Gerimis pada malam Minggu. Aku tersenyum sendiri. Entah mengapa ada rasa senang karena Bang Edi dan Bang Don sepertinya terkurung di rumah Kakek. Mereka membatalkan acaranya untuk kongkow-kongkow. Rencana itu Aku ketahui Sabtu siang, ketika Bang Edi meminta izin Ayah dan Ibu. Ternyata, sejak sore hari tadi hujan lebat. Menjelang Magrib teduh, namun gerimis kembali turun sesudah itu.
Sesudah Isya, Aku menuju ruang tengah. Setelah mengucapkan salam serta mencium punggung tangan Kakek dan Nenek, Aku menghampiri Bang Edi dan Bang Don untuk menyalami mereka. Lalu, Aku letakkan gelas minuman, susu cokelat, di atas meja. Enggan, merepotkan Nenek terus. Tampaknya Bang Edi sedang sibuk memelototi laptop. Mungkin, ada tugas atau entah apa. Malahan, sejurus kemudian, Bang Edi minta izin ke ruang lain untuk melanjutkan kesibukannya. Beda dengan Bang Don, yang justru mematikan laptop dan menutupnya.
Seperti dikomando, Kakek dan Nenek menutup novel yang dibacanya seraya memasukkan kertas pembatas penanda halaman akhir yang telah dibaca. Sepertinya, Kakek dan Nenek juga ingin memberi tahu apa novel yang dibacanya. Kedua orang sesepuh ini memperlihatkan sampul novel yang dibacanya. Kedua-duanya karya John Grisham. Novel yang dibaca Kakek “Para Pelindung (The Guardians)” sedangkan Nenek “Pulau Camino (Camino Island)”. Jenis novel yang tidak kusukai karena ceritanya terlalu kompleks dan menyangkut kehidupan orang-orang dewasa. Aku lebih suka karya-karya Rick Riordan atau John Green. Ya. Membaca itu memang sangat menyenangkan.
“Kiriman dari Agil tiga hari lalu”, kata Kakek. Agil itu panggilan keluarga besar kami untuk adik ibuku. Mungkin, Agil itu diserap dari Bahasa Jawa, Ragil, yang artinya bungsu. Anak Kakek dan Nenek paling bungsu, alias adik ibuku. Bahkan, kami, para cucu Kakek dan Nenek juga memanggilnya dengan Agil, bukan mamak, om, atau paman. Agil bekerja di perusahaan asing, bidang pemroduksian barang-barang elektronik, di Jakarta.
“Nah. Kek, itu. Cucumu mau tanya tentang … tentang e-ay, itu artificial intelligence. Tadi, menjelang Magrib ngomong ke Nenek”, kata Nenek sambil mengarahkan pandangannya ke Kakek.
Kakek mengerutkan dahi, “Oh. Tidak apa. Sebut saja AI. Kan, sudah dibahasaindonesiakan. Singkatan dari akal imitasi. Apanya yang mau Cu tanyakan tentang AI?” kata Kakek kepadaku.
“Bukan. Tunggu. Bukan itu. Itu mungkin nanti. Ini, Kek. Tadi Cu cerita ke Nenek tentang tugas dari guru Bahasa Indonesia. Itu, tiga hari lalu. Menulis teks berita ….” kataku yang langsung dipotong Bang Don.
“Ha. Ed-Jun pasti tidak pandai nulis berita ya. Walah …. Padahal guampang tu!” kata Bang Don dengan senyumnya yang khas.
Seperti biasa, Bang Don memanggilku Ed-Jun. Edi Junior karena Aku adik Bang Edi, temannya juga.
Aku agak kesal. Apa lagi melihat senyum Bang Don yang sepertinya mencemooh.
“Bukan! Tapi, … iya. Emhh … nilai tugas menulis berita Ali jelek. Sebab, bingung memahami perintah Pak Guru, ‘Tulislah berita tentang banjir’. Berita banjir apa yang mau Ali tulis? Tapi yang lebih membuat kesal itu, … kawan-kawan Ali nilai tugasnya bagus-bagus. Si Nov, Zal, Wim, juga Aprianto!” Kataku bernada ketus.
Tampaknya, Bang Don malah semakin bersemangat mencemooh. “Itu, tidak boleh. Tidak boleh kesal melihat nilai teman-teman lebih bagus. Sadari saja kemampuan kita. Kalau bingung nulis tentang banjir, tulis saja tentang banjir durian. Kan pernah, Ali mencari durian di kebun Om Ardipal? Berlimpah durian saat itu, kan? Asal jangan tentang banjir air mata!” Kata Bang Don yang membuat seisi ruangan tertawa. Kecuali Aku.
“Tapi, kan aneh! Masa, Nov nulis ‘Banjir di Jakarta’, Zal ‘Banjir di Kota Bogor’. Lebih hebat lagi, Aprianto. Beritanya tentang banjir di China. Terus, Wim. Beritanya tentang banjir di California. Kapan mereka ke Jakarta, Bogor, apa lagi China dan California?” Sergahku tidak puas.
“Tunggu. Tunggu. Kali ini Kakek memahami pemikiran dan perasaan Cu. Paham sekali. Tidak mungkin, berita itu dikarang-karang begitu saja. Berita kan tentang fakta, peristiwa yang luar biasa. Ya, tidak bisa kita karang-karang. Kakek jamin, kawan-kawan Cu itu pasti menconet dari internet. Iya, kan?” Tanya Kakek menoleh ke arahku.
“Iya. Benar. Benar, Kek. Padahal ada larangan membawa gawai ke dalam kelas. Tapi, kawan-kawan Ali itu sembunyi-sembunyi, membawa dan mengaktifkan gawai tanpa setahu Pak Guru.” Aku senang. Kakek membelaku. Tapi, kembali Aku merasa kesal mengingat nilai tugasku yang rendah.
“Lha. Pernah tu, Kakek menertawakan Nenek. Dulu. Dulu sekali. Waktu Nenek masih ngajar. Dua puluh, atau dua puluh lima tahun yang lalu, ya? Waktu itu, Nenek membawa pulang puisi-puisi karya siswa-siswa Nenek. Nenek perlihatkan ke Kakek, ada sekitar lima puisi yang menurut Nenek sangat bagus. Kakek pun kagum membaca puisi-puisi tersebut. Tapi, Agil. Ya Agil, saat itu SMP juga ikut membaca kemudian tertawa, menyatakan bahwa puisi-puisi itu ternyata syair lagu anak muda zaman itu!” Kata Nenek yang disambut tawa Kakek dan Bang Don. Aku hanya tersenyum. Masih agak kesal.
“Menurut Kakek, sekarang pun masih banyak guru yang seperti itu. Mereka itu, guru-guru ilmu gaib. Sim salabim. Abra kadabra. Langsung masuk fakta ke dalam kepala siswa!” Kata Kakek yang disambut tawa seisi ruangan. Apa lagi ketika Bang Don ikut nyeletuk, ‘Dosen juga. Banyak dosen ilmu gaib.’ Kali ini, mungkin tawaku yang paling keras. Kena tembak, Kakek. Kan, mantan dosen.
“Benar. Don ingat, waktu kelas 10 di SMA. Waktu itu, Bu Guru memberi tugas, ‘Tulislah biografi tentang tokoh terkenal. Boleh tentang tokoh nasional atau yang berasal dari darah ini!’ Ismail dapat nilai paling tinggi. Tulisannya, biografi tentang Bung Hatta. Tanpa setahu Bu Guru, ternyata Ismail menggunakan AI! Tidak banyak orang yang tahu tentang AI pada saat itu. Ismail anak orang kaya, anak bungsu. Kakaknya yang mengajarinya pakai AI.” Tutur Bang Don sambil mengangguk-anggukan kepala.
“Tentu saja. Bukan Ismail yang salah. Bu Gurunya yang salah. Bagaimana mungkin siswa menulis biografi seseorang tanpa adanya data yang layak tentang tokoh tersebut? Ya, pasti searching di internet atau pakai AI! Guru-guru ilmu gaib ya pasti dikadalin para siswa menggunakan ilmu digital. Internet, atau AI.” Kata Kakek menimpali omongan Bang Don.
Rasa kesalku karena nilai tugas menulis berita sudah mulai hilang. Namun, masih ada yang mengganjal.
“Kek, Nek. Ada lagi yang sering membingungkan Ali. Itu, emh … tentang definisi. Maksud Ali, guru hampir selalu mengajarkan sesuatu dengan menjelaskan definisi. Misalnya, definisi tentang puisi, ‘Puisi adalah suatu karangan yang terikat.’ Ali bingung. Mana ikatan itu? Apa ada tali?” Tanyaku sambil bergantian memandangi Kakek dan Nenek.
Nenek mengedipkan matanya ke arah Kakek. Kakek mengangguk. Namun, tidak segera memberikan penjelasan. Malahan menyisir rambutnya dengan kedua telapak tangannya. Tampaknya, sedang mencari kata-kata yang tepat.
“Maaf, ya Cu. Penjelasan tentang itu cukup panjang. Jangan sekarang. Kapan-kapan, ya. Malam ini, tentang hal yang tadi saja.” Kata Kakek sambil tersenyum memandangiku. Aku mengangguk.
“Ok, Kek. Sekarang tentang AI. Mudah-mudahan, Ed-Jun juga memahami obrolan tentang AI. Apakah Kakek juga memanfaatkan AI?” Tanya Bang Don penuh selidik.
“Ya. Beberapa tahun belakangan ini Kakek selalu pakai AI. Apa lagi ketika menulis. Kakek pakai, tu!” Kata Kakek tanpa tedeng aling-aling.
Bang Don agak kaget. Aku juga.
“Begini ya. Kakek pakai AI, misalnya mau menulis kata yang baku, yang benar, apakah ghaib atau gaib, salat atau shalat, dan sebagainya. Ketika menulis esai, Kakek juga melacak sumber referensi, konsep dasar suatu istilah, dan sebagainya itu pakai AI. Informasi awal itu Kakek tindaklanjuti, misalnya mencari referensi.” Jelas Kakek lebih lanjut.
“Kalau begitu, apakah siswa dan mahasiswa diperbolehkan pakai aplikasi berbasis AI, Kek?” Tanya Bang Don penuh rasa ingin tahu.
“Oh. Tentu. Bukan hanya diperbolehkan. Justru malah harus diajarkan. Ajarkanlah ke siswa yang sudah dewasa misalnya setingkat SMA dan mahasiswa bagaimana cara yang tepat memanfaatkan teknologi atau aplikasi berbasis AI. Tentu saja, para guru dan dosen juga harus up date pemahamannya dan keterampilannya memanfaatkan aplikasi berbasis AI. Tentang ini, sebenarnya Agil yang lebih paham. Nak Don, tentu harus tahu bahwa prompt input ketika memanfaatkan AI itu sangat menentukan hasilnya. Tunggu ….” Kata Kakek menghentikan perkataannya, menjangkau gelas di depannya dan meneguk pelan minumannya.
“Begini ya. Langsung saja. Coba ketik di aplikasi AI, perintah seperti ‘Tulislah puisi tentang keindahan’, hasilnya akan berbeda jika kita ketik input perintah ‘Tolong, tuliskan puisi tentang keindahan alam di Pantai Padang pada waktu sunset’. Jadi, orang yang pintar, akan lebih pintar jika memanfaatkan AI. Sebaliknya, orang yang bodoh, ya akan bertambah bodoh!” Kata Kakek sambil tersenyum arif.
“Jadi, boleh saja kita menyalin habis, meng-copas hasil kerja AI itu, Kek?” Tanya Bang Don.
“Nah. Itu dia. Tidak boleh. Dalam kasus tadi, tidak boleh. AI hanya alat bantu. Misalnya, kita baca, cermati apa keunggulan dan kelemahan puisi tadi, baru kita tulis semampu kita. Melakukan salin-rekat atau copas itu adalah penipuan. Berarti, pelaku itu menipu. Hayo, siapa yang ditipu?” Tanya Kakek sambil mengitarkan pandangannya.
Aku, dan sepertinya Bang Don juga, cukup bersemangat. Serentak menjawab, “Guru atau dosen!”
Kakek menggeleng-gelengkan kepala.
“Salah. Yang ditipu adalah diri-sendiri. Si Pelaku yang sebenarnya tidak mampu, menyatakan dirinya mampu dengan cara copas. Plagiasi itu bodoh, konyol, sekaligus jahat. Ia menipu dirinya. Jahat terhadap dirinya sendiri. Nenek tahu, itu. Apa akibatnya, Nek?” Tanya Kakek memandangi Nenek.
Nenek tersenyum, mengangguk-angguk sebelum menyatakan keyakinannya.
“Ya. Jika kita merasa bersalah karena telah menipu Tuhan, kita bisa bertobat. Tobat nasuha. Jika kita menyesal karena telah menipu orang lain, kita bisa minta maaf. Namun, jika kita menipu diri sendiri, apa lagi secara berkelanjutan, yakinlah akibatnya adalah penyesalan dan kebodohan.” Kata Nenek sambil mengedipkan matanya ke arahku.
Aku paham. Hari ternyata sudah mulai larut.
“Ya, sudah malam. Ingat ya, kelak Nak Don …, juga Cu! Ketika menyelesaikan pendidikan, baik S1, S2 atau S3, sesudah itu mencari pekerjaan. Pasti akan dites. Ada serangkaian tes. Pada saat itulah, kita dituntut untuk mempertanggungjawabkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan jenjang pendidikan dan dunia kerja yang kita masuki. Yang pasti, pada saat tes, tidak ada peluang menggunakan aplikasi AI dan internet.” Kata Kakek sembari tersenyum kepadaku.
Aku bangkit dari tempat duduk, menyalami, dan mencium punggung tangan dua orang sesepuh yang sangat kuhormati dan segani. Sesudah menyalami Bang Don, Aku mengucapkan salam dan menuju kamar tidur.
Puji Syukur ya Tuhan. Terima kasih, ya Tuhan. Engkau telah mengaruniakan kepadaku, dua orang sesepuh yang luar biasa. Yang selalu menginspirasiku dan memberikan pencerahan.
382 comments
Masyaallah keren pak ,, sangat inspiratif pak 🙏😊
Cerita ini begitu menarik untuk di baca, karena menyediakan berbagai informasi dalam satu cerita, seperti penggunaan AI hanya untuk mencari referensi tanpa menyalin habis seluruh isi AI. Selain itu cerita ini juga memberikan informasi mengenai penulisan teks berita dan biografi, seperti bagaimana bisa kita menulis teks berita di tempat A sedangkan diri sendiri berada di daerah B, begitu juga dengan biografi, seorang guru biasanya menyuruh murid untuk membuat biografi sedangkan data yang lengkap saja tidak ada.
Cerita ini menegaskan bahwa belajar tidak bisa instan atau “sim salabim” seperti yang disebut Kakek sebagai “guru ilmu gaib”. Pengetahuan harus dipahami, bukan sekadar dihafal atau dicopasAI boleh digunakan, tetapi sebatas alat bantu, bukan untuk menipu diri sendiri. Hal ini relevan sekali di era digital sekarang, di mana siswa sering tergoda untuk menyalin hasil AI tanpa memahami isinya. Cerita ini mengajak pembaca untuk berani jujur, bersabar dalam belajar, serta bijak menggunakan teknologi. Jadi, bukan hanya Ali yang belajar dari Kakek dan Nenek, tetapi pembaca juga mendapat pencerahan.
Cerita ini bagus banget dan sangat menginspirasi, yang dimana ia menegaskan bahwa belajar dengan AI itu tidak hanya belajar secara instan,tetapi kita sebagai pengguna harus dengan bijak menggunakannya dan memahami isi yang di berikan oleh AI tersebut.
Saya setuju dengan pandangan tokoh kakek dalam cerita ini. Ai harus di kelola dengan tepat jikalau ingin berdampak baik bagi pembelajaran dan kehidupan. Sebagai manusia kita juga memiliki batas dan kurangnya kecepatan dalam menyerap sesuatu. Disinilah peran teknologi (AI) yang berfungsi membantu manusia, asalkan dengan ketentuan dan etika yang sesuai. Namun, disisi lain masih banyak orang menganggap AI ini tantangan yang dapat menghancurkan generasi, tapi menurut saya tidak, ini adalah peluang besar yang harus kita manfaatkan dan kembangkan bersama ke arah yang lebih postif. Generasi muda yang digadang-gadang sebagai digital natives, melek dengan teknologi, hendaknya mampu memanfaatkan peluang besar ini.
Terima kasih, atas bacaan yang membuka banyak sudut pandang ini.
Pengetahuan harus dipahami, bukan sekadar dihafal atau dicopasAI boleh digunakan, tetapi sebatas alat bantu, bukan untuk menipu diri sendiri. Hal ini relevan sekali di era digital sekarang, di mana siswa sering tergoda untuk menyalin hasil AI tanpa memahami isinya.
Cerita ini sangat menginspirasi kita sebagai mahasiswa untuk berhati-hati dalam proses kegiatan perkuliahan. Dimana sekarang ini adalah masa dimana teknologi sangat maju membuat kegiatan apapun tidak bisa terlepas dari yang namanya teknologi terumata AI. Banyak dari mahasiswa yang membuat tugas hanya menyalin datibAI tanpa dicek kembali apakah itu nyata atau tidak. Tapi kita sebagai mahasiswa tidak boleh langsung menyalin semua, Sebaiknya AI ini hanya dijadikan sebagai asisten seperti yang sudah disebutkan tokoh kakek dalam cerita ini
Cerita ini sangat menarik dan tentunya inspiratif, terutama bagi anak-anak muda yang merupakan generasi penerus bangsa, jika menggunakan AI itu harus bijak tidak bisa asal copas. Jangan sampai kita sebagai generasi penerus bangsa menjadi budak AI, seperti yang dijelaskan oleh kakek tadi bahwa AI itu hanyalah alat bantu semata.
Ceritanya bagus dan menginspirasi, karena penggunaan teknolpgi seperti Ai bisa membantu proses pembelajaran agar lebih mudah. Namun, seharusnya digunakan dengan lebih bijak lagi, bukan sebagai jalan pintas dengan langsung meng-copy paste.
Cerita ini sangat menarik, apalagi untuk kalangan remaja dan jug calon pendidik. Dalam cerita ini terdapat beberapa pesan moral yang dapat kita ambil. Salah satunya yaitu, kita harus bijak salam menggunakan Al, boleh menggunakan Al tapi sebagai media untuk membantu mencari referensi, memeriksa EYD pada tulisan, atau sebagainya, bukan menggunakan Al hanya untuk menyuruh Al mengerjakan tugas kita dan langsung di copy. Cerita ini juga menggunakan bahasa kiasan sehingga membuat cerita “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib” lebih menarik untuk dibaca.
Cerita ini isinya tentang nasihat kakek supaya siap menghadapi tes hidup dengan kemampuan sendiri, tanpa bergantung pada teknologi. Tokohnya juga digambarkan menghormati orang tua dengan menyalami dan mencium tangan, lalu bersyukur kepada Tuhan. Pesannya sederhana tapi bermakna.
Sangat bermanfaat sekali pakk
cerita ini begitu menginspirasi, apalagi untuk calon pelajar untuk jujur dan tidak sembarangan menggunakan ai. kita harus bisa lebih bijak dalam menggunakannya dan bisa membedakan men-copas dan mencari referensi.
cerita ini sangat menarik menurut saya, karna di dalam cerita ini kita di ajarkan untuk menggunakan AI dengan bijak, karna di dalam AI terdapat apapun yang kita cari mulai dari yang baik dan gak baik, jadi dicerita ini juga mengajarkan kita untuk lebih bijak dan tidak sembarangan dalam menggunakan AI.
Cerita ini memberikan nasehat agar menggunakan kecerdasan buatan (AI) dengan cermat, yang dimana kita menjadikan (AI) ini sebagai rekan dalam belajar untuk menambah ilmu pengetahuan, bukan sebagai tempat untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen atau guru lalu kita salin tempel (copy paste) saja, tetapi membuka pemahaman dan mencari sebuah fakta baik itu berupa link artikel, pengertian dari tugas yang akan dibuat, memahami syarat-syarat, ciri-ciri, dan sebagainya untuk membantu kita menjadi paham tentang maksud dan tujuan dari tugas yang diberikan oleh guru atau dosen
Cerita yg sangat menarik dan benar2 sesuai di era sekarang yg apa2 serba mwnggunakan AI di posisi pendididk, yaitu Pembelajaran yg perlu di update buat pra mendidik untuk adaptasi dan bagaimana kta sbg pengguna mnggunakan teknologi ini sebaik mungkin
Ceritanya sgt inspiratif krn didalamnya memberikan pesan agar pintar menggunakan AI yaitu memanfaatkannya sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan, sambil ttp memahami dan mengolah informasi yg dihasilkan agar tidak bergantung pada plagiasi atau kehilangan pemahaman sendiri.
