A. Pengantar
Inti bagian metode penelitian adalah permasalahan populasi, sampel, teknik pengumpulan, dan penganalisisan data. Lazimnya, empat hal ini disajikan di Bab 3 (proposal dan laporan penelitian yang dikemas dalam bentuk tesis dan disertasi). Oleh karena itu, keempatnya cenderung disebut sebagai rantai metodologis dalam konteks penelitian.
Ketidaktepatan permasalahan populasi hingga penganalisisan data akan berakibat pada ketidaktercapaian tujuan penelitian. Jadi, deskripsi tentang permasalahan populasi hingga penganalisisan selalu berpedoman pada tujuan penelitian. Rumusan tujuan penelitian ditentukan oleh rumusan masalah, dan rumusan masalah dipayungi oleh judul penelitian. Itulah sebabnya, proses awal penyusunan tesis dan disertasi adalah pengajuan judul. Dalam rumusan judul yang tepat, tergambar apa rumusan masalah dan tujuan penelitianya.
B. Pembahasan
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Istilah populasi lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Meskipun dalam penelitian kualitatif juga ada yang menggunakan istilah tersebut, namun konteks populasi tidak sama dengan dalam jenis penelitian kuantitatif. Oleh sebab itu, dalam penelitian kualitatif cenderung digunakan istilah setting penelitian, yaitu lokasi atau konteks, termasuk konteks sosial budaya jika yang diteliti adalah manusia.
Populasi adalah keseluruhan objek, individu, atau unit yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dapat bersifat besar (misalnya semua siswa SMA Kota Padang), dapat berukuran medium (misalnya siswa SMA 1 Kota Padang), dan dapat lebih spesifik (misalnya siswa kelas X SMA 1 Kota Padang), bahkan dapat lebih terfokus, (misalnya siswa kelas X-1 SMA 1 Kota Padang). Dalam penelitian kualitatif, bahkan dapat hanya terdiri atas satu orang, misalnya penelitian longitudinal yang berbentuk studi kasus seperti dalam penelitian tentang proses pemerolehan bahasa seorang anak.
Ibarat meneliti kualitas beras yang terdapat dalam suatu gudang, peneliti tidak harus menguji keseluruhan beras tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengambil cuplikan atau sampel, misalnya satu genggam beras yang diambil dari beberapa karung yang ada dalam gudang tersebut. Beras-beras yang diambil tersebut disebut dengan sampel penelitian.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar diteliti, dan hasilnya digeneralisasikan kembali ke populasi. Agar sampel mewakili gambaran populasi, ada empat prinsip pengambilan sampel atau yang lazim disebut dengan penyampelan (sampling). Pertama, prinsip efisiensi, yaitu pengambilan sampel hendaknya hemat waktu, tenaga, dan biaya daripada meneliti seluruh populasi. Kedua, prinsip representasi, yaitu pengambilan sampel hendaknya mencerminkan ciri populasi, sehingga simpulan dapat digeneralisasi. Ketiga, prinsip akurasi, yaitu sesuai dengan jenis penelitiannya, pengambilan sampel hendaknya memungkinkan anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel sehingga memungkinkan penganalisisan inferensial untuk pengujian hipotesis. Keempat, prinsip praktikalitas, pengambilan sampel hendaknya relatif mudah dilaksanakan.
Teknik-Teknik Penyampelan atau Sampling
Secara teoretis, permasalahan sampel dan penyampelan (sampling) merupakan fondasi dalam metodologi penelitian. Dengan menerapkan teknik penyampelan yang tepat, peneliti akan mendapatkan empat manfaat. Keempat manfaat tersebut adalah: (1) memperoleh data yang representatif atau mewakili gambaran populasi, (2) meminimalkan bias dan error, atau yang lazim dikenal dengan meminimalisir subjektivitas dan kekhilafan peneliti, (3) meningkatkan efisiensi penelitian, sebab peneliti mendapatkan arah yang jelas dalam mengumpulkan data, dan (4) menghasilkan temuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Secara sederhana, ada dua kategori sampling, yaitu probability sampling atau pengambilan probabilitas dan non-probability sampling atau penyampelan non-probabilitas. Tipe sampling probabilitas lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, sedangkan tipe non-probabilitas dalam penelitian kualitatif.
Sub-subteknik atau tipe penyampelan probabilitas ada lima, yaitu simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan multistage sampling. Namun, teknik sampling yang cenderung digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu purposive sampling juga dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif asalkan pertimbangannya didasarkan atas perhitungan statistik.
Simple random sampling atau penyampelan acak secara sederhana adalah teknik dasar penyampelan dalam penelitian kuantitatif untuk populasi yang besar namun berkarakteristik cenderung homogen. Dalam teknik ini, semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai anggota sampel. Jadi, salah satu teknik pengambilan sampel tipe ini itu ibarat penetapan siapa yang akan memperoleh arisan, anggota populasi diberi nomor di kertas kecil, digulung, dimasukkan ke dalam gelas yang ditutup dengan kertas dan diberi lubang. Nah, nomor yang keluar dari hasil pengocokan itu yang ditetapkan sebagai anggota sampel penelitian. Hal utama yang perlu diperlukan dalam penerapan teknik ini adalah berapa persen atau persentase yang ditetapkan, apakah 5%, 10%, dan seterusnya, tergantung pada jenis dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kuantitatif yang paling sederhana, ada kesepakatan tidak tertulis bahwa jumlah anggota sampel minimal 30 orang.
Stratified random sampling atau penyampelan acak secara bertingkat atau berstrata lazim diterapkan pada penelitian kuantitatif jika anggota populasi bersifat heterogen atau memiliki karakteristik beragam. Misalnya, peneliti ingin meneliti tanggapan siswa-siswa SMA Negeri X terhadap penyebaran hoaks, diambil sampel berdasarkan strata, yaitu siswa-siswa kelas X, XI, dan XII. Setelah itu, ditentukan persentase sampel, barulah dipilih secara acak sesuai dengan persentase yang ditetapkan. Asumsi dasarnya, karakteristik siswa kelas X berbeda dengan kelas XI, XII, dan seterusnya. Namun, jika tujuan penelitiannya adalah meneliti tanggapan siswa-siswi kelas X SMA Y, tidak perlu diterapkan penyampelan acak secara bertingkat, cukup penyampelan acak sederhana saja.
Cluster random sampling atau penyampelan acak secara klaster juga lazim diterapkan pada penelitian kuantitatif jika anggota populasi bersifat heterogen atau mewakili karakteristik jamak. Sebagai contoh, peneliti ingin mengumpulkan data tanggapan masyarakat Kota X terhadap partisipasinya dalam pemilihan anggota legislatif (pileg). Peneliti menetapkan adanya tiga klaster (1) masyarakat daerah pusat kota (radius 0 s.d. 4 km dari ibukota), (2) masyarakat daerah antara pusat dan luar kota (radius > 4 s.d. 7 km), dan (3) masyarakat daerah luar kota (radius > 7 km dari pusat kota). Sesudah itu, ditetapkan secara acak anggota sampel sesuai dengan klaster-klaster tersebut.
Systematic sampling atau penyampelan secara tersistem (sistematis) identik dengan penyampelan acak secara sederhana. Perbedaannya, terletak pada cara menentukan anggota sampel. Jika penyampelan acak secara sederhana diibaratkan proses penetapan anggota yang mendapatkan arisan, dalam penyampelan secara sistematis ada sistematikanya. Misalnya, untuk menetapkan anggota sampel, ditetapkan nomor-nomor kehadiran (berdasarkan daftar hadir siswa) yang dijadikan sampel adalah yang bernomor 3,7, 11, dan sebagainya (sesuai dengan kebutuhan).
Multistage sampling atau penyampelan multitahap adalah kombinasi beberapa teknik sampling probabilitas, biasanya untuk populasi yang sangat besar dan tersebar. Sebagai contoh, peneliti hendak mensurvei persepsi masyarakat Provinsi Sumatera Barat tentang kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG). Mengingat luasnya wilayah, ditetapkan penyampelan multitahap. Tahap pertama, ditetapkan area sampling, yaitu masyarakat wilayah kabupaten/kota mana yang akan diteliti. Kedua, ditetapkan penyampelan kluster, kelompok-kelompok masyarakat mana yang akan diteliti (misalnya pengelompokan masyarakat berdasarkan strata ekonomi: tinggi, menengah-tinggi, menengah, menengah-bawah, dan bawah). Ketiga, diterapkan quota random sampling yaitu penetapan anggota sampel secara acak berdasarkan kuota yang ditetapkan secara keilmuan.
