Kompetisi atau perlombaan identik dengan kehebatan orang-orang atau peserta yang ikut dalam lomba tersebut. Namun, belum tentu, peserta lomba yang dalam pandangan orang banyak dikategorikan hebat, akan memenangkan perlombaan. Peserta yang tidak diunggulkan bisa saja membuat kejutan. Hal ini juga dialami oleh para pembuat acara Fear Factor, salah satu acara televisi terpopuler pada tahun 2000-an di Amerika Serikat. Di Indonesia, Indosiar menayang-ulangkan acara ini semenjak April 2014. Inti acara tersebut adalah menguji nyali atau adrenalin para pesertanya.
Acara Fear Factor kali itu dilaksanakan di Dallas, kota besar di negara bagian Texas, Amerika Serikat. Inti acara: memilih manusia paling tahan terhadap bau busuk. Untuk itu, peserta diharuskan masuk ke kandang babi yang superkumuh dan superpengap. Peserta yang paling lama bertahan di dalam kandang babi itu akan dinyatakan sebagai juara atau pemenang. Pada babak final, pesertanya tinggal empat orang, dari Dallas, India, Arab Saudi, dan … Indonesia. Indonesia diwakili oleh Sumanto, Sang Kanibal dari Purbalingga, Jawa Tengah.
Peserta pertama, dari Dallas, segera tampil. Dengan gagah, laki-laki tinggi kekar itu memasuki kandang babi. Penonton bersorak, kagum sekaligus berharap agar laki-laki itu kelak keluar sebagai pemenang. Pintu kandang babi segera ditutup oleh kru Fear Factor. Menit demi menit berlalu. Pada hitungan memasuki menit ke-5, pintu kandang babi terbuka. Laki-laki itu keluar, sempoyongan, sesudah itu muntah-muntah. Penonton pun berteriak, kali ini penuh ejekan.
Peserta kedua. dari India, segera tampil. Dengan gagah, laki-laki itu menghampiri pintu kandang babi. Penonton bersorak. Pintu kadang ditutup. Lima menit berlalu, enam menit, dan … pada menit ketujuh, si laki-laki India itu keluar. Juga sempoyongan dan muntah-muntah. Penonton kembali bersorak, penuh ejekan.
Peserta ketiga, dari Arab, segera tampil. Dengan gagah dan penuh percaya diri, laki-laki itu menghampiri pintu kandang babi. Penonton bersorak. Pintu kadang ditutup. Lima menit berlalu, enam menit, dan … sudah sepuluh menit. Namun, pada menit kesebelas laki-laki Arab itu juga keluar setelah menabrak pintu kandang. Sempoyongan, langsung pingsan. Penonton bersorak, kecewa.
Peserta terakhir, dari Indonesia, Sumanto. Baru saja Sumanto menghampiri pintu kandang babi, penonton bersorak riuh. Mengejek penampilan Sumanto yang lusuh, kurus, dan suka cengengesan. Namun, Sumanto dengan senyum khas berjalan dengan tenang. Dibukanya pintu kandang, dan ia pun menghilang. Penonton tidak terlalu lama menunggu. Pada menit kelima, pintu kandang babi terbuka. Tetapi, yang keluar bukan Sumanto, melainkan penghuni kandang, alias para babi. Babi-babi itu melarikan diri karena tidak tahan terhadap bau badan Sumanto. Penonton bersorak riuh.
Sudah hampir setengah jam, Sumanto tetap belum ke luar. Dengan mengenakan masker, para kru Fear Factor segera memasuki kandang babi yang sekarang cuma dihuni satu makhluk yang bernama Sumanto. Alangkah terkejutnya para kru tersebut, ternyata Sumanto didapati tertidur pulas di dekat kandang babi yang sekarang sudah kosong. Setelah dibangunkan, para kru membawa Sumanto keluar. Kembali penonton bersorak riuh dan Sumanto ditetapkan sebagai pemenang lomba.