Cerita ini menegaskan bahwa belajar tidak bisa instan atau “sim salabim” seperti yang disebut Kakek sebagai “guru ilmu gaib”. Pengetahuan harus dipahami, bukan sekadar dihafal atau dicopas. AI boleh digunakan, tetapi sebatas alat bantu, bukan untuk menipu diri sendiri. Hal ini relevan sekali di era digital sekarang, di mana siswa sering tergoda untuk menyalin hasil AI tanpa memahami isinya.
cerita ini sangat menginspirasii para pelajar terutama sekali para gen z yang terlalu mengandalkan AI padahal AI juga ada salahnya tapi para pengguna tetap percaya dan langsung menconpas apa yang di dapatkan dari AI itu tanpa mengoreksi dan tidak mencari tau apa yang didapatkan itu benar apa itu salah,sebaiknya gunakan AI sebagai referensi saja
Komentar saya tentang cerita ini adalah kita harus menggunakan gawai dengan bijak sana dengan bijak sana kita bisa mengasah kemampuan kita Dengan menggunakan AI.
Ceritanya Sangat bagus dan isnfiratif,kita boleh menggunakan AI utk sekedar alat bantu saja,jangan menjadikannya sebagai bahan utk TDK berfikir TPI kemampuan kita juga harus di pakai dan dimanfaatkan
Cerita sangat menarik karena bukan hanya menghadirkan interaksi sederhana di ruang keluarga, tetapi juga memuat pesan mendalam tentang kejujuran dalam belajar, sikap kritis terhadap tugas sekolah, serta pemanfaatan teknologi modern seperti AI secara tepat. Kehadiran tokoh Kakek dan Nenek menambah nilai moral yang kuat, terutama tentang pentingnya tidak menipu diri sendiri dan menjadikan teknologi sebagai alat bantu, bukan jalan pintas.
cerita ini sangat menarik untuk dibaca karena kita bisa tau berbagai informasi seperti penggunaan AI dan seberapa besar peranan AI harus nya ada di dalam kehidupan kita ,juga cerita ini menegaskan kita kalo AI itu hanya untuk membantu bukan dapat secara instan.cerita ini juga menceritakan gimana kita bersikap jujur dan tidak hanya bisa instan seperti guru gaib yang di bilang kakek
Menurut saya, cerita “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib” sangat menarik karena menggambarkan bagaimana seorang anak bernama Ali berjuang mengerjakan tugas sekolah tentang menulis berita banjir. Ali merasa kebingungan, apalagi ketika melihat teman-temannya justru mendapat nilai bagus meski menulis tentang banjir di tempat jauh. Situasi ini membuat saya menyadari bahwa belajar memang tidak bisa ditempuh secara instan atau hanya dengan meniru. Di cerita itu, AI digambarkan sebagai “Akal Imitasi”, yang sebenarnya hanya bisa membantu sebatas alat, bukan menggantikan pemikiran manusia. Menurut saya, pesan yang ingin disampaikan adalah kita harus bijak menggunakan teknologi, termasuk AI, agar benar-benar membantu proses belajar, bukan sekadar menyalin tanpa memahami. Dari kisah Ali dan nasihat keluarganya, saya merasa bahwa keberhasilan belajar justru terletak pada kejujuran, usaha mandiri, dan kesabaran dalam memahami, bukan dari jalan pintas atau trik instan.
Cerita ini mengajarkan kita untuk bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak, bertanggung jawab dan belajar untuk jujur dengan kemampuan sendiri.
Ceritanya inspiratif sekali pak, luar biasa. Kasus yang banyak terjadi di kalangan siswa, sebagian siswa ingin membuat tugas dengan cara mencontek saja
Saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa “plagiasi adalah penipuan terhadap diri sendiri”. Sebagai mahasiswi, saya merasa diingatkan untuk tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berintegritas. Cerita ini menjadi refleksi bahwa teknologi hanyalah alat, dan karakter kitalah yang menentukan bagaimana menggunakannya secara bijak. Sangat inspiratif!
Cerita ini sangat inspiratif pak, karena dalam teks dialog keluarga yang menarik, ini berisi tentang pentingnya jujur ketika dalam belajar dan tidak menyalahgunakan fungsi AI.
Cerita ini bukan hanya menginspirasi tapi juga mengingatkan, bahwa sebagai mahasiswa harus cermat dalam menggunakan AI, agar tidak menjerumuskan diri sendiri.
pesan yang dapat saya ambil dari cerita ini adalah kita boleh menggunakan AI tapi tidak dengan meng copasnya habis habisan karna itu akan berdampak buruk pada kita sesuai kata-kata “orang yang pintar akan tambah pintar, orang yang bodoh akan tambah bodoh”
jadi manfaatkanlah AI untuk referensi, mencari kelemahan dll tapi tidak dengan meniru 100%
sekian yang dapat saya simpulkan dalam cerita inspiratif ini
Cerita ini hangat dan inspiratif, menekankan pentingnya kejujuran dalam belajar serta bijak memanfaatkan AI. Dialog keluarga yang ringan membuat pesan tentang pendidikan, teknologi, dan nilai kekeluargaan tersampaikan dengan indah.
Terdapat sebuah pernyataan yang ada pada teks yaitu pengunaan “AI” pada lingkungan sekolah atau kampus, saya setuju para guru harus lebih update lagi agar tidak gampang di akali oleh para murid, dan guru juga harus mengajarkan siswa tentang penggunaan “AI” pada zaman teknologi sekarang ini yang pastinya ke hal yang positif. Dan satu lagi gunakan “AI” tanpa memperbodoh diri sendiri, jadikan sebagai referensi bukan sebuah bukti langsung.
cerita ini sangat membantu karena dengan cerita ini kita jadi paham bagaimana penggunaan AI pada kehidupan, penggunaan AI sangat berguna tapi menurut saya menggunakan AI dengan tidak benar akan membuat kita terjerumus dari penggunaan AI ini salah satunya kita tidak bisa lagi berpikir kritis karena sudah ketergantungan dengan selalu memanfaatkan AI. Menggunakan AI boleh tapi harus dibatasi dan diuji coba Dengan menggunakan pikiran kita sendiri
Jadi bijaklah menggunakan Teknologi Ai dan kembangkan kreativitas mu dengan menggunakan AI sebagai referensi saja
cerita ini sangat menginspirasi bagi remaja terutama bagi calon pendidik.kita harus bijak dalam menggunakan AI,karena AI yg digunakan dengan tepat bisa membantu kita dalam menyelesaikan tugas dengan cepat,tapi penggunaan AI tidak juga boleh terus terusan karena kita juga butuh berpikir tanpa harus bergantung pada teknologi.
Wah, bagus dan menarik sekali tulisannya. Dari beberapa prosa yang sudah saya baca, tulisan di atas begitu bagus, tapi, dan memuat pesan yang pas.. Ditinjau dari kepenulisan: gaya bahasa, ejaan, tanda baca, dll sudah sangat baik. Tidak seperti prosa lain yang cenderung memuat konsep bebas dari hukum tulis ejaan. Tulisan “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib” Ini sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan. Ditinjau dari isi, apalagi. Jangan ditanya. Bagus sekali, tulisan di atas memuat pesan moral. Tidak hanya menyinggung tentang fenomena sosial pada siswa dan mahasiswa yang egois dalam menggunakan teknologi AI, tidak mau tahu. Asal plek ketikplek, pun menyinggung bagaimana seorang guru dan dosen mestinya up to date dalam pembelajaran teknologi. Luar biasa.
Tulisan diatas menarik, karena membahas mengenai cara penggunaan AI agar tidak menipu diri sendiri karena me copas atau menyalin karya. karena zaman sekarang gen Z selalu mengandalkan AI atau menyalin jawaban dari AI, sebagai mahasiswi saya merasa diingatkan untuk tidak hanya pintar di akademik tapi pola pikir juga harus mantap dan teknologi itu hanya alat bantu AI hanya alat bantu.
Cerita ini sangat inspiratif dan mengandung pesan moral yang dalam, termasuk penggunaan AI secara bijak, AI dapat mempermudah pekerjaan dan pembelajaran, Namun, manusia tetap harus bijak menggunakannya agar tidak malas berpikir. Di dalam cerita ini, juga diingatkan agar kita tidak melakukan plagiasi, karena plagiasi adalah cara kita untuk menipu diri sendiri.
Betul sekali seperti yang sudah tercantum di cerpen di atas, cerpen ini membuka mata kita tentang bagaimana teknologi khususnya AI bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, ia adalah alat bantu yang luar biasa canggih, mampu mempercepat kerja dan memudahkan kita dalam mencari ide. Namun di sisi lain, ketika kita hanya menyalin mentah-mentah tanpa proses olah pikir, kita sedang menipu diri sendiri. Kita kehilangan kesempatan untuk berlatih bernalar, berkreasi, dan membangun jati diri melalui tulisan.
MasyaAllah ceritanya sangat bagus sekali, memiliki makna yang mendalam sesuai dengan perkembangan zaman, yang mana pada saat ini permasalahan Ai telah banyak dibahas, ada yang bagi sebagian orang yang pernah merasakan bagaimana rasanya ketika nilai rendah tapi nilai teman tinggi karena AI, dicerita ini dapat membuat seseorang yang pernah merasakan cerita seperti itu termotivasi karena org yg mencopy paste karya org lain adalah org yang membohongi diri sendiri, dan kelak tidak punyaaa keterampilan yang akan dipertanggungjawabkan. Cerita nya sangat bagus sekali, komplit dan punya makna yang mendalam digabungkan dengan beberapa kalimat kalimat pperumpamaan yang membuat cerita tersebut menjadi mengajak pembacaaa menelaah perumpamaan tersebut. Bagusss
benar sekali pak AI memang membawa dampak positif seperti kemudahan dalam mengakses beberapa hal seperti mencari materi untuk belajar tetapi banyak siswa atau mahasiswa menggunakan AI bukan sebagai referensi melainkan langsung copy paste semua jawaban yang AI tersebut berikan, padahal itu adalah pembohongan atau penipuan yang dapat merugikan penggunanya sendiri.
“Plagiasi adalah penipuan bagi diri sendiri.”Pernyataan tersebut sangat relevan di era digital saat ini. Plagiat memang bukan hanya mencederai kejujuran akademik, tetapi juga merugikan diri sendiri karena menghambat proses belajar yang sebenarnya. Dengan berkembangnya teknologi seperti AI, kita memang dituntut untuk semakin bijak dalam menggunakannya bukan menjadikan malas dalam berfikir.
Cerita ini sangat menginspirasi, apalagi di zaman sekarang ini banyak orang tidak bijak dalam memanfaatkan teknologi. Dengan adanya cerita ini menyadarkan kita bahwa teknologi itu hanyalah sebuah alat yang perlu kita gunakan secara bijak dan tepat!
Secara keseluruhan, cerita ini memberikan pesan yang positif tentang pentingnya kejujuran, kerja keras, dan hubungan yang baik antara generasi. Semisalkan hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara sang protagonis dengan dua orang sesepuh yang dihormati, Nenek dan Kakek. Gaya penulisannya juga sangat menarik dan tidak membosankan, kalimat yang tidak bertele” membuat generasi zaman kini akan lebih mudah menghayati dan tidak mudah jenuh dalam menghadapi dan menuangkan ide dalam karya sastra di era teknologi yang semakin canggih.
Cerita ini sangat menarik, dalam cerita ini tidak hanya untuk menghibur melainkan untuk menyadarkan kita tentang pemanfaatan AI. Cerita ini juga membuka kesadaran kita tentang guru ilmu gaib. Sekarang banyak sekali pelajar yang menggunakan AI tanpa di filter lagi. Betul kata kakek, kita boleh menggunakan AI tapi sebagai pembantu kita bukan otak kita
Saya sangat suka dengan cerita ini, mengajarkan kita untuk tidak hanya mengandalkan teknologi, tapi juga memahami nilai-nilai dasar seperti kejujuran dan tanggung jawab, maupun bijak dalam menggunakan teknologi, terutama AI. Kakek dan nenek dalam cerita ini benar-benar menjadi contoh yang baik untuk kita semua.
Terdapat sebuah pernyataan yang ada pada teks yaitu pengunaan “AI” pada lingkungan sekolah atau kampus, saya setuju para guru harus lebih update lagi agar tidak gampang di akali oleh para murid, dan guru juga harus mengajarkan siswa tentang penggunaan “AI” pada zaman teknologi sekarang ini yang pastinya ke hal yang positif. Dan satu lagi gunakan “AI” tanpa memperbodoh diri sendiri, jadikan sebagai referensi bukan sebuah bukti langsung.
Cerita ini sangat bagus untuk di baca karena di dalam teks cerita ini mengajarkan kita untuk bisa percaya pada kemampuan diri sendiri. Jika kita di berikan tugas untuk mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah sesuai dengan kemampuan yang kita miliki bukan malah menyalin jawaban dari AI. Yang mana itu sama saja kita membohongi diri kita sendiri. Seharusnya dari kemudahan yang di berikan AI kita bisa memanfaatkannya untuk mencari pengetahuan baru yang sebelumnya tidak kita ketahui seperti yang di lakukan oleh kakek dalam cerita di atas.
cerita diatas mengajarkan tentang nilai kejujuran dan bagaimana menggunakan teknologi yg baik dlm pendidikan.
cerita ini sangat bagus sekali, dan bisa membuat kita sadar, bahwa melihat AI sangatlah bisa merugikan diri sendiri
Cerita ini sangat inspiratif, sebagai seorang mahasiswa saya merasa diingatkan untuk lebih bijak dalam penggunaan AI. Cerita ini menjadi refleksi bahwa teknologi hanyalah alat, dan karakter kitalah yang menentukan bagaimana kita menggunakan AI secara bijak. Keren sekali pak🙏😊
Saya sangat terkesan dengan judul cerita yang disajikan, cukup menarik perhatian pembaca saat pertama kali melihat judulnya. Cerita ini dibungkus dengan dialog hangat sebuah keluarga yang membahas tentang Artifical Intelegency yang jika di Indonesiakan menjadi akal imitasi. AI hanyalah alat bantu yang digunakan untuk menunjang pendidikan bukan untuk menggantikan kemampuan manusia dalam berpikir kritis, terutama sebagai mahasiswa. Dimana saat ini AI dianggap bisa menyajikan setiap hal secara instan, namun kita juga harus memahami etika digital. Tak hanya Mahasiswa yang harus melek dengan AI tapi guru/dosen juga harus update akan perkembangan.
Gaya bahasa yang digunakan sederhana dan midah dipahami
Saya setuju dengan pernyataan kakek dalam
cerita tersebut bahwasannya penggunaan AI hanyaa sekedar membantu mencari ide atau inspirasi serta kekeliruan. Penggunaan AI, pengimplikasikannya menentukan pola pikir seseorang dalam mencerna dan mengelolah sebuah masalah .
cerita ini sangat inspiratif pak , berkaitan dengan Plagiasi saya sangat setuju sekali.plagiasi hanya akan membuat orang-orang semakin bodoh mereka membuat diri mereka sendiri tertipu dengan plagiasi.
Cerita ini begitu menarik untuk di baca, karena menyediakan berbagai informasi dalam satu cerita, seperti penggunaan AI hanya untuk mencari referensi tanpa menyalin habis seluruh isi AI. Selain itu cerita ini juga memberikan informasi mengenai penulisan teks berita dan biografi, seperti bagaimana bisa kita menulis teks berita di tempat A sedangkan diri sendiri berada di daerah B, begitu juga dengan biografi, seorang guru biasanya menyuruh murid untuk membuat biografi sedangkan data yang lengkap saja tidak ada.
Ceritanya sangat bagus dan inspiratif.
Saya setuju bahwa AI hanya alat bantu, kita tidak boleh menyalin atau copas karna itu bentuk dari penipuan terhadap diri sendiri karna merasa dirinya tidak mampu, tapi menyatakan dirinya mampu dengan cara copas.
Cerita ini tidak hanya menyinggung tentang penggunaan AI yang dilakukan siswa, tapi juga menyinggung bagaimana seorang guru dan dosen yang lebih harus menguasai dan memahami dalam pembelajaran teknologi. kerennnnnn
“….Misalnya, kita baca, cermati apa keunggulan dan kelemahan puisi tadi, baru kita tulis semampu kita…. ” Saya sangat setuju dengan pernyataan dari Kakek tersebut. AI memang dapat menjadi referensi apa pun hal yang ingin kita kuasai atau cari tahu. Namun, pada kenyataannya banyak dari kita hanya copy paste hasil jawaban dari AI tersebut tanpa meproduksi ulang.
Cerita ini sangat menarik, apalagi untuk kalangan remaja dan juga calon pendidik. Dalam cerita ini terdapat beberapa pesan moral yang dapat kita ambil. Salah satunya yaitu, kita harus bijak salam menggunakan AI, boleh menggunakan AI tapi sebagai media untuk membantu mencari referensi, memeriksa EYD pada tulisan, atau sebagainya, bukan menggunakan AI hanya untuk menyuruh AI mengerjakan tugas kita dan langsung di copy. Cerita ini juga menggunakan bahasa kiasan sehingga membuat cerita lebih menarik untuk dibaca.
Cerita ini relavan dengan kehidupan mahasiswa sekarang. Seperti yang dikatakan oleh kakek, “AI adalah alat bantu”. Pesan yang disampaikan juga mudah dipahami, dan ditambah adanya sindiran halus. Cerita ini meninggalkan pesan bahwa tidak salah menggunakan AI, namun bagaimana cara kita menggunakannya. AI hadir sebagai alat bantu, bukan untuk disalin mentah mentah. Sebagai mahasiswa, tentunya kita harus memiliki sikap kritis dan jujur.
Cerita bapak sangat bermanfaat dan mengedukasi. Melalui dialog para tokoh kita belajar untuk tidak membodohi diri sendiri. Di era digital yang semakin canggih ini, sesuatu yang instan memang mudah didapat. Namun, kita sebagai manusia akan tertinggal bila tidak bijak dalam mengunakan teknologi tersebut. Kita juga harus mampu bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan. Memang akan susah untuk beradaptasi pada awalnya. Namun, semakin sering belajar kita pasti bisa.
cerita nya sangat menarik dan sangat menginspirasi kita semua untuk menyadari hal-hal kecil seperti pentingnya pengetahuan dan imajinasi dalam proses pembelajaran. Dan dalam cerita ini kita di harus menyadari bahwasanya ketika belajar masih memerlukan bimbingan guru yang ahli agar pengetahuan yang kita cari dan dapatkan tidak menyimpang. Pada cerita ini juga kita diminta untuk mengutamakan ilmu dengan dasar-dasar yang kuat dan sumber yang terpercaya dalam belajar.
Cerita ini sangat inspiratif. Pesan tersampaikan dengan baik karena menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami. Saya setuju bahwa AI hanya alat bantu dan kita juga perlu memahami cara menggunakan AI di zaman sekarang.
Cerita ini sangat inspiratif, Karena jaman sekarang mahasiswa sering sekali copas tugas dari AI padahal itu bisa menipu diri sendiri dan sehingga tidak paham apa yang di pelajari.
Cerita ini sangat inspiratif dan mengandung pesan moral yang dalam, termasuk penggunaan AI secara bijak, AI dapat mempermudah pekerjaan dan pembelajaran, Namun, manusia tetap harus bijak menggunakannya agar tidak malas berpikir. Di dalam cerita ini, juga diingatkan agar kita tidak melakukan plagiasi, karena plagiasi adalah cara kita untuk menipu diri sendiri.
Cerita ini sangat menarik dan inspiratif dari segi gaya bahasanya dan makna ceritanya. Cerita ini juga menggunakan kata anak zaman sekarang seperti “guampang tu!”. Cerita ini tidak hanya menyinggung siswa tetapi juga mahasiswa yang egois menggunakan AI yang dimana apapun masalahnya menggunakan AI. Cerita ini bisa menyadarkan kita untuk tidak selalu menggunakan AI tetapi kita harus berfikir dengan cara sendiri.
Tugas berita yang di suruh oleh guru atau dosen, lebih baik ditulis berdasarkan fakta yang ada. Artificial intelligence atau AI seharusnya di gunakan dengan baik dan jangan copas semuanya. Ketika kita mencari ide-ide, alangkah baiknya melacak terlebih sumber referensi, konsep dasar suatu istilah, dan sebagainya itu. Jangan copas secara keseluruhan. Gunakan AI sebaik mungkin, dan jangan terpaku pada hasil AI.
Cerita ini sangat menarik karena bagaimana pemanfaatan teknologi atau aplikasi berbasis AI. Cerita ini menjadi refleksi bahwa teknologi hanyalah alat, dan karakter dan kitalah yang menentukan bagaimana menggunakannya secara bijak. Sangat menginspirasi.
Cerita ini sangat bagus, kita dapat memahami bahwa AI ini hanya sebagai alat bantu saja, orang yang melakukan plagiat akan menipu diri sendiri karena hasil yang dia dapatkan bukan berasal dari karya sendiri melainkan karya orang lain.
Cerita yang sangat menarik dan memiliki pesan moral yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
Cerita ini sangat bermanfaat dimana ia mengajarkan kita untuk lebih bisa untuk memanfaatkan Ai dengan lebih baik agar kita dibodohi oleh AI yang saat ini semakin berkembang
Cerita ini memiliki makna yang mendalam sesuai dengan perkembangan zaman, yang dimana pada saat ini permasalahan Ai sangat banyak dibahas, apalagi ada sebagian orang yang pernah merasakan bagaimana rasanya ketika nilai kita rendah sedangkan nilai teman yang lain tinggi karena AI, orang yang mencopy paste karya orang lain adalah org yang membohongi diri sendiri, dan kelak tidak punya keterampilan yang akan dipertanggungjawabkan. Cerita nya sangat bagus, komplit dan punya makna yang mendalam dan di cerita ini ada beberapa kata perumpamaan menjadikan cerita ini menarik.
Cerita ini sangat menarik dan memiliki pesan yang mendalam karena, sejalan dengan kondisi yang terjadi di jaman sekarang. Kemajuan teknologi tidak dapat dihindari, namun, bijaklah dalam menggunakan kemajuan tersebut.
Ceritanya menarik dan inspiratif dilihat dari segi bahasanya sudah bagus.
Cerita ini jga mengandung pesan moral tentang penggunaan teknologi yaitu “Al adalah alat bantu”
Kita harus pintar menggunakan Al bagaimanapun Al digunakan sebagai penunjang pembelajaran bukan untuk menggantikan manusia untuk berpikir kritis
Cerita ini mengingatkan kita, apalagi bagi para mahasiswa, tentang sikap dalam penggunaan AI, yang mana AI hanyalah alat bantu, bukan untuk disalin sepenuhnya. Jadi kita tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada AI.
Menurut saya cerpen ini asik dibaca, ringan tapi banyak makna. Ceritanya tentang keluarga, tapi nyambung juga sama isu sekarang soal AI di pendidikan. Pesan yang aku tangkap: AI itu cuma alat bantu, bukan buat nyontek mentah-mentah. Bahasanya juga enak, ngalir, jadi gampang dipahami.
Cerita ini sangat bagus dan menginspirasi, di cerita ini kita diajarkan bahwa AI itu sebagai alat bantu dan referensi kita dalam mencari informasi disaat kita mengerjakan sesuatu, misalnya dalam membuat karya esai. AI tidak bisa kita jadikan patokan utama dalam mencari infromasi. Dan di cerita ini diajarkan bahwa guru harus mampu mengawasi dan mengajarkan peserta didiknya dalam menggunakan AI.
Cerita ini sangat bagus dari dua sudut pandang menurut saya, jika dibaca seorang guru, maka seharusnya menjadi tamparan dan pembelajaran bagi seorang guru karna tidak dapat mengetahui batas kemampuan siswa dan bisa dikatakan “asal memberi nilai”. Namun cerita ini bisa menjadi pembelajaran kedepannya agar para guru lebih memperhatikan siswanya.
Bagi para siswa juga menjadi pembelajaran moral, sesuai dengan teks cerpen, jik membohongi diri secara berkelanjutan akan bagaimana nantinya?
Dari cerita ini, tersurat bahwa kita harus lebih pintar dari AI saat menggunakannya, agar kita tak dibodohi dan dikendalikan balik oleh AI. Contohnya, ketika mencari suatu informasi menggunakan AI — jangan mengambil mentah-mentah hasil yang diberikan oleh AI tersebut, dan jangan sepenuhnya terpaku serta percaya pada AI.
Menurut saya cerita ini sangat menarik, karena dapat melihat dari berbagai sisi. Seperti para siswa yang mengambil jalan pintas dengan membuat tugas menggunakan ai, dan para guru yang memberikan tugas tanpa memikirkan mungkin atau tidaknya tugas itu dikerjakan. Ditambah lagi menjelaskan bahwa sebenarnya pemanfaatan ai bukan sesuatu yang dilarang, asalkan digunakan secara bertanggung jawab
Cerita ini sangat bagus dan menginspirasi, di cerita ini kita diajarkan bahwa AI itu hanyalah sebagai alat bantu dan referensi kita dalam mencari informasi disaat kita mengerjakan sesuatu, misalnya dalam membuat karya esai. AI tidak bisa kita jadikan patokan utama dalam mencari infromasi. Dan di cerita ini diajarkan bahwa guru harus mampu mengawasi dan mengajarkan peserta didiknya dalam menggunakan AI.
Ceritanya menarik dan sangat inspiratif dari cerita tersebut mengajarkan untuk lebih bijak dalam menggunakan AI, tidak seharusnya ketergantungan dengan AI.
Cerita ini mengingatkan kita, apalagi bagi para mahasiswa, tentang sikap dalam penggunaan AI, yang mana AI hanyalah alat bantu, bukan untuk disalin sepenuhnya. Jadi kita tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada AI.
Cerita ini juga mengingatkan kita akan kejujuran.
Cerita ini keren banget karena menceritakan interaksi antara kakek, nenek, dan cucunya yang bernama Ali, serta Bang Edi dan Bang Don. Mereka membahas topik-topik menarik seperti nilai pendidikan, penggunaan teknologi, dan plagiasi. Kakek dan nenek Ali berperan sebagai sumber kebijaksanaan dan pengalaman, memberikan nasihat dan pandangan yang berharga.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah kita harus jujur dan tidak menipu diri sendiri atau orang lain, terutama dalam konteks akademis dan penggunaan teknologi. Kita juga harus tahu cara menggunakan teknologi dengan bijak dan tidak menyalahgunakannya. Plagiasi itu nggak bagus, karena kita harus mempertanggungjawabkan pengetahuan dan keterampilan kita sendiri.
Cerita ini juga menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam membentuk nilai-nilai dan karakter anak-anak. Kakek dan nenek Ali memberikan contoh yang baik tentang bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak dan bagaimana menjadi orang yang jujur dan bertanggung jawab. Kita bisa belajar dari pengalaman mereka dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Cerpen ini sederhana tapi sarat makna. Lewat dialog hangat antara cucu, kakek, nenek, dan Bang Don, tersampaikan pesan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan sesuatu yang bisa disalin mentah-mentah. Kakek dan Nenek digambarkan bijak, menekankan pentingnya kejujuran dalam belajar dan hidup. Bahasa cerpen mengalir alami, seperti obrolan sehari-hari, meski agak panjang di beberapa bagian. Pesan utamanya jelas: menipu diri sendiri dengan cara instan hanya akan berakhir pada penyesalan.
Cerpen ini sederhana tapi sarat makna. Lewat dialog hangat antara cucu, kakek, nenek, dan Bang Don, tersampaikan pesan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan sesuatu yang bisa disalin mentah-mentah. Kakek dan Nenek digambarkan bijak, menekankan pentingnya kejujuran dalam belajar dan hidup. Bahasa cerpen mengalir alami, seperti obrolan sehari-hari, meski agak panjang di beberapa bagian. Pesan utamanya jelas: menipu diri sendiri dengan cara instan hanya akan berakhir pada penyesalan
Cerita ini sangat mengispirasi banget, karena cerita ini membuka mata kita bahwa kita tidak boleh bergantungan dengan namanya AI
Cerita yang dijelaskan adalah mengenai permasalahan yang marak terjadi saat ini, yaitu penggunaan AI ditangan yang tidak tepat terutama bagi murid dan mahasiswa yang memberikan dampak negatif seperti kebergantungan tanpa adanya usaha. Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan, salah satunya “Apakah AI dapat menggantikan seorang pendidik dalam menjelaskan materi?”, tetapi terlepas dari semua itu AI cukup membantu seperti mencari materi pembelajaran dalam waktu yang singkat dan masih banyak lagi.
Jadi, dampak negatif atau positif pemakaian AI menurut saya adalah tergantung pemakainya.
Cerita ini sangat menarik, dalam cerita ini tidak hanya untuk menghibur melainkan untuk menyadarkan kita tentang pemanfaatan AI. Cerita ini juga membuka kesadaran kita tentang guru ilmu gaib. Sekarang banyak sekali pelajar yang menggunakan AI tanpa di filter lagi. Betul kata kakek, kita boleh menggunakan AI tapi sebagai pembantu kita bukan otak kita
Cerita ini menarik, di dalam cerita nya tidak hanya untuk menghibur saja tetapi menyadarkan bagaimana kita memanfaatkan AI dengan benar. Dalam cerita ini Kakek dan Nenek digambarkan bijak, menekankan pentingnya kejujuran dalam belajar dan hidup. Dan didalam cerita ini pun di ingat kan bahwa kita tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada AI.
Cerita ini sangat bagus sekali,dalam cerita ini tidak hanya menghibur melainkan juga mendapatkan manfaat atau kita mulai mengetahui tentang pemakaian Al.cerita ini membuat kita sadar tentang guru ilmu gaib,banyak pelajar yang menggunakan Al tanpa difilter lagi dan kita boleh menggunakan Al untuk pembantu kita bukan otak kita
Cerita ini sangat menarik bagi saya. Menceritakan pengalaman kakek, nenek, dan cucunya yang mempertanyakan tentang tugas sekolah dan juga membahas tentang penggunaan (AI) yang dimana pada marak pada zaman sekarang. AI memang tidak asing bagi kita sekarang dan banyak masyarakat yang memakainya. Sebagai masyarakat yang memiliki pendidikan mampu bijak dalam menggunakan AI.
Cerita ini sangat menginspirasi, yang bisa memberikan manfaat bagi pembaca tentang penggunaan AI
Cerita yang sangat menginspirasi sekali, banyak point penting yang didapatkan dari makna cerita ini. Gaya bahasa yang digunakan juga sederhana sehingga mudah dipahami maksud dari ceritanya. Sebenarnya penggunaan AI ini dapat memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung cara kita dalam menggunakannya. AI memanglah alat bantu yang dapat mempermudah kita dalam menunjang pendidikan, namun AI jugalah yang dapat merusak cara pola pikir kita ketika terus menerus kita hanya mengandalkan AI.
Cerita ini sangat inspiratif pak, karena dalam teks dialog keluarga yang menarik, ini berisi tentang pentingnya jujur ketika dalam belajar dan tidak menyalahgunakan fungsi AI.
REPLY
Wahhh ceritanya sangan inspiratif pak.Ceritanya membahas bagaimana kita bijak dalam menggunakan media online salha satunya Al. Bahkan tidak hanya murid saja yang menggunakan AI tetapi guru dosen bahkan orang tua juga sekarang menggunakan AI untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Namun jika kita tidak bijak dalam menggunakan AI kita dapat menipu bukan menipu guru tetapi menipu diri sendiri. Hal tersebut dapat merugikan kita karena kita yang dianggap pintar secara IQ ternyata hanya hasil dari copy paste,dan ketika di tanya atau saat wawancara nanti kita tidak mampu untuk menguraikan atau menjawab nya pertanyaan tersebut yang artinya kita kosong hanya pandai copy paste saja.Maka dari itu bersikap jujur lah demi kesuksesan di masa depan nanti dan bijak dalam menggunakan media online
Ceritanya sangat menarik sekali karena lewat cerita antara kakek, nenek, cucu, dan bg Don tersampaikan pesan yang sangat bermakna mengenai penggunaan AI dalam pembelajaran yg membuat kita itu jadi malas berpikir dan ingin cepat padahal AI membuat kita malas berpikir hanya mengandalkan apa yang sudah di definisikan padahal semua itu bisa dikembangkan dengan pengetahuan yang kita dapatkan setelah mengetahui hal-hal baru yang jauh lebih berguna buat kita kedepannya.
Pesan yang sangat penting sekali yaitu jangan pernah menipu diri sendiri demi kebahagian sesat padahal untuk masa depan masih banyak lagi hal baru yang harus dihadapi buat tantangan kedepannya jangan pernah sesekali menipu diri sendiri.
Cerita ini sangat menarik untuk dibaca karena kata-kata yang digunakan sangat mudah dipahami dan di dalamnya bukan hanya mengenai hubungan antara Kakek, Nenek, dan cucunya tetapi juga mengingatkan kita tentang dampak dari penggunaan AI. Jadi, kita harus bijak dalam menggunakan teknologi.
Masyaallah sngat menarik dan inspiratif, dalam kalangan para remeja dan mahasiswa sedang banyak nya menggunakan AI, untuk mempermudah cara mahasiswa belajar tapi bukan berarti kita mencari nya sepenuh nya di AI,hanya sekedar mencari referensi nya saja, terkadang AI tersebut ada dari AI kita mendapat kan nilai tinggi dan ada nilai rendah karna kita terlalu copy paste semua nya dalam tugas kita.
Benar kata kakek bahwa menggunakan AI akan membuat orang pintar semakin pintar dan orang bodoh akan semakin bodoh, dan di zaman sekarang semakin banyak guru-guru gaib dimana guru hanya menyuruh siswa untuk menyelesaikan tugas tampa memberikan bahan ajar, alhasil siswa akan mencari jawaban menggunakan AI tanpa di telaah kembali, cerpen ini sangat menginspirasi.
Cerita yang sangat menarik dan inspiratif. Cerita ini mengajarkan kita agar bisa menggunakan dan memanfaatkan AI dengan baik dan benar.
Cerita ini isinya tentang nasihat kakek supaya siap menghadapi tes hidup dengan kemampuan sendiri, tanpa bergantung pada teknologi. Tokohnya juga digambarkan menghormati orang tua dengan menyalami dan mencium tangan, lalu bersyukur kepada Tuhan. Pesannya sederhana tapi bermakna.
Sangat bermanfaat sekali pakk
cerita ini sangat menarik dan inspiratif untuk dibaca oleh orang lain, ceritanya mengajarkan kita untuk terus belajar sesuai dengan masa yang semakin maju, penggunaan AI tentunya sangat memberikan manfaat apalagi bagi diri saya sendiri sebagai mahasiswa yang mana memang menggunakan AI sebagai petunjuk untuk mengerjakan tugas kuliah, namun tentunya setelah mendapatkan jawaban saya kembali mereferensikan jawaban tersebut kedalam bahasa saya dan sesuai dengan pemahaman saya, jadi memang AI memberikan bantuan bagi semua kalangan.
Cerita ini sangat menarik di baca dan sangat banyak pelajaran yg bisa kita ambil,dari gimana kita menggunakan AI dengan cara yang bijak,AI sangat membantu kita dalam teknologi pendidikan ,tapi kita tidak boleh bergantung kepada AI .Dan dalam cerita ini di ajarkan pentingnya kejujuran.
Menurut saya cerita ini sangat menarik. Menjelaskan bahwa di saat kemajuan teknologi saat ini, penggunaan AI tidak dapat dihindarkan, yang bisa kita lakukan adalah jujur terhadap diri sendiri dan menggunakan AI sebagai sarana pembantu bukan sebagai penghambat pengetahuan.
Cerita ini sangat menarik, cerita yang menerangkan tentang cara penggunaan AI yang baik dan benar. Dimana sekarang banyak sekali ditemui banyak orang yang hanya menggunakan AI dan melemahkan otak tidak menggunakannya sebagai alat membantu untuk mengembangkan otak kita.
Setelah mendengar cerita ini, mengingatkan saya bahwa dampak buruk atau tidaknya AI tergantung niat pemakainya, karena AI memang sangat mudah untuk digunakan dan tak memakan banyak waktu, oleh sebab itu, bergantung dengan AI membuat otak kita tidak mau berusaha untuk berfikir, sehingga kita tidak dapat memilah informasi mana yang benar atau yang salah dan menerima mentah-mentah saja dari AI tersebut.
Setelah membaca cerpen ini kita bisa mengetahui bahwa dalam menggunakan ai, kita harus pandai untuk menyaring, jangan semuanya diterima. Kita perlu memilih, menimbang, dan memeriksa kembali agar ilmu yang kita ambil tidak salah dan bisa bermanfaat dengan baik
Cerita ini sangat bagus dan menarik. Ceritanya memberikan pemikiran yang baik setelah membacanya. Pembahasan dalam cerita ini sangat membantu dalam memahami bahwa AI itu tidak selamanya baik. Ada juga dampaknya yang memberikan kerugian terhadap penggunanya. Cerita ini juga menjelaskan bagaimana dampak awal dan dampak akhir dari seringnya penggunaan AI.
Dari cerita ini saya dapat mengambil pelajaran bahwa perkembangan teknologi seharusnya dapat lebih mengembangkan nilai diri kita. Kita harus menunjukkan bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan tidak membohongi diri sendiri.
Cerita ini sangat menginspiratif dan banyak wawasan untuk kita lebih bijak menggunakan Al dalam dunia pendidikan
Cerita dengan alur yang sederhana tapi memiliki makna yang berkesan bagi pembacanya. Cerita ini mengingatkan kita tentang kegunaan AI, di mana AI hanyalah alat bantu bukan sekedar disalin sepenuhnya. Jadi, pesan yang disampaikan kepada pembaca adalah kehati-hatian dalam penggunaan AI, gunakanlah dengan sebijak mungkin dan paling utama adalah kejujuran terhadap diri sendiri.
Cerpen ini sederhana dan mudah masuk diterima otak. Bahasannya lazim namun luput dijadikan bahasan, yaitu AI atau Artificial Intelligence. Cerpennya menarik banget mengangkat bahasan ini, sehingga kita semakin sadar akan banyak sekali dan telah lazim semua orang menggunakan AI di kehidupan sehari-hari terlebih dalam dunia pendidikan hingga ada istilah guru atau dosen gaib, yang dimana kita sepenuhnya boleh menggunakan ai tapi tidak sepenuhnya mengcopas sembarang.
Cerita ini sangat menginspirasi sekali,karena mengingatkan kita untuk menggunakan Al sebaik mungkin,kita diajarkan untuk memanfaatkannya dengan bijak.Semua orang mungkin menggunakan Al tapi tidak boleh berfokus pada Al saja.Al cuman membantu kita tapi bukan untuk otak kita.
Ceritanya sangat bagus dan mengajarkan untuk menggunakan AI dengan baik bukan langsung menyalin melain menggunakan AI sebagai referensi supaya mempermudah tugas atau pembelajaran dan ini juga sebagai pembelajaran bagi guru untuk mengajar kan kepada siswa supaya tidak menyalah gunakan AI
Cerita ini sangat menarik dan penuh akan makna. Cerita ini mengajarkan kita mengajarkan kita tentang bagaimana memanfaatkan AI dengan baik dan benar di era yang serba digital saat ini.
Setelah saya membaca cerita ini ada berbagai pesan yang saya dapatkan mengenai penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang pendidikan. Pada zaman sekarang AI bisa membantu kita dalam pengerjaan tugas sebagai alat bantu seperti sumber referensi untuk kita olah kembali dengan pemikiran sendiri tanpa menyalinnya tetapi pada saat ini banyak orang yang telah salah memanfaatkan nya untuk menyalin yang disediakan AI tanpa mengolah informasi nya kembali. Jadi kita harus lebih bijak lagi dalam pengunaan AI pada kehidupan sehari-hari.
Cerita ini memberikan pelajaran kepada kita tentang pemanfaatan AI, kita harus bijak mennggunakan teknologi, kita tidak bisa selalu bergantung pada teknologi atau AI karena yang dibutuhkan adalah kemampuan diri sendiri.
Ceritanya sgt inspiratif krn didalamnya memberikan pesan agar pintar menggunakan AI yaitu memanfaatkannya sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan, sambil ttp memahami dan mengolah informasi yg dihasilkan agar tidak bergantung pada plagiasi atau kehilangan pemahaman sendiri.
Cerita ini sangat bagus dan memiliki makna yang dalam. Dalam cerita, disampaikan bahwa Artificial Intellegence hanyalah sebagai alat bantu bagi kita, bukan sebagai alat untuk mengcopy paste semua yang diberikan oleh AI. Kita sebagai para pengguna AI, jangan menggunakan AI sebagai otak kita, namun jadikanlah AI sebagai alat bantu. Bijaklah dalam menggunakan AI, karena yang pintar akan semakin pintar, dan yang bodoh akan semakin bodoh.
Banyak pembelajaran yang bisa kita ambil dari cerpen ini, tetapi satu hal yang perlu kita ingat, yaitu cerpen ini Mengajarkan dan mengingatkan kita untuk tidak menjadikan AI sebagai otak dari segala sesuatu yang akan kita kerjakan. Kita perlu sadar terhadap kepintaran diri kita masing-masing. Seseorang diciptakan dengan potensi yang berbeda-beda. Penggunaan AI dalam jangka panjang dapat merugikan diri kita sendiri, karena sebagian besar pelajar atau mahasiswa tidak sadar akan adanya potensi dalam diri mereka masing-masing. Manusia diciptakan untuk berfikir.
Cerita ini sangat kompleks yang menggabungkan antara beberapa generasi yang berbeda namun memiliki intelektual yang sangat baik dalam memanfaatkan teknologi yang semakin maju. Selain itu kasus yang diangkat adalah AI yang sangat tajam dan berpengaruh kuat dalam berbagai faktor termasuk dalam kategori pendidikan. Ini memberikan pesan betapa harus kuatnya kesadaran akan pemanfaatan AI secara sehat agar teknologi yang maju tidak menjadi bumerang kehancuran terkhusus dalam hal pendidikan. Salut sekali Bapak ceritanya membuka cakrawala baru bagi saya Bapak sebagai pengguna AI secara aktif.
Sangat inspiratif. Cerita ini membuka wawasan tentang perkembangan teknologi, khususnya fenomena kecerdasan buatan (AI) pada era sekarang. AI tidak semestinya dipandang secara negatif, sebab keberadaannya justru dapat membantu kita dalam menemukan referensi, bukan semata-mata sebagai sarana instan untuk menghasilkan sesuatu. Pemahaman terhadap AI menjadi penting karena pada hakikatnya akan memberi dampak signifikan bagi kehidupan di masa depan. Kisah ini juga relevan bagi kami sebagai mahasiswa, karena mendorong kesadaran untuk memanfaatkan AI secara bijak sehingga ilmu yang diperoleh dapat disebarluaskan dengan lebih baik kepada masyarakat. Terimakasih untuk karya hebatnya, Pak.