3. Sampling Non-Probabilitas (Non-Probability Sampling)
Antonim probability dan non-probability mengisyaratkan dua hal yang bertentangan. Penerapan teknik penyampelan probabilitas memungkinkan anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai sampel penelitian, sedangkan non-probabilitas berarti tidak memberikan peluang yang sama terhadap anggota populasi untuk dijadikan sebagai anggota sampel penelitian. Lazimnya, penyampelan non-probabilitas digunakan dalam penelitian kualitatif.
Secara umum, empat subteknik penyampelan non-probabilitas, yaitu purposive sampling, snowball sampling, quota sampling, dan convenience sampling. Deskripsi singkat atas hal itu adalah sebagai berikut ini.
Pertama, purposive sampling atau penyampelan berdasarkan tujuan tertentu. Yang dimaksudkan dengan tujuan tertentu itu berdasarkan judul. Misalnya, judul penelitian “Preferensi Siswa Berprestasi terhadap Kegiatan Sanggar Bahasa dan Sastra …” Jadi, yang dijadikan sampel hanyalah siswa-siswa yang berprestasi saja. Dalam penelitian eksperimen, purposive sampling pun sering digunakan, misalnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan tersebut lazim didasarkan atas rata-rata dan standar deviasi (misalnya berdasarkan sebaran nilai tugas atau nilai formatif) dengan asumsi semakin kecil standar deviasi, semakin homogen anggota populasi dalam kelas tersebut
Kedua, snowball sampling atau penyampelan bola salju. Teknik ini diterapkan peneliti sukar menentukan anggota sampel disebabkan oleh konsep-konsep yang abstrak. Sebagai contoh, dalam penelitian yang berjudul “Nilai-nilai Adat Minangkabau dalam Tradisi Batabuik …”. Konsep nilai-nilai adat Minangkabau jelas merupakan konsep yang abstrak dan kompleks. Untuk itu, pada langkah awal, peneliti menetapkan informan kunci, misalnya Ketua Lembaga Kekerabatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Provinsi Sumatera Barat. Dari informan kunci tersebut, peneliti meminta pertimbangan untuk menentukan informan-informan berikutnya. Misalnya, peneliti dapat menanyakan kepada Ketua LKAAM, siapa saja yang dapat dijadikan informan terkait dengan nilai-nilai adat Minangkabau dan tradisi Batabuik. Seterusnya, berdasarkan informan yang dirujuk, peneliti kembali dapat meminta pertimbangan, siapa yang layak dijadikan informan selanjutnya sehingga ditemukan gambaran atau tema atas aspek-aspek yang diteliti. Hal itu, yang menyebabkan adanya nama bola salju, jika meluncur semakin membesar.
Ketiga, quota sampling atau penyampelan berdasarkan kuota. Dalam penerapannya, peneliti menetapkan kuota anggota sampel yang akan dipilih berdasarkan klaster-klaster yang disusun. Misalnya, untuk klaster A diambil 10 orang, klaster B 10 orang, klaster C 15 orang (karena populasinya lebih banyak dibandingkan dengan klaster A dan B), dan seterusnya. Penentuan kuota per klaster berdasarkan hasil pertimbangan (judgement) pakar, termasuk pembimbing atau promotor.
Keempat, convenience sampling atau penyampelan secara nyaman. Teknik ini diterapkan dengan cara memilih sampel yang mudah dijangkau (misalnya mahasiswa atau siswa di kelas sendiri). Meskipun demikian, kriteria pemilihan juga hendaknya didasarkan alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih dari itu, kelak, generalisasi simpulan penelitian juga relatif terbatas, bahkan mungkin bukan generalisasi.
4. Ukuran Sampel dan Prinsip Penyampelan
Dalam penelitian pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia setingkat skripsi, tesis, dan disertasi tentunya ukuran sampel penelitiannya juga berbeda. Satu hal yang paling penting, dalam penulisan skripsi, misalnya, peneliti belum memiliki kelas. Sementara, untuk memasuki kelas diperlukan perizinan dan kedekatan peneliti dengan warga sekolah terutama jajaran pimpinan sekolah, guru, dan tendik. Intinya, peneliti harus memahami siapa saja penjaga gerbang (gatekeeper) wilayah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Jika hubungan atau komunikasi peneliti dengan penjaga gerbang tidak baik, kurang harmonis, kelak peneliti akan terkendala dalam melakukan penelitiannya. Lebih dari itu, meskipun ada teori yang ideal tentang ukuran dan teknik penyampelan, faktor penentunya adalah kondisi di lapangan dan kualitas komunikasi peneliti dengan para penjaga gerbang tersebut.
Dalam deskripsi sebelumnya, diungkapkan bahwa ukuran minimal jumlah anggota sampel penelitian kuantitatif adalah 30 orang. Rumus-rumus statistik yang lazim digunakan dalam penentuan ukuran sampel adalah Slovin dan Cochran. Silakan lacak bagaimana rumus dan penerapan kedua rumus tersebut.
Dalam penelitian kualitatif dan penelitian R & D, pertimbangan tentang ukuran sampel atau informan, responden, serta validator dipertimbangkan secara kualitatif, yaitu ketercukupan data (data saturation), bukan angka statistik. Namun, dalam penelitian R & D, sesuai dengan namanya, ada bagian-bagian tertentu yang memerlukan rumus statistik, baik dalam penentuan sampel maupun penganalisisan datanya terutama pada bagian eksperimen atau uji efektivitas model.
Berdasarkan deskripsi tentang sampel, teknik, dan ukuran anggota sampel, perlu diingatkan lagi bahwa pada dasarnya ada prinsip tertentu yang hendaknya dipedomani dalam pengampelan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) representatif, (2) objektif, (3) memadai, (4) sistematis, dan (5) praktis. Prinsip representatif mengimplikasikan agar jumlah dan teknik pengambilan sampel yang digunakan mewakili populasi penelitian. Prinsip objektif mengimplementasikan agar teknik, jumlah, dan pemilihan anggota sampel hendaknya tidak didasarkan atas pertimbangan subjektif, seperti sanak-saudara atau mungkin pihak yang tidak disenangi. Prinsip kememadaian atau kelayakan mengimplementasikan bahwa teknik dan ukuran sampel hendaknya layak, baik untuk dideskripsikan dan diuji secara statistik untuk penelitian kuantitatif atau mampu menggambarkan konteks yang jelas serta utuh untuk penelitian kualitatif sehingga layak dianalisis. Prinsip sistematis mengimplementasikan bahwa teknik pengambilan sampel sesuai dengan acuan teori, relevan dengan jenis penelitian serta tujuan penelitian sehingga sampel penelitian menggambarkan konteks populasi. Prinsip terakhir adalah kepraktisan, yaitu teknik, penentuan, pengambilan hendaknya dalam jangkauan kemampuan peneliti (termasuk jarak, biaya, dan waktu).
Sebagai penutup deskripsi pokok pemikiran tentang sampel, direfleksikan esensi dan eksistensi sampel dalam penelitian. Pertama, dalam penelitian kuantitatif: kualitas generalisasi bergantung pada kualitas sampel (ukuran, teknik, dan pengambilan sampel). Kedua, dalam penelitian kualitatif: sampel berfungsi untuk kedalaman analisis, bukan untuk digeneralisasikan. Ketiga, dalam evaluasi instrumen (penelitian kuantitatif), sampel diperlukan untuk uji coba validitas dan reliabilitas butir soal. Keempat, dalam penelitian pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pemilihan sampel harus memperhatikan keragaman sekolah, latar belakang siswa, serta tujuan penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum diungkapkan permasalahan teknik pengumpulan data dalam penelitian, perlu dicermati istilah-istilah yang terkait dengan topik namun cenderung dipahami secara tumpang tindih. Sebagai contoh, istilah tes itu cenderung dimaknai rancu: sebagai alat sekaligus teknik pengumpulan data. Terkait dengan itu, ada empat istilah: (1) tes (test), (2) tester, (3) testee, dan (4) testing. Tes (test), dalam konteks penelitian kuantitatif adalah alat atau instrumen pengumpulan data, tester adalah penyusun, dalam hal ini peneliti (atau lembaga jika merupakan tes standar), testee adalah subjek penelitian (misalnya siswa) dan testing adalah pelaksanaannya atau pengumpulan datanya. Demikian juga halnya dalam penelitian kualitatif, misalnya observasi adalah pelaksanaan pengumpulan data, instrumen atau alatnya adalah pedoman observasi, peneliti bertindak observer, dan objek yang diamati adalah konteks observasi (berbeda dengan dalam penelitian kuantitatif, data dalam penelitian kualitatif selalu dikaitkan dengan konteks).
Pengumpulan data merupakan proses memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesis, atau mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan harus valid (tepat mengukur yang seharusnya diukur), reliabel (hasil tetap konsisten), dan relevan dengan fokus penelitian. Oleh sebab itu, pengumpulan data hendaknya memedomani lima prinsip: (1) relevansi, data yang dikumpulkan sesuai dengan rumusan masalah dan variabel penelitian, (2) validitas dan reliabilitas: penerapannya hendaknya menghasilkan data yang sahih dan konsisten, (3) etika penelitian: melibatkan persetujuan informan, anggota sampel, atau responden, menjaga kerahasiaannya, dan mengembangkan kejujuran (peneliti dan yang diteliti), (4) praktibilitas: teknik yang dipilih harus realistis serta sesuai dengan kondisi lapangan, dan (5) objektivitas: menghindari bias peneliti maupun responden.
Teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif berbeda dengan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif (juga R & D), teknik-teknik yang dipakai ada dua, yaitu testing dan non-testing. Harap dipedomani, pengumpulan data merupakan langkah krusial untuk memperoleh data empiris-ilmiah agar generalisasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga. Oleh sebab itu, penetapan teknik pengumpulan selalu berpedoman pada tiga hal, yaitu: (1) apa tujuan penelitian (apakah eksperimen, survei, ataukah eksplorasi seperti penelitian pengembangan), (2) apa jenis penelitian yang ditetapkan (apakah kuantitatif, kualitatif, atau campuran atau mixing), dan (3) apa sifat data yang hendak dikumpulkan (apakah numerik, deskriptif, ataukah naratif).
Teknik testing atau pelaksanaan tes (kadang-kadang, juga diistilahkan penyebaran tes) digunakan jika instrumen penelitiannya adalah tes. Teknik non-testing digunakan dalam penelitian yang menggunakan instrumen berupa angket/kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, pengukuran skala sikap, dan alat-alat dokumentasi.
Dalam penelitian kualitatif, seperti diungkapkan dalam materi lain, peneliti adalah instrumen utama penelitian. Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian kualitatif lazimnya ada empat, yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan triangulasi data.
Teknik observasi partisipatif adalah observasi yang melibatkan peneliti sebagai anggota populasi atau objek (konteks) yang diteliti. Bahkan, idealnya diupayakan agar objek atau konteks yang diobservasi tidak menyadari bahwa mereka sedang diobservasi. Ungkapan cerdas dalam penerapan teknik observasi partisipatif adalah likes a fly on the wall: peneliti menempatkan diri sedemikian rupa sehingga objek yang diobservasi tidak menyadarinya. Dengan demikian, diharapkan data yang diperoleh observer lebih objektif, mendalam, dan bermakna.
Teknik kedua adalah wawancara mendalam (indepth interview), lazim juga disebut sebagai wawancara terbuka (open-ended interview) meskipun indepth interview sebenarnya tidak persis sama dengan wawancara terbuka. Biasanya, teknik ini dapat dikembangkan dengan baik jika peneliti sudah menempatkan diri sebagai observer partisipatif. Peneliti berusaha maksimal agar dirinya tidak dianggap sebagai orang lain, sehingga informan merasa bebas untuk mengungkapkan ide, informasi, atau pandangannya tentang sesuatu yang dijadikan sebagai fokus penelitian. Bekal lain yang hendaknya dimiliki pewawancara adalah keterampilannya dalam memanfaatan probing questions atau pertanyaan-pertanyaan yang menggali: pertanyaan berikutnya didasarkan atas respons atau tanggapan informan atas butir pertanyaan sebelumnya.
Mengingat pentingnya pengumpulan data melalui teknik wawancara, terutama dalam penelitian kualitatif atau mixing, peneliti hendaknya membekali diri dengan latihan menyusun pedoman wawancara, termasuk menyusun butir-butir wawancara. Banyak dijumpai, rumusan-rumusan pertanyaan yang hanya menghendaki jawaban singkat yang dikotomis (hanya menghendaki jawaban yang kontradiktif) misalnya, “Apakah Bapak/Ibu menggunakan media dalam pembelajaran menulis teks cerpen?” Berarti, respons yang dikehendaki pewawancara hanya dua, “Ya” atau “Tidak”. Akan lebih memusingkan kepala lagi jika respons yang muncul “Kadang-kadang”. Akan lebih baik, jika rumusan butir pertanyaannya, “Apa saja pertimbangan Bapak/Ibu dalam memilih media pembelajaran menulis teks cerpen?”
Teknik ketiga adalah studi dokumentasi. Dalam penerapan teknik ini, peneliti sudah menetapkan dokumen-dokumen yang akan dianalisis. Oleh sebab itu, peneliti juga melengkapi dirinya dengan poin-poin utama yang akan dianalisis sesuai dengan karakteristik dokumen yang dianalisisnya.
Teknik keempat adalah triangulasi data. Istilah triangulasi merupakan turunan dari triangle yang berarti segitiga. Teknik ini dimaksudkan untuk mengembangkan validitas dan objektivitas data (yang cenderung awalnya bersifat subjektif). Misalnya, pewawancara merekam proses wawancara, menuliskan ringkasan atau pokok-pokok respons informan, sesudah itu menunjukkan hasil ringkasan tersebut kepada informan tadi. Jika perlu, pewawancara dapat mengajukan permintaan agar catatan ringkasan tersebut ditandatangani informan. Selain itu, dapat diterapkan dengan cara mengembangkan intersubjektivitas. Misalnya, informan mewawancarai guru tentang penggunaan media dalam pembelajaran teks puisi. Ringkasan hasil wawancara itu dikonfirmasikan kepada sumber lain, misalnya siswa-siswa yang diajar oleh informan (guru) tersebut.
6. Teknik Penganalisisan Data
a. Konsep Dasar dan Tujuan Penganalisisan Data
Penganalisisan data merupakan langkah yang sangat vital dalam penelitian. Jika dikaitkan dengan analogi sebelumnya bahwa penelitian itu diibaratkan sebagai tubuh manusia, diajukan analogi yang lebih umum, yaitu sebagai berikut. Variabel adalah darahnya penelitian, instrumen penelitian adalah alat-alat penginderaan, pengumpulan data sebagai proses merasakan, analisis data merupakan pusat otak manusia yang fungsi utamanya adalah menafsirkan hingga akhirnya sampai pada penyimpulan hasil penelitian. Nah, penyimpulan itu merupakan keputusan apa yang seharusnya dilakukan oleh tubuh manusia.
Penganalisisan data merupakan proses mengolah, mengorganisasi, menginterpretasi, dan menyajikan data yang telah dikumpulkan agar dapat menjawab rumusan masalah, menguji hipotesis, atau menarik simpulan. Tentu saja, simpulan dalam penganalisisan data tidak sama dengan simpulan yang disajikan di bab terakhir laporan penelitian (misalnya Bab V). Mohon maaf, karena kesalahan ini masih mendominasi pelaporan penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi, akan dibahas secara singkat berikut ini.
Simpulan dalam penganalisisan data hendaknya dikaitkan dengan hasil pengujian hipotesis (jenis penelitian kuantitatif, dalam Bab IV). Nah, simpulan dalam Bab V (penelitian kuantitatif, termasuk penelitian pengembangan tingkat S-2) hendaknya dirumuskan secara kualitatif, tidak lagi menggunakan pengajuan hasil pengolahan data statistik. Contoh rumusan simpulan, “Rata-rata keterampilan membaca pemahaman teks berita siswa kelas … adalah 87,67” adalah simpulan (dalam Bab V) yang tidak tepat karena masih dikuantifikasikan. Idealnya, dikualifikasikan menjadi “Kualifikasi keterampilan membaca pemahaman teks berita siswa … berada pada rentangan “Sangat Memuaskan”.
Dalam penelitian kualitatif, simpulan dalam penganalisisan data (Bab IV) dikaitkan dengan jawaban-jawaban atas pertanyaan penelitian (sebab, penelitian kualitatif tidak mengacu pada rumusan dan pengujian hipotesis). Sementara itu, simpulan dalam Bab V hendaknya bersifat kontekstual dan komprehensif serta dirumuskan secara kualitatif juga. Misalnya, “Proses pembelajaran teks cerpen di kelas X sudah megacu pada penekanan pendekatan komunikatif, tetapi guru lebih sering berfokus pada penyelesaian materi ujian dan Tes Kemampuan Akademik (TKA). Hal ini menimbulkan kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan praktik pembelajaran di kelas.”
Kembali ke permasalahan penganalisisan data. Seperti digambarkan sebelumnya, tujuan penganalisisan data dalam penelitian kuantitatif berbeda dengan kualitatif (termasuk penelitian pengembangan). Secara umum, tujuan penganalisisan data adalah untuk (a) mengorganisasikan data, yaitu menyusun data mentah menjadi terstruktur, (b) mendeskripsikan atau menggambarkan data: menyajikan data secara ringkas melalui tabel, grafik, atau narasi, dan (c) untuk penelitian kuantitatif menguji hipotesis, seperti mendeskripsikan hubungan antarvariabel, perbedaan antarkelompok, atau pengaruh antarfaktor, sedangkan dalam penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan pola, tema, atau kategori, hingga akhirnya (d) menyusun generalisasi (meskipun dalam penelitian kualitatif generalisasi itu bersifat terbatas).
b. Prinsip Penganalisisan Data
Prinsip-prinsip yang hendaknya dipedomani dalam penganalisisan data ada lima. Kelima prinsi tersebut adalah sebagai berikut ini.
Pertama, prinsip relevansi. Penganalisisan data hendaknya relevan atau sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya, dalam judul “Pengaruh Model PBL dan Penguasaan Kosakata Bidang Jurnalistik terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Berita …”, dengan penetapan variabel penguasaan kosakata bidang jurnalistik sebagai variabel control (C). Secara umum, ada tiga tujuan utama penelitian atas judul tersebut: (1) mendeskripsikan penguasaan kosakata bidang jurnalistik siswa di kelas kontrol dan kelas perlakuan, (2) mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman teks berita siswa di kelas kontrol dan eksperimen, dan (3) menganalisis interaksi pengaruh penerapan model PBL terhadap keterampilan membaca pemahaman teks berita siswa. Dengan demikian, penganalisisan datanya harus bersifat deskriptif (untuk tujuan ke-1 dan ke-2) dan analitis (untuk tujuan ke-3).
Kedua, prinsip objektivitas. Teknik penganalisisan data hendaknya terbebas dari bias peneliti atau subjektif. Dalam penelitian kuantitatif, ukuran objektivitas dimulai dari pemberian skor yang kemudian dikonversi menjadi nilai: hendaknya sesuai dengan pemerolehan skor tersebut. Dalam penelitian kualitatif, objektivitas dimulai dari intersubjektivitas sebab data berupa deskripsi verbal (hal ini dijelaskan dalam triangulasi data).
Ketiga, prinsip sistematis. Penganalisisan data hendaknya ditempuh melalui Langkah-langkah yang runtut. Misalnya, dalam penelitian kuantitatif pengujian hipotesis tidak mungkin dilakukan sebelum ada uji prasyarat analisis. Sebab, uji prasyarat analisis akan menentukan formula statistik mana yang tepat untuk menguji hipotesis, apakah parametrik ataukah nonparametrik. Contoh langkah-langkah yang runtut akan dideskripsikan pada penjelasan berikutnya dalam materi ini.
Keempat, prinsip interelasi atau keterhubungan. Teknik penganalisisan data harus dikaitkan dengan teori dan kerangka konseptual penelitian. Sebenarnya, prinsip interelasi ini sudah harus dipedomani sejak penulisan bab pertama hingga bab terakhir dalam sebuah laporan penelitian yang dikemas dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Misalnya, dalam penelitian yang berjudul “Korelasi antar X dan Y”, sejak pendeskripsian latar belakang, penyusunan teori, metode penelitian, pembahasan, hingga penutup hendaknya yang ditonjolkan adalah variabel Y. Hal ini berlaku untuk jenis penelitian kuantitatif (termasuk penelitian pengembangan). Sebaliknya, dalam penelitian kualitatif, misalnya “Nilai-nilai Budaya Dasar dalam Novel X” justru yang ditonjolkan adalah nilai-nilai budaya dasar, bukan novel X.
Kelima, prinsip kejelasan metode. Penganalisisan data hendaknya transparan agar mem-buka peluang bagi penelitian replikatif. Prinsip ini akan terlihat dalam pencantuman lampiran: seluruh bukti dalam setiap tahap penganalisisan data hendaknya secara runtut dicantumkan di lampiran laporan penelitian.
c. Contoh Tahap-Tahap Penganalisisan Data
Penganalisisan data penelitian tergantung pada jenis penelitian yang digunakan. Secara umum, ada tiga jenis penelitian yang lazim disusun oleh mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 yang relevan dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga jenis penelitian tersebut adalah kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.
1) Penganalisisan Data Penelitian Kuantitatif
Penganalisisan data penelitian kuantitatif, lazimnya ditempuh dalam delapan tahap. Kedelapan tahap tersebut adalah: (1) penyiapan data, (2) pemberian skor, (3) pengonversian skor menjadi nilai, (4) pengklasifikasian nilai, (5) pendeskripsian data, (6) pengujian prasyarat uji hipotesis, (7) pengujian hipotesis, dan (8) pembahasan. Deskripsi singkat atas delapan langkah tersebut adalah sebagai berikut ini.
Tahap pertama adalah penyiapan data. Tujuan penyiapan data adalah memastikan bahwa data tersebut merupakan data yang absah, yang layak dianalisis pada tahap berikutnya. Oleh sebab itu, tahap ini lazim juga disebut sebagai pengabsahan data. Sebagai contoh, jika data mentah penelitian berupa teks deskripsi karya siswa (sampel), yang diperoleh melalui penyebaran tes unjuk kerja, pengabsahan data dilakukan melalui validasi yaitu memastikan bahwa teks karya siswa benar-benar merupakan teks deskripsi, bukan teks lain seperti teks LHO. Validasi dilakukan oleh seseorang yang secara otoritas memiliki kelayakan dalam menilai jenis teks (misalnya dosen atau guru Mapel Bahasa Indonesia senior yang berkualifikasi minimal S-2, memiliki sertifikasi pendidik). Dalam tatakrama akademik, validasi data ini selayaknya tidak dilakukan oleh pembimbing, pembahas, atau promotor. Pengabsahan data juga tetap dilakukan meskipun bersumber pada lembar jawaban tes objektif. Misalnya, jika ada jawaban tes yang kacau (memberi tanda silang lebih dari satu pilihan jawaban, banyak coretan, dan sebagainya). Harap dicermati, jika terlalu banyak data yang tidak absah, risikonya adalah ulang pengumpulan data. Risiko terberat, jika peneliti tidak melakukan pengabsahan data, adalah mengulang penelitian, misalnya pada ujian skripsi (S-1) atau seminar hasil (S-2 dan S-3).
Tahap kedua adalah pemberian skor atau penskoran. Berdasarkan data yang absah, peneliti memberikan skor. Jenis skor tergantung pada sumber datanya. Untuk tes objektif, skor bersifat dikotomis, yaitu 0 untuk jawaban salah, 1 untuk jawaban benar. Untuk tes esai dan unjuk kerja, skor bersifat politomus atau gradasional (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan deskriptor atau rubrik penskoran (maaf, istilah umum rubrik penilaian itu tidak tepat karena peneliti baru berada pada tahap memberi skor). Untuk tes bidang penalaran, matematik, dikenal juga pemberian skor parsial: misalnya langkah-langkah pengerjaan soal benar tetapi penyimpulan hasilnya salah oleh sebab itu diberi skor 2,5 (misalnya jika rentangan skor yang digunakan adalah 0 s.d. 5). Untuk skala pengukuran, skor bersifat berskala, misalnya skor 5 untuk respons “Sangat Memuaskan”, skor 1 untuk respons “Sangat Tidak Memuaskan”. Untuk itu, peneliti harus mewaspadai arah pernyataan dalam skala pengukuran, apakah positif atau negatif. Hal lain yang perlu dicermati untuk memudahkan pendeskripsian dan penganalisisan data, pemberian skor hendaknya dikelompokkan per indikator.
Tahap ketiga adalah pengonversian skor menjadi nilai. Tahap ini, disebut juga penilaian. Berdasarkan hasil pemberian skor (lazimnya disebut sebagai data mentah penelitian), tahap berikutnya adalah mengonversi skor menjadi nilai. Lazimnya, rentangan nilai yang digunakan adalah 0 s.d. 100. Oleh sebab itu, rumus sederhana pengonversian skor menjadi nilai adalah SM/SI x 100: SM adalah skor mentah, SI adalah skor ideal yang mungkin dicapai anggota sampel, dan 100 adalah rentangan nilai.
Tahap keempat adalah pengklasifikasian nilai. Klasifikasi yang lazim digunakan ada sepuluh sesuai dengan rentangan nilai untuk menentukan kualifikasi nilai, yaitu 0 – 15 Buruk Sekali, 16 – 25 Buruk, 26 – 35 Kurang Sekali, 36 – 45 Kurang, 46 – 55 Hampir Cukup, 56 – 65 Cukup, 66 – 75 Lebih Dari Cukup, 76 – 85 Baik, 86 – 95 Baik Sekali, 96 – 100 Sempurna. Jadi, misalnya 0 – 15 itu adalah klasifikasi, sedangkan Buruk Sekali adalah kualifikasi.
Tahap kelima adalah pendeskripsian nilai. Tahap ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan metode penelitian deskriptif. Lazimnya, pendeskripsian nilai dilakukan menggunakan formula statistik sederhana yang disebut dengan central tendency measurement (dibahasaindonesiakan menjadi ukuran kecenderungan memusat, atau ukuran pemusatan data). Ukuran-ukuran yang dimaksud adalah penentuan rata-rata nilai (mean), kecenderungan nilai (modus), nilai tengah (median), yang disajikan juga dalam bentuk tabel-tabel pendeskripsian data dan grafik. Jadi, ranah pendeskripsian pada tahap ini masuk ke wilayah statistik deskriptif.
Tahap keenam adalah uji prasyarat atau uji prasyarat pengujian hipotesis. Maaf, disela sebentar. Tahap keenam dan ketujuh dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan metode penelitian analitis. Jadi, misalnya dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Model PBL terhadap ….” dipastikan ada dua metode penelitian yaitu deskriptif (misalnya mendeskripsikan rata-rata tingkat keterampilan menulis teks eksposisi) dan juga analitis (untuk menganalisis kualifikasi pengaruh).
Kembali ke permasalahan uji prasyarat. Uji prasyarat yang lazim digunakan adalah uji normalitas data, homogenitas data, dan linearitas. Uji statistik untuk normalitas data yang lazim digunakan adalah: Kolmogorov–Smirnov, Shapiro–Wilk, atau Chi-Square. Uji statistik untuk homogenitas data yang lazim digunakan adalah F-test, Levene’s Test, Bartlett’s Test. Uji linearitas data lazim menggunakan ANOVA test of linearity (regresi) atau Scatterplot. Namun, tentu saja uji prasyarat ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pada umumnya, dalam penelitian penyusunan skripsi dan tesis, uji prasyarat yang digunakan adalah uji normal dan homogenitas data. Tujuan uji prasyarat sebenarnya adalah untuk menetapkan jenis statistik yang diperlukan dalam pengujian hipotesis, apakah statistik parametrik ataukah non-parametrik. Misalnya, uji prasyarat yang diperlukan adalah normalitas dan homogenitas data. Jika ternyata data berdistribusi normal dan bersifat homogen, uji hipotesis yang diperlukan adalah jenis statistik parametrik. Namun, jika ada ketimpangan (misalnya distribusi data normal tetapi tidak homogen, atau data tidak berdistribusi normal tapi homogen, atau data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen), uji hipotesis hendaknya menggunakan statistik non-parametrik.
Tahap ketujuh adalah uji hipotesis penelitian. Uji hipotesis masuk ke ranah statistik inferensial. Jika variabel penelitian lebih dari 3, masuk ke ranah analisis multivariat. Rumus-rumus yang digunakan hendaknya sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil uji prasyarat. Untuk penelitian korelasional, rumus-rumus yang digunakan adalah Pearson, Spearman, dan Kendall. Untuk penelitian uji beda rata-rata (termasuk eksperimen), digunakan t-test (2 kelompok), dan ANOVA (>2 kelompok). Untuk penelitian interaksi antarvariabel, digunakan ANOVA atau Analysis of Variance.
Tahap kedelapan adalah pembahasan hasil penelitian. Peneliti cenderung salah tafsir dalam melaporkan pembahasan hasil penelitian, akibatnya pembahasan kurang layak. Pertama, perlu dibedakan antara deskripsi hasil penelitian dengan pembahasan: dalam deskripsi hasil penelitian peneliti mengungkapkan temuan di lapangan, sedangkan pembahasan itu berarti mengkritisi temuan dari sudut pandang teori dan keterkaitannya dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Oleh sebab itu, dalam deskripsi hasil tidak boleh digunakan referensi teoretis maupun empiris (seperti kutipan dan rujukan). Sebaliknya, dalam pembahasan harus ada referensinya, teori maupun hasil penelitian terdahulu yang relevan yang sudah diungkapkan dalam Bab 2. Pengaitan temuan dengan penelitian terdahulu yang relevan dimaksudkan untuk menyimpulkan apakah temuan tersebut relevan, kurang relevan, atau justru bertentangan. Kedua, kuantitas poin pembahasan hendaknya sebanding dengan kuantitas temuan, kuantitas temuan sebanding dengan rumusan tujuan penelitian. Jadi, jika rumusan tujuan penelitian ada tiga, deskripsi hasil penelitian juga tiga poin, dan deskripsi pembahasan juga tiga poin.
2) Penganalisisan Data Penelitian Kualitatif
Sebelum dideskripsikan penganalisisan data kualitatif, perlu ditampilkan analogi perbedaan antara peneliti kuantitatif dengan peneliti kualitatif. Peneliti kuantitatif diibaratkan sebagai seseorang yang ingin membangun rumah, sudah memiliki rencana yang jelas, membuat desain rumah, jika perlu membuat maket model tiga dimensi. Pengumpulan data dianalogikan sebagai kegiatan berbelanja, membeli material bangunan (semen, pasir, besi, dan sebagainya), tentunya sesuai dengan desain dan maket yang telah dibuat. Penganalisisan data dianalogikan sebagai mempekerjakan tukang untuk membangun rumah, akhirnya selesailah bangunan rumah tersebut. Sebaliknya, peneliti kualitatif adalah seseorang yang ingin membangun rumah NAMUN desainnya belum jelas. Yang jelas: ingin membangun rumah. Untuk itu, mulailah pengamatan dan membeli bahan-bahan bangunan (semen, pasir, besi, dan sebagainya). Setelah bahan-bahan terkumpul (sesuai dengan kemampuan keuangannya, tentunya) mulailah membuat desain rumah. Setelah desain selesai, dimulailah membangun rumah. Namun, kadang-kadang ada bagian desain yang mungkin kurang pas, sehingga dibuatlah bangunan yang menyimpang dari desain awal, bahkan mungkin kembali membeli bahan bangunan. Begitulah seterusnya hingga rumah akhirnya dapat dibangun.
Analogi tersebut mengisyaratkan bahwa peneliti kualitatif sering direpotkan oleh data (ibarat bahan-bahan bangunan tadi). Data dikumpulkan, berserak, tidak sistematis, tidak klasifikatoris. Akhirnya menumpuk dan membingungkan. Oleh karena itu, peneliti kualitatif harus cermat dalam memilah-milah data yang sudah dikumpulkan, mengklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian, dan membuat kategori-kategori yang lebih spesifik dan dapat dimaknai melalui perspektif emik dan etik. Perspektif emik adalah sudut pandang informan atau masyarakat budaya yang diteliti (dalam penelitian novel, pengarang dan tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan) sedangkan perspektif etik adalah sudut pandang peneliti.
Model-model penganalisisan data penelitian kualitatif yang paling populer ada dua, yaitu Model Miles & Huberman dan Model Grounded-Theory yang dikembangkan oleh dua orang sosiolog Amerika, yaitu Barney Glaser dan Anselm Strauss. Namun, karena keterbatasan ruang sajian, dalam teks ini hanya akan dideskripsikan model yang paling populer terkait pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu Model Miles & Huberman. Selain itu, Model Grounded-Theory cenderung diterapkan dalam penelitian yang memiliki tiga karakteristik: (1) jika teori yang ada belum layak, belum cukup atau memadai untuk menjelaskan fenomena baru, (2) jika peneliti ingin membangun konsep atau teori orisinal yang diperoleh berdasarkan pengolahan data lapangan, dan (3) jika penelitian difokuskan pada proses, interaksi, dan dinamika tentang sesuatu.
Model Miles & Huberman diaplikasikan dalam tiga tahap, yaitu: (a) reduksi data, (b) display data, dan (c) penarikan verifikasi atau simpulan. Penerapan atas ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut ini.
Pada tahap reduksi data, peneliti menyaring data mentah agar dapat difokuskan pada hal-hal yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian. Data diklasifikasikan per tema atau permasalahan pokok atau tujuan penelitian. Klasifikasi data dapat didasarkan atas bentuk data, yaitu (a) data verbal (lisan maupun tertulis, misalnya diperoleh melalui keterlibatan peneliti dalam diskusi kelompok, percakapan alamiah, transkrip pidato), (b) data dokumen, misalnya catatan harian peneliti, arsip, berita, karya sastra, surat, peraturan, atau dokumen-dokumen resmi lainnya, (c) data visual, misalnya foto, video, film, lukisan, dan sebagainya, serta (d) data artefaktual, misalnya benda-benda budaya, pakaian, karya seni, media pembelajaran yang digunakan, dan sebagainya. Data juga dapat diklasifikasikan atas sumbernya, yaitu data primer (diperoleh langsung, misalnya melalui wawancara) dan data sekunder (diperoleh secara tidak langsung, misalnya dokumen, arsip, media massa, dan sebagainya). Nah, silakan direnungkan betapa pentingnya kecermatan seorang peneliti kualitatif. Jadi, jangan menunggu data menumpuk. Sesegera mungkin, setelah mendapatkan potongan data yang sudah diabsahkan, lakukanlah reduksi data.
Pada tahap display data, peneliti menyajikan data dalam bentuk matriks, tabel, peta konsep, atau mungkin dinarasikan. Tentu saja, kualitas display data tergantung pada kualitas reduksi data sebelumnya. Mungkin saja, meskipun sudah pada tahap penganalisisan data tahap ke-2 (display data), peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data jika ternyata ada data yang kurang berkaitan hasil penentuan matrik, peta konsep, dan lain-lain.
Tahap berikutnya adalah penarikan simpulan atau verifikasi. Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu mencari sehingga akhirnya mampu menyusun tema, pola, dan makna. Untuk lebih memperkuat temuan tersebut, kembali diadakan triangulasi data, misalnya membandingkan pola-pola atau tema-tema yang sudah disusun dengan teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan dan jenis data. Misalnya, data yang dikategorikan sebagai data primer menempati porsi verifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan data sekunder. Setelah itu, barulah ditarik simpulan atau verifikasi yang sifatnya juga masih kontekstual, bukan merupakan generalisasi. Misalnya, “Preferensi siswa kelas VII SMP X dalam mempelajari teks-teks cerita prosa lebih menonjol dibandingkan teks-teks puitis”. Simpulan seperti itu tentunya bersifat kontekstual: kapan waktu penelitiannya, objek penelitian, dan pendekatan penelitian yang digunakan. Mungkin saja, preferensi siswa kelas VII pada tahun mendatang akan berbeda.
3) Penganalisisan Data Penelitian Pengembangan
Sajian tentang penganalisisan data dalam penelitian pengembangan (lazim dikenal dengan R&D, Research and Development) sangat sukar disajikan secara mendasar tetapi komprehensif dalam teks ini karena teks ini sudah terlalu panjang untuk ditempatkan sebagai artikel. Alasan lain untuk tidak mendeskripsikan secara rinci penganalisisan data penelitian R&D dalam konteks penyusunan tesis dan disertasi ada dua. Pertama, penelitian R&D merupakan penelitian campuran (mixing methods), perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian, deskripsi tentang penganalisisan data penelitian kuantitatif dan kualitatif yang sudah dipaparkan dapat dimanfaatkan dalam penganalisisan data penelitian R&D. Kedua, model-model pengembangan itu beragam, di antaranya: Model Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (lazim dikenal dengan Model ADDIE), Model Define, Design, Develop, and Disseminate (lazim dikenal dengan Model 4-D), Model Borg & Gall (10 tahap), Model Dick & Carey (juga10 tahap), serta Model Plomp dengan tahap-tahap: (1) Preliminary Investigation, (2) Design, (3) Realization or Construction, (4) Test, Evaluation, and Revision, dan (5) Implementation. Sejauh pengalaman peneliti, model yang lazim digunakan adalah ADDIE, 4-D, dan Plomp. Jadi, penganalisaan data dalam penelitian pengembangan (termasuk langkah-langkah atau prosedurnya) berbeda-beda, tergantung pada model pengembangan yang digunakan.
Untuk memperjelas deskripsi contoh teknik pengolahan data jenis penelitian R&D, cermatilah ilustrasi berikut ini. Ilustrasi tentang seorang guru Mapel Bahasa Indonesia SMP, sekaligus sebagai mahasiswa S-2 RPL, sebutlah bernama Tuti.
Tuti menekuni aplikasi Canva, menemukan ada fitur menarik yang dapat dijadikan sebagai ajang media pembelajaran, yaitu Canva Site. Sebagai guru muda yang bersemangat dan inovatif, Tuti juga mempelajari bidang Augmented Reality (AR), suatu teknologi yang menggabungkan elemen digital (seperti gambar, video, atau model 3D) dengan dunia nyata secara real-time, serta memerlukan perangkat sederhana yang dapat dipastikan seluruh siswa memilikinya, yaitu smartphone atau gawai. Ia menemukan aplikasi yang layak, yaitu Assemblr Studio. Ternyata, aplikasi tersebut juga dapat diintegrasikan dengan Canva Site. Ia pun berkeinginan membuat media pembelajaran yang memanfaatkan Canva Site (selanjutnya disingkat CS) terintegrasi Assembr Studio Web (selanjutnya disingkat ASW). Maka, mulailah Tuti melacak apakah sudah ada model media pembelajaran yang memanfaatkan CS dan diintegrasikan dengan ASW. Ternyata belum ada. Yang ada (dilacak melalui internet) hanya pemanfaatan CS saja, atau pemanfaatan ASW saja. Mulailah, Tuti menempatkan diri sebagai peneliti kualitatif.
Tuti pun mencermati PBM yang dikelolanya. Relatif tidak ada masalah. Tuti mewawancarai beberapa orang siswa, dalam pembelajaran teks apa siswa bermasalah. Tidak puas dengan informasi awal yang telah diperoleh, Tuti juga mewawancarai secara informal beberapa orang guru senior pengampu Mapel Bahasa Indonesia. Diperoleh gambaran awal: siswa bermasalah dalam pembelajaran teks deskripsi. Namun, Tuti juga menyadari bahwa pembelajaran suatu teks memerlukan waktu empat minggu. Selain itu, orientasi pembelajaran teks bersifat gradual dari mengidentifikasi, mereproduksi, menganalisis, dan akhirnya memproduksi teks. Ia mengembangkan keingintahuannya tentang tulisan deskripsi yang dibuat siswa. Melalui studi dokumen (misalnya dari LKPD) ditemukan gambaran bahwa ternyata siswa bermasalah dalam menulis teks deskripsi: kecenderungan umum yang ditemukan adalah strukturnya tidak tepat, diksinya kurang tepat, kalimatnya tidak efektif, isinya masih kacau, dan pengembangan paragrafnya pun bermasalah. Akhirnya, ditetapkan judul tesis “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Canva Site Terintegrasi Assemblr Studio Web dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Deskripsi’. Judul diajukan, proposal disusun, akhirnya diseminarkan. Berdasarkan hasil seminar proposal, juga ditetapkan model pengembangan yang digunakan adalah ADDIE.
Pada tahap analysis, Tuti mengumpulkan data analisis kurikulum dan analisis kebutuhan siswa. Tujuannya, meyakinkan bahwa terampil menulis itu sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, serta siswa memang membutuhkan media yang interaktif. Untuk analisis kurikulum, digunakan instrumen angket (sudah divalidasi dan direvisi), diolah secara deskriptif untuk mendapatkan rata-rata nilai angket, untuk analisis kebutuhan siswa digunakan pedoman wawancara (yang juga sudah divalidasi dan direvisi), hasil wawancara diolah secara kualitatif sehingga disimpulkan bahwa siswa memang memerlukan media pembelajaran interaktif.
Pada tahap design, Tuti membuat prototipe media pembelajaran interaktif berbasis CS terintegrasi ASW untuk pembelajaran menulis teks deskripsi. Prototipe ini kembali divalidasi (menggunakan instrumen lembar validasi yang juga sudah divalidasi). Validasi mencakup validasi isi (oleh guru senior), validasi konstruksi atau desain (oleh pakar media), dan validasi bahasa (oleh pakar bahasa, misalnya guru senior atau dosen dengan kualifikasi tertentu: jenjang pendidikan, bidang keahlian, dan sebagainya). Seluruh data hasil validasi dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menentukan rata-rata nilai validasi.
Pada tahap develop, Tuti sudah memiliki desain awal model media pembelajaran interaktif berbasis CS terintegrasi ASW. Secara sederhana, sudah dapat dioperasionalkan. Namun, tetap harus divalidasi lagi menggunakan lembar validasi (dalam tahap ini, lembar validasi berkemungkinan tidak harus divalidasi-ulang karena sudah digunakan pada tahap sebelumnya). Validasi mencakup validasi isi, konstruk, dan bahasa. Pengolahannya pun menggunakan statistik deskriptif, identik dengan tahap design.
Pada tahap implementation, Tuti sudah memiliki model siap pakai karena sudah memiliki validitas yang cukup. Namun, belum ditetapkan praktikalitasnya. Oleh sebab itu, model awal itu pun perlu divalidasi oleh praktisi (misalnya guru senior). Intinya, Tuti meminta bantuan kepada guru senior untuk memanfaatkan media pembelajaran interaktif berbasis CS terintegrasi ASW dalam pembelajaran keterampilan menulis teks deskripsi. Sesudah validator (guru senior) mempraktikkan, barulah Tuti mengajukan lembar validasi praktikalitas. Hasil validasi digunakan untuk memperbaiki media tersebut.
Pada tahap evaluation, Tuti sudah memiliki media siap pakai yang sudah terukur validitas dan praktikalitasnya. Namun, belum terukur efektivitasnya. Oleh sebab itu, Tuti pun mengadakan penelitian eksperimen sederhana berupa pre-post experiment (hanya satu kelas), memanfaatkan media interaktif berbasis CS terintegrasi ASW dalam pembelajaran keterampilan menulis deskripsi. Tuti pun menjadi peneliti kualitatif. Instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, hingga proses penganalisisan datanya sama dengan penganalisisan data penelitian kuantitatif yang sudah dijabarkan sebelumnya, mulai dari penyiapan data (tahap ke-1) hingga pembahasan hasil penelitian (tahap ke-8).
C. Penutup
Berdasarkan deskripsi teori tentang sampel dan teknik sampling, diperoleh gambaran bahwa penelitian tidak selalu harus melibatkan seluruh populasi. Sampel dipilih dengan pertimbangan kerepresentasian agar hasil penelitian tetap valid dan dapat digeneralisasikan. Oleh karena itu, penentuan sampel melalui teknik sampling yang tepat (acak, stratifikasi, purposif, atau lainnya) menjadi kunci awal untuk menjamin keterandalan data penelitian.
Kualitas penelitian juga ditentukan oleh cara pengumpulan dan penganalisisan data. Instrumen yang sahih dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya, sementara penganalisisan data yang tepat (baik statistik dalam penelitian kuantitatif maupun interpretatif dalam penelitian kualitatif serta mixing methods dalam penelitian pengembangan) memungkinkan peneliti menarik simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, keempat aspek tersebut (mulai dari populasi, teknik sampling, teknik pengumpulan data, hingga teknik penganalisisan data) merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas dan bermakna.
104 comments
Terima kasih, Pak atas penjelasan sangat lengkap ini. Jadi, sebelum kita melakukan pengolahan data dalam penelitian, sebaiknya kita harus benar-benar paham akan arah dari penelitian kita. Hal ini mengarah pada pemilihan metode penelitian yang akan kita pilih, kuantitatif atau kualitatif. Kualitas sebuah penelitian sangat ditentukan oleh cara pengumpulan dan pengolahan data. Kalau metode penelitian yang kita pilih sudah tepat, tentu proses pengumpulan dan pengolahan data juga disesuaikan dengan metode penelitian yang kita pilih agar hasil dari penelitian juga sesuai. Selain itu, pada tahapan kesimpulan, kita juga harus paham cara membuat kesimpulan penelitian yang sebaiknya.
Perkenalkan saya Nauratil Jannah 24016138 perwakilan kel 3 GTBI 1301
Terima kasih atas materi yang sangat lengkap ini, Pak. Saya sudah membaca keseluruhan artikel dan merasa banyak mendapat pencerahan tentang metodologi penelitian, terutama terkait sampel, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Saya sangat terbantu dengan analogi-analogi yang Bapak berikan, seperti analogi peneliti kuantitatif dan kualitatif dalam membangun rumah. Hal ini membuat saya lebih mudah memahami perbedaan mendasar kedua pendekatan tersebut. Contoh-contoh yang relevan dengan penelitian Bahasa Indonesia juga sangat membantu, terutama ilustrasi tentang penelitian Bu Tuti
Namun, izinkan saya menyampaikan beberapa kendala yang saya hadapi saat membaca pak
Artikel ini cukup panjang dan padat, sehingga saya perlu membacanya beberapa kali untuk benar-benar memahami. Mungkin akan lebih memudahkan jika dipecah menjadi beberapa bagian terpisah.
Ada beberapa istilah yang masih terasa asing bagi saya, seperti “politomus”, “dikotomis”, dan “intersubjektivitas”. Kalau bisa ditambahkan penjelasan sederhana atau glosarium, tentu akan sangat membantu.
Saya merasa materi ini akan lebih mudah dipahami jika dilengkapi dengan diagram atau bagan alur, terutama untuk tahapan analisis data
Pembahasaan materi di audio sangat menarik dan membuat saya lebih paham tentang kejalasan materi yg di sampaikan
Terima kasih atas paparan materi yang sangat bermanfaat, Pak.
Namun ada beberapa hal yang menjadi keraguan bagi saya:
1. Dalam pemilihan sampel dengan teknik probability atau non-probability, perlukah dijelaskan alasan pemilihan teknik tersebut?
2. Berapa kali peneliti melakukan pengambilan data dalam sebuah penelitian?
3. Bagaimana mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Mohon maaf, jika saya banyak bertanya, Pak. Sebelumnya, terima kasih atas penjelasannya, Pak.
Terima kasih. Pertama, dalam konteks karya ilmiah, tentu saja harus dijelaskan alasan pemilihan teknik penyampelan. Alasan selalui dikaitkan dengan tujuan penelitian dan acuan teori yang digunakan. Kedua, pengambilan data tidak dapat ditentukan: berapa kali, terutama dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, memang dapat diprediksi frekuensi pengambilan data asalkan data yang sudah diperoleh merupakan data yang valid dan reliabel sebab pada tahap pertama penganalisisan data adalah pembersihan atau validasi data. Jika dlam penelitian kuantitatif ternyata ditemukan data yang “tidak memenuhi syarat” (mungkin karena instrumen pengumpulan datanya yang kurang baik, atau mungkin teknik pengumpulan datanya yang tidak ideal, tentu saja harus dilakukan pengumpulan data ulang. Ketiga, pengukuran validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sudah dibahas pada sesi sebelum ini.
Terima kasih atas penjelasannya, Pak…
Terima kasih Bapak, penjelasan terkait Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data ini sangat bermanfaat bagi saya ke depannya. Karena, dalam proses pembuatan tesis, ataupun karya ilmiah lainnya kita tidak bisa menghindari 4 pokok utama dalam proses pengumpulan data. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwasanya kualitas pengumpulan data ditentukan dari proses penganalisisan data yang tepat, baik itu kita menggunakan proses kuantitatif ataupun kualitatif, ke 4 aspek itu tidak bisa kita hindarkan.
Terima kasih Pak, penjelasan yang bermanfaat bagi kita yang akan menulis tesis. Sampel,tehnik sampling, pengumpulan data dan, penganalisisan data cendrung disebut rantai metodologis dalam konteks penelitian. Ketidaktepatan permasalan populasi hingga penganalisisan data akan berakibat pada ketidaktercapaian tujuan penelitian. Jadi permasalahan populasi hingga pengananlisisan berpedoman pada tujuan penelitian.
Cukup bermanfaat artikel ini bagi saya. Dengan membaca artikel ini menjadikan pengingat bahwa keberhasilan penelitian ditentukan sejak awal. Dimulai dari penentuan populasi, teknik pemilihan sampel yang representatif dan instrumen yang reliabel. Kualitas penelitian juga ditentukan oleh cara pengumpulan dan penganalisisan data. Instrumen yang sahih dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya, sementara penganalisisan data yang tepat (baik statistik dalam penelitian kuantitatif maupun interpretatif dalam penelitian kualitatif) memungkinkan peneliti menarik simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Terima kasih banyak Pak. Artikel ini sangat bermanfaat sekali bagi kita yang akan menulis tesis. Seperti yang dijelaskan bahwa proses awal penyusunan tesis adalah pengajuan judul karena dalam rumusan judul yang tepat, tergambar apa rumusan masalah dan tujuan penelitianya. Untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas dan bermakna tidak terlepas dari mulai populasi, teknik sampling, teknik pengumpulan data, hingga teknik penganalisisan data (rantai metodologis ) dalam penelitian
Terimakasih atas penjelasan materinya bapak Nung terkait mengenai materi sampel, teknik sampling, pengolahan dan penganalisisan data semoga materi ini bermanfaat bagi kami yang akan membuat tesis ya pak. Berdasarkan deskripsi teori tentang sampel dan teknik sampling, diperoleh gambaran bahwa penelitian tidak selalu harus melibatkan seluruh populasi. Sampel dipilih dengan pertimbangan kerepresentasian agar hasil penelitian tetap valid dan dapat digeneralisasikan. Oleh karena itu, penentuan sampel melalui teknik sampling yang tepat (acak, stratifikasi, purposif, atau lainnya) menjadi kunci awal untuk menjamin keterandalan data penelitian. Kualitas penelitian juga ditentukan oleh cara pengumpulan dan penganalisisan data. Instrumen yang sahih dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya, sementara penganalisisan data yang tepat (baik statistik dalam penelitian kuantitatif maupun interpretatif dalam penelitian kualitatif serta mixing methods dalam penelitian pengembangan) memungkinkan peneliti menarik simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, keempat aspek tersebut (mulai dari populasi, teknik sampling, teknik pengumpulan data, hingga teknik penganalisisan data) merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas dan bermakna.
Terimakasih bapak, sangat bermanfaat karena menyajikan penjelasan runtut mengenai tahapan penting dalam penelitian, mulai dari penentuan sampel, teknik sampling, hingga proses pengumpulan dan pengolahan data. Uraian yang diberikan memudahkan saya secara pribadi, khususnya mahasiswa dan peneliti pemula, dalam memahami konsep dasar metodologi penelitian secara lebih sistematis. Selain itu, penjelasan bapak juga berhasil menekankan pentingnya pemilihan teknik sampling yang tepat agar data yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembahasan yang sederhana namun jelas membuat materi yang sering dianggap rumit menjadi lebih mudah dipahami dan aplikatif dalam praktik penelitian.
Terima kasih atas materi yang dipaparkan Pak. Materinya nampak mencakup aspek‐aspek penting: definisi sampel dan populasi, jenis‐jenis teknik sampling, metode‐metode pengumpulan data (kuesioner, observasi, wawancara, dokumen, dan sebagainya), hingga analisis data. Hal ini tentunya menambah wawasan saya agar bisa dapat gambaran tentang bagaimana sebuah penelitian berjalan dari tahap awal hingga analisis.
Terima kasih Pak🙏
Artikel ini sangat bermanfaat dan membantu saya yang sedang bingung menentukan judul tesis yang akan Saya buat. Dengan membaca artikel ini Saya mengetahui hal-hal penting yang harus diperhatikan sebelum memulai penelitian.
Selalu membantu jika sudah baca tulisan bapak..terutama dalam penelitian..apalagi saya akan menjalani ini mulai dari judul sampai penelitian yang akan dilakukan nanti..
Pemaparan yang sangat jelas dan lengkap tentang populasi, teknik sampling, teknik pengumpulan data, dan teknik penganalisisan data. Penjelasan dengan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami pembaca. Dengan demikian, pembaca dapat memahami bahwa keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas. Terima kasih pak.
Sebagai seorang mahasiswa yang pasti dituntut untuk bisa melahirkan sebuah karya ilmiah, apalagi dalam penulisan tugas akhir. Tentu saja harus paham dan mengerti dalah hal cara pengumpulan data untuk penelitiannya. Dan itu semua bisa tergambarkan dengan jelas setelah membaca materi yang Bapak paparkan di atas. Terima kasih Pak, ditunggu materi berikutnya.
Terima kasih atas tanggapan dan “support”-nya. Semoga materi ini bermanfaat dan memperlancar jalan bagi mahasiswa (S1 s.d. S3) dari pengajuan judul hingga, terutama, penyusunan dan seminar proposal. Idealnya, hingga penyusunan laporan serta ujian selesai.
Terima kasih, Pak atas penjelasan yang komprehensif mengenai konsep sampel, teknik sampling, pengumpulan data, dan penganalisisan data. Penjelasan ini sangat membantu saya memahami dasar metodologi penelitian. Sehubungan dengan itu, saya ingin bertanya, terkait penelitian R & D yang ada bagian eksperimen. Bagaimana menentukan jumlah sampel yang ideal agar hasil uji efektivitas model bisa dipertanggungjawabkan secara statistik?
Terima kasih. Seperti yang telah dilakukan peneliti pengembangan dalam rangka penyusunan tesis, uji efektivitas model menggunakan pre-post ekperimen. Jadi, hanya melibatkan siswa satu kelas. Ukuran minimal jumlah sampel (yang ditentukan secara purposive sampling) adalah 30 orang.
Terima kasih atas materi yang telah di berikan pak. Materi ini sangat bermanfaat bagi kami yang sedang ingin memulai penelitian. Artikel yang bapak berikan dapat memberikan acuan kembali bagi kami untuk memulai penelitian☺️
Terima kasih Pak, setelah saya membanca Materi ini sangat membantu dalam memahami perbedaan konsep populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penjelasan tentang populasi yang bisa sangat luas hingga spesifik sangat jelas, begitu juga dengan analogi beras yang mempermudah pemahaman tentang pentingnya sampel. Saya jadi lebih paham bahwa pengambilan sampel tidak boleh sembarangan, harus mempertimbangkan efisiensi, representasi, akurasi, dan praktikalitas. Dalam penelitian kualitatif, ternyata istilah setting lebih cocok digunakan daripada populasi, karena fokusnya lebih pada konteks. Materi ini membuka wawasan saya dalam menyusun metode penelitian yang tepat dan efektif sebagai mahassiswa.
Terimakasih atas suguhan meterinya pak, materi yang memberikan mamfaat besar dalam penelitian nantinya. Materi sampel, teknik sampling, pengumpulan data, serta penganalisisan data ini akan menegrahkan peneliti untuk lebih jelas akan alur penelitian, terutama dalam penetuan sampel penelitian sampai pada penganalisisan data. Kesemua proses ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang nantinya akan memberikan jawaban dari hipotesisis yang telah ditetapkan,
Terima kasih Pak atas paparan materi yang sangat lengkap. Materi ini sangat berguna sebagai panduan praktis bagi saya pribadi yang sedang mencari judul tesis dan akan memulai menulis tesis sehingga mendapat gambaran yang jelas dan detail langkah-langkah penelitian dari penentuan sampel hingga analisis data. Penjelasan tentang berbagai teknik sampling dan perbedaannya membantu saya memilih metode yang tepat sesuai jenis penelitian. Pembahasan mengenai prinsip-prinsip pengumpulan data dan teknik analisis memberikan pemahaman yang jelas tentang cara memperolehan dan mengolah data yang valid dan reliabel.
Saya sangat suka membaca tulisan Bapak. Karena materi yang disajikan sangat komprehensif dan mudah dipahami, terlebih lagi memang sangat dibutuhkan dalam peelitian. pembahasan metodologi penelitian yang bapak uraikan sangat komprehensif dan aplikatif. Penjelasannya disusun secara sistematis dan jelas, didukung dengan analogi yang memudahkan pemahaman atas konsep-konsep kompleks seperti populasi, sampel, teknik pengumpulan data, serta penganalisisan data untuk berbagai pendekatan penelitian—kuantitatif, kualitatif, maupun penelitian pengembangan. Keunggulan lain terletak pada kelengkapan contoh konkret dan langkah-langkah praktis yang langsung dapat diterapkan, termasuk peringatan terhadap kesalahan umum yang sering dilakukan peneliti. Kontennya sangat relevan dan bermanfaat bagi mahasiswa maupun peneliti, khususnya di bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sehingga mampu meningkatkan kualitas pemahaman metodologis dan hasil penelitian mereka.
Dari materi yang Bapak jabarkan tentang penelitian “Pembahasan metodologi penelitian sangat jelas dan mudah diterapkan. Materi yang komprehensif dan sistematis ini sangat membantu bagi peneliti memahami kesatuan proses penelitian, mulai dari pengambilan sampel sampai analisis data untuk menjawab hipotesis.”mudahan materi yang Bapak berikan bisa membantu saya dalam membuat judul tesis yang baik.
Terima kasih atas tanggapan Sdr. sekalian. Mohon maaf, jika tidak semua tenggapan saya “reply”. Namun, tanggapan yang berisi pertanyaan saya usahakan “mereply” sejauh saya mampu. Mudah-mudahan, deskripsi materi membantu Sdr. dalam menyusun skripsi, tesis, maupun disertasi.
Terima kasih pak, atas pemahaman yang disampaikan
Jadi sebuah penelitian yang berkualitas tidak harus melibatkan semua populasi karena sudah dibatasi, melainkan cukup menggunakan sampel yang reflensentatif dengan teknik sampling. oleh sebab itu, populasi, teknik sampling, pengumpulan data dan analisis data merupakan komponen yang saling berkaitan untuk menghasilkan penelitian yang valid, variabel, dan beermakna
Terima kasih, Pak. Artikel bapak mengenai teknik sampel dan cara pengumpulan data serta penganalisisan data ini membantu saya memahami konsepnya. Dalam artikel ini saya ada membaca bahwa dalam penelitian kuantitatif yang paling sederhana, ada kesepakatan tidak tertulis bahwa jumlah anggota sampel minimal 30 orang. Izin bertanya pak, apakah bisa kita melