Belasan tahun silam,
goresan takdir menjadikanmu ibundaku.
Rasa lara yang mencekam
seolah sirna kala sendu memecah bisu.
Kau tak sekadar hawa,
sebab Tuhan ciptakan kau sebagai jalan menuju nirwana.
Bak Siti Hajar pada Ismail, anaknya,
kau rela tepar demi harsa yang kami rasa.
Bun...
Kirana terpatri di wajahmu,
membuat renjana ini hadir selalu,
hingga insan ini tak mau aksa darimu.
Meski raut wajahmu kini kian berkerut,
dahayu parasmu melekat di wajahku,
sebab kita senantiasa tertaut,
karena aku sama sepertimu.
Bun...
Doaku satu,
semoga kau sehat selalu,
abadi denganku.
2 comments
Terima kasih. Pemujaan tulus terhadap Sang Malaikat Pelindung.
MasyaAllah karyamu indah, sama seperti namamu Indah.