Cerita ini sangat menarik karena ceritanya menggambarkan suasana keluarga yang hangat dan penuh nasihat. Dari percakapan antar tokoh tersebut, saya mendapat pelajaran bahwa teknologi seperti AI itu boleh digunakan, tetapi hanya sebagai alat bantu, bukan untuk menipu diri sendiri. Selain itu, teks ini juga menekankan pentingnya kejujuran, usaha sendiri, serta sikap bijak dalam belajar agar ilmu benar-benar bermanfaat. Semua itu tergantung pada diri masing-masing.
Cerita ini sangat bagus dan inspiratif,cerita ini juga menceritakan perkembangan teknologi.Cerita ini juga meningkatkan kita untuk bijak dalam menggunakan AI dalam dunia pendidikan.
Cerita yang sangat menarik sesuai dengan zaman sekarang yang kebanyakan belajar dari ai(artificial intelligence) dan kita juga dapat mengambil hikmahnya dari cerita diatas yaitu manfatkanlah sebaik-baiknya teknologi dan perkembangan untuk mempermudah mu dan seperti pesan Kakek dan Nenek yang sangat bijak, bahwa AI boleh digunakan sebagai alat bantu, tetapi tidak untuk menyalin mentah. Plagiasi justru menipu diri sendiri dan akhirnya merugikan di masa depan. Nilai utama yang bisa dipetik adalah pentingnya kejujuran serta kesiapan menghadapi dunia nyata dengan kemampuan asli.
Cerita yang sangat menarik sesuai dengan zaman sekarang yang kebanyakan belajar dari ai(artificial intelligence) dan pesan Kakek dan Nenek yang sangat bijak, bahwa AI boleh digunakan sebagai alat bantu, tetapi tidak untuk menyalin mentah. Plagiasi justru menipu diri sendiri dan akhirnya merugikan di masa depan. Nilai utama yang bisa dipetik adalah pentingnya kejujuran serta kesiapan menghadapi dunia nyata dengan kemampuan asli.
Masya Allah keren bnget ceritanya bapak, dapat pelajaran baru tentang AI dari cerita ini
Cerita ini sangat menarik dan mengajarkan kita bahwa AI sangat membantu kita, tapi kita juga tidak boleh ketergantungan kepada AI karena nanti yang kita perlukan itu kemampuan diri kita sendiri
Cerita ini sangat menarik dan mengajarkan kita bahwa AI sangat membantu kita, tetapi kita juga tidak boleh ketergantungan kepada AI karena nanti yang kita perlukan itu kemampuan diri kita sendiri dan juga ketergantungan ituu dapat membuat kitaa menjadi seorang yang lola terhadap apapun karnaa ketergantungan tersebutt
Banyak pembelajaran yang kita dapat dari cerita ini. Di zaman yang modern sekarang teknologi sudah semakin canggih, banyak cara untuk mempermudah diri untuk melakukan sesuatu, jadi pandai-pandai diri kita sendiri untuk mengontrol dan memanfaatkan alat tersebut. Pikirkan apakah itu membuat kita semakin pintar atau sebaliknya dan Kita harus percaya akan kemampuan kita sendiri.
Cerita ini sangat menarik dan banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Terutama di zaman yang serba canggih ini semua serba praktis, namun tinggal kita lagi yang harus pandai dan bijak dalam menggunakan teknologi tersebut, supaya kita tidak terjerumus kepada kebodohan yang membuat diri kita tidak akan berkembang karena cuma dengan copy paste. Kalau kita bijak dalam menggunakan AI itu akan memberikan manfaat tersendiri bagi kita.
cerita ini sangat memberikan kesan inspiratif bagi semua pengguna AI, benar adanya AI sangat membantu tapi tidak semua bisa di ambil mentah karna kita sebagai pengguna harus bijak menggunakannya karna tidak baik copas segala jawaban yang diberikan AI, jika tidak itu bisa menipu diri sendiri. Penting nya kejujuran maupun nanti jika dalam tes, semua yang sudah dipahami harus dipertanggung jawabkan sesuai pemikiran otak sendiri.
Cerita ini memberikan kita pelajaran bahwa kita harus bijak dalam pemanfaatan AI dan tidak bergantung pada AI atau kehilangan pemahaman sendiri.
Cerita yang hangat dan inspiratif! Penulis berhasil menggambarkan dinamika keluarga dengan apik, di mana nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran, pentingnya pendidikan, dan peran teknologi (AI) dibahas dengan bijak melalui percakapan alami. Pesan moral tentang tidak menipu diri sendiri dan tanggung jawab atas ilmu yang dimiliki sangat kuat dan relevan.
Menurut saya banyak pembelajaran yang dapat kita ambil dari cerita ini. karena kita harus pa dan bijak dalam menggunakan AI. Namun kita tidak boleh juga bergantung kepada AI aplagi sampai harus kehilangan pemahaman sendiri karena AI menurut saya diciptakan untuk membantu bukan untuk menggantikan.
Cerita ini sangat menginspirasi karena mengingatkan para generasi muda untuk tidak bergantung pada Al di era Sekarang.
Cerita ini menjelaskan bahwa kita tidak boleh bergantung pada Al
cerita yang menarik dan bagus pak
cerita ini memberikan kita wawasan mengenai pemanfaatan AI
cerita ini menarik,sangat mengispirasi bagi kalangan anak remaja agar tidak sembarangan menggunakan yang namanya AI
Ceritanya menarik untuk memanfaatkan AI dengan bijak, dan tidak terus bergantung pada AI, AI sangat membantu dalam hal apapun apalagi saat kondisi modern saat ini dan kita harus menggunakan AI dengan bijak
Menurut saya cerpen ini sangat menarik dan dapat memberikan pembelajaran bagi kita, apalagi membahas tentang AI. Ditambah lagi pada zaman sekarang banyak sekali orang yang mengunakan Ai dan mengambil informasi dari sana tanpa di pahami dan di ubah, dan jugaa seperti yang di katakan di cerpen ini bahwa orang yang mengunakan Ai sudah menipu diri nya sendiri dan dapat merugikan diri nya sendiri
Penggunan kata-kata bapak yang indah sangat menginspirasi saya dan membuat saya nyaman membacanya
kata” di audio tersebut sangat menginspirasi saya
Cerita ini sangat mengedukasi, terutama generasi muda yang saat ini banyak bergantung pada AI. Cerita ini memberikan kita pelajaran bahwa kita harus melek teknologi, salah satunya AI. Namun, penggunaan nya harus tetap dibatasi dan bijak dalam penggunaan nya.
cerita nya sangat bagus dan banyak pelajaran tentang perkembangan AI, dengan adanya AI ini sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan sesuatu, tergantung diri kita sendiri lagi bagaimana memanfaatkan Teknologi AI ini dengan baik dan tidak disalahgunakan
Cerita ini memberikan kita pelajaran, dan pemahaman tentang penggunaan AI yang benar, Kita dibenarkan menggunakan AI tetapi kita juga harus tau batas penggunaan nya, jangan hanya copas saja dan tempel, tidak tahu datang nya dimana, yang membuat kita tidak bisa mengembangkan kemampuan kita, sehingga kita bergantung kepada AI… Jadilah pengguna yang bijak
Cerita ini bisa kita dapatkan pembelajaran penting bahwa integritas diri kita itu bergantung pada apa yang kita kerjakan. AI hanya mempermudah untuk hal yang susah, bukan dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan segala permasalahan. Kita tetap harus menggunakan kemampuan tanpa bantuan AI agar terlatih dan bisa mengasah kemampuan berpikir. Kita boleh memanfaatkan AI untuk mempermudah tugas kita tetapi jangan dijadikan sebagai sumber solusi dari segala permasalahan.
Dapat disimpulkan bahwa integritas diri kita itu bergantung pada apa yang kita kerjakan. AI hanya mempermudah untuk hal yang susah, bukan dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan segala permasalahan. Kita tetap harus menggunakan kemampuan tanpa bantuan AI agar terlatih dan bisa mengasah kemampuan berpikir. Kita boleh memanfaatkan AI untuk mempermudah tugas kita tetapi jangan dijadikan sebagai sumber solusi dari segala permasalahan.
Cerita bapak sangat menarik dan sangat bagus untuk anak zaman sekarang
Dapat disimpulkan bahwa integritas diri kita itu bergantung pada apa yang kita kerjakan. AI hanya mempermudah untuk hal yang susah, bukan dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan segala permasalahan. Kita tetap harus menggunakan kemampuan tanpa bantuan AI agar terlatih dan bisa mengasah kemampuan berpikir. Kita boleh memanfaatkan AI untuk mempermudah tugas kita tetapi jangan dijadikan sebagai sumber solusi dari segala permasalahan.
Cerita ini begitu menginspirasi, jangan sembarangan menggunakan teknologi AI. Jadi kita harus bisa lebih bijak dan baik dalam menggunakan AI.
Cerita ini bukan hanya menginspirasi tapi juga mengingatkan bahwa jangan sembarang menggunakan teknologi AI. Sebagai mahasiswa harus cermat dalam menggunakan AI, agar tidak menjerumuskan diri sendiri dan kita harus bijak dan baik dalam menggunakan AI
Cerita ini sangat menginspirasi, yang bisa memberikan manfaat bagi pembaca tentang penggunaan AI, dan bisa lebih mahir dalam penggunaan AI, sangat menambah wawasan pembaca.
Cerita ini mengajarkan kita supaya tidak terlalu bergantung pada AI namun, gunakanlah AI untuk membantu kita dalam mencapai potensi diri sendiri
Cerita yang sangat menarik sesuai dengan zaman sekarang yang kebanyakan belajar dari ai(artificial intelligence) dan kita juga dapat mengambil hikmahnya dari cerita diatas yaitu manfatkanlah sebaik-baiknya teknologi dan perkembangan untuk mempermudah mu serta pelajaran/tantangan bagi guru guru dimasa depan untuk hati-hati agar anak muridnya bisa memanfaatkan a.i dengan benar untuk pelajaran dan memahami yang tidak paham serta memanfaatkan a.i untuk memudahkan kegiatan sehari-hari bukan memanfaatkan a.i untuk kegiatan yang tidak berguna
Cerita ini sangat menarik karena mengajarkan kita untuk bijak dalam menggunakan AI,kita boleh menggunakan AI tetapi jangan sampai ketergantungan dengan AI,karen itu membuat kita menjadi pemalas
Cerita yang mengajarkan kita untuk pandai mengguna AI
menurut saya cerita tersebut sangat menarik dan mengisnpiratif dikarenakan mencerminkan kehidupan kita pada saat ini yang berdampingan dengan penggunaan Ai sebagai bentuk perkembangan teknologi.
Namun,kita harus bisa memanfaatkan Ai tersebut dengan baik jangan biarkan Ai yang menguasai otak kita,Seperti dalam cerita tersebut yang memiliki pesan moral didalamnya
ceritanya sangat inspiratif, mengangkat banyak permasalahan, dan memberikan banyak pemahaman. banyak pelajaran yg bisa di petik dari cerita ini. seperti bijak menggunakan AI, agar tidak di perbodohi oleh AI. kita di ajarkan juga agar jujur kepada diri sendiri karna di kehidupan kita mempertanggungjawabkan semuanya sendiri tidak bergantung kepada orang lain maupun teknologi
Cerita ini menyampaikan pesan moral yang dalam melalui nasihat Nenek dan Kakek. Nenek mengingatkan tentang bahaya menipu diri sendiri, karena dampaknya adalah penyesalan dan kebodohan. Sementara Kakek menekankan pentingnya tanggung jawab dalam pendidikan dan dunia kerja, di mana kemampuan nyata yang akan diuji, bukan bantuan dari teknologi. Kisah ini mengajarkan kita untuk jujur, bersungguh-sungguh dalam belajar, serta menghargai nasihat orang tua.
Cerita ini sangat mengispirasi banget, karena cerita ini membuat kita sadar bahwa kita tidak boleh bergantungan dengan namanya AI
carita ini sangat menarik dann juga memberikan pengetahuan baru tentang AI, cerita ini juga mengajarkan bahwa kita tidak harus bijak dalam. menggunakan AI ini, dann juga jangan bergantung pada AI
cerita ini sangat menarik dan menginspirasi,dan dari ceritaa inii kitaaa dapatt mangambill manfaatnyaa adalahh kitaa haruss bisaa berusaha sendirii tampa bantuan orang lain dan jugaa AI karnaa kitaa butuh pengetahuan sendirii gaa bisaa terlalu bergantung padaa AI karnaa kelak kitaa akan mencari pekerjaan yangg di tanyaa kitaa bukan AI,dann banyakk lagii lain nyaa.
menurut saya cerita tersebut sangat menarik dan mengisnpiratif dikarenakan mencerminkan kehidupan kita pada saat ini yang berdampingan dengan penggunaan Ai.
Namun,kita harus bisa memanfaatkan Ai tersebut dengan baik jangan biarkan Ai yang menguasai otak kita,Seperti dalam cerita tersebut yang memiliki pesan moral didalamnya
cerita ini sangat meng inspirasi kita bahwa kita tidak boleh terlalu bergantung dengan yang namanya AI
penggunaan kata – kata bapak sangat indah dan mudah saya mengerti, cerita ini sangat mengedukasi dan memberi pelajaran pada kita bahwa dengan ada nya AI, ini sangat mempermudah kita untuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, tetapi tergantung pada diri sendiri apakah menggunakan AI dengan bijak, dan kita tidak boleh terlalu ketergantungan dengan AI.
AI sangat membantu dlm mengerjakan sesuatu, tetapi kita tidak boleh selalu tergantung terhadap AI. jika kita selalu tergantung terhadap AI kemampuan otak tidak berkembang. jadikan AI tu sebagai asisten kita bukan otak kita.
cerita ini kuat dalam membangun suasana kekeluargaan dan karakter, sekaligus menyelipkan masalah remaja (tugas sekolah, perasaan dibandingkan dengan teman) yang membuat pembaca merasa relate.
Masya Allah, dari cerita ini dapat memberikan kita pembelajaran bahwa kita harus bijak dalam menggunakan AI, AI bukan untuk mengerjakan tugas kita, tapi sebagai alat untuk membantu menambah wawasan kita, dan menggunakan AI itu sama saja dengan membohongi diri kita sendiri, jadi harus bijak dalam menggunakan AI
Cerita mengenai Ai,Akal Imitasi, dan guru ilmu gaib itu memiliki artian bahwa seorang pengajar harus melakukan update buat pembelajaran pembelajaran yang dilakukan pada saat sekarang supaya mahasiswa tidak bosan dan selalu aktif saat pembelajaran.
Cerita ini cukup menarik dimana membahas tentang Al, seperti yang kita ketahui bahwa di era yang modern ini Al cukup berkembang pesat. Tapi kita sebagai pengguna alangkah lebih baik cermat dalam menggunakan Al nya, karna Al sendiri akan berdampak negatif jika tidak digunakan secara benar.
menarik sekali cerita ini karena mencerita tentang cara seseoarang menyikapi keadaan yang tidak adil bagi dirinya dan didalam Cerita ini memiliki makna yang mendalam sesuai dengan perkembangan zaman, yang dimana pada saat ini permasalahan Ai sangat banyak dibahas, apalagi ada sebagian orang yang pernah merasakan bagaimana rasanya ketika nilai kita rendah sedangkan nilai teman yang lain tinggi karena AI, orang yang mencopy paste karya orang lain adalah org yang membohongi diri sendiri, dan kelak tidak punya keterampilan yang akan dipertanggungjawabkan. Cerita nya sangat bagus, komplit dan punya makna yang mendalam dan di cerita ini ada beberapa kata perumpamaan menjadikan cerita ini menarik dan layak untuk di baca dan dipamerkan ke semua pembaca.
Cerita ini sangat menarik di baca dan sangat banyak pelajaran yg bisa kita ambil,dari gimana kita menggunakan AI dengan cara yang bijak,AI sangat membantu kita dalam teknologi pendidikan ,tapi kita tidak boleh bergantung kepada AI .Dan dalam cerita ini di ajarkan pentingnya kejujuran yg harus di tanamkan dalam diri sendiri.
KERENN,CERITANYA MENARIK BUAT DI BACA
karena dalam cerita menjelaskan bagaimana pada zaman sekarang orang orang banyak menggunakan AI ,baik itu membantu dalam mencari informasi, mengerjakan tugas,dan lebih banyak manfaat lainya jugaa.
Cerita ini sangat menginspirasi dan sangat relate dengan kehidupan kita sehari hari.karna banyak di zaman sekarang siswa maupun mahasiswa lebih memilih yang instan untuk cepat selesai,,padahal itu sama saja menjerumuskan diri sendiri kepada kebodohan karna kita jadi terbiasa dan jadi malas dalam berfikir sehingga waktu lebih banyak digunakan untuk bersosial media yang akhirnya menyebabkan brainrot..tapi AI juga memiliki dampak positif karna bisa menjadi asisten kita yang bisa membantu pekerjaan manjadi lebih mudah asal kita pandai me manage penggunaanya.
cerita nya sangat relevan sama kehidupan kita pada saat ini.Seperti dengan adanya Ai sebagai bentuk teknologi yang bisa kita manfaatkan namun kita juga harus berhati hati dalam menggunakan Ai tersebut.
Sehingga Kehidupan bisa berjalan dengan baik serta kita juga dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan baik juga.
Nama : Intan Ramadani
Nim : 24030009
GWA : BI-NS-250
Cerita ini isinya sangatt menarik pak,nasihat kakek supaya siap menghadapi hidup tanpa bergantung pada teknologi. Semua pilihan ada di tangan kita.Pesannya sederhana dan sangat bermakna.
Tentunya sangat bermanfaat
Cerita pendek diatas sangat bagus, menarik serta menceritakan tentang baik dan buruknya pnggunaan AI pada zaman sekarang, dimana AI atau akal imitasi adalah suatu alat yang diibaratkan bagai pisau bermata dua. Ketika kita memanfaatkan AI dengan bijak dan baik maka diri sendirilah yang diuntungkan begitu juga sebaliknya apabila AI digunakan dalam hal yang buruk seperti hanya melakukan salinan tulisan hasil AI maka yang dirugikan adalah diri sendiri juga.
Dapat diambil pelajaran bahwa penggunaan AI sangat penting pada zaman sekarang tetapi tidak lebih penting dari mencermati, memahami dan mengambil kesimpulan daripada hanya menyalin secara penuh sehingga dapat merugikan diri sendiri.
Cerita memiliki nuansa religius dan emosional yang cukup kuat. Terlihat bahwa tokoh utama sangat menghargai sosok yang lebih tua (“Bang Don” dan “dua sesepuh”).
Pemilihan kata seperti “Puji Syukur ya Tuhan” memberi kesan tulus, sehingga pembaca bisa merasakan ketenangan hati tokoh.
Ada alur yang sederhana tetapi jelas: bertemu, menyapa, masuk kamar, lalu merenung dan bersyukur.
cerita ini sangat sangat menginspirasi dan bermanfaat bagi kita,cerita ini mengajarkan kita bahwa kita tidak perlu bergantung dengan teknologi yang biasa d sebut AI
Novel ini mempunyai alur yang menarik, karena mengajarkan kita bahwa informasi di dapatkan bukan hanya di buku saja tapi juga di AI, tapi juga mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada Ai juga. dengan itu kita harus menjadi pengguna yang bijak.
cerita ini sangat menarik karena mengajar kan kitaa untuk pandai menggunakan AI tpi kita jugaa jangan sampai bergantungan kepada AI, krna pada dasarnya kalo kita bergantung pada AI bisa membuat kita jdi pemalas
Cerita ini sangat relate dengan kita di zaman sekarang yang apa apa menggunakan AI,seperti membuat karangan,puisi,atau bahkan mencari jawaban soal’ dari guru atau dosen.Jelas di cerita ini menjelaskan bahwa meng copas AI itu tidak boleh,AI hanya di gunakan untuk asisten atau alat bantu kita untuk mencari hal yang belum kita ketahui,setelahnya kita membuat kalimat sebisa kita,dan dari cerita ini memberikan kita pelajaran untuk lebih bijak menggunakan AI.
Cerita nya sangat menarik apalagi untuk gen z yaitu sangat-sangat relevan dengan apa yang terjadi dengan membahas teknologi ai dan kejujuran. Supaya tidak terlena dengan dengan kemudahan di saat ini yang dapat menyebabkan kebodohan pada diri sendiri.
Cerita ini sangat menarik di baca dan sangat banyak pelajaran yg bisa kita ambil,dari gimana kita menggunakan AI dengan cara yang bijak,AI sangat membantu kita dalam teknologi pendidikan ,tapi kita tidak boleh bergantung kepada AI .Dan dalam cerita ini di ajarkan pentingnya kejujuran yang di tanamkan dalam diri sendiri.
Bisa kita simpulkan bahwa, cerita ini memberikan kita pelajaran bahwa kita harus bijak dalam memanfaatan AI dan tidak bergantung pada AI, agar kita tetap mempunyai kemampuan yang bisa diandalkan dan dikembangkan, jadikan AI sebagai teman diskusi disaat kita bingung dalam menyelesaikan suatu hal
Cerita ini sangat inspiratif, cerita ini memberikan kita inspirasi bahwa kita harus bijak dalam menggunakan AI, tapi kita juga tidak boleh bergantung pada AI,di zaman sekarang teknologi sudah semakin canggih jadi kita harus bisa mengontrol dalam penggunaan alat tersebut.
Cerita yang sangat mengedukasi para anak muda saat ini.Dimana penggunaan AI sedang marak-maraknya disekitar kita,tapi kita juga harus tau batasan saat menggunakan nya. Jangan jadikan AI itu yang utama, jangan apa-apa kita menggunakan AI, jadikanlah AI sebagai referensi,mencari sumber yang kita ingin tahu.Jangan langsung copas aja, apa yang akan kita dapat dari hasil copas itu,makasih dari itu, saring dulu apa yang kita baca dan pahami baru gunakan bahasa sendiri.Percuma kita menggunakan AI tapi kita tak tau apa yang kita cari,makasih gunakanlah AI dengan sebaik-baiknya.
cerita ini menyadarkan kita betapa canggihnya zaman sekarang. AI hadir untuk membantu kita mempermudah kehidupan sehari hari, akan tetapi AI juga berbahaya apabila tidak kita gunakan dengan baik. AI tidak bisa kita jadikan sebagai pengganti untuk kita berpikir sepenuhnya. karena kita akan kehilangan kemampuan untuk berpikir apabila terus bergantung sepenuhnya dengan AI
Cerita ini sangat menarik di baca dan sangat banyak pelajaran yg bisa kita ambil,dari gimana kita menggunakan AI dengan cara yang bijak,AI sangat membantu kita dalam teknologi pendidikan ,tapi kita tidak boleh bergantung kepada AI .
Nama : Intan Ramadani
Nim : 24030009
GWA : BI-NS-250
Cerita ini isinya sangat menarik,sosok kakek yang menasihati supaya siap menghadapi hidup tanpa bergantung pada teknologi atau Ai. Semua pilihan ada di tangan kita.Pesannya sederhana dan sangat bermakna.
Tentunya sangat bermanfaat
Cerita ini sangat menarik untuk dibaca dan memberikan kesan yang inspiratif karena pada cerita ini bisa memberikan kita bagaimana cara yang bijak menggunakan dan manfaat dari AI, Ai bisa membantu kita dalam berbagai macam hal seperti mencari referensi untuk tulisan kita dan juga bisa bertindak selaku guru untuk kita,terapi dalam penggunaan Ai kita juga harus Bijak menggunakannya khususnya untuk anak SMA ke atas.
menarik sekali cerita ini karena mencerita tentang cara seseoarang menyikapi keadaan yang tidak adil bagi dirinya dan didalam Cerita ini memiliki makna yang mendalam sesuai dengan perkembangan zaman, yang dimana memanfaatkan AI dalam kehidupan sehari-hari yang menjadikan seseorang ketergantungan kepada kemajuan teknologi manusia zaman sekarang malas berpikir karena sering memanfaatkan AI dalam mengetahui atau pun tugas yang di disuruh guru,cerita ini samgat bagus karena mencantumkan makna tersirat yang ada di dalam cerita tersebut.
Kata katanya sangat menginspirasi terutama pada penggunaan ai, orang yang menggunakan ai harus lebih bijak daripada orang yang tidak menggunakan ai,kata kata nya sangat menarik dan termotivasi
Ceritanya sangat keren dan sangat menginspirasi pak, apalagi saya orangnya tidak terlalu suka membaca, karena membaca membuat saya kadang cepat mengantuk dan bosan. Tapi cerita ini berbeda dan sangat menarik
Cerita ini mengingatkan kita bahwa bergantung sepenuhnya kepada Ai tidaklah baik, orang pintar jadi tambah pintar, orang bodoh jadi tambah bodoh .Banyak pelajaran yang bisa kita ambil di cerita ini.
Cerita ini tidak hanya menginspirasi banyak orang tentang banyaknya manfaat AI dalam pembelajaran, tetapi juga mengingatkan dan menasehati kita untuk memanfaatkan dengan sebaik mungkin dalam perkembangan zaman
kita jangan sampai membodohi diri sendiri dengan AI, karna apabila sempat terbodohi, saat mencari pekerjaan susah. krna terbiasa bergantung pada AI
cerita ini isinya tentang nasehat kakek supaya siap menghadapi tes hidup dengan kemampuan mandiri dan menjalankan kehidupan dengan tanpa bergantungan dengan teknologi yang sangat canggih untuk saat ini,dan tokohnya juga d gambarkan menghormati orang tua dengan menyalami dan mencium tangan ketika berpegian, lalu bersyukur kepada tuhan, pesannya sederhana tapi sangat bermakna,cerita ini sangat bermanfaat banget pak
Cerita ini mengajarkan kita jangan terlalu berlebihan menggunakan AI,karna terlalu banyak menggunakan AI yg berlebihan akan membuat otak kita malas berfikir secara logis,kalo kita memang membutuh kan bantuak AI pakailah seperlunya saja,karna kehidupan sekarang berdampingan dengan teknologi canggih atau AI tersebut.
cerita ini sangat sangat menginspirasi dan bermanfaat bagi kita,cerita ini mengajarkan kita bahwa kita tidak perlu bergantung dengan teknologi yang biasa d sebut artificiall inteligent
Cerita ini mengajak pembaca untuk berani jujur, bersabar dalam belajar, serta bijak menggunakan teknologi. Jadi, bukan hanya Ali yang belajar dari Kakek dan Nenek, tetapi pembaca juga mendapat pencerahan.
Dari cerita yang di atas, kita tau cerita yang sangat bagus dan sangat menginspirasi, cerita yang banyak terdapat nasehat tentang bagaimana menggunakan aplikasi AI dengan baik, di dalam cerita ini menggambarkan keluarga yang humoris. Kita mendapatkan banyak nasehat dari cerita tersebut.
Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib. Sebuah tulisan yang dapat dijadikan referensi sederhana dalam pedoman penggunaan Artificial intelligence (AI) dalam kegiatan akademik. Walau sebenarnya masih banyak hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut prihal penggunaan AI dan tidak cukup hanya berdasar pada tulisan ini, tetapi paling tidaknya tulisan ini mampu menjadi pedoman awal pembaca tentang bijaknya penggunaan AI.
Cerita ini sangat menginspirasi dimana dijelaskan bahwa seorang cucu yang menceritakan kepada kakek dan neneknya mendapatkan nilai rendah dalam tugasnya yang menulis berita sedangkan teman-temanya mendapatkan nilai yang bagus disini kita dapat mempelajari bahwa kita tidak boleh iri terhadap nilai seseorang tapi kita harus semangat untuk terus belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus. Selanjutnya di cerita ini menjelaskan betapa pentingnya kita bijak untuk mengunakan Al dalam belajar karena kita di bohongi oleh Ai itu sendiri.
cerita ini sangat sangat menginspirasi dan bermanfaat bagi kita,cerita ini mengajarkan kita bahwa kita tidak perlu bergantung dengan teknologi yang biasa d sebut AI
Sangat termotivasi dan ter inspirasi, memudahkan untuk menggunakan ai
cerita ini sangat menarik untuk di baca dan di dingarkan karena benturan cara mengajar yang perlu di updte sama kenyataan teknologi yang udh jadi kehidupan mahasiswa,ada juga panggilan buat para pendidik agat lebih cepat adaptasi soa integrits masing-masingnya
Bagus sekali pak, dari cerita ini banyak pelajaran yang dapat kita ambil, jadi kita harus pandai dalam menggunakan teknologi ini
Semua gak harus dengan AI masih banyak referensi yg lain
Cerita ini sangat menarik untuk bisa merubah kitaa
Cerita ini sangat menarik untuk dibaca, apalagi di kalangan remaja dan calon guru atau calon pendidik. Dalam cerita ini terdapat pesan moral yang dapat kita ambil, yaitu pintar dalam menggunakan AI dan memanfaatkannya sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan dan sebagai media untik membantu mencari referensi. Didalam cerita ini, juga diingatkan agar kita tidak melakukan plagiasi karena plagiasi adalah cara kita untuk menipu diri sendiri.
Ceritanya sangat menarik dan menginspirasi apalagi di kalangan anak muda sekarang .Tatapi harus bijak juga dalam menggunakan AI.
Bisa kita simpulkan bahwa, Ccerita ini memberikan kita pelajaran yang dimana kita harus bijak dalam pemanfaatan AI dan tidak bergantung pada AI, agar kemampuan kita tidak hilang, tetap terus dikembangkan dan belajar, dan jadikan AI sebagai teman diskusi disaat bingung dalam menyelesaikan suatu hal
Dari cerita ini dapat kita ambil pesan moralnya terutama untuk dikalangan remaja dan dikalangan para calon pendidik .yang mana pesan moral yang ada di cerita tersebut yaitu:
1.Sebelum menggunakan AI tentukan dulu tujuan kita gunakannya .apakah untuk mencari referensi,belajar atau sekedar mencari mengcopy paste saja
2.Dari cerita ini kita juga belajar untuk selalu melaksanakan perbuatan jujur ketika dalam belajar dan tidak menyalahgunakan AI secara sembarangan.
dari audio yg kita dengarkan tadi, di jelaskan bahwa teknologi yg sudah sangat berkembang pesat, dan juga pemanfaatan AI itu sebaiknya untuk mengasah skill, belajar, menambah pemahaman, bukan untuk mengcopy paste jawaban saja, kita juga harus berfikir, belajar dan memahami.
ceritanya sangat keren menceritakan tentang bagaimana teknologi pada zaman sekarang sudah berubah, orang banyak menggunakan AI untuk mencari informasi, membantu dalam mengerjakan tugas dan hal lainnya
Subhanallah kata katanya sangat termotivasi pak
Cerita ini sangat menarik utk dibaca bagi kalangan remaja.dalam cerita ini terdapat pesan morap yang dapat kita ambil yaitu pintar dalam menggunakan AI dan memanfaatkan sebagai alat bantuk untuk meningkatkan kemampuan dan sebagai media untuk membantu mencari referensi. Dan di cerita ini juga, agar kita tidak melakukan plagiasi karena itu cara kita tidak menipu diri snediri
Masyaallah, cerita yang sangat inspiratif dan memberikan pelajaran kepada anak muda sekarang, sebagai generasi muda kita tidak boleh menyalahgunakan AI, gunakanlah AI dengan bijak, dan dapat membantu menambah wawasan kita. Jangan karena kita pake AI malah tambah kosong dan tidak menambah wawasan apapun.
Cerita ini sangat baguss untuk di baca bagi remaja. Dalam cerita ini menginggatkan kita bijak dalam menggunakan AI dengan memanfaatkan sebagai alat bantu untuk mencari referensi dan disini kita di ingatkan agar tidak melakukan plagiasi karena itu cara kita untuk menipu diri sendiri
Dari cerita ini dapat di ambil pesan moral nya terutama dikalangan remaja dan dikalangan para calon pendidik diantara pesan moral yaitu:
1.Sebelum menggunakan AI tentukan dulu tujuan kita gunakannya apakah untuk mencari referensi/sekedar mencari dan mengcopy paste saja.
2.Dari cerita ini kita juga belajar untuk selalu melakukan perbuatan jujur ketika dalam belajar serta tidak menyalahgunakan Al sembarangan saja
Jadilah pelajar dan tenaga pendidik yg cerdas dan jangan mau disetir oleh AI begitu saja.
Cerita ini menceritakan bijak dalam menggunakan ai, Kita tidak bisa menolak Ai Terapi kita bisa Mengunakan Ai sebagai Alat bantu Yang bermanfaat
Cerita ini sangat menginspirasi dan mengigatkan kita bahwa kita harus bijak menggunakan AI. Seharusnya AI menjadi alat bantu saja dikehidupan kita, bukan mengambil alih seluruhnya. Mau bagaimanapun kita lah yang harus berpikir kritis dan berkreasi
cerita nya sangat menginspirasi sekali.memberi kita pemahaman tentang dampak negatif dan dampak positif AI,dan juga kita di beri pemahaman tentang bagaimana menggunakan AI yang berdampak positif bagi diri sendiri
wah kerenn pak 🙌 langsung paham ke otak materinya pas selesai baca dan dengerin siniar audionya 🙌
Cerita nya membuat pembaca penasaran hingga ingin terus membaca, tidak hanya itu ceritanya sangat menginspirasi dan banyak pelajaran di dalam nya termasuk kejujuran.
Ceritanya sangat inspiratif! Kesimpulan yang isa saya ambil adalah AI sangat bisa kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, dengan catatan harus digunakan secara bijak. Kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan AI hanya sebagai “asisten” seperti kata tokoh kakek. Karena pada akhirnya, saat kita berada di dunia kerja, khususnya interview yang tidak melibatkan gawai, AI tidak lagi dapat diandalkan.
menurut saya cerita ini menarik karena membahas tentang sebuah pemikiran masa depan yang biasa disebut AI. memang benar AI ini seperti pisau bermata dua, bisa mengasah kemampuan kita atau malah mengikis potensi kita dengan cara plek-ketiplek atau copas yang mana ini sedikit demi sedikit mengurangi potensi yang kita miliki. cerita ini sangat bagus karena memberi pengajaran tentang menyikapi kecerdasan buatan ini
Melalui teks di atas, saya sebagai pelajar sangat setuju bahwasanya AI sangat membantu dalam mencari pengetahuan-pengetahuan baru, dan mempermudah para pelajar dalam mendapat informasi yang tidiak di jelalskan oleh para guru. Namun, AI tidak lab bisa menjadi penopang kehidupan, kafena ada kalanya AI bekerja tidak sesuai maksud kifa dan tidak selamanya pula AI dapat di gunakan terus menerus, akan ada saatnya kita bertindak dan berpikir dengan akal pikiran kita sendiri. Maka dari itu, AI harus diajarkan kepada anak anak yang sudah mulai berpikir kritis agar tidak disalah gunakan, dan dapat bermanfaat.
masyaallah keren sekali karya bapak, karya ini sangat benar benar menyadarkan saya bahwasanya jika kita memakai AI dengan tujuan awal untuk copy paste itu hanya akan membodohi diri sendiri tapi jika kita menggunakan dengan bijak dan cermat hanya untuk menjadikan AI sebagai alat untuk mempermudah bukan menjadikan AI sebagai wadah untuk mencontoh secara menyeluruh. karya ini benar benar membantu seseorang dalam mencari jati dirinya yg hilang dikarenakan terlalu gampang mengakses teknologi AI dan menggunakan nya selalu tanpa berfikir dengan otaknya sendiri
Cerita ini sangat membuat kita tersadar bagaimana cara bijak untuk menggunakan AI. Yang saya dapatkan dari cerita ini adalah bagaimana AI menjadi alat bantu bukan pengganti otak manusia. Kita harus mengerti Mau jadi pintar dalam menggunakan AI atau malah jadi bodoh, itu tergantung kepada diri sendiri untuk memilih.
Dalam cerita ini mengandung makna yang sangat penting bagi kita, apalagi di kehidupan yang serba canggih seperti sekarang ini. Dengan itu, kita harus bijak dalam menggunakan teknologi informasi seperti AI. Agar tidak terjadi ketergantungan pada AI tersebut.
Cerita ini sangat keren dan menginspirasi untuk kita semua terutama gen z yang nantinya menjadi calon generasi emas agar bisa memanfaatkan fitur AI di kehidupan sebagai alat bantu
Cerita nya sangat mengandung moral yang dimana kita oleh mencari referensi untuk belajar tapi tidak boleh copas karena itu smaa saja kita tidak yakin atas kemampuan yang kita miliki, kemudian tenaga pendidik juga harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih agar bisa menilai dimana kemapuan peserta didiknya dengan baik. Saya pribadi akan menggunakan AL hanya alat bantu untuk referensi bukan untuk menyelesaikan tugas semata, setiap kita punya kemampuan dan pola pikir yang berbeda.
Nilai integritas kejujuran juga akan mendorong kita untuk selalu berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Dari cerita ini kita dapat memetik pelajaran untuk bijak menggunakan teknologi di zaman ini, terkhusus AI. Pesan yang disampaikan oleh Nenek dan Kakek ini tertuju untuk kita sebagai Siswa dan Mahasiswa, terkhusus Pendidik dan Calon Pendidik agar ikuti perkembangan.
Pembawaan dari cerita ini sangat lah bagus , karena kita di jelas kan beberapa point penting di dalam satu cerita salah satu nya tentang “penyalahgunaan AI” yang dimana ketika kita tidak bisa memanfaatkan AI dengan bijak maka akan menjadi pembodohan pada diri sendiri, itulah mengapa kita harus pandai dalam menggunakan teknologi
Ceritanya sangat bagus Pak, memberikan pengajaran yang mendorong kesadaran diri untuk tidak menggunakan AI dengan cara yang salah dab berlebihan, penggunaan berlebihan hanya akan merugikan diri sendiri karena kemampuan yang seharusnya bisa di asah dengan menggunakan AI sebagai asisten menjadi tumpul karena terus membohongi diri dan orang lain.
Cerita tentang Ali dan bersama kakek dan nenek ini, membuat saya paham bahwa AI itu bukan untuk pengganti pikiran kita, tapi sebagai alat bantu kita sehari hari. Seperti si kakek yang menggunakan AI untuk mencari kata kata baku dan sebagainya. Tenaga pendidik zaman sekarang pun harus beradaptasi dengan teknologi sekarang agar pembelajaran nya lebih menarik.
Wahh… perkembangan teknologi zaman sekarang sangat cepat. AI memang sangat membantu pelajar dalam mengerjakan tugas. Akan tetapi, di sisi lain juga justru membuat kita menjadi bergantung terhadap teknologi tersebut.
Memang di setiap kemudahan ada kesulitan, dan semakin berkembangnya teknologi tentu saja ada risiko yang menanti.
Cerita nya menarik dan mudah dipahami, banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita tersebut, contohnya seperti seseorang boleh menggunakan AI tapi tidak boleh langsung copy paste, yang artinya seseorang tersebut juga harus paham apa yang dikatakan oleh AI tersebut dan tidak boleh terima begitu saja
MasyaAllah, cerita ini memang bermanfaat bagi kita semua. Memang zaman semakin canggih pada saat sekarang ini dan semakin banyak pula teknologi yang diciptakan untuk membantu kerja dan aktivitas manusia, namun kebanyakan orang sekarang memang memanfaatkan teknologi itu dari yang membantu menjadi menggantikan kerja manusia sehingga itu kerap kali menjadikan beberapa orang malas bekerja dan hanya mengandalkan teknologi, padahal tidak selamanya teknologi itu bermanfaat positif bagi kita.
cerita ini sangat menginspirasi dan memberi pemahaman bahwasannya AI itu hanya dipergunakan untuk pembantu atau asisten
Kakek dan Nenek memberikan pencerahan tentang menggunakan teknologi AI dengan bijak. Mereka menekankan bahwa AI hanya alat bantu, bukan pengganti kemampuan sendiri. copas hasil AI adalah penipuan yang dapat merugikan diri sendiri. Mereka juga mengingatkan pentingnya mempertanggung jawabkan pengetahuan dan keterampilan sendiri dalam pendidikan dan pekerjaan.
Kakek dan Nenek memberikan pencerahan tentang menggunakan teknologi AI dengan bijak. Mereka menekankan bahwa AI hanya alat bantu, bukan pengganti kemampuan sendiri. copas hasil AI adalah penipuan yang dapat merugikan diri sendiri. Mereka juga mengingatkan pentingnya mempertanggung jawabkan pengetahuan,keterampilan sendiri dalam pendidikan dan pekerjaan.
Cerita ini sangat relate dengan keaadan sekarang dimana para remaja sering kali menggunakan AI sebagai jalan pintas dalam menyelesaikan tugas mereka, bukan untuk dijadikan referensi tetapi disalin habis agar mereka tidak perlu berfikir lagi. Namun hal tersebut merupakan tindakan yang salah karena membuat kita menjadi malas berfikir karena mengandalkan hasil yang instan. Dari cerita ini diharapkan remaja sadar bahwa teknologi diciptakan untuk membantu kita bukan membuat kita menjadi orang yang malas berfikir.
Cerita ini sangat bagus dan menginspirasi, memberi tahu kita bagaimana cara penggunaan AI yang benar itu harusnya seperti apa, dan memberi tahu agar kita tidak terlalu ketergantungan dengan AI. Topik yang kita dapat dari AI cukup menjadi ide kita.
Cerita ini sangat menginspirasi dan sebagai pengingat agar tidak terlalu mengandalkan teknologi, terutama dalam menggunakan yang namanya AI (Artificial Intelligence). AI kita gunakan cukup sebagai alat bantu di pekerjaan saja bukan untuk menggantikan kita sepenuhnya.
cerita ini sangat menginspirasi saya karna berhubungan dengan keadaan sekarang tapi juga ada hal positif dan negatifnya dari penggunaan AI . tapi banyak sekarang ini penggunaan AI yang lebih kearah negatif . sebaiknya AI ini digunakan untuk hal positif saja apalagi untuk kita generasi GenZ.
Cerita ini sangat memberikan inspirasi bagi kita karna tidak semua tugas yang kita kerjakan di zaman ini semua nya memakai AI lebih baik mengandalkan kemampuan kita sendiri dari pada mengandalkan teknologi yang akhir kita akan selalu ingin bergantung ke internet dari pada mengemukakan pendapat kita sendiri
ceritanyaa menginspirasi pak, bahasa nya juga mudah di pahamii pakk
Dari cerita yang saya baca bahwasanya AI ada dampak positif dan negatif. AI sangat bisa membantu kita untuk bisa menyelesaikan sesuatu yang sangat susah untuk cari data yang benar. Dari AI kita bisa menemukan data-data yang jauh lebih benar. Tapi menurut saya tidak harus semua yang kita cari atau menemukan semua referensi di AI. Jadikan saja AI sebagai alat bantu bukan sebagai sebuah patokan.
Cerita nya sangat menginspirasi sekali pak,
dari cerita ini kita bisa ambil pelajaran bahwa kita boleh menggunakan AI tapi kita tidak boleh ketergantungan. contohnya apabila kita ada tugas maka kita jangan langsung mencari di AI tapi kita bisa mencari di berbagai buku terlebih dahulu.apabila merasa kurang bisa kita tambahkan dengan mencari di AI.
Cerita ini sangat persis dengan keadaan yang ada pada zaman sekarang ini yang semua mengandalkan teknologi salah satunya AI(Artificial Intelligence).sebenarnya boleh mengandalkan teknologi tetapi harus juga di gunakan secukupnya saja jangan dengan adanya teknologi yang canggih membuat kita jadi males.Semua itu tergantung pada diri kita sendiri gimana cara kita menggunakannya
ceritanyaa menginspirasi, bahasa nya juga mudah di pahamii pakk, mantapp👍🏻👍🏻
dari teks yang saya baca tadi terdapat beberapa kalimat yang jarang saya baca atau baru saya temukan seperti “Tedeng Aling Aling, gawai, kongkow kongkow”
ditambah pada teks cerita yang baru saya baca, di dalam cerita terdapat pesan yang sangat dalam tentang penggunaan AI dalam kehidupan.
ceritanya sangat menggambarkan anak jaman sekarang dan menjadi pengingat bahwa Ai itu hanya alat bantu bukan pengganti otak kita jadi semoga kita bisa menggunakan Ai dg sebaik baiknya sesuai kebutuhan
cerita nya mngajarkan kita buat mikir tntang suatu mslaah pake pemikiran sndri tnpa ada bntuan dari ai atau guru gaib itu yang dimna tnpa kita sdari sndri kbnyakan pada saat skrng kbnyakan mengunakan ai dn termsuk salah satu cara membohongi diri kita sndri
cerita ini sangatt menarik dan menginspirasi bagi remaja zaman sekarang sekaligus pengingat agar jangan terlalu mengandalkan AI, teknologi dalam melakukan penyelesaian pekerjaan.kita boleh menggunakan teknologi,AI tetapi jadikan sebagai alat bantu saja bukan untuk mengandalkan AI sepenuhnya.sebaik baiknya teknologi lebih baik kita berusaha sendiri dalam mengerjakan suatu hal tidak terlalu mengandalkan teknologi.
Mantap bgt pak, cerita ini memberi tahu kita bahwa AI bisa di manfaatkan oleh banyak orang, namun bisa juga berdampak buruk bagi banyak orang,jadi pergunakanlah AI dengan baik dan benar.
Ceritanya sangat menginspirasi banget pak,dengan berbagai banyak informasi tentang AI ,dan bagaimana cara kita supaya tidak menyalahgunakan AI sembarangan.
Dari cerita yang saya baca dan pahami Diskusi tentang penggunaan Al dalam pendidikan sangat relevan dan menunjukkan bagaimana teknologi bisa menjadi alat bantu yang berguna jika digunakan dengan benar.
Cerita ini menunjukkan interaksi keluarga yang hangat dan diskusi yang mendalam tentang teknologi (Al), pendidikan, dan nilai-nilai seperti kejujuran dalam mengerjakan tugas.
Kakek dan Nenek berperan sebagai sumber kebijaksanaan dan inspirasi bagi kamu dan Bang Don. untuk selalu menggunakan teknologi AI dengan benar
cerita ini sangat menarik, mengajak kita untuk menggunakan IA dengan sebaik mungkin
saya sangat menyukai cerita ini karena cerita ini meberikan makna dan fungsi dari AI akan tetapi kita harus bisa memahami tujuan dan fungsi AI bukan untuk ditiru akan tetapi di gunakan sebagai ATM(AMATI, TIRU DAN MODIFIKASI) Bukan Ai di gunakan untuk (AMATI TIRU DAN MENYALIN)
Dan dari cerita tersebut kita harus bangga akan kerja keras kita sendiri Dari pada tinggi akan tetapi itu hasil dari AI
Dari cerita ini dapat petik bahwa kita harus bijak menggunakan AL dan teknologi,karena fungsi pertamanya membantu mahasiswa,tapi sering kali memberi dampak negatif ,seperti kita malas berfikirr
Dalam cerita ini dapat menggambarkan kondisi di beberapa instansi pendidikan di negara ini bahwa sangat banyak sekali guru guru diindonesia yg lepas tangan atau tidak peduli terhadap jawaban yg diberikan oleh murid muridnya didalam tugas sekolah, apakah jawaban mereka berasal dari otak mereka sendiri atau apakah mereka melakukan copy paste dari internet ataupun AI dan justru di beberapa instansi murid yg menggunakan jawaban hasil dari AI memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibanding murid yang jawabannya murni dari otak mereka.
dalam cerita ini AI sudah banyak sekali dampak positif dan negatif, memang AI ini pintar sekali menjawab apapun pertanyaan dengan modal mencatat apa yang telah AI sudah beri jelas sekali akan mendapatkan nilai tertinggi tpi belum tentu apa yang AI itu jawab masuk kedalam otak kita, sebaik” gunakan AI lebih baik gunakan pikiran kita sendiri
Ilmu bukan sekedar menyalin tapi harus di pelajari dan dijalani, dan ilmu tanpa di mengerti tak akan membawa hasil.
Dari cerita ini bisa kita belajar bahwa jangan terlalu mengandalkan AI tetapii berpandaii pandailah dalam menggunakan AI. Gunakanlah AI dengan bijak di zaman sekarang. Kenalilah dampak positif dan negatif dari AI.
Dari cerita ini saya paham,kalo bergantungan kepada AI itu tidak baik,bisa merugikan diri kita sendiri,karna bisa membuat kita jadi malas belajar,malas berfikir, dan malas berusaha.Yaaa, karna ada AI yang memudahkan segalanyaa.
Dari cerita tersebut memberikan informasi dan pengetahuan yang sangat banyak membuat kita lebih paham mengenai tentang AI pada zaman sekarang seperti cara menggunakan dengan bijak .
Menurut saya ceritakan tersebut sangatlah menarik sekali buat di dengarkan.
Cerita ini menginspirasi dan sebagai pengingat bagi murid dan mahasiswa agar dapat menggunakan AI dengan sebaik mungkin, yang mana artinya boleh menggunakan AI tetapi tidak boleh me copy paste semuanya. Karena pada dasarnya AI hanya sebagai alat bantu, kita tetap harus berpikir untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
dalam cerita ini kita mengetahui bahwa AI itu bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia sebetulnya, namun kalau melakukan secara berlebihan seperti kata kakek dan nenek yaitu copas, itu sama merugikan diri kita sendiri karena pasti suatu hari nanti kemampuan kita akan di uji. dan satu lagi dialog kak don menyatakan bahwa belum banyak orang yang mengetahui tentang AI ini, karena temannya bisa lolos dari pengawas guru karena gurunya belum paham betul AI pada masa itu. pesan untuk guru disini juga jelas sekali seperti kata kakek, jangan pernah memberikan suatu tugas yang dimana tugas tersebut belum jangkauan tenaga pendidik, Kata kakek itu ilmu gaib.
cerita ini sangat menarik, mengajak kita untuk menggunakan IA dengan sebaik mungkin jangan menilu diri sendiri seolah” kita bisa
cerita ini sangat keren dan menginspirasi,dan menjadi pengingat agar tidak selalu bertegangungan dengan AI,karena AI hanya membantu dan jawabanny perlu di saring lagi.
Cerita tersebut menjelaskan tentang bagaimana AI bekerja di kalangan kita sekarang.AI membantu kita untuk mencari penjelasan tentang apa saja yang akan kita tanya, tetapi tidak boleh terlalu bergantung dengan AI.
Cerita ini menginspirasikan untuk mahasiswa dan kita juga jadi bisa berhati hati dalam proses kegiatan perkuliahan ini dan juga kita harus pandai mengunakan aplikasii lainnya contohnya Al, bolehh bangat mengunakan aplikasi ini sangat membantu dan bisa mengunakan untuk hal yang bermanfaat tapi jangan sembarangan dalam mengunakannya dan ingat kata plagiasi adalah penipuan bagi diri sendiri
Cerita ini sebagai inspirasi dan juga pengingat bagi murid dan mahasiswa agar dapat menggunakan AI dengan sebaik mungkin, yang mana artinya boleh menggunakan AI tetapi tidak boleh me copy paste semuanya. Karena pada dasarnya AI hanya sebagai alat bantu, kita tetap harus berpikir untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Di era zaman digital juga AI sudah semakin marak digunakan.
Cerita ini sangat menarik dan mudah dipahami dari cerita tersebut kita dapat memahami bahwa pada zaman sekarang banyak anak remaja ingin tugasnya cepat selesai dan mudah cuman dengan melalui namanya AI
Komentar saya tentang cerita tersebut adalah cerita ini sangat tergambarkan dengan lingkungan saya yang dimana para remaja,sering kali menggunakan AI sebagai jalan pintas dalam menyelesaikan tugas mereka,bukan untuk dijadikan referensi tetapi disalin semua jawaban atau pendapat yang dia dapat dari AI.
Kita boleh menggunakan AI,tapi kita harus tahu apa yang disampaikan oleh AI itu sendiri dari pendapatnya,sumbernya,dan segala jawaban yang diberikannya.Saya sebagai individu sangat mendukung penggunaan AI menurut kakek karena kita sebagai individu harus berfikir kritis jangan semuanya mengandalkan AI,AI hanya untuk alat bantu saja.
Cerita ini sebagai inspirasi dan juga pengingat bagi murid dan mahasiswa agar dapat menggunakan AI dengan sebaik mungkin, yang mana artinya boleh menggunakan AI tetapi tidak boleh me copy paste semuanya. Karena pada dasarnya AI hanya sebagai alat bantu, kita tetap harus berpikir untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Di era zaman digital juga AI sudah semakin marak digunakandigunakan, maka sedikit nya kita jugaharys menggunalan AI
Cerita ini sangat menarik untuk dibaca karena bukan cuma berisi tentang cerita keluarga yang hangat, tetapi juga membahas masalah yang sering dialami di sekolah, terutama soal tugas yang kadang membuat peserta didik bingung. Saya pribadi suka cara Kakek dan Nenek memberikan pandangan soal AI yang bisa membantu kita tetapi harus dipakai dengan cara yang bijak. Pesan tentang jangan cuma copy paste dari AI juga penting agar kita tidak rugi sendiri.
Cerita ini sangat menarik dan mudah dipahami
Hal yang paling ‘menusuk’ bagi saya dalam cerpen ini adalah kebenaran bahwa banyaknya tersebar di dunia pendidikan kita guru-guru ‘ilmu gaib’. Entah kenapa, umumnya guru selalu berpikir semua siswa akan paham maksud dari perintah pendek atas tugas yang diberikan dengan dalih ‘kalian harus bisa belajar mandiri, karena di perguruan tinggi pun akan begitu’. Namun faktanya, mereka bahkan tidak memberikan atau menyediakan langkah kerja terstruktur, rekomendasi website atau buku yang dapat digunakan untuk mempermudah pengerjaan tugas. Apabila ditanyakan detail dari tugas yang diberikan, mereka umumnya hanya akan bilang ‘cari saja di situs pencarian (google)’. Secara tidak langsung juga menumbuhkan mental ‘menyelesaikan segala tugas secara instan tanpa memahami esensi tugas’ terhadap siswa. Ini juga menjadi PR besar dalam pendidikan.
Selanjutnya disinggung pula soal AI. Tak bisa kita pungkiri dan tolak secara utuh keberadaan AI karena tidak selamanya AI buruk bagi kehidupan. Seperti yang dikatakan Kakek si Ali, AI hendaknya dijadikan sebagai semacam asisten atau pemantik kita dalam mengeksekusi ide. Kegunaan AI pun bergantung pada penggunaannya; terwujud dari bagaimana perintah (prompt) yang digunakan.
Cerita ini mengajarkan nilai moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari: pentingnya menghargai proses belajar, tidak terjebak pada iri hati terhadap orang lain, serta kesadaran bahwa kecurangan pada akhirnya merugikan diri sendiri. Kehadiran tokoh Kakek dan Nenek memberi nuansa bijaksana, seakan menjadi jembatan antara pengalaman masa lalu dengan tantangan zaman sekarang.
Pejalaran yang dapat kita ambil dari cerita ini sangat menarik dan berguna, melalui makna yang terkandung di dalamnya yang dapat merubah cara kita terutama dalam mem manfaatkan teknologi, khususnya yang sedang marak sekarang yaitu AI di semua kalangan.
kita harus membiasakan kesadaran bahwa tidak semua yang mempermudah itu tidak selalu memberikan manfaat yang baik buat kita, seperti kemudahan segala hal dari teknologi atau AI, jika tidak bijak dalam penggunaannya, bukan malah ilmu pengetahuan atau kepintaran yang kita dpat tapi malah justru kebodohan yang akan tertanam dalam diri kita.
Cerita ini sangat bagus sekali, selain menarik cerita ini juga memberikan pelajaran bagaimana dampak baik dan buruknya penggunaan AI, dan itu tergantung pada pribadi kita masing masing dalam menggunakannya. Maka berpandai pandai lah dan bijaklah dalam memanfaatkan teknologi dimasa sekarang.
Cerita ini sangat relavan dengan masa sekarang. Hal ini dikarenakan ketergantungan pelajar dan mahasiswa terhadap AI yang semakin meningkat. Dampingan dari berbagai pihak kepada pelajar dan mahasiswa dalam menggunakan teknologi sangat diperlukan, agar tidak terjadi penyalahgunaan. Penjelasan yang diberikan oleh kakek dan nenek merupakan salah satu upaya agar tokoh dapat memahami penggunaan teknologi lebih lanjut. Selain itu diajarkan dalam menyampaikan berita secara benar dan harus berdasarkan fakta. Serta pola pengajaran yang dilakukan guru perlu perubahan agar pelajar dan mahasiswa lebih berpikir kritis.
Cerita ini memang betul adanya, dan sudah banyak di zaman sekarang yang bertanya dan dijawab lalu copas dari awal sampai akhir menggunakan AI, Cerita ini bukan semata mata cerita tetapi juga mengedukasi pembaca untuk menggunakan AI sebagai referensi bukan sebagai pembantu pribadi.
Cerita ini sangat menarik dan menginspirasi, Cerita “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib” menunjukkan bahwa teknologi AI sebaiknya dimanfaatkan secara bijak sebagai alat bantu belajar, bukan untuk plagiasi. Melalui dialog hangat keluarga, pesan moralnya adalah pentingnya kejujuran, etika, dan tanggung jawab dalam pendidikan di era digital.
Nilai inspiratif dari cerita ini muncul ketika Kakek memberi pandangan bijak tentang AI (Akal Imitasi/Kecerdasan Buatan) dan hubungannya dengan pendidikan. Pesan pentingnya adalah bahwa teknologi seperti AI boleh digunakan, bahkan sebaiknya diajarkan, tetapi tidak boleh disalahgunakan untuk menipu diri sendiri dengan melakukan plagiasi atau sekadar menyalin hasilnya.
Cerita ini juga menyoroti fenomena nyata di dunia pendidikan pada saat ini, yakni tantangan guru dan siswa dalam menghadapi perkembangan teknologi digital.
Cerita ini sangat menggambarkan bagaimana dunia pendidikan Indonesia saat ini. AI memang punya sisi positif dan negatif, orang-orang akan sangat terbantu dalam mengakses berbagai hal dari internet. Tapi, seperti perkataan kakek, AI dapat merugikan diri, membodohi dan meremehkan kemampuan sendiri. Edukasi tentang penggunaan AI ini memang sangat diperlukan, bukan hanya bagi siswa, tapi juga bagi tenaga pendidik.
Cerita ini berpotensi besar untuk mengeksplorasi makna kecerdasan yang sesungguhnya. Apakah kecerdasan hanya tentang logika dan data, ataukah juga melibatkan intuisi, hati, dan kebijaksanaan yang tidak bisa ditiru oleh mesin? Kisah Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib bisa menjadi sebuah petualangan yang menghibur sekaligus merenungkan hakikat kemanusiaan, di mana pertempuran antara teknologi dan tradisi berakhir dengan sebuah pemahaman baru.
Cerita ini sangat menginspirsi saya tentang bagaimana nanti jika menjadi seorang guru tidak menerapkan ilmu gaib dimana. Diamana guru memerintahkan siswa membiat suatu teks tanpa kerangka yang jelas sehingga siswa berinisiatif sendiri untuk menggunakan teknologi yang ada seperti AI. Guru juga harus bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang ada. Tetapi, kitabtidak boleh menggantikan otak kita dengan AI tersebut dengan cara hanya menyalin tempel apa yang dijawab AI tersebut, jadikan AI sebagai asisten kita untuk mencari ide, data, dan lainnya.
Cerita ini sangat menginspirasi sekali yaa, dan bagus banget. Yang mana di zaman sekarang banyak kalangan dari kita yang tidak bijak dalam menggunakan teknologi apalagi AI ini,dan menurut saya AI ini sangat membawakan dampak yang positif jika di gunakan dengan baik. Kita boleh menggunakan AI sebagai referensi atau mencari jawaban yang mungkin menurut kita kurang tepat bukan di gunakan untuk meng copas atau menyalin hasil jawaban AI itu sama saja dengan pembohongan dan dapat merugikan pengguna tersebut.
Teks ini mengajak kita untuk berhenti menipu diri sendiri dan mendorong agar kita terus berpikir kritis bahwa mencari jalan pintas seperti “ilmu gaib” sesungguhnya hanyalah ilusi yang bisa menyesatkan. Ia mengingatkan kita, terutama pelajar, agar tetap jujur pada diri dan tak mudah tergoda oleh iming-iming instan, kejujuran terhadap diri sendiri adalah fondasi pembelajaran yang sejati.
Cerita ini sangat menarik karena membahas dampak AI kepada pemahaman siswa. Ini juga sangat menyinggung karna biasanya guru selalu berpikir bahwa muridnya memahami dengan materi yang diajarkannya. Disisi lain AI juga memberikan alternatif kepada siswa yang dapat digunakan untuk mempermudah pembelajaran. Cerita ini berdasarkan dunia pendidikan pada saat ini yang bisa dikatakan ketergantungan siswa pada perkembangan teknologi digital khususnya AI.
Cerita ini sangat menarik dari cerita ini dapat diambil lesan moral dari kalangan pendidik dan remaja,terutama dalam menggunakan yang namanya AI (Artificial Intelligence). AI kita gunakan cukup sebagai alat bantu di pekerjaan saja bukan untuk menggantikan kita sepenuhnya
Cerita ini sangat menarik dan membantu menyadarkan mahasiswa mengenai pentingnya bijak dalam penggunaan AI pada zaman sekarang. Kita harus mengerti penggunaan AI ini tetapi tidak boleh juga terlalu bergantung pada AI ini, karena akan merugikan diri kita sendiri.
Menurut saya, cerita “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib” punya pesan penting untuk mahasiswa di era digital. Seperti yang kita tau , AI memang sangat membantu, tapi jangan sampai membuat kita malas berpikir. Kalau kita hanya menyalin tanpa memahami, sebenarnya kita sedang menipu diri sendiri dan kehilangan kesempatan belajar.
Sebagai mahasiswa, saya melihat AI seharusnya jadi alat pendukung, misalnya untuk mencari referensi, memperbaiki tata bahasa, atau memperluas wawasan. Namun, inti pemikiran, analisis, dan kreativitas tetap harus lahir dari diri kita sendiri. Dalam cerita ini juga mengingatkan bahwa kejujuran akademik adalah hal utama, karena plagiasi hanya akan merugikan diri kita di masa depan. Jadi, pesan yang saya tangkap sebagai mahasiswa adalah, gunakan AI secara bijak, tetap kritis, dan jangan lupakan nilai kejujuran dalam proses belajar.
Cerita ini sangat menarik, mengajarkan bahwa teknologi seperti AI sebaiknya dipakai sebagai alat bantu, bukan jalan pintas. Yang paling penting, jangan sampai kita menipu diri sendiri hanya demi nilai, karena ilmu sejati akan diuji dalam kehidupan nyata.
Cerita ini menarik karena memadukan cerita keluarga dengan isu pendidikan dan teknologi. Saya merasa pesannya jelas, bahwa teknologi seperti AI seharusnya jadi alat bantu, bukan jalan pintas. Ini mengingatkan saya sebagai mahasiswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar tidak menipu diri sendiri.
Sebuah kesadaran muncul setelah membaca cerita dengan judul “Ali, Akal, Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib.” Percakapan keluarga yang bermula dari seorang cucu menceritakan terkait tugas-tugasnya di sekolah, yang mana hasilnya lebih rendah dari teman-teman karena ikut andilnya peran media. Dalam perkembangan teknologi semakin pesat, berbagai sumber sangat mudah diakses, namun sisi negatifnya dengan kemunculan AI masih banyak siswa ataupun mahasiswa mengandalkan kecerdasan AI ini untuk sekadar menjawab atau mengerjakan, tanpa ingin mencari tahu lebih dalam dan tidak ingin berpikir kritis atau menjadikan sebagai referensi yang bisa dikembangkan. Pengaruh ini juga tidak bisa sepenunya disalahkan, peran orang tua dan guru turut menjadi kunci dalam penggunaan AI yang lebih kreatif dan inovatif dalam memunculkan gagasan. Cerita ini sangat menginspirasi dan menjadi sindiran halus berbungkus cerita, mengajak pembaca meresapi keadaan pendidikan yang minim literasi dan selalu ingin hasil yang instan. Berisi lelucon namun bermakna tajam mengenai peran yang dilupakan.
Cerita Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib menurut saya sangat menarik. Kisah ini dibalut dengan humor ringan namun sarat makna reflektif. Ceritanya menyinggung pertemuan antara tradisi lama dan teknologi modern, serta mengingatkan kita akan pentingnya berpikir kritis di tengah arus digitalisasi. Sebagai generasi muda, kita diajak untuk merespons perubahan zaman dengan cerdas agar tidak mudah diperdaya.
Cerita diatas sangat menarik dan bisa menjadi pengingat bagi kita bahwa penggunaan AI yang berlebihan tidak baik bagi diri sendiri.Pesan yang dapat diambil dari cerita ini yaitu gunakan lah AI dengan bijak dan jangan bergantung pada AI.
Jadi, dengan adanya AI, kita bisa mendapatkan banyak bantuan dalam belajar dan menyelesaikan berbagai tugas. AI bisa jadi teman belajar yang asik, membantu kita mencari informasi, menjawab pertanyaan, atau bahkan memberi saran yang bermanfaat. Tapi, penting untuk diingat bahwa AI bukan pengganti kita dalam proses belajar. Kita tetap perlu berpikir kritis dan aktif berpartisipasi dalam pembelajaran kita sendiri. Jadi, AI itu seperti alat bantu yang memperkuat kemampuan kita, bukan pengganti!
Menurut saya, penggunaan AI itu baik selama diposisikan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti pemikiran kita. AI bisa membantu memberikan referensi, mempercepat pencarian informasi, atau memberi inspirasi ide. Namun, hasil akhirnya tetap harus diolah dengan pemikiran sendiri supaya tidak hanya menyalin atau meniru. Jadi AI lebih saya anggap seperti teman diskusi atau asisten belajar, bukan sumber utama yang langsung diambil mentah-mentah.
Cerita “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib” sangat menarik untuk di bahas, di mana cerita tersebut menyajikan percakapan keluarga yang ringan tapi penuh pesan. Kisah ini mengingatkan bahwa teknologi, termasuk AI, hanyalah alat bantu yang harus dipakai dengan bijak, bukan untuk jalan pintas menipu diri sendiri. Lewat canda dan nasihat, cerita ini menegaskan pentingnya kejujuran, berpikir kritis, serta kesiapan menghadapi tantangan nyata di masa depan. Kisah ini sederhana tapi memberi pelajaran berharga bagi siapa saja yang membacanya.
Cerita ini sangat memberikan pembelajaran yang mendalam tentang penggunaan AI terutama di era digital saat ini, yang mana hampir setiap kita hampir tidak terlepas dari hal tersebut. Begitupun di dunia pendidikan, baik di sekolah ataupun dalam dunia perkuliahan kita selalu terikat oleh dunia digital. Berdasarkan cerita tersebut, benar bahwa AI itu haruslah mesti digunakan sebaik mungkin namun kita sebagai pengguna tidak boleh ketergantungan apalagi menjiplak atau hanya menyalin langsung dari AI tersebut baik itu kita sebagai seorang siswa ataupun seorang tenaga pendidik. Pesan yang dapat saya ambil dari cerpen ini yaitu manfaatkanlah AI sebaik mungkin namun jangan pernah menjadi orang yang membohongi diri sendiri
Cerita ini sangat relavan dengan masa sekarang. Hal ini dikarenakan ketergantungan pelajar dan mahasiswa terhadap AI yang semakin meningkat. Dampingan dari berbagai pihak kepada pelajar dan mahasiswa dalam menggunakan teknologi sangat diperlukan, agar tidak terjadi penyalahgunaan. Penjelasan yang diberikan oleh kakek dan nenek merupakan salah satu upaya agar tokoh dapat memahami penggunaan teknologi lebih lanjut. Selain itu diajarkan dalam menyampaikan berita secara benar dan harus berdasarkan fakta. Serta pola pengajaran yang dilakukan guru perlu perubahan agar pelajar dan mahasiswa lebih berpikir kritis.
Cerpen ini enak dibaca karena ceritanya ngalir kayak obrolan sehari-hari di ruang keluarga. Obrolan antara Kakek, Nenek, dan Bang Don terasa hidup, ada lucunya tapi juga banyak pesannya. Kehadiran tokoh Kakek dan Nenek sebagai sosok bijak menambah kedalaman cerita, sehingga cerpen ini tidak hanya menyenangkan untuk dibaca tetapi juga memberi pencerahan tentang sikap dalam menghadapi perkembangan zaman. Pesan utamanya jelas: jangan gampang nyontek atau asal copas, karena yang dirugikan sebenarnya diri sendiri. Dekat dengan keseharian, tapi tetap ada nilai hidup yang bisa dipetik.
Cerita ini sangat menarik untuk di bahas, di mana cerita tersebut menyajikan percakapan keluarga yang ringan tapi penuh pesan. Kisah ini mengingatkan bahwa teknologi, termasuk AI, hanyalah alat bantu yang harus dipakai dengan bijak, bukan untuk jalan pintas menipu diri sendiri. Lewat canda dan nasihat, cerita ini menegaskan pentingnya kejujuran, berpikir kritis, serta kesiapan menghadapi tantangan nyata di masa depan. Kisah ini sederhana tapi memberi pelajaran berharga bagi siapa saja yang membacanya.
Cerita ini sungguh menarik untuk dibaca, karena manawarkan pengetahuan bagaimana seharusnya kita memanfaatkan AI secara benar, bukan malah memanfaatkan AI sebagai alat agar kita tidak berfikir sama sekali untuk membuat tugas yang ada.
Dari cerita ini saya juga menyadari, bahwa AI memang punya sisi positif dan sisi negatif nya, tetapi dari sebagian orang banyak yang menyalahgunakan AI, seperti ketika ada tugas mereka menyuruh AI untuk membuatkan apa yang dicari nya dan hanya menyalin tempel apa yang diberikan AI tanpa memahami apa yang diberikan AI tersebut. Dan bagi sebagian orang menggunakan AI untuk mengembangkan pemahaman dia tentang materi yang kurang dia mengerti. Jadi sebagai seorang mahasiswa kita harus menggunakan AI secara pintar.
Cerita pendek ini memberikan tamparan keras bagi para tenaga pendidik dalam beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, apalagi arus digitalisasi semakin memuncak dan maju dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, penggunaan AI yang semakin marak dilakukan oleh berbagai individu terutama para peserta didik. Oleh sebab itu, sebagai seorang pengajar, perlu untuk menegaskan bahwa AI hanyalah sebagai penunjang kita dalam menempuh pendidikan, bukan sebagai pengganti.
Cerita ini memberikan nasehat agar menggunakan kecerdasan buatan (AI) dengan cermat, yang dimana kita menjadikan (AI) ini sebagai rekan dalam belajar untuk menambah ilmu pengetahuan, bukan sebagai tempat untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen atau guru lalu kita salin tempel (copy paste) saja, tetapi membuka pemahaman dan mencari sebuah fakta baik itu berupa link artikel, pengertian dari tugas yang akan dibuat, memahami syarat-syarat, ciri-ciri, dan sebagainya untuk membantu kita menjadi paham tentang maksud dan tujuan dari tugas yang diberikan oleh guru atau dosen
Pejalaran yang dapat kita ambil dari cerita ini sangat menarik dan berguna, melalui makna yang terkandung di dalamnya yang dapat merubah cara kita terutama dalam mem manfaatkan teknologi, khususnya yang sedang marak sekarang yaitu AI di semua kalangan.
kita harus membiasakan kesadaran bahwa tidak semua yang mempermudah itu tidak selalu memberikan manfaat yang baik buat kita, seperti kemudahan segala hal dari teknologi atau AI, jika tidak bijak dalam penggunaannya, bukan malah ilmu pengetahuan atau kepintaran yang kita dpat tapi malah justru kebodohan yang akan tertanam dalam diri kita.
Cerita ini sangat menginspirasi bagi pelajar/mahasiswa dan pengajar. Harus pandai-pandai dalam menggunakan teknologi AI, jangan hanya mengcopy paste lalu merasa bangga dengan nilai yang tinggi padahal itu bukan hasil pikiran sendiri.
Cerita tentang Ali dan akal imitasi guru gaib merupakan sebuah cerita yang memberikan pembelajaran mengenai bagaimana memanfaatkan dan beradaptasi dengan teknologi yang berkembang. Sebagai generasi yang terus bergantung pada teknologi tentu kita tidak akan lepas dari hal tersebut, namun hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita menggunakan teknologi tersebut dengan bijak. Bijak dalam hal tersebut tentunya tidak akan membuat seseorang semakin
malas dan bodoh karena teknologi tetapi menjadikannya mampu menggali informasi dengan cermat.
cerita ini menceritakan banyak hal meskipun AI digunakan oleh Kakek, ia tetap menegaskan pentingnya pendampingan manusiawi. Guru bukan hanya penyampai materi, tapi juga pelatih kritis, membimbing bagaimana mencari, memvalidasi, dan meresapi informasi dan hal-hal yang tak bisa direplikasi oleh AI semata.
Cerita Ali Akal Imitasi dan Guru Ilmu Gaib mengajarkan pentingnya menggunakan akal sehat saat menghadapi kepercayaan mistis. Ali menunjukkan kecerdikan menghadapi ilmu gaib yang sering disalahgunakan, mengingatkan kita untuk kritis dan tidak mudah percaya pada hal-hal di luar nalar.
Cerita ini bukan hanya menginspirasi tapi juga mengingatkan bahwa jangan sembarang menggunakan teknologi AI. Sebagai mahasiswa harus cermat dalam menggunakan AI, agar tidak menjerumuskan diri sendiri dan kita harus bijak dan baik dalam menggunakan AI
Cerita ini bukan sekedar menginspirasi tetapi juga mengingatkan kita betapa bahaya nya pengaruh AI kalau tidak digunakan dengan bijak.
Cerita ini bukan hanya menginspirasi tapi juga mengingatkan bahwa jangan sembarang menggunakan teknologi AI. Sebagai mahasiswa harus cermat dalam menggunakan AI, agar tidak menjerumuskan diri sendiri dan kita harus bijak dan baik dalam menggunakan AI. Cerita pendek ini memberikan wawasan yang keras bagi para tenaga pendidik dalam beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, apalagi arus digitalisasi semakin memuncak dan maju dari waktu ke waktu.
Ceritanya menarik membahas tentang kegunaan belajar menggunakan AI. Cara menggunakan teknologi dengan benar tetapi AI juga belum tentu benar kita juga harus mencari berbagai sumber seprti di buku karena di buku lebih lengkap dan juga praktis.
masyaallah bagus sekali pak mantap, sangat menginspirasi🖐🏻💖
Cerita Ali Akal Imitasi dan Guru Ilmu Gaib memberikan pelajaran yang sangat penting tentang pentingnya menggunakan AI saat menghadapi kepercayaan mistis.
Kisah ini mengingatkan bahwa AI tidak bisa dijadikan jalan pintas instan, melainkan sarana yang perlu dipahami secara cerdas. Seperti pesan kakek, “menjiplak berarti menipu diri sendiri.” Bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga menghambat perkembangan diri kita. Pesan ini terasa sangat relevan di era serba digital seperti saat sekarang ini.
Cerita ini sarat dengan pesan moral yang mendalam. Nasihat dari sosok kakek menghadirkan nilai tanggung jawab dan kesiapan menghadapi dunia nyata, bahwa ilmu, keterampilan, dan sikap adalah bekal utama, bukan sekadar bergantung pada teknologi. Kehadiran dua sosok sesepuh yang dihormati memberikan nuansa keteladanan, rasa hormat, serta nilai religius yang menyentuh. Bagian akhir yang ditutup dengan syukur kepada Tuhan menjadikan cerita ini semakin indah, penuh makna, dan mengajarkan kita untuk menghargai setiap anugerah kehidupan.
Cerita ini menambah wawasan karena tidak hanya mengangkat masalah teknologi seperti AI, tapi juga mengingatkan pentingnya nilai kejujuran dan proses belajar. Cara Kakek menjelaskan terasa sederhana, tapi mengandung makna yang dalam. Pesannya juga jelas seperti teknologi bisa jadi sahabat, tapi tidak sampai membuat kita malas berpikir.
Cerita nya sangat menarik dan mengajarkan bahwa mencontek itu tidak baik, itu sama saja dengan menipu diri sendiri. Hal penting yang bisa diambil adalah kejujuran dan kemampuan diri sendiri. Karena suatu hari nanti, kita tidak bisa lagi mengandalkan bantuan dari mana pun.
Cerita ini menyampaikan pesan moral tentang pentingnya kejujuran dan pemanfaatan AI secara bijak. Lewat percakapan hangat dalam keluarga, pembaca diajak memahami bahwa teknologi hanyalah alat bantu, bukan pengganti dari pemikiran sendiri. Cerita ini mengajarkan bahwa menipu diri sendiri melalui plagiarisme hanya akan membawa kerugian di masa depan.
Nah cerita ini sangat menarik karena bersifat nyata di kehidupan yang sekarang. Di mana yang menyalin semua tugas menggunakan AI itu lebih tinggi nilainya di bandingkan dengan yang mempunyai ide dari otaknya sendiri. Walaupun kita menggunakan AI seharusnya kita pergunakan sebagai tempat untuk mencari referensi yang baik dan benar, supaya kita dapat mengerjakan tugas yang baik dan benar. Walaupun guru tidak menerangkan secara rinci tentang pembuatan sebuah tugas kita bisa meminta tolong AI untuk mencari referensi dalam pengerjaan tugas tersebut.
Cerita ini sangat bagus karena selain menggambarkan suasana kekeluargaan yang hangat, juga memberikan pesan penting tentang kejujuran dalam belajar dan pemanfaatan teknologi AI secara bijak.
Cerita ini bukan sekadar percakapan biasa, melainkan sebuah nasihat bijak yang sangat berharga tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi kemajuan teknologi, khususnya AI. Pesan-pesan yang disampaikan Kakek dan Nenek sangatlah mendalam dan layak untuk direnungkan.
Cerita ini sangat menarik karena mampu menghadirkan suasana kekeluargaan yang hangat melalui percakapan sehari-hari di antara tokoh-tokohnya. Tema yang diangkat sangat relevan dengan kehidupan modern, yaitu tentang pendidikan, kejujuran, dan pemanfaatan teknologi seperti AI. Dialog antar tokoh terasa hidup dan alami sehingga pembaca seolah ikut berada di ruang tengah bersama mereka. Selain itu, pesan moral yang disampaikan, terutama tentang kejujuran dalam belajar dan bahaya menipu diri sendiri, sangat kuat dan membekas. Namun demikian. Secara keseluruhan, cerita ini sangat baik, komunikatif, dan sarat makna sehingga cerita ini merupakan karya narasi yang inspiratif.
Menurutku teks ini bagus karena menggambarkan suasana keluarga yang hangat sekaligus penuh nasihat. Obrolan antara Kakek, Nenek, dan yang lain terasa alami. Pesan utamanya jelas, yaitu tentang pentingnya kejujuran dalam belajar dan bijak menggunakan teknologi seperti AI. Jadi, teks ini enak dibaca sekaligus bermanfaat.
Bagian pembahasan mengenai AI sangat relevan dan bernilai edukatif. Pesan bahwa AI digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai sarana plagiasi, menjadi pengingat penting bagi mahasiswa dalam mengembangkan kejujuran akademik.
Kalau menurut saya sendiri saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa “plagiasi adalah penipuan terhadap diri sendiri”. Sebagai mahasiswi, saya merasa diingatkan untuk tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berintegritas. Cerita ini menjadi refleksi bahwa teknologi hanyalah alat, dan karakter kitalah yang menentukan bagaimana menggunakannya secara bijak dan sangat inspiratif.
Wahh ceritanya sangat menarik dan mengajarkan kita agar jujur dan bagaimana kita memanfaatkan AI sebaik mungkin.
Jangan menipu dirisendiiri melalui plagiarisme sebagai mahasiswa kita juga perlu berhati hati saat menggunakan AI.
Cerita ini sangat keren, karena mengajarkan bahwa belajar itu bukan tentang cepat selesai tapi tentang bagaimana proses kita memahami. Al itu memang canggih tetapi kita tidak boleh terus bergantung dengan Al apalagi dipakai hanya untuk copas. Seperti pesan dari kakek dan nenek jika kita menipu diri sendiri, apa lagi secara berkelanjutan, yakinlah akibatnya adalah penyesalan dan kebodohan.
ceritanya bagus mampu menghadirkan suasana keluarga yang hangat sekaligus menyelipkan nilai-nilai pendidikan yang relevan dengan kehidupan sekarang.
cerita ini menceritakan tentang penggunaan ai, dimana saat menggunakan ai ada hal negatif dan juga hal positif saat menggunakanya. Jadi kita sebagai mahasiswa harus pandai-pandai memanfaatkan teknologi ai sebagaimana seharusnya.
cerita ini sangat menarik dan juga memberikan peringatan serta tamparan buat kita yang terlalu sering memanfaatkan AI untuk mempermudah segalanya, dan betul suatu hari nanti memampuan serta pengetahuan kita akan di uji saat interview kerja dan sebagainya, yang dimana kita tidak akan bisa nge joki AI itu kapan saja, secara tidak langsung cerita ini mengajak kita untuk mandiri serta yakin dengan pengetahuan yang telah kita dapatkan sendiri, tanpa berharap dan terlalu bergantung pada hal yang instan.
Cerita ini menyajikan nasihat moral yang sangat kuat tentang pentingnya kejujuran dalam menempuh pendidikan maupun menjalani hidup. Dialog Kakek dan Nenek juga menekankan bahwa hasil pendidikan pada akhirnya akan diuji di dunia nyata, sehingga hanya kemampuan dan karakter yang benar-benar diasah dengan jujur yang akan membawa keberhasilan.
cerita Ali ini bukan sekedar mengajarkan kita tentang cara menggunakan ai dengan bijak dan baik ,tetapi mengajarkan kita tentang bagaimana seorang kakek dan nenek menggunakan teknologi yang sudah ada di Indonesia dan bagaimana kita bisa menggunakan teknologi dengan bijak dan baik .sebagai mahasiswa kita harus cermat menggunakan teknologi / ai .
Cerita ini sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Isu tentang penggunaan Al, plagiarisme, sering kali tidak efektif adalah masalah nyata yang dihadapi oleh siswa, guru, dan dosen. Cerita ini berhasil mengangkat isu tersebut dengan cara yang mudah dipahami.
Cerita ini sangat memberi inspirasi bahwa teknologi seperti AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti usaha dan kejujuran. Kakek mengingatkan bahwa menyalin hasil AI tanpa pemahaman adalah bentuk penipuan terhadap diri sendiri. Pesannya jelas nilai sejati dari belajar bukan hanya angka, melainkan kemampuan, integritas, dan kebijaksanaan yang kelak akan diuji dalam kehidupan nyata.
Menurut saya, cerita “Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib”sangat menarik karena menggambarkan bagaimana seorang anak bernama Ali berjuang mengerjakan tugas sekolah tentang menulis berita banjir. Ali merasa kebingungan, apalagi ketika melihat teman-temannya justru mendapat nilai bagus meski menulis tentang banjir di tempat jauh. Situasi ini membuat saya menyadari bahwa belajar memang tidak bisa ditempuh secara instan atau hanya dengan meniru. Di cerita itu, AI digambarkan sebagai “Akal Imitasi”, yang sebenarnya hanya bisa membantu sebatas alat, bukan menggantikan pemikiran manusia. Menurut saya, pesan yang ingin disampaikan adalah kita harus bijak menggunakan teknologi, termasuk AI, agar benar-benar membantu proses belajar, bukan sekadar menyalin tanpa memahami. Dari kisah Ali dan nasihat keluarganya, saya merasa bahwa keberhasilan belajar justru terletak pada kejujuran, usaha mandiri, dan kesabaran dalam memahami, bukan dari jalan pintas atau trik instan.
Cerita ini bukan hanya inspirasi namun juga kejadian ini yang sering terjadi di sekolah ketika guru kasih tugas , murid hanya mencari melalui hp bukan mencari sendiri ketika di kumpulkan murid itu mendapatkan nilai bagus namun tidak ada isi otak mereka dalam melaksanakan tugas tersebut.Dan juga guru pun tidak mempertanyakan dimana mendapatkan jawaban tersebut,dan akibatnya murid tergantung kepada Al dan guru pun akan sia sia dalam kelas tersebut.sebaiknya kita mengunakan Al untuk mendapatkan inspirasi bukan untuk bergantung kepada Al. Dan sebagai calon guru saya akan memperhatikan siswa untuk mengunakan Al supaya tidak bergantung kepada Al.
Sebelumnya saya apresiasi atas cerita yang telah di buat oleh bapak ceritanya bagus dan memberikan edukasi kepada semua orang tentang pentingnya penggunaan AI secara bijak dan pintar . Pengunaan Ai ini sangat marak sekali di kalangan semua orang sehingga perlu sekali untuk membatasi penggunaan AI ini . Pintar dalam menggunakan Ai ini atau teknologi canggih pada zaman sekarang…..
Ceritanya bagus sekali pak.
Cerita ini memberi pesan bahwa akal manusia tak cukup hanya meniru, tapi perlu dipakai dengan bijak dan rendah hati dalam mencari ilmu.
Cerita ini sangat cerdas dan sesuai dengan situasi yang ada sekarang. Kecerdasan buatan memang berguna sebagai pendukung dalam belajar, tetapi tidak seharusnya digunakan secara langsung tanpa perubahan. Hal yang paling penting adalah cara siswa dan mahasiswa memanfaatkannya dengan bijaksana, kritis, dan penuh tanggung jawab agar tidak terjebak dalam tindakan plagiasi, melainkan benar-benar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri.
Cerita ini begitu menarik, sebagaimana yang kita ketahui bahwa AI sangatlah banyak digunakan oleh khalayak umum, terutama siswa dan mahasiswa, dan apa yang disampaikan oleh si kakek sangatlah benar bahwa jangan membohongi diri dengan hanya mengcopy paste saja,karena itu hanya akan menimbulkan kebodohan dan penyesalan.
Ketahuilah, bahwa terdapat sebuah informasi dan nilai-nilai yang ada pada cerita pendek Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib. Sebagai mahasiswa aktif juga menyadari bahwa zaman sekarang interkasi manusia kepada Akal Imitasi ini sangat dekat. Manusia bisa saja menggunakan Akal Imitasi ini untuk kebutuhan informasi yang instan. Bahkan, ada yang sampai membawakan perihal emosionalnya kepada Akal Imitasi. Isi dari cerita pendek juga memberikan ajakan untuk bijak pada pemakaian Akal Imitasi. Akal Imitasi bersifat membantu. Maka, orang yang cerdik akan menjadikan Akal Imitasi suatu hal yang bisa membantu mereka. Bukan hanya menjadi teman dan mengaminkan segala tuturan Akal Imitasi. Dengan demikian, kita bisa mencetak generasi yang unggul dan bijak dalam perkembangan teknologi. Jika tidak, hal ini bisa menjadi suatu hal yang lumrah di kalangan umum, bahkan menjadi suatu tantangan yang besar terkhusus di bidang pendidikan.
Wah ceritanya bagus banget. Aku paling suka pas tokohnya diingetin kakek-neneknya, soalnya kerasa nyata banget. Kayak kita juga sering kan dapat wejangan di rumah. Dari situ jadi kepikiran kalau hal sepele, misalnya jujur pas belajar, ternyata penting banget buat hidup kita.
Pelajaran yang sangat berharga dan menginspirasi saya.
Dari cerita yang sudah saya baca ini yang berjudul Ali, Akal Imitasi, dan Guru Ilmu Gaib saya banyak mendapatkan inspirasi dari pesan yang disampaikan. Cerita ini sangat sesuai di era kita sekarang dalam menggunakan AI untuk belajar dan menyelasaikan tugas. Seseorang yang bijak dalam menggunakan AI, maka AI itu akan memberikannya suatu manfaat sedangkan seseorang itu tidak bijak dalam menggunakan AI maka Ai itu akan menjadikannya suatu pengaruh yang sangat besar bagi dirinya yaitu kebodohan.
Ceitanya sangat seru dan menarik untuk dibaca dan juga mengandung pesan yang sangat berharga.
Keren pak, memang polemik saat ini adalah AI. gawai bisa menjadi penyelamat dalam pembelajaran tapi jika disalahgunakan bisa menjadi perusak generasi.
sebagai guru memang kita harus mendampingi siswa agar bijak menggunakan gawainya. Saya sering mengatakan ini kepada siswa saya ketika mengerjakan tugas, “Nak, Tuhan memberikan kepala untuk berpikir, bukan hanya dipajang, jika kamu mengerjakan tugasmu dengan AI maka kepala kamu tidak akan bekerja, malas berpikir, dan itu sangat disayangkan.”
tidak apa-apa tugasnya tidak maksimal, tapi itu buah dari hasil pemikiran, dari pada hasilnya sempurna tapi dari AI.
saya sangat setuju bahwa kemampuan yang sedikit itu jika terus di asah maka akan maksimal di kemudian hari.
Cerita ini mengajarkan kita untuk bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak dan belajar untuk jujur dengan kemampuan kita sendiri
Cerita ini sangat menarik, dari cerita ini banyak pelajaran yang bisa kita ambil dalam kehidupan sehari hari terutama dalam dunia pendidikan, kemajuan teknologi dan perkembangan zaman membuat teknologi AI dapat membantu pekerjaan kita dalam menyelesaikan tugas, bukan berarti teknologi AI membuat kita malas berpikir dan tidak menggunakan otak kita sendiri, peran AI dalam kehidupan kita saat ini membantu kita menemukan beberapa referensi dan menambah literasi dengan efektif. Dengan kehadiran teknologi AI ini kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin terutama dalam proses belajar mengajar
Ceritanya mampu membuka wawasan berpikir kita sebagai seorang manusia untuk lebih bijak dalam memanfaat teknologi yang selalu berkembang, pemanfaatan teknologi seperti AI misalnya harusnya hanya bersifat membantu bukan sebagai solusi sesaat saja sehingga mematikan kreatifitas berpikir sebagai seorang manusia. Apalagi seorang guru harus lebih cermat dan teliti lagi dalam menyikapinya, kita harus bisa adil dan jeli melihat dan menilai tugas yang dikumpulkan siswa, jangan sampai nilai kita yang terlalu dangkal hanya melihat hasil akhirnya saja bisa merugikan siswa dimasa datangnya. Bisa jadi tugas yang dinilai kurang bagus tersebut betul-betul berasal dari proses berpikir siswa atau tugas yang kita anggap bagus ternyata berasal dari menjiplak karya orang lain tanpa mereka berpikir dan belajar.
Cerita sangat menginspirasi. Cerita ini seperti replika dari kehidupan nyata. Memang benar kebanyakan individu seperti guru suka memberikan suatu perintah tugas tanpa memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan siswa. Zaman sekarang ketika guru bertindak sebagai fasilitator tidak berdampak apa-apa. Guru seolah menjadi sang diktator yang semua perintahnya harus dilaksanakan. Sementara, zaman sudah berubah. Pembelajaran tidak harus berupa perintah tapi berupa motivasi bagi peserta didik untuk menerima pembelajaran yang menyenangkan bahkan menggunakan teknologi sekalipun. Tidak perlu merasa teknologi hanya bisa dimanfaatkan oleh guru saja. Siswa pun juga berhak memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Di sini peran guru sangat diperlukan untuk mendampingi siswa dalam menggunakan teknologi secara pintar. Teknologi bisa sebagai alat untuk mempermudah menyelesaikan tugas yang diberikan. Seperti tugas menulis berita tadi. Siswa bisa didampingi bagaimana mencari berita yang terupdate dan unik. Apa saja yang harus ada dalam sebuah berita. Bagaimana menulis berita yang menarik. Darimana saja sumber berita, dan laian-lqin. Semua itu bisa dilakukan siswa dengan memanfaatkan AI. Guru tidak selalu harus menjelaskan tentang materi tetapi guru adalah sumber inspirasi bagi siswa dalam menyelesaikan tugas yang akan dikerjakan. Ketika siswa bisa melakukan semua sesuai dengan arahan yang tepat, tugas menulis berita tidak akan menjadi beban yang menakutkan. Guru yang mau menambah kemampuan diri, akan menjadi inspirasi bagi siswa sendiri. Ketidakjujuran akan berkurang, guru yang dibohongi siswa sendiri juga semakin sedikit.
Sebuah cerita yang sangat up to date, mengajarkan bahwa kita mesti arif menyikapi teknologi yang terus bergerak maju. Cerita yang mengajarkan bahwa kita harus memaksimalkan fungsi otak sebanding dengan AI. Dari cerita ini kita juga bisa belajar bahwa AI bisa mengajarkan segalanya. Namun, ada hal yang tidak bisa diajarkan oleh AI dan melainkan hanya bisa diajarkan oleh guru, yaitu etika, akhlak, dan adab.
Cerita ini berisi pelajaran yang berharga dan menginspirasi saya. Guru harus bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa dan sesuai dengan kebutuhan mereka dan tidak lepas tangan begitu saja terhadap tugas yang diberikan. Intinya, jangan tipu diri sendiri. Penggunaan AI dengan menyalin langsung adalah pembodohan diri sendiri. Lebih baik menggunakan AI ini dengan cerdas dan memanfaatkannya sebagai asisten agar pikiran kita makin maju dan update terus.
AI belum begitu menyentuh proses pembelajaran. Namun tak bisa dipungkiri, para siswa lebih melek AI dibandingkan para guru. Sebagian kecil siswa sudah memanfaatkan AI untuk menyelesaikan tigas-tugas sekolah. Nah, kalau dilihat dari sisi negatifnya, para siswa menjadi kurang efforts tuk menyelesaikan tugas sendiri. Tinggal buka AI, tugas selesai. Namun, sisi positif AI juga banyak. Jadi, seperti kata tokoh “Kakek” AI hanyalah alat bantu. Kita tetap dituntut untuk mempertanggungjawabkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan jenjang pendidikan dan dunia kerja yang kelak kita masuki.
Cerita ini sangat menarik. Temanya sesuai dengan perkembangan zaman yaitu tentang AI. Di SMP, AI belum begitu menyentuh proses pembelajaran. Namun tak bisa dipungkiri, para siswa lebih melek AI dibandingkan para guru. Sebagian kecil siswa sudah memanfaatkan AI untuk menyelesaikan tigas-tugas sekolah. Nah, kalau dilihat dari sisi negatifnya, para siswa menjadi kurang efforts tuk menyelesaikan tugas sendiri. Tinggal buka AI, tugas selesai. Namun, sisi positif AI juga banyak. Jadi, seperti kata tokoh “Kakek” AI hanyalah alat bantu. Kita tetap dituntut untuk mempertanggungjawabkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan jenjang pendidikan dan dunia kerja yang kelak kita masuki.
Salah satu kelemahan teknologi ketika manusia yang memanfaatkan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keseimbangan pikiran. Hal ini juga akan terjadi kepada seorang pendidik yang hanya memberikan tugas tanpa mengetahui bahwa anak-anak sekarang sudah cenderung menggunakan teknologi untuk memudahkan tugas mereka. masih sangat banyak guru-guru yang tidak ingin “bertumbuh” dan senang berada di zona nyaman, tak ingin belajar sesuatu yang baru yang sesuai dengan kodrat zaman anak didik. Mereka masih bertahan dengan metode-metode lama yang mengakibatkan terjadi penyalahgunaan IA oleh anak-anak yang memang zaman mereka teknologi canggih telah hadir. Tulisan bapak sangat mewakili situasi yang ada saat ini dibeberapa sekolah, luar biasa semoga bisa dijadikan bahwa renungan untuk guru-guru agar mau bergerak menerima dan mengikuti perubahan zaman anak-anak agar tidak terlindas oleh teknologi yang disalahgunakan oleh anak-anak.
Cerita ini bagus untuk dibaca dan menginspirasi serta mengedukasi, seperti yang diketahui pada era sekarang hampir semua orang mengetahui AI. AI (Artificial Intellingence) bisa membantu meningkatkan kemampuan, mempermudah masalah seseorang dan lain sebagainya, saking canggih AI apapun yang ingin kamu ketahui ada jawaban. Tetapi mau secanggih apapun teknologi sekarang, jangan sampai terhanyut dan terbuai akan hal tersebut. Seperti yang dikatakan kakek pada cerita di atas, kita boleh menggunakan AI untuk hal yang positif, dan jangan sampai ketergantungan menggunakan AI, kita harus bijak dalam menggunakan AI di era digital modern saat ini.
Cerita ini adalah gambaran nyata kehiidupan pendidikan yang terjadi akhir-akhir ini. Cerita ini sangat menginspirasi dan kembali menyadarkan kita tentang dampak penggunaan AI dalam dunia pendidika. Ada dua sisi dalam penggunaan AI, yaitu sisi positi dan negatif. AI akan berdampak baik jika digunakan dengan bijak. Penggunaan Ai dapat menabah wawasan sesuai dengan pekembangan zaman. Namun, penggunaan AI akan nerdampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Kemudahan yang dihadirkan oleh AI dapat membuat siswa bahkan guru tejebak dalam kebodohan. Contoh dalam cerita di atas. Siswa akan mudah menyelesaikan tugas hanya dengan mengetikkan kata kunci pada AI. Namun, pada saat ujian yang tidak memperbolehkan siswa membuka HP, mereka tidak akan mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Ceritanya sangat menarik yang dimana menyajikan sebuah cerita yang bisa kita jadikan edukasi yang dimana bercerita mengenai sebuah teknologi yang sedang berkembang di jaman modern ini yakni AI. Kalau bercerita mengenai AI di era digital modern saat ini ada hal sisi positif nya. Semua bisa terjawabkan dengan menggunakan AI. Dan semua pengguna teknologi bisa dengan mudah juga menggunakan AI. Tetapi dikembalikan lagi kepada kita si penggunanya. Kita harus lebih bijak lagi dalam menerima informasi.
Ceritanya sangat menarik dan mengispirasi, berisi pelajaran dan nasihat, dalam menggunakan AI kita harus lebih bijak lagi, melakukan plagiasi sama halnya membodohi diri kita sendiri, dan dapat membuat melemahnya kerangka berpikir kita dan ketergantungan, dan di dalam cerita juga di sebutkan kita harus siap menghadapi tes dengan kemampuan diri sendiri, tanpa bergantung pada teknologi & Internet.
Cerita ini sangat menginspirasi sekali, dalam cerita menunjukkan bahwa tanpa bimbingan yang tepat, teknologi canggih seperti AI akan disalahgunakan, bukan dimanfaatkan. Seperti teman-teman Al menipu diri sendiri mencari jawaban dari AI. Sebenarnya pada zaman sekarang ini dalam pembelajaran, AI dibutuhkan tapi tidak untuk menghalalkan segala cara.
Cerita ini ruang lingkupnya sangat dekat dengan kita, seputaran kegiatan kita dalam pemanfaatan aplikasi AI. Cerita ini mengingatkan kita, bahwa di era digital ini, karakter dan integrasi tetap menjadi fondasi utama. Kita sebagai pemanfaat aplikasi AI, kita harus cerdas dan bijaksana dalam menggunakan teknologi. Teknologi tanpa kebijaksaan dalam pemanfaatannya justru merugikan diri sendiri. Selain itu, penggunaan AI juga mengajarkan kita pentingnya komunikasi dan instruksi yang jelas dan tepat sasaran dalam berinteraksi baik dengan AI itu sendiri orang lain.
Cerita yang inspiratif dan membuka wawasan serta mengajarkan adab dalam menggunakan teknologi. Menggunakan AI boleh saja, namun jangan matikan pikiran kritis kita sebagai manusia.
ceritanya sangat menarik yang dinama menceritakan sebuah kisah penuh inspirasi buat kita semua bagi guru kita di latih buat jujur dalam setiap perbuatan kita unag kita ajarkan kepada anak didik sendiri terlepas teknologi apapun nama AI ataupun lain yang intinya kita harus bijak dalam dalam mengunakan teknologi itu sendiri. dengan adanya teknologi sebernaya mempermudah kita dalam segala hal tentang tugas atau materi ajar inti untuk kita kembangkan pontesi guru ke arah lebih baik kepdepanya..
Cerita ini mengedukasi kita bahwa dalam perkembangan zaman sekarang ini seringkali bergantung pada AI. Makna dari cerita ini yang dapat disimpulkan, kita tidak boleh menyalin keseluruhan hasil jawaban dari AI. Kita harus baca dan pahami terlebih dahulu kemudian kita yang perlu menjabarkannya sesuai kondisi yang ada, bukan diada-adakan. Contohnya seperti buat berita, dalam teks si guru memberikan tugas kepada siswa untuk buat berita, tapi guru terkecoh karena dalam tugasnya ada berita Jakarta sampai bahkan berita China, yang mana sudah pasti si siswa tidak melakukan pengamatan dan pelaporan secara objektif. Dari cerita tadi alangkah bagusnya, setiap tugas atau praktik yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitar mereka.
Ceritanya bagus memberi pembelajaran agar dapat memanfaatkan teknologi yang berkembang dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan dampak yang baik untuk diri sendiri dan orang lain. Memang hal nya AI ini tidak akan bisa terlepas dari kita apalagi di zaman sekrang yang serba-serbi AI, pembelajaran pun sekarang lebih banyak macam dan jenisnya, sehingga kita akan lebih banyak bertemu dengan berbagai jenis penggunaan teknologi canggih maka darinya kita harus lebih cermat memanfaatkan teknologi.
Luar biasa sekali pak sangat sangat mengispirasi..sebagai guru jangan menjadi guru yang terlindas dengan berbagai kemajuan.
Cerita yang sangat menarik dan menginspirasi. Menggambarkan kondiri nyata dalam dunia pendidikan yang terjadi saat ini. Zaman, dimana teknologi sudah menguasai lintas usia. Murid yang seharusnya kreatif, produktif dan inovatif, justru terlena karena hadirnya AI. Semua yang mereka butuhkan bisa didapatkan dari teknologi ini. Begitupun dengan guru. Menyikapi fenomena di atas, cerpen ini mengemas semua permasalahan dengan baik sehingga memiliki makna yang dalam baik untuk murid, guru, maupun orang tua agar bijak menggunakan teknolongi.
ceritanya luar biasa sekali Pak, sangat mengisnspirasi sekali dengan realita sekarang. Bagaimana siswa mengerjakan latihan kebanyakan menggunakan AI. segalanya dicari dengan menngunakan AI, berdasarkan itu kita sebagai pendidik harus mengupdate ilmu agar pembelajaran yang kita lakukan bermakna dan sesuai dengan zaman murid. Namun disekolah juga diberlakuakn ada pembatasan menggunakan gawai, agar proses pembelajaran lebih fokus lagi, penggunaan gawai diperlukan untuk menggunakan kamus saja, dan menggunakan aplikasi kanva.
Senang sekali membaca cerita seperti ini, Seperti sedang dinasehati secara lembut dan santun. Next time, sebagai guru saya akan berbenah. Saya semakin memahami bahwa sudah semestinya guru harus mengenali kemampuan siswanya, dengan tidak menjadikan kesempurnaan sebagai tolok ukur. Bisa saja karya bagus karena plagiasi atau kecurangan, sedangkan karya siswa yang kita anggap biasa saja justru sebuah daya karsa murni si siswa.
Cerita ini mengajak kognitif saya untuk membongkar rahasia dibalaik AI yang selalu hadir disetiap langakah seseorang untuk mendapatkan iformasi yang instan tanpa ada olah pikir mereka untuk menumukan permasalah yang ingin dicari, mereka selalu menganggap AI bisa memberikan jawaban yang pasti. Tanpa mereka sadarai bahwasanya dirinya sudah menjadi seorang yang paling kerdil pengetahuanya dalam menemukan penyelesaian masalah, hendakanya jangan lah kita terlalu menggantungan diri kita pada AI tanpa ada usaha dari kita untuk memecahkan suatau masalah. Ajaklah kognitif kita berkonstribusi dalam capaian yang ingin kita dapatkan.
Cerita yang sangat luar biasa, untuk dapat diambil pembelajaran dan inspirasi selama ini saya sebagai guru sering memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan media AI. Hal yang saya lakukan bukan salah tetapi saya dapat pelajaran dari cerita ini bahwa penggunaan Ai ini hanya sebagai asisten tetapi bukan pengganti otak yang selama ini murid sebagian menggunakan AI pengganti otak tapi bukan asisten. Ini pembelajaran yang luar biasa bagi saya untuk kedepannya akan saya terapkan ilmu seperti dalam cerita Ali akal Imitasi dan Guru Ilmu Qoib
Cerita yang relate denga kehidupan sehari-hari, Pak. Kadang merasa tersindir dengan beberapa partnya.
Cerita ” Ali Akal Imitasi dan Guru Ilmu Gaib” sangat related dengan kehidupan sehari-hari. Cerita yang sangat inspiratif, terlebih dengan pesan Kakek dan Nenek untuk kehidupan dalam penggunaan “AI” boleh dimanfaatkan asal jangan “Copas”!. Sepanjang membaca saya jadi senyam senyum sendiri dengan cerita Ali. Setelah ini, cerita ini bisa digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih atas komentar-komentar Sdr. Memang, perkembangan teknologi berbasis AI semakin marak. Hal itu hendaknya justru menjadi pemcu bagi kita untuk lebih maju, lebih berpengetahuan, lebih berkompetensi sebab dengan memanfaatkan teknologi berbasis AI, kita semakin mudah untuk mengembangkan diri. Semoga …..