Permasalahan pemberian pekerjaan rumah (PR) pernah merebak semasa pembelajaran luring. Nah, kemungkinan, beberapa bulan lagi tradisi pembelajaran luring akan kembali dilaksanakan. Oleh sebab itu, perlu dicermati lagi, apakah pemberian PR bagi murid setingkat sekolah dasar masih diperlukan.
Pada masa pembelajaran luring, hampir setiap hari murid dibekali pekerjaan rumah (PR) dari gurunya. Hal itu memicu pemikiran seorang pengamat pendidikan, Richard Walker, bahwa PR harus dihilangkan karena dapat mengganggu kehidupan keluarga. Seberapa perlu anak diberikan PR? “
“Semua tugas dan lembar kerja seharusnya diselesaikan di sekolah. Ini karena tugas yang seharusnya dikerjakan tiga puluh menit di sekolah dapat selesai tiga kali lipat lebih lama jika dilakukan di rumah. Hal ini akan membatasi waktu anak bersama keluarga,“ ujar Eleanor Updale. Updale termasuk pakar pendidikan yang menentang pemberian PR. Updale menuturkan PR tersebut akan membuat anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dibandingkan bermain di luar. Beberapa negara, misalnya Finlandia, sudah tidak lagi memberikan PR kepada siswa.
“Masyarakat harus melepaskan diri dari asumsi bahwa PR adalah sesuatu yang baik. Padahal, anak-ana juga membutuhkan ruang untuk diri mereka sendiri dan melakukan sesuatu yang diinginkannya. Beban PR terlalu mengganggu. Lanjut Updale, memperkuat argumen tentang pemberian PR. PR hanya merusak anak dalam konteks kehidupan keluarga.
Pakar pendidikan Indonesia, Untung Gautara, berpendapat sebaliknya, PR perlu diberikan kepada siswa sebagai media latihan di rumah. Diharapkan, dengan melakukan latihan, kemampuan siswa senantiasa bertambah. Akan tetapi, PR tersebut ternyata dilalaikan dan dijadikan pekerjaan sekolah. Sebelum guru datang mengajar, mereka baru mengerjakan PR dengan menyontek hasil kerja teman. Bahkan, ada di antara mereka malah tidak mengerjakan PR sama sekali. Padahal, tidak mengerjakan PR berarti tidak melakukan latihan. Sungguh, ini bukan prilaku yang positif karena telah menyia-nyiakan waktu untuk meraih kemajuan.
Sementara itu, Muhammad Rizal, psikolog pendidikan Universitas Indonesia, menuturkan tidak semua PR mengganggu kehidupan keluarga dan sosial anak. PR dapat diberikan bergantung pada PR itu seperti apa dengan melihat jumlah serta tingkat kesulitannya. Rizal tidak memberikan batasan yang jelas tentang PR yang ideal. Yang jelas, jangan sampai merepotkan anak di rumah, apa lagi merepotkan anggota keluarga lain seperti ayah, ibu, atau saudara murid tersebut.
Diperlukan kajian yang mendalam dan komprehensif tentang pemberian PR bagi urid setingkat sekolah dasar. Kajian tersebut dikaitkan dengan tingkat perkembangan kognitif anak dan jenis PR yang layak. Hal ini hendaknya merupakan pemikiran bersama antarpakar kependidikan, psikolog, dan masyarakat.
42 comments
Menurut saya pekerjaan rumah(pr) dapat membantuk anak dalam memahami apa yang diaajarkan oleh para guru disekolah. Namun, pr juga dapat mengurangi waktu untuk
Anak- anak dalam keluarga. Dalam memberikan pr guru juga harus kompresensif memberikan pr. Bagi para anak sekolah dasar.(endini septia putri, BI-NS- 0207)
THIO VALENTINO EDILY PRATAMA
23133017
BI-NS-0207
Assalamu’alaikum wr wb pak.Izin memberikan tanggapan pak,setelah saya baca tanggapan saya mengenai pemberian PR bagi siswa tidak salah dan tidak akan mengganggu kehidupan sosial anak dalam keluarga,Selagi PR tersebut Ideal dan mampu dipahami oleh anak dan jumlah PR nya tidak terlalu banyak atau memberatkan si anak maupun orang tuanya.Dengan adanya PR dapat meningkatkan pemahaman si anak tentang apa yang di ajarkan gurunya di sekolah,Serta mangasah kemampuan si anak.Jadi pemberian PR tidak akan membuat si anak menjadi terhambat dalam mengembangkan dirinya selagi PR tersebut tersusun secara jelas dan tidak memberatkan anak,Jutru sebaliknya dengan adanya PR kemampuan si anak dapat meningkat,serta tanggung jawab anak dapat terlatih atas apa yang di berikan kepadanya.Jadi tidak selamanya PR itu memberatkan selagi mau mengerjakan dan melakukannya.
menurut saya PR ini masih sangat dibutuhkan karena berguna untuk melatih dan mengasah apa yang di pelajari oleh pelajar tersebut
NAMA : FAIZAL ALQADAFI
NIM : 23233039
SESI : 0214
Kesimpulan dari inspirasi tentang apakah pekerjaan rumah (PR) masih diperlukan bagi siswa sekolah dasar adalah bahwa peran PR dalam pendidikan dasar perlu disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang efektif. Meskipun PR dapat memiliki manfaat dalam meningkatkan pemahaman siswa, pemilihan dan jumlah PR harus bijak. Pendidik harus mempertimbangkan kebutuhan individu siswa dan memastikan bahwa PR tidak memberatkan mereka. Kesimpulan ini menekankan bahwa perdebatan seputar PR pada tingkat sekolah dasar perlu mengedepankan kualitas dan relevansi tugas-tugas tersebut dalam mendukung pembelajaran siswa.
Dari beberapa pendapat pakar para ahli mengenai PR tersebut,saya menyetujui terhadap pendapat dari Untung Gautara(Pakar Pendidikan Indonesia) dan pendapat dari M.Rizal(Psikolog Pendidik UI).Bahwasanya PR masih diperlukan bagi anak sekolah dasar hingga saat ini,karena melalui PR dapat melatih anak agar mengulang ingatannya tentang pemahaman akan materi yang disampaikan guru di sekolah.Dengan mengerjakan PR anak murid akan berlatih kembali dalam mengulang pelajaran yang telah diajarkan guru,sehingga dapat membekas pada ingatan anak dalam waktu jangka panjang.Jika tidak ada PR,kebanyakan anak-anak sekarang hanya menghabiskan waktu di rumah dengan bermain HP saja,sehingga membuat mereka jadi malas belajar.Jadi melalui PR setidak nya mereka akan mengulang tentang pelajaran yang mereka pelajari di sekolah.
Tapi dibalik itu semua,guru juga harus memperhatikan dalam hal pemberian PR ini,jangan memberikan PR yang terlalu banyak,sehingga akan menghabiskan waktu anak-anak seharian untuk mengerjakannya,sehingga dapat mengganggu aktivitas anak yang lainnya,dan pada akhirnya mereka menjadi bosan karena terlalu lama belajar.Berikan lah PR secukupnya,dan jangan terlalu merepotkan murid,apalagi jika sampai merepotkan orangtua murid.
Rizka Nailatul Hasanah – 23020022
WAG (BI-NS-0208)
Dari beberapa tanggapan pakar para ahli mengenai pemberian PR kepada SD, saya juga setuju dengan pendapat Untung Gautara, seorang pakar Pendidikan Indonesia dan Muhammad Rizal, Psikolog Pendidikan Universitas Indonesia, dimana pemberian PR kepada anak SD itu sangat di perlukan, karena dengan pemberian PR, itu dapat melatih pemikirannya kembali tentang pembelajaran yang ia terima disekolah pada hari itu, karena jika tidak diberikan PR, otomatis sang anak tidak akan mengingat pembelajaran yang ia terima pada waktu itu.
Tetapi dibalik itu semua, sang guru mesti bijak dalam pemberian PR, sesuaikan tingkat kesulitannya dengan kemampuan sang anak, jangan terlalu banyak dalam pemberian tugas, karena di masa-masa kanak-kanaknya juga sang anak juga perlu bermain, hiburan, tidak hanya menghabiskan waktunya dengan membuat tugas, sebab itu juga akan memberikan dampak buruk pada usianya yang masih kecil.
Nama Nurmaiyah Lubis
Nim 23016033
No.urut.08(sesi – 0012)
Kesimpulan dari inspirasi tentang apakah pekerjaan rumah (PR) masih diperlukan bagi siswa sekolah dasar adalah bahwa peran PR dalam pendidikan dasar perlu disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang efektif. Selain itu, PR juga dapat membantu siswa untuk mengulang pelajarannya di rumah dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa PR dapat menjadi beban tambahan bagi siswa dan mengurangi quality time di rumah .
Dengan adanya PR dapat meningkatkan pemahaman si anak tentang apa yang diajarkan guru disekolah,serta mengasah kemampuan si anak.selain itu sang guru mesti bijak dalam pemberian PR,jangan terlalu banyak dalam pemberian tugas,karena dimasa kanak kanaknya si anak perlu bermain dan hiburan.
Nama:Ade Silfia Utami
Nim:23016054
No urut:12
SIMAK-NS-12
Meskipun pekerjaan rumah dapat membantu meningkatkan pemahaman materi pada siswa, namun pemilihan dan jumlah pekerjaan rumah harus di sesuaikan.Pendidik harus mempertimbangkan kebutuhan individu siswa dan memastikan bahwa pekerjaan rumah tidak menjadi beban bagi mereka.
Nama : Rizky Amanda
NIM : 23134011
WAG : BI-NS-0207
Pekerjaan rumah (PR) memiliki berbagai pro dan kontra berdasarkan sudut pandang masing-masing individu. Ada yang mendukung ada pekerjaan rumah karena dapat melatih seorang anak untuk bertanggung jawab atas tugasnya dan ada yang menolak karena pekerjaan rumah dapat mengurangi waktu seorang anak untuk bermain bersama keluarga. Untuk diperlukan titik tengah terhadap masalah tersebut seperti pemberian pr yang tidak terlalu banyak, disatu sisi anak belajar untuk bertanggung jawab atas tugasnya dan disisi lain memberikan lebih banyak waktu untuk anak bermain bersama keluarganya. Setiap orang berhak memiliki sudut pandang masing-masing berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga tidak perlu dibandingkan antara satu dengan lainnya yang berujung pada konflik.
Septi Nurul Azmi 23129081 (BI-NS-0207)
Izin berkomentar bapak, menurut pendapat saya mengenai Pekerjaan Rumah (PR) adalah topik yang selalu menimbulkan berbagai pendapat. Beberapa orang berpendapat bahwa PR masih diperlukan bagi siswa sekolah dasar karena dapat membantu menguatkan pemahaman mereka terhadap pelajaran. Namun, ada juga pandangan yang berpendapat bahwa terlalu banyak PR bisa memberikan tekanan berlebihan pada siswa, dan sebaiknya dikurangi agar mereka memiliki waktu lebih untuk bermain dan beristirahat. Keputusan tentang apakah PR masih diperlukan tergantung pada pendekatan pendidikan yang diambil oleh sekolah dan negara masing-masing itu menurut saya bapak sekian Terima kasih🙏🏻
Refky Faizal_23233014 (BI-NS-0208)
Dalam pemberian pr kepada murid sekolah dasar, Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Beberapa pendapat pro menyatakan bahwa PR dapat membantu siswa menyiapkan pelajaran berikutnya dan menghindarkan siswa agar tidak main terus. Sedangkan pendapat kontra menyatakan bahwa PR akan mengurangi quality time di rumah dan hanya sekedar memindahkan aktivitas dari sekolah ke rumah.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah kenapa memberikan PR dan bagaimana cara mengerjakannya. PR perlu diberikan agar siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan untuk menguatkan pelajaran yang telah diperoleh di sekolah. Bentuk PR sebaiknya tidak mengulang apa yang telah diajarkan di sekolah.
Nama: Anisa Dela Safira
Nim 23134022
BI-NS-0208
Mungkin dalam beberapa tahun terakhir pemberian tugas rumah atau pr banyak mendapatkan pro dan kontra dimasyarakat, hal ini karena dianggap membebani siswa. Namun menurut saya PR bisa dibilang penting karena hal tersebut dapat menguji kemampuan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan, tapi perlu diperhatikan pemberian Pr ini sebaiknya sesuai dengan kapasitas dan konteks yang telah diajarkan atau relevan dengan materi disekolah. Karena jika dilihat masih banyak anak diluar sana yang kesusah dalam mengerjakan karena tugas yang diberikan tidak sama dengan yang diajarkan sekolah. Selain itu juga perlu diperhatikan bobot tugas yang diberikan, yang seharusnya sesuai dengan kapasitas kemampuan siswa sekolah dasar.
Candra Oftriyana; NIM 23016005; NU 01; SIMAK-NS-0118
Izin sebelumnya Pak, saya Candra Oftriyana dari sesi Keterampilan Menyimak 0118 memberikan tanggapan mengenai teks Diskusi diatas.
Menurut saya PR atau Pekerjaan Rumah adalah bentuk tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan dirumah. Tujuan pemberian PR ialah tidak lain untuk memastikan siswa tetap melaksanakan proses belajar dirumah, selain itu dengan adanya PR dapat meningkatkan daya ingat siswa serta pemahaman yang mendalam terhadap materi atau pelajaran yang diterimanya di sekolah, dengan kata lain mereka bisa menyerap pengetahuan itu dengan baik.
Terkait dengan hal pemberian PR terlalu banyak dan berat menimbulkan banyak sekali pendapat yang bertebaran, ada yang menanggapi hal tersebut sangat positif dan tak sedikit juga menganggap hal tersebut justru berdampak negatif apalagi diperuntukkan untuk siswa sekolah dasar.
Menanggapi hal tersebut, menurut saya pemberian PR merupakan langkah yang tepat untuk memastikan serta memacu daya belajar pada anak, namun pemberian tugasnya pun harus diimbangi dan disesuaikan. Anak usia sekolah dasar belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan belum bisa dibebankan dengan tugas yang banyak atau rumit, itu akan membuatnya bosan sehingga tidak dapat memahami apa yang dipelajarinya.
Saya setuju sekali dengan pendapat Muhammad Rizal karena pr memang perlu diterapkan untuk mengembangkan kemampuan murid setelah belajar disekolah. Tapi dengan pemberian pr yang wajar-wajar saja dan tidak merepotkan bagi keluarga nya . Terkadang ada guru yang memberi tugas dirumah dimana melibatkan orangtua .
Tanggapan saya terkait permasalahan ini, bahwa pemberian tugass rumah memang memiliki pandangan pro dan kontra. Namun menurut saya tugas rumah atau pekerjaan rumah terkadang perlu diberikan untuk latihan dasar dirumah dan bentuk tugas yang diberikan pun sebaiknya sesuai dengan kemampuan dasar siswa.
Nama : Annisa Nur Fahada
NIM : 23016002
Tidak bisa dipungkiri, PR memang menjadi salah satu kebiasaan yang diberikan guru. Kita tidak bisa menyalahkan guru begitu saja karena memberikan PR. Hal itu dikarenakan PR sendiri memiliki banyak manfaat apalagi bagi anak-anak Sekolah Dasar atau SD. Mereka dapat berlatih terampil di rumah. Namun, yang salah ialah PR yang diberikan kadang-kadang tidak sesuai dengan kapasitas dari anak SD tersebut. Menurut saya, boleh-boleh saja memberikan PR kepada anak SD, tapi jangan sampai hal tersebut mengurangi aktivitas mereka di rumah baik bersama keluarga, ataupun bermain bersama teman-temannya.
Menurut pendapat saya, saya lebih setuju jika PR ditiadakan. Apa salahnya memberikan latihan-latihan selama anak masih berada di lingkungan sekolahnya. Justru ketika mengerjakan latihan dengan bimbingan guru, Anak-anak lebih paham ketimbang mengerjakan di rumah, lalu ada kendala, tetapi tidak tau bertanya ke siapa.
Anak-anak juga butuh waktu bermain, apalagi setingkat sekolah dasar. Beda lagi kalau sudah beranjak dewasa seperti SMP/SMA yang mana mereka juga tidak terlalu mementingkan bermain bersama teman-teman nya.
AURELL RAMADHANI 232333033 BI-NS-0214
Manajemen Pajak
Menurut saya, pekerjaan rumah bagi anak sekolah dasar memang harus ditiadakan. Karena bagi anak sekolah dasar, mereka memang masih membutuhkan waktu bermain lebih banyak. Jika di sekolah mereka sudah belajar dan mengerjakan soal-soal, dirumah seharusnya mereka membutuhkan waktu untuk bermain dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Jika anak-anak terlalu banyak ditekan dengan soal-soal mereka bisa stress. Jadi menurut saya, pekerjaan rumah tersebut memang harus dihilangkan.
Ada juga anak-anak yang tidak suka belajar tetapi dia lebih suka musik, kesenian, olahraga maka dengan dihilangkannya pekerjaan rumah, anak-anak tersebut bisa mengembangkan hobi dan bakat mereka tersebut dengan cara les. Anak yang hebat tidak hanya bisa dengan pelajaran sekolah, tetapi juga dengan kesenian dan olahraga.
Pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi murid sekolah dasar kadang memang kontroversial. Sementara beberapa orang berpendapat bahwa PR dapat mengganggu kehidupan keluarga yang melihatnya sebagai media latihan penting. Sehingga diperlukan kajian mendalam yang melibatkan pakar kependidikan, psikolog, dan masyarakat untuk menentukan pendekatan yang sesuai, memperhatikan tingkat perkembangan kognitif anak dan jenis PR yang layak untuk murid sekolah dasar.
Nama: Latifa Mulya Marza
Nim: 23129330
BI-NS-0214
Menurut saya masalah pr pada anak memang masih menjadi perdebatan banyak orang. Ada yang mengatakan bahwa ini baik dan ada juga yang menganggap ini buruk bagi anak.
Tapi akan lebih baik lagi jika misalnya porsi pr yang diberikan sesuai dengan perkembangan anak. Karena tidak mungkin anak yang masih kelas 1 /2 sd diberikan pr yang banyak karena mereka mudah bosan dan perhatian mereka mudah teralihkan apalagi mereka berada pada usia yang aktif- aktif nya
Nama : Nina Noviana
Nim : 23042318
BI-NS-0032
Menurut saya,pemberian PR pada anak itu penting ,dengan PR maka akan membuat anak belajar dirumah . Seperti yang sering kita lihat banyak anak terkadang hanya belajar jika ia diberikan PR oleh gurunya,jika tidak diberikan PR maka ia hanya menghabiskan waktunya dirumah untuk bermain.
Jadi,menurut saya memberikan tugas PR pada anak itu tidak masalah ,justru dengan adanya PR lah dapat mendorong anak mengulang mata pelajaran yang telah dipelajari disekolah.
Nama : Syifa Sabilillah
Nim : 23042343
GWA : BI – NS 0032
Menurut pendapat saya, PR pada anak sd itu tidaklah salah. Namun pemberian porsinya harus sesuai. Karna sang anak sudah belajar disekolah, maka waktu mereka untuk bermain dan berinteraksi dengan keluarga atau teman akan berkurang. Oleh karna itu pemberian PR pada anak sd harusnya lebih diperhatikan dan tidak memberatkan sang anak tersebut.
Nama; Aisyah Al Maida
NIM : 23042109
BI-NS-0032
Menurut pendapat saya, PR itu bagus diberikan kepada anak sekolah karena dengan adanya PR anak-anak dapat belajar dirumah sehingga membuat anak menjadi lebih pintar dan paham lagi dengan pelajaran, selain itu juga dapat melatih tanggung jawab dan disiplin pada anak. Tetapi guru juga jangan memberikan PR terlalu banyak yang nantinya akan memberatkan anak, dan membatasi kebersamaan anak dengan keluarganya.
teks ini menyajikan perdebatan yang kompleks tentang pemberian PR bagi murid sekolah dasar selama pembelajaran luring. Hal ini menunjukkan bahwa topik ini memang layak untuk diperdebatkan secara mendalam, dengan melibatkan berbagai perspektif dan mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak-anak.
Listia Aisyah PBA-NS-0060
Menurut saya PR tidak menganggu sama sekali karena melalui pekerjaan rumah ini kita bisa mengulang pelajaran materi yang kita pelajari saat dikelas atau zoom.
Tri Annisa Marta PBA-NS-0060
ya PR sangat di perlu kan untuk melatih siswa agar dia dapat mengulang dan mengingat kembali pelajaran yang telah di ajar kan di sekolah.
Indri Anggiawati PBA-NS-0060
Saya setuju bahwa memberi PR pada siswa tidak akan mengganggu waktu siswa dg keluaraga, karena dengan adanya PR siswa tentu dapat kembali belajar menggulang kembali materi yang diberi guru sehingga dapat membuat siswa semakin memahami materi yang diajarkan disekolah.
Devani, PPG G2 Kls Rima
Berdasarkan teks opini tersebut dapat dikatakan bahwa pemberian tugas rumah atau PR bagi siswa menimbulkan pro dan kontra. Tetapi, tergantung porsi tugas rumahnya lagi, apakah tugas rumah tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa jika dikerjakan di rumah.
Rima, PPG G2 B.Indo tahun 2023
Benar sekali, PR terkadang menjadi sesuatu yang harus benar-benar dipikirkan oleh tenaga pendidik.
Putri Ajusti Zalmi, PPG G2 Kls Rima
Teks ini menjelaskan pro kontra terkait pemberian PR pada siswa SD. Pemberian PR ini sebaiknya diberi batasannya, agar anak tetap bisa melatih kemampuannya dengan mengerjakan PR yang diberikan oleh gurunya dan masih memiliki waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya.
Enia Listikal, PPG G2 Kls Rima
Menurut Saya sendiri jika bisa tidak ada PR lebih baik begitu, karena dari pengalaman Saya mengajar jika kita sering memberikan atihan tetapi tidak tuntas lalu tugas tersebut dijadikan PR itu adalah kesalahan besar. Karena berikutnya siswa akan terbiasa melalaikan tugas karena beranggapan tugas tersebut ujungnya akan dijadikan PR juga
pemberian PR bagi siswa sekolah dasar masih perlu dicermati dan diperhatikan, terutama dalam hal mengurangi penggangguan kehidupan keluarga dan sosial anak, serta memastikan PR dapat digunakan sebagai media latihan di rumah.
Dari pendapat pendapat di atas banyak menimbulkan pro dan kontra tentang PR untuk siswa, memang benar bahwa pr itu mengurangi waktu bersama keluarga. Banyak siswa sekarang yang melalaikan tugas yang diberikan guru disekolah, setelah itu di jadikan pr, dan juga kadang membuat pr pun disekolah dan mencontoh pada teman, hal ini tentu tidak baik.
mochammad baqi wahyu saputra PBA-NS-0060
Dari beberapa pendapat di atas mengenai pemberian PR, menurut saya Pr tetap diberikan, namun dengan kwantitas yang wajar. karena Dengan adanya pr, siswa secra otomatis akan mempelajari kembali materi yang sudah diberikan.
Nama: Suci Indah lestari
Nim: 23016048
GWA: GTBI-NS-2110
Pemberian PR bagi murid sekolah dasar memang menjadi perdebatan yang menarik. Sementara beberapa ahli pendidikan menentangnya karena potensi gangguan terhadap kehidupan keluarga, yang lain berpendapat bahwa PR merupakan sarana penting untuk melatih kemampuan siswa di luar jam sekolah. Namun, yang perlu dicermati adalah bagaimana PR dapat disusun secara efektif tanpa memberikan beban berlebihan pada anak dan keluarganya. Diskusi mendalam dan kolaborasi antarpakar pendidikan, psikolog, serta masyarakat diperlukan untuk menemukan solusi yang tepat.
Nama: Zahwa Asysyifa
Nim: 23016130
GWA: GTBI-NS-2110
Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa sekolah dasar masih perlu dicermati dan diperhatikan, terutama dalam mengurangi penggangguan kehidupan keluarga dan sosial anak serta memastikan PR dapat digunakan sebagai media latihan di rumah. Namun, peran PR dalam pendidikan dasar perlu disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan mempertimbangkan kebutuhan individu siswa agar tidak memberatkan mereka.
Pemberian PR (pekerjaan rumah) kepada siswa merupakan topik yang sering diperdebatkan, dengan argumen yang mendukung dan menentangnya. Tetapi menurut saya PR sangat penting karena dapat melatih anak mengenai materi yang sudah diajarkan disekolah.
Nama: Silvia Giofani
Nim: 23016112
GWA: GTBI-NS-2110
menurut saya pekerjaan rumah(PR) bagi siswa sangat penting karena dapat membantu memaksimalkan proses belajar siswa namun perlunnya porsi yang sesuai agar siswa tidak merasa jenuh dengan banyaknya pekerjaan rumah yang diberikan, pekerjaan rumah juga mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab dengan kewajibanya sebagai seorang siswa yaitu belajar.
Pekerjaan Rumah (PR) memanglah perlu untuk mengasah kembali kemampuan seorang anak di rumah. Selain itu, pemberian PR ini juga melatih anak agar memiliki rasa tanggung jawab dengan apa yang telah ia kerjakan. Namun, pemberian PR yang berlebihan, seperti membawa atau membuat suatu objek rumit, memberikan soal yang begitu banyak, atau memberikan tugas yang melebihi batas kemampuan sang anak dapat membuat mereka mendapat kesulitan serta mengikis waktunya dengan keluarga.
Nama: Nadiah Agmi Shidqi
NIM: 22016132
MIKRO 0063
Teks diatas menawarkan diskusi menarik tentang pemberian pekerjaan rumah (PR) pada siswa sekolah dasar. Perdebatan antara pakar pendidikan seperti Richard Walker, Eleanor Updale, Untung Gautara dan Muhammad Rizal menyoroti kelebihan dan kekurangan PR. Kelebihan PR meliputi peningkatan kemampuan siswa melalui latihan, membantu siswa memahami materi lebih baik dan mengembangkan disiplin serta tanggung jawab. Namun, kekurangan PR juga perlu dipertimbangkan. PR dapat mengganggu kehidupan keluarga dan waktu bermain, meningkatkan stres dan tekanan pada siswa serta tidak efektif jika tidak disesuaikan dengan kemampuan siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian dengan kemampuan dan usia siswa, pembatasan jumlah dan tingkat kesulitan PR serta pemberian umpan balik dan bimbingan guru.
Nama: Arhamna
NIM: 24052107
BI-NS-0531,39
Aktivitas membaca di inspirasi
Teks diatas Pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi siswa sekolah dasar memiliki sisi positif dan negatif, sehingga diperlukan kebijakan yang seimbang. PR sebaiknya diberikan dengan mempertimbangkan jenis, jumlah, dan tingkat kesulitannya agar efektif sebagai media latihan tanpa membebani siswa dan keluarga. Inovasi dalam pembelajaran di sekolah juga menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada PR yang kurang relevan.