Dengan senyum khas, Sumanto berjalan menuju panggung kehormatan untuk menerima hadiah. Sumanto membungkuk hormat kepada kerumunan penonton yang kembali bersorak riuh. Dalam membungkuk, Sumanto membatin, “Hhh. Sebanyak ini manusia? Kapan mereka semua mati? Kelak aku akan kenyang menikmati daging panggang bangkai kalian ….”. Namun, siapa yang mampu menyelami dan memahami isi hati Sumanto? Waktulah yang akan menjawab. Manusia tidak akan pernah mampu mengalahkan sang waktu. Demi massa.
26 comments
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh bapak,
Izin menanggapi bapak 🙏, saya baru paham bahwa sebenarnya Sumanto bukan tertidur pulas karena suka terhadap bau kandang babi, melainkan tertidur karena kesakitan menahan bau busuk. Tetapi di balik itu semu, saya juga mendapatkan pembelajaran bahwasannya penampilan tidak berpengaruh dengan dengan kecerdasan dan kepandaian dalam menghadapi masalah, tetapi waktulah yang akan membuktikannya, buktinya Sumanto yang berpenampilan beda dibanding peserta lain yang hanya mengenakan baju lusuh, menjadi pemenang dalam lomba tersebut.
saya mendapat kan pelajaran bahwa penampilan bukan penentu untuk semua hal
saya mendapat kan pelajaran bahwa penampilan bukan penentu untuk semua hal yang ada di dunia ini
Nama: Ramadhani Kamal
NIM:23020063 (BI-NS-0208)
Pelajaran yang saya dapatkan dari hal tersebut,kita tidak dapat menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.Hanya karna orang tersebut berpenampilan rapi,menarik,dan keren,belum tentu orang tersebut memiliki keahlian layaknya keindahan penampilan luarnya saja.Bahkan orang yang terlihat biasa saja,dan tidak memiliki daya tarik apapun,justru ia dapat membungkam dunia dengan kehebatan yang dimilikinya.Setiap orang memiliki keahlian masing-masing,jadi jangan pernah merendahkan orang lain sebelum mengenalinya lebih jauh lagi.Karena kita hanya mengetahui yang tampak saja,banyak hal tersembunyi dari mereka yang tidak kita ketahui,yang mana mungkin hal tersebut dapat membuat kita terkagum-kagum.
NAMA : FAIZAL ALQADAFI
NIM : 23233039
SESI : 0214
penampilan luar tidak selalu mencerminkan nilai, kepribadian, atau potensi seseorang. Memahami dan memberikan kesempatan untuk mengenal seseorang lebih dalam adalah cara yang lebih adil dan bijaksana dalam berinteraksi dengan orang. Terlalu mengandalkan penilaian berdasarkan penampilan fisik dapat menyebabkan prasangka dan ketidakadilan. Kita seharusnya lebih fokus pada karakter, kualitas pribadi, dan kemampuan seseorang ketika menilai atau berinteraksi dengan mereka.
Nama: Nurmaiyah Lubis
Nim: 23016033
No.urut.08(Sesi -0012)
Pelajaran yang saya dapatkan dari hal tersebut,kita tidak dapat menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.Hanya karna orang tersebut berpenampilan rapi,menarik,dan keren,belum tentu orang tersebut memiliki keahlian layaknya keindahan penampilan luarnya saja.
Nama: Tiara jayani
Nim: 23016116(simak-ns-001)
pesan yang dapat saya ambil adalah jangan berikan penilaian terhadap seseorang yang didasarkan pada penampilan luar, karena penampilan tidak bisa menjadi jaminan atau patokan untuk melihat sifat ataupun kepribadian orang tersebut. Bisa saja kita melihat orang tersebut lemah tetapi sebenarnya sebaliknya kita yang bisa lebih lemah dari orang itu, dan kita tidak ada kewajiban untuk menilai seseorang , sekarang lebih baik kita perbaiki diri menjadi lebih baik lagi dari pada susah-susah harus menilai orang lain serta kita harus tahu bahwa hidup seringkali penuh dengan kejutan yang tidak terduga,
Pelajaran yang dapat saya ambil dari cerita ini kita tidak dapat menilai seseorang hanya dari penampilan saja.orang yang berpenampilan rapi belum tentu memiliki keahlian.bahkan orang yang berpenampilan biasa memiliki keahlian yang lebih.setiap orang memiliki keahlian masing masing,jadi jangan pernah menilai orang lain sebelum mengenalinya lebih jauh lagi.
Nama:Ade Silfia Utami
Nim:23016054
No urut:12
SIMAK-NS-0012
Pelajaran yang saya dapatkan dari cerita ini adalah kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan saja.Hanya Karena seseorang berpakaian atau berpenampilan rapi,menarik dan keren bukan berarti ia mempunyai kemampuan untuk tampil hebat.Orang yang berpenampilan biasa saja dan tidak memiliki pesona ,mampu membungkam kan perkataan orang yang meremehkan nya.
Setiap orang memiliki keahliannya masing-masing,jadi jangan pernah meremehkan orang lain.Karena kita hanya tahu apa yang kita lihat,banyak hal yang tidak kita ketahui dan tersembunyi yang mungkin akan mengejutkan kita.
Dari artikel bapak saya dapat menyimpulkan jangan pernah kita mengganggap remeh seseorang, karena setiap orang itu memiliki kemampuan tersendiri nya, belum tentu yang Anda pandang lemah itu lemah, dan sebaliknya belum tentu orang kuat di pandangan kita kuat.
Dari artikel bapak saya dapat menyimpulkan jangan pernah kita mengganggap remeh seseorang, karena setiap orang itu memiliki kemampuan tersendiri nya, belum tentu yang Anda pandang lemah itu lemah, dan sebaliknya belum tentu orang kuat di pandangan kita kuat. (Anggun Sofita, 23133002,BI-NS 0214)
Nama : Diva Safpitri
Nim. :23020009
Bl-NS-0207
Dari artikel bapak saya ambil dari cerita ini kita tidak dapat menilai seseorang hanya dari penampilan saja.Hanya Karena seseorang berpakaian atau berpenampilan rapi,menarik dan keren bukan berarti ia mempunyai kemampuan untuk tampil hebat.karena setiap orang itu memiliki kemampuan tersendiri nya.
Nama : Rizky Amanda
NIM : 23134011
WAG : BI-NS-0207
Dari cerita ini pesan moral yang dapat kita ambil adalah untuk tidak memandang rendah orang lain hanya karena penampilan luarnya saja. Setap orang mempunyai kelebihan dan kelemahan yang tidak boleh dijadikan sebagai ajang untuk menilai orang lain. Belajar untuk menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada.
Refky Faizal_23233014 (BI-NS-0208)
dalam cerita ini, pesan moral yang dapat kita ambil adalah jangan menilai seseorang dari sosok penampilan nya aja, karena orang yang berpenampilan keren belom tentu mempunyai kemampuan yang hebat. Jangan terlalu cepat menilai seseorang baik itu dari penampilan, perilaku dan latar belakang. Belajar lah saling menghargai dan saling menghormati antar sesama manusia
Nama: Anisa Dela Safira
Nim: 23134022
BI-NS-0208
Berdasarkan cerita tersebut, hal utama yang dapat diambil adalah bahwa jangan menilai seseorang berdasarkan penampilan karena belum tentu apa yang mampu dilihat oleh mata tidak bisa memberikan penilaian dengan sempurna. Yang terlihat baik dan tangguh belum tentu mempunyai kemampuan yang hebat seperti penampilannya, dan sebaliknya yang terlihat biasa-biasa saja atau bahkan dinilai buruk itu memiliki kemampuan yang buruk pula.
Nama : Latifa Mulya Marza BI-NS-0214
Nim : 23129330
Dari teks anekdot diatas seperti ingin menyiratkan bahwa banyak sekali manusia yang hanya melihat sesuatu itu dari luarnya saja. Padahal belum tentu semua itu benar adanya. Kadang manusia hanya memperhatikan fisik atau tampilan seseorang tanpa melihat hal yang ada dalam diri orang tersebut. Misalnya saja pada teks diatas yaitu tentang sumanto yang dianggap remeh karena berpenampilan kurang menarik dibandingkan peserta lainnya. Tapi tanpa disangka Sumanto yang menang di lomba tersebut.
Jadi pesan teks diatas adalah janganlah menilai sesuatu dari luar atau tampilan fisik semata karena semua itu bisa menipu dan jangan meremehkan atau merendahkan orang lain sesuka kita.
Delvia Trimelda (BI-NS-0207)
23233002
Dari cerita ini ada sedikit pesan yang dapat diambil oleh para pembaca. Kerap kita menilai seseorang gagal atau berhasil dari penampilannya, tak jarang yang penampilan “buruk” pun selalu di ejek. Dapat dilihat dalam ketika ketiga peserta tampil semua orang bersorak bangga. Berbeda ketika peserta terakhir, sumanto, yang langsung di klaim bahwa ia tidak akan bisa melakukannya.
Ceritanya sangat bagus, kita tidak bisa menilai seseorang itu dari penampilan maupun kemampuan. Karena tidak semua orang yg penampilan atau kemampuannya lemah berarti lemah . Jangan hanya menilai seseorang itu dari mata.,Tapi lihat dari hatinya.
Terima kasih kepada bapak.dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa kita tidak boleh menilai orang hanya dari penampilan saja. Setiap orang punya kemampuan masing-masing.jadi jangan menilai orang dari luarnya tetapi liat dari kemampuan dan keahlian yang dilakukan.Silfia Alisa (BI-NS-0208)
Kisah Sumanto dalam acara Fear Factor membuktikan bahwa penilaian awal terhadap peserta tidak selalu mencerminkan hasil akhir. Meskipun dianggap tidak berpotensi, Sumanto dengan keunikan dan keberaniannya membuat kejutan yang menunjukan sebuah pengingat bahwa dalam kompetisi, faktor internal dan kekuatan individu dapat menjadi kunci sukses, bahkan di tengah ejekan.
Devani, PPG G2 Kls Rima
Dari cerita tersebut dapat kita ambil pesan moral bahwa jangan melihat orang dari segi penampilannya saja. Karena seseorang yang kita pandang lemah belum tentu orang itu sosoknya lemah, begitupun sebaliknya.
Dari cerita ini dapat diambil plajaran bahwa jangan melihat orang dari segi penampilannya saja
Nama: Zahwa Asysyifa
Nim: 23016130
GWA: GTBI-NS-2110
Cerita ini menawarkan pelajaran bahwa setiap orang memiliki keahlian yang unik dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Sumanto memiliki keahlian yang unik dan memanfaatkan kemampuan tersebut untuk mengatasi bau busuk.
Anekdot ini sangat relevan dengan kehidupan di masyarakat sekitar kita. Hampir banyak orang selalu menilai dengan cepat tentang seseorang hanya dari penampilannya saja. Seperti di lingkup kompetisi yang Sumanto ikuti, para penonton langsung beranggapan bahwa sang pria lusuh, kurus, dan suka cengengesan itu tidak akan mampu untuk memenangkan kompetisi tersebut. Namun, tidak diduga-duga ternyata ia berhasil memenangkannya.
Nasywa Aurella, Bi-31, NUA 05
Teks cerita yang berjudul “Kesaktian Sumanto dalam Mengatasi Bau Busuk” sangat menginspirasi dan memotivasi saya. Hikmah kehidupan yang terkandung dalam teks cerita ini adalah kita tidak boleh menilai seseorang malalui penampillannya karena penampilan bukannlah penentu untuk segala hal. Orang yang berpenampilan menarik belum tentu memiliki kemampuan yang luar biasa. Begitu juga sebaliknya, orang yang berpenampilan lusuh dan tidak menarik belum tentu orang tersebut tidak memiliki kemampuan yang luar biasa.