh lain juga ada. Sejak kapan ada kepinding di rumah ini, ya?

Ibu Ela mengangguk-angguk.

“Oh, kasihan. Itu nanti diolesi minyak tawon. Ada tuh di lemari obat. Namun, Bima harus ke sekolah ya, meski agak terlambat”, kata Bu Ela sambil mengusap lembut kedua tangan Bima.

Bima pun menuju ke kamar mandi. Namun, tiba-tiba Bima menghentikan langkahnya. Ada perkataan Ibu yang menggema. Ibunya seperti mengumpat

“Dasar kapindiang!”, seru Bu Ela cukup keras.

“Apa, Bu? Siapa yang kapidiang?” tanya Bima berwajah bloon.

“Iya, Kapindiang. Kamu tu yang kapindiang. Disukai kapindiang. Dan mirip kapindiang”, seru Bu Ela sambil tertawa dan melangkah menuju dapur.

“Dasar kapindiang”, batin Bima. Entah siapa yang diumpat. Mungkin, benar-benar kapindiang yang pagi itu mengacaukan kehidupannya.

Siniar Audio

82 comments
    1. Kutu busuk/kapindiang merupakan hewan yang tidak sopan. Karena jika ia merasa bahwa darah yang ia hisap sudah cukup maka ia akan segera pergi tanpa mengucapkan permintaan maaf/terima kasih pada manusia yang sudah ia hisap darahnya. Seperti jalangkung “datang tak diundang, pulang tak diantar”. Orang Jawa menyebut hewan tersebut dengan sebutan “tinggi”.

  1. Nama : FITRI YANI SALSABILA RITONGA
    23016147
    SIMAK-NS-01

    Terima kasih kepada Bapak. Teks ini menceritakan Bima yang digigit kapindiang pada malam hari pada saat Bima tidur. Bu Ela terperanjat memandangi bentol-bentol merah di sekujur kedua tangan Bima. Pagi itu kapindiang mengacaukan kehidupan Bima.

  2. Cerita yang sangat menarik. Kepindiang, meskipun dalam cerita di atas dianggap sebagai serangga yang mengganggu, tapi sebenarnya mencerminkan tantangan hidup yang bisa datang dari berbagai arah tanpa di duga. Seperti Bima yang harus mengahadapi tantangan di sekolah dan kejadian tak terduga dengan kepindiang.

  3. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Tiara Jayani
    23016116
    SIMAK-NS-001
    NU:08
    cerita ini sangat menarik menceritakan keluarga Bima, yang terganggu oleh serangan kepinding. Cerita ini juga menyajikan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya, Bu Ela, yang mencoba memotivasi Bima untuk bangun dan pergi ke sekolah. Uniknya, selain kepinding sebagai hewan yang meresahkan kepinding juga bisa menggambarkan tantangan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan istilah “kapindiang” sebagai ungkapan kekesalan atau umpatan menambahkan sentuhan budaya Minangkabau ke dalam cerita.

  4. Wah cerita bapak sangat seru dan bersemangat untuk dibaca , menceritakan bima yang sudah hampir berumur 40 tahun masih saja tetap dibangunin oleh ibu nya untuk menjalan kan aktivitas hari hari nya,bima juga mengadu kepada ibunya layak nya Seorang anak umur belasan tahun karena di gigit seekor kapindiang,,Saya pribadi orang Melayu- Riau , juga sudah sangat familiar dengan seekor kapindiang,awal mendengar penggunaan istilah tersebut sangat asing ditelinga saya,berkali kali saya bertanya kepada orang yang menyebutkan istilah itu, “apa itu kapindiang?” “Seperti apa bentuk kapindiang” “apa kapindiang adalah berbentuk kecoa?” Bersyukur ada disalah satu perguruan tinggi di Minangkabau tercinta, adanya wawasan baru tentang berbagai bahasa ,adat yang beragam salah satu nya yakni istilah “kapindiang” hehe

    1. Assalamualaikum Pak
      Cerita ini sangat bagus, sungguh membuat saya tercengang. Yang membuat saya tercengang adalah di akhir cerita dari bagaimana Interaksi ibu dan anak ini sungguh lucu, bagai mana mereka saling membalas,bagaimana interaksi mereka walau sudah di umur yang menjelang tua.

      Terima kasih pak…

  5. Terima kasih kepada Bapak telah membagikan cerita yang lucu dan menarik ini. Cerita ini tentang Bima yang terkena kapindiang, ibu Ela yang peduli pada Bima, dan juga lelucon ibu Ela yang menyamakan Bima dengan kapindiang. Awalnya saya tidak tau kalau Bima itu kepala sekolah dan berumur hampir 40 tahun, karena ibu Ela masih membangunkan anaknya. Ada 3 alasan Bima malas ke sekolah pertama siswa siswa di sekolah tidak menyukai Bima, kedua guru guru juga tidak menyukai Bima, dan ketiga hampir seluruh pegawai dan tata usaha tidak menyukai Bima. Alasan itu membuat saya berimajinasi “Betapa kejamnya Pak Kapsek Bima ini di sekolah”. Dan juga 3 alasan ibuk Ela untuk Bima. Dasar Kapindiang!!

  6. Terima kasih kepada Bapak telah membagikan cerita yang lucu dan menarik ini. Cerita ini tentang Bima yang terkena kapindiang, ibu Ela yang peduli pada Bima, dan juga lelucon ibu Ela yang menyamakan Bima dengan kapindiang. Awalnya saya tidak tau kalau Bima itu kepala sekolah dan berumur hampir 40 tahun, karena ibu Ela masih membangunkan anaknya. Ada 3 alasan Bima malas ke sekolah. Alasan itu membuat saya berimajinasi “Betapa kejamnya Pak Kapsek Bima ini di sekolah”. Dan juga 3 alasan ibuk Ela untuk Bima. Dasar Kapindiang!!

    1. cerita ini sangat menarik menceritakan keluarga Bima, yang terganggu oleh serangan kepinding. Cerita ini juga menyajikan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya, Bu Ela, yang mencoba memotivasi Bima untuk bangun dan pergi ke sekolah. Uniknya, selain kepinding sebagai hewan yang meresahkan kepinding juga bisa menggambarkan tantangan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan istilah “kapindiang” sebagai ungkapan kekesalan atau umpatan menambahkan sentuhan budaya Minangkabau ke dalam cerita.
      Yang susun dengan alur cerita yang lucu dan menggelitik.

  7. Terima kasih kepada Bapak telah membagikan cerita yang lucu dan menarik ini. Cerita ini tentang Bima yang terkena kapindiang, ibu Ela yang peduli pada Bima, dan juga lelucon ibu Ela yang menyamakan Bima dengan kapindiang. Awalnya saya tidak tau kalau Bima itu kepala sekolah dan berumur hampir 40 tahun, karena ibu Ela masih membangunkan anaknya. Ada 3 alasan Bima malas ke sekolah. Alasan itu membuat saya berimajinasi “Betapa kejamnya Pak Kapsek Bima ini di sekolah”. Dan juga 3 alasan ibuk Ela untuk Bima.

    1. Hizadhatul aqhidah
      BI-NS-0207
      Terima kasih kepada Bapak telah membagikan cerita yang lucu dan menarik ini. Cerita ini tentang Bima yang terkena kapindiang, ibu Ela yang peduli pada Bima, dan juga lelucon ibu Ela yang menyamakan Bima dengan kapindiang. Cerita ini juga menyajikan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya, Bu Ela, yang mencoba memotivasi Bima untuk bangun dan pergi ke sekolah.

  8. Cerita ini sangat bagus karena meneritakan kisah ibu ela yang selalu memberikan motivasi kepada bima agar tidak mau bersekolah kembali. Kapindiang yang terdapat dalam cerita tersebut menggambarkan tantangan-tantangan kehidupan sehari-hari.

    1. Meskipun dalam cerita kepindiang dianggap sebagai serangga yang mengganggu, sebenarnya mencerminkan tantangan hidup yang bisa muncul tanpa diduga dari berbagai arah. Seperti yang dialami Bima, harus menghadapi tantangan di sekolah dan kejadian tak terduga dengan kepindiang, menjadikannya cerita yang sangat menarik.

      Adrian Putra Perdana-BI-NS-0208

  9. Kepindiang yang ada dalam cerita di atas merupakan serangga yang sangat menganggu. Tapi ada maksud lain dari kepindiang tersebut seperti adanya tantangan atau masalah dalam kehidupan seseorang. Tetapi kita bisa melihat bagaimana seorang ibu yang begitu peduli kepada anak nya walaupun anaknya sudah dewasa tapi ibunya masih tetap memperhatikan aktivitas yang dilakukan anak-anak nya.

    1. Cerita yang sangat menarik dan lucu seorang anak yang bernama Bima yang berumur 40 tahun masih dibangun kan oleh ibunya untuk melakukan aktivitas nya sehari hari, ketiga alasan Bima malas kesekolah seakan akan menunjukan bahwa Bima adalah seorang kepsek yang kejam.

  10. Izin berkomentar bapak,ceritany sangat menarik sekali bapak,dari cerita di atas dapat kita simpulkan bahwa yang pertama mengenai perhatian seorang ibu walaupun umur nya sudah 40 tetapi perhatian ibu itu tidak akan berubah karena ibu itu adalah a panutan untuk kitaaa semua,yang kedua yaitu mengenai hewan kapindiang di cerita disana lucu ibunya Bima menyamai Bima dengan kapindiang

  11. Rifa Eka Putri
    23233016
    BI-NS-0208

    cerita ini sangat menarik yang menceritakan tentang seorang kepinding. Cerita ini juga menyajikan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya, Bu Ela, yang mencoba selalu untuk memotivasi Bima supaya bangun dan pergi ke sekolah. Uniknya, selain kepinding sebagai hewan yang meresahkan dan berbahaya kepinding juga bisa menggambarkan tantangan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan istilah “kapindiang” sebagai ungkapan kekesalan atau umpatan menambahkan sentuhan budaya Minangkabau ke dalam cerita.

  12. terima kasih kepada bapak, cerita di atas sangat menarik . kapindiang atau kutu busuk adalah seekor serangga jaht yang suka menghisap makhluk berdarah termasuk darah manusia. kapindiang yang dialam cerita diatas adaah makhluk pengganggu.kapindiang juga sering mengungkapkan rasa kekesalan seseorang. seperti didalam cerita bu ela yang kesal kepada bima karena sangat susah untuk bangun dipagi hari dan malas untuk datang ke sekolah . sifia alisa (23134013) BI-NS-0208

  13. Nama: Sandra Dewi Surya
    Nim: 23133013
    Terima kasih kepada Bapak telah membagikan cerita yang lucu dan menarik ini. Cerita ini tentang Bima yang terkena kapindiang, ibu Ela yang peduli pada Bima, dan juga lelucon ibu Ela yang menyamakan Bima dengan kapindiang.

  14. THIO VALENTINO EDILY PRATAMA
    NIM:23133017
    BI-NS-0207
    Ceritanya sangat seru dan menarik untuk dibaca,dan didalam cerita tersebut juga banyak amanat yang dapat kita ambil yaitu bagaimana seorang ibu bersikap kepada anaknya,walaupun umur anaknya hampir 40 tapi kepedulian ibunya tetap terjaga untuknya dan si ibu juga sealalu memotivasi anak nya.dan pada bagian akhir cerita kita disuguhkan dengan candaan si ibu menyamakan anak nya bima dengan kapindiang,dari sini kita dapat membayangkan bagaimana keharmonisan si ibu dan bima pada cerita ini.

  15. Rizka Nailatul Hasanah – 23020022
    WAG (BI-NS-0208)
    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh bapak dan teman-teman 🙏
    Orang Minang menamakan kapindiang atau kutu busuk dimana hewan ini senang hinggap di tempat tidur.

  16. Nama: Aziz Setiawan
    Nim: 23134018
    BI-NS-0208
    Cerita ini cukup menarik bagi saya pak di mana keperdulian seorang ibu itu sangatlah penting dimana seorang ibu itu mau supaya anaknya menjadi orang sukses dan bukan bermalas-malasan tidur tiduran dan di akhir cerita dimana seorang ibu bilang kapindiang terhadap anaknya nah dari sini saya sebuah kesimpulan kalau kapindiang itu kan merupakan hewan berbau busuk jadi kalau seandainya bima ini di bilang kapindiang berarti karna dia jarang mandi🤣🤣🤣🤣. sekian terima kasih pak wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.🙏

  17. Izin menanggapi pak…
    Ceritanya sangat menarik,ditambah dengan interaksi lucu dari Bima dan ibunya pada bagian akhir yang cukup menghibur.Dimana,istilah “kapindiang” itu biasanya digunakan untuk menyindir orang yang pemalas mandi.Dan dalam ceritanya,juga bertepatan dengan pembahasan Pak Bima yang digigit kepinding.Jadi ejekan “Kapindiang,kepinding” itu cukup terdengar lucu.

  18. Nama : Lesti Zebua
    Nim : 23232006
    Dari cerita diatas dapat kita lihat bahwa kasih sayang seorang ibu sangatlah besar terhadap anaknya, sehingga anak lebih Dan karna kapindiang itulah tidur nya bima kurang dan mengakibatkan dia untuk bangun terlambat

  19. Refky faizal_23233014_BI-NS-0208
    Dari cerita diatas, saya menyimpulkan bahwa kasih sayang seorang ibu sangatlah besar terhadap anak nya. Sehingga seorang ibu lebih mendahulukan seorang anak dan karna kepindangDimana,istilah “kapindiang” itu biasanya digunakan untuk menyindir orang yang pemalas mandi.Dan dalam ceritanya,juga bertepatan dengan pembahasan Pak Bima yang digigit kepinding.Jadi ejekan “Kapindiang,kepinding” itu cukup terdengar lucu.

  20. Nama: Anisa Dela Safira
    Nim: 23134022
    BI-NS-0208

    Dari cerita tersebut diambil kesimpulan walaupun dalam teks cerita serangga dianggap sebagai serangga yang menyebalkan, namun sebenarnya serangga tersebut mencerminkan ujian hidup yang bisa datang secara tak terduga dari berbagai arah.Seperti yang dialami Bina, pertemuan serangga dengan tantangan sekolah dan kejadian tak terduga membuat cerita menarik minat pembaca.

  21. Jasmine fauza khalida
    BI-NS-0214
    Didalam cerita ini terdapat penjelasan, asal muasal dan contoh penggunaan kalimat kapindiang, berasal dari bahasa minang yang berarti kan “kutu busuk” yang juga dulu memiliki sejarahnya. Sesuai dari teks kalimat “kapindiang” digunakan untuk mengutarakan perasaan kesal atau sial, di dalam teks buk ela menggunakan kalimat ini, tetapi kalimatnya entah bertuju kepada bima atau kapindiang itu sendiri. Terimakasih sudah berbagi cerita ini pak.

  22. Diva Safpitri-23020009
    (BI-NS-0207)
    Terima kasih kepada Bapak telah membagikan cerita yang lucu dan menarik ini. Cerita ini tentang Bima yang terkena kapindiang, ibu Ela yang peduli pada Bima, dan juga lelucon ibu Ela yang menyamakan Bima dengan kapindiang. Meskipun dalam cerita kepindiang dianggap sebagai serangga yang mengganggu, sebenarnya mencerminkan tantangan hidup yang bisa muncul tanpa diduga dari berbagai arah. 

  23. Waah, cerita ini sangat menarik. Sebelumnya terima kasih bapak atas cerita ini karena setelah saya membaca cerita ” Alasan Logis: Kapindiang” mulai dari asal muasalnya dan juga banyak yang menyebut kata “Dasar Kapindiang” sebagai ungkapan kesal serta cerita lucunya.
    (Dinda Afri Yanti, BI-NS-0214)
    Nim: 23233037
    Terima kasih.

  24. Istilah “kapindiang” mungkin memerlukan klarifikasi lebih lanjut agar pembaca yang tidak familiar dengan budaya Minangkabau dapat memahaminya. Secara keseluruhan, teks ini berhasil menyajikan suasana keseharian yang menghibur dengan sentuhan lokal yang menarik.

  25. Sesuai dari teks di atas “kapindiang” digunakan untuk mengutarakan perasaan kesal, di dalam teks buk ela menggunakan kalimat ini, tetapi kalimatnya entah bertuju kepada bima atau kapindiang itu sendiri.
    Raysha Anggraini BI-NS-0207

  26. Secara keseluruhan, teks anekdot “Alasan Logis: ‘Kapindiang'” adalah teks anekdot yang lucu dan memiliki pesan moral yang baik. Teks anekdot ini dapat menjadi bahan bacaan yang menghibur dan bermanfaat bagi pembaca.

  27. Cerita ini sangat menarik sehingga para pembaca lebih mudah memahami cerita kapindiang. Didalam cerita ini yang menceritakan bima yang sudah hampir berumur 40 tahun yang masih saja dibangunkan oleh ibunya dan kebersamaan bima bersama ibunya. Cerita ini memiliki makna kapindiang yang merupakaan dugaan yang akan terjadi nantinya
    Mulyana difa (23134009) BI-NS-0207

  28. Rizky Adiputra – 23134091
    BI-NS-0214
    kapindiang menceritakan seorang anak yang bernama bima yang sedang bergegas menuju kamar mandi melihat kedua tangan bima diserang kapindiang, bu ela terperanjat memandangi bentol-bentol pada kedua tangan bima, dan bima pun menuju kamar mandi dan mendengarkan perkataan menggema “dasar kapindiang” dan bima pun bertanya “apa bu? siapa yang kapindiang” namun kalimat kapindiang tersebut bertuju kepada bima yang kapindiang tersebut dan mengacaukan kehidupannya.

    1. NAMA : MUTIA
      NIM : 23133007
      BI-NS-0214
      Cerita ini sangat menarik sehingga para pembaca lebih mudah memahami cerita kapindiang danbagaimana budaya dan bahasa mencerminkan norma serta nilai-nilai masyarakat. Penggunaan kata-kata tabu seperti “kapindiang” berupa umpatan atau lantunan kekesalan kepada sesuatu atau seseorang yang dapat memberikan wawasan tentang sensitivitas dan norma dalam masyarakat Minangkabau.

  29. Cerita ini sangat menarik sekaligus lucu. Melihat bagaimana budaya dan bahasa mencerminkan norma serta nilai-nilai masyarakat. Penggunaan kata-kata tabu seperti “kapindiang” berupa umpatan atau lantunan kekesalan kepada sesuatu atau seseorang yang dapat memberikan wawasan tentang sensitivitas dan norma dalam masyarakat Minangkabau.

  30. Ceritanya sangat seru dan menarik untuk dibaca,dan didalam cerita tersebut juga banyak amanat yang dapat kita ambil. Kepindiang yang ada dalam cerita di atas merupakan serangga yang sangat menganggu. DARI CERITA INI,kita bisa melihat bagaimana seorang ibu yang begitu peduli kepada anak nya walaupun anaknya sudah dewasa tapi ibunya masih tetap memperhatikan aktivitas yang dilakukan anak-anak nya.(ANGGUN SOFITA, NIM 23133002,BI-NS 0214)

  31. Cerita ini sangat menarik dan lucu. Cerita ini menggambarkan kekocakan dalam menghadapi keterlambatan dan permasalahan pagi hari yang tak terduga. Terkadang, situasi yang sulit dapat dihadapi dengan humor dan kesabaran untuk menyelesaikannya.

  32. Cut Irma Mahmudi
    BI-NS-0208
    Terimakasih telah membagikan cerita ini pak. Cerita ini menggambarkan kehidupan keluarga yang harmonis dan lucu yang dapat dilihat melalui cara ibunya Bima membangunkannya dengan sabar. Dicerita ini juga membahas hewan Kepinding yang merupakan hewan parasit yang sangat menggangu.

  33. Maharani Syahnur
    23129333
    BI-NS-0214
    Cerita ini menggambarkan situasi humor sehari-hari dalam keluarga, di mana kejadian sepele seperti serangan kepinding bisa menjadi sumber candaan. Selain itu, cara Bu Ela menanggapi keluhan Bima dengan humor dan kebijaksanaan menunjukkan kehangatan dalam hubungan ibu-anak mereka. Keseluruhan, cerita ini memberikan sentuhan komikal pada kehidupan sehari-hari dan menyoroti dinamika keluarga dengan cara yang ringan.

  34. Cerita ini sangat menarik dan lucu.menceritakan keluarga bima,yang terganggu oleh serangan kepinding.momen kebersamaan bima dan ibunya.Bu ela yang memotivasi bima untuk bangun dan pergi ke sekolah.penggunaan kata “kapinding”berupa umpatan atau kekesalan kepada sesuatu atau seseorang yang dapat memberikan wawasan tentang sensitivitas dan norma dalam masyrakat Minangkabau.

  35. Nama: Virna Meilisya Putri
    Nim: 23133018_BI-NS 02-07
    cerita ini sangat menarik menceritakan keluarga Bima, yang terganggu oleh serangan kepinding. Cerita ini juga menyajikan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya, Bu Ela, yang mencoba memotivasi Bima untuk bangun dan pergi ke sekolah. Uniknya, selain kepinding sebagai hewan yang meresahkan kepinding juga bisa menggambarkan tantangan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan istilah “kapindiang” sebagai ungkapan kekesalan atau umpatan menambahkan sentuhan budaya Minangkabau ke dalam cerita.

  36. Ceritanya sangat menarik, yang dimana di dalam cerita mengisahkan seorang ibu dan anaknya, yang dimana didalam cerita menunjukan kebersamaan antara ibu dan anaknya. Ibunya yang membangunkan anaknya dengan semangat, dan anaknya yang mengadukan sesuatu ke ibunya itu menurut saya adalah adalah interaksi yang lucu antara ibu dan anak

  37. Assalamualaikum wr.wb pak
    Saya Aniva Pardila dengan Nim 23133021, Nomor absen 22 BI-NS-0208

    Dari teks di atas menceritakan tentang sebuah kapindiang. Kapindiang merupakan binatang yang busuk biasanya membuat orang kenal dengan aromanya. menurut saya cerita ini merupakan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya serta ibuu Ela, yang mencoba memotivasi Bima untuk bangun dan pergi ke sekolah. Uniknya, selain kapindiang sebagai hewan yang meresahkan kapindiang juga bisa menggambarkan tantangan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan istilah “kapindiang” sebagai ungkapan kekesalan atau umpatan menambahkan sentuhan budaya Minangkabau ke dalam cerita. Biasanya kapindiang itu letaknya di kasur yang sudah lama.

    Sekian pak, hanya itu tanggapan dari saya kalau ada kesalahan kata atau kalimat saya minta maaf pak, wassalamu’alaikum wr.wb

  38. Cerita ini sangat menarik. Kapindiang memang salah satu kata yang biasa digunakan oleh ‘urang awak’ saat mengungkapkan kekesalan. Dari cerita di atas, saya baru tau asal muasal mengapa ‘kapindiang’ digunakan untuk melontarkan kekesalan di masyarakat kita.
    Selain itu, alur cerita ini juga sangatlah lucu. Benar-benar tidak diduga bahwa Bima ini adalah seorang kepala sekolah yang berumur 40 tahun. Pada awalnya, saya mengira bahwa Bima merupakan seorang siswa yang pemalas. Ternyata beliau adalah seorang kepala sekolah. Sungguh tidak terduga.

  39. Vikhi marionas saputra
    23349041
    SIMAK-BI-NS-0214
    Kesimpulan yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah kasih sayang seorang ibu sangatlah besar kepada anaknya sehingga tidak mau anaknya terlambat untuk datang kesekolah dan yang membuat Bima terlambat pagi itu karena digigit kapindiang pada malam hari sehingga tidur nya tidak nyenyak.

  40. Hilma tita suri_23233007_BI_NS_0207
    Kapindiang atau dalam bahasa indonesia kepinding merupakan hewan penghisap darah makhluk berdarah termasuk manusia. Gigitan hewan ini dapat menyebabkan gatal, kemerahan dan iritasi pada kulit. Sehingga kita harus menjaga kebersihan dan kebersihan pribadi. Teks di atas juga menggambarkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak akan hilang, mereka rela berkorban dan juga memeberikan yang terbaik untuk anaknya.

    1. Nama Nurmaiyah Lubis
      Nim 23016033
      No.urut.08
      SIMAK-NS-0012
      cerita ini sangat menarik menceritakan keluarga Bima, yang terganggu oleh serangan kepinding. Cerita ini juga menyajikan momen kebersamaan antara Bima dan ibunya, Bu Ela, yang mencoba Keseluruhan, cerita ini memberikan sentuhan komikal pada kehidupan sehari-hari dan menyoroti dinamika keluarga dengan cara yang ringan.memotivasi Bima untuk bangun dan pergi ke sekolah.

  41. Nama : Rizky Amanda
    NIM : 23134011
    WAG : BI-NS-O2O7
    Cerita yang sangat menarik untuk dibaca. Cerita ini ibarat dua sisi uang koin. Dimana satu sisi kepinding digunakan untuk menunjukkan seseorang yang malas bangun pagi dan satu sisi lainnya menunjukkan cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

  42. Maisarahtul Ispar
    Nim 23129334
    BI-NS-0214
    No urut 19

    Dari teks diatas dapat disimpulkan bahwa seekor serangga yang kita anggap mengganggu, tetapi sebenarnya itu mencerminkan sebuah tantangan dalam kehidupan kita, jadi kita tidak boleh mengganggap remeh suatu hal yang kecil karena kita tidak tau apa yang akan terjadi, dan kepindiang itu biasanya jika masuk ke rumah, terkadang itu membawa tanda baikan atau sebaliknya yang datangnya dari berbagai arah tanpa kita duga. Seperti Bima yang harus mengahadapi tantangan di sekolah dan kejadian tak terduga dengan kepindiang.

    REPLY

  43. Delvia Trimelda 23233002 BI-NS-0207-43
    cerita ini bertopik awal tentang kapindiang. Dan ditambah dengan cerita Kepala sekolah yang digigit kapindiang. Mungkin ada sedikit pesan yang diambil dari sana yaitu apapun rintangan nya menuntut ilmu itu penting.

  44. Nama: Ravita dewi
    Nim: 23077056
    BI-NS-0208
    Izin menanggapi teks yang bapak bagikan🙏🏻
    kita dapat mengambil beberapa cerita yang menarik. Pertama, cerita tentang kepinding atau kutu busuk, yang merupakan serangga yang menghisap darah manusia. Serangga ini dikaitkan dengan masa penjajahan di Indonesia, terutama pada zaman penjajahan Jepang. Cerita ini menggambarkan betapa mengganggunya serangga ini dan bagaimana masyarakat harus berhati-hati terhadap gigitannya.
    Selanjutnya, cerita mengenai Bima, seorang anak yang malas bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Ibunya, Bu Ela, meminta alasan dari Bima mengapa dia malas ke sekolah. Bima memberikan alasan bahwa siswa, guru, dan pegawai di sekolah tidak menyukainya. Namun, Bu Ela menegaskan bahwa Bima harus rajin ke sekolah karena dia adalah kepala sekolah dan umurnya sudah hampir 40 tahun.
    Cerita ini menggambarkan hubungan antara orang tua dan anak dalam hal pendidikan, di mana orang tua berusaha memotivasi anak untuk rajin belajar dan pergi ke sekolah. Ini juga menggambarkan betapa pentingnya lingkungan sekolah yang positif dan dukungan dari teman sebaya dan guru.

  45. Terima kasih kepada Bapak. Teks ini menceritakan Bima yang digigit kapindiang pada malam hari pada saat Bima tidur. Bu Ela terperanjat memandangi bentol-bentol merah di sekujur kedua tangan Bima. Pagi itu kapindiang mengacaukan kehidupan Bima.

  46. Kesimpulan yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah kasih sayang seorang ibu sangatlah besar kepada anaknya sehingga tidak mau anaknya terlambat untuk datang kesekolah dan yang membuat Bima terlambat pagi itu karena digigit kapindiang pada malam hari sehingga tidur nya tidak nyenyak.

  47. Cerita ini menggambarkan situasi humor sehari-hari dalam keluarga, di mana kejadian sepele seperti serangan kepinding bisa menjadi sumber candaan. Selain itu, cara Bu Ela menanggapi keluhan Bima dengan humor dan kebijaksanaan menunjukkan kehangatan dalam hubungan ibu-anak mereka. Keseluruhan, cerita ini memberikan sentuhan komikal pada kehidupan sehari-hari dan menyoroti dinamika keluarga dengan cara yang ringan.

  48. Nama:Ade Silfia Utami
    Nim:23016054
    No urut:12
    SIMAK-NS-0012
    kepinding sebagai hewan yang meresahkan kepinding juga bisa menggambarkan tantangan kehidupan sehari-hari.penggunaan kata “kapindiang”sebagai ungkapan kemarahan atau makian membuat cerita ini bernuansa budaya Minangkabau.

  49. Nama: latifa Mulya Marza
    Nim : 23129330
    BI-NS-0214
    Dari teks diatas selain menghibur juga memuat informasi penggunaan kata kapindiang. Dimana kata”kapindiang” ini memiliki dua makna pada teks tersebut yaitu ungkapan berupa serangga atau hewan yang suka menggigit dan kata “kapindiang” sebagai kata umpatan untuk menjelekkan atau untuk menghina orang lain.

  50. Cerita yang diambil dari kehidupan sehari hari tentang bima yang digigit kapindiang ini sangat menghibur.

  51. Cerita yang sangat menarik, cerita ini menggambarkan kehidupan orang Minang kabau tentang kapindiang. Meskipun begitu cerita ini juga memberitahukan kita bahwa kapindiang selain hewan juga bisa sebagai umpatan. Kemudian cerita ini juga menggambarkan kehidupan keluarga di suatu rumah antara bima dan Bu Ela.

  52. Izin menangggapi pak.
    Berdasarkan teks anekdot di atas mengenai “Alasan Logis : Kapindiang”, saya dapat memahami bahwa penulis menggukan kata “kapindiang” dimana kata tersebut merupakan bahasa Minangkabau. Teks anekdot yang disajikan sesuai latar belakang saya selaku pembaca (sesuai konteks). Pada teks anekdot tersebut dapat diketahui bahwa seorang ibu tetap menganggap anaknya seperti anak kecil walau anak tersebut bukan anak kecil lagi. Secara tidak langsung ungkapan kata kapindiang merujuk untuk mengumpat si anak atau mengumpat kapindiang itu sendiri. Adapun Lelucon pada teks tersebut membangkitkan selera humor tersendiri bagi saya.

  53. Sangat terharu sekali bima yang sudah umur 40 tahun masih deperhatikan oleh ibunya, dan kita menyadari bahwa kasih sayanng seorang ibu adalah sepanjang hayat

  54. Izin menanggapi pak
    Teks diatas menceritakan tentang dua pemaknaan kapindiang . Yang pertama disebut sebagai ulat yang menjijikan, karena dia berbentuk kutu yang juga suka menggigit. dan juga sebagai ungkapan kesal karena tingakah laku yang susah di atur dan orang yang suka bermalas-malasan.

  55. Devani, PPG G2 Kls Rima

    Dari cerita tersebut terkandung pesan moral bahwa kepedulian seorang ibu terhadap anaknya tidak terhingga, walaupun anaknya sedikit keras kepala tapi beliau tetap gigih dan memotivasi si anak agar sekolah.

  56. Dari teks anekdot “Alasan Logis: Kapindiang,” kita dapat mempelajari bahwa kepinding, atau serangga jahat yang disebut kapindiang, merupakan serangga jahat yang menghisap darah makhluk berdarah panas, termasuk manusia. Cerita ini juga menunjukkan bahwa serangga ini pernah maruyak di Indonesia, ketika zaman penjajahan Jepang, dan banyak masyarakat menggunakan karung goni sebagai bahan dasar pakaian, yang menjadi tempat tinggal bagi serangga ini.
    Selain itu, cerita ini juga menceritakan tentang kepercayaan yang diberikan kepada siswa-siswa, yang dapat mempengaruhi bagaimana siswa-siswa mengatasi kesulitan

  57. Dari teks anekdot “Alasan Logis: Kapindiang,” kita dapat mempelajari bahwa kepinding, atau serangga jahat yang disebut kapindiang, merupakan serangga jahat yang menghisap darah makhluk berdarah panas, termasuk manusia. Cerita ini juga menunjukkan bahwa serangga ini pernah maruyak di Indonesia, ketika zaman penjajahan Jepang, dan banyak masyarakat menggunakan karung goni sebagai bahan dasar pakaian, yang menjadi tempat tinggal bagi serangga ini.
    Selain itu, cerita ini juga menceritakan tentang kepercayaan yang diberikan kepada siswa-siswa, yang dapat mempengaruhi bagaimana siswa-siswa mengatasi kesulitan

  58. Nama : Zulvira Rahmadani
    NIM : 23033094
    Sesi : BI-NS-0102
    Ceritanya sangat bagus, karena menceritakan tentang hewan yang hidupnya hanya sebagai parasit pada manusia yaitu kutu busuk

  59. Baru tau asal usul lontaran “kapindiang” yang sering terdengar di kalangan saya

  60. Sangat bagus, terdapat banyak pilihan diksi dan kalimat yang sangat menarik, serta banyak informasi pengetahuan yang diselipkan disetiap kalimat dan paragrafnya 🙏

  61. Jihaan Faadhilah
    23016021
    Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
    Karena cerita ini kita tahu kalau binatang yang diciptakan tuhan itu semua ada tugasnya, jujur saya takut dengan “kipindiang”

  62. Nama : Yulia Eka Putri
    NIM : 23016953
    Sesi :GTBI -NS-2110
    Dapat kita simpulkan Teks “Alasan Logis: ‘Kapindiang'” memadukan humor dan budaya lokal Minangkabau, menggambarkan situasi sehari-hari dengan tokoh yang menggemaskan. Kisah ini sangat menarik karena menghadirkan kejutan identitas Bima sebagai kepala sekolah yang malas bangun pagi, ditambah lagi dengan serangan kepinding yang tak terduga. Amanat yang terkandung didalam cerita tersebut yaitu pentingnya tanggung jawab, terutama bagi seseorang yang memegang posisi penting, dan bagaimana humor bisa menjadi cara untuk menghadapi kesulitan.

  63. Nama: Suci Indah Lestari
    Nim: 23016048
    GWA: GTBI-NS-2110
    Cerita ini menyampaikan pesan tentang bagaimana kesulitan sehari-hari, seperti gigitan kutu busuk, bisa menjadi sumber frustrasi dan humor dalam kehidupan keluarga. Melalui interaksi antara Bu Ela dan Bima, terlihat bahwa masalah kecil seperti gigitan kutu busuk bisa menyebabkan gangguan besar, namun bisa dihadapi dengan kesabaran dan sedikit canda tawa. Bu Ela, meskipun tegas, menunjukkan kasih sayang dan kepeduliannya terhadap Bima, bahkan ketika ia menggoda putranya dengan sebutan “kapindiang”. Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu serius menghadapi masalah kecil dan selalu mencari sisi humor dalam setiap situasi.

  64. Nama: Zahwa Asysyifa
    Nim: 23016130
    GWA: GTBI-NS-2110
    cerita “Kapindiang” memberikan refleksi yang baik mengenai upaya menjaga identitas budaya lokal di tengah perubahan zaman. Pesan moral yang disampaikan dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.

  65. Cerita ini menceritakan tentang kepercayaan yang diberikan kepada siswa-siswa untuk mengatasi kesulitan, yaitu dengan cara membakar kapindiang. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu, masyarakat masih berpegang pada kepercayaan tradisional dalam menghadapi masalah.

  66. Nama : Tiara Amanta Wisesa
    Nim : 23016189
    GTBI-NS-2110
    Cerita ini menunjukan bagaimana Bu Ela mencoba mengerti alasan Bima dan bagaimana menghadapi masalahnya dengan cara yang lucu dan humoris.

  67. Nama: Della Febrina
    NIM: 24016072
    GWA: SIMAK-0124
    Ceritanya sangat menghibur, dan memikat saya untuk mau membaca teks seperti ini [anekdot] lagi. Bapak memang telaten dalam membuat sebuah karya. Saya benar-benar puas membaca cerita ini , Pak.

  68. cerita yang disajikan sangat menarik dan ada kesan lucunya juga. Saya sbg pembaca dari cerita ini merasa terhibur dan mendapatkan ilmu baru.

  69. Nama: Marrisa Oktavia
    NIM: 22016126
    MIKRO-0062

    Awalnya saya mengira Bima adalah anak SMA yang bakal sehingga membuat semua warga sekolah tidak menyukainya, ternyata Bima adalah kepala sekolah sekaligus jelmaan Kepinding yang meresahkan warga sekolah dan Ibunya sendiri

  70. Nama: Amilia Putri
    NIM: 24016002
    Teks anekdot “Kapindiang” ini sangat lucu dan menarik sekali. Teks ini memberitahu kita tentang hewan yang di beri nama kapindiang dalam bahasa minang. Kapindiang adalah serangga jahat yang menghisap darah makhluk yang mempunyai darah panas termasuk manusia. Teks ini juga memberikan pelajaran tentang seorang ibu yang peduli terhadap anaknya. Walaupun anaknya sudah tua tetapi dia tetap diperhatikan oleh ibunya. Sebagai anak kita tidak boleh bermalas-malasan dan kita harus rajin dalam bekerja.

  71. Nama: Nadiah Agmi Shidqi
    NIM: 22016132
    MIKRO 0063
    Umpatan atau kata kasar dalam bahasa Minangkabau yang digunakan oleh Bu Ela untuk mengungkapkan kesalnya kepada Bima yang terlambat bangun dan tidak mau ke sekolah. Penggunaan kata “Kapindiang” juga menunjukkan kasih sayang dan perhatian Bu Ela terhadap Bima, meskipun dengan cara yang santai dan humoris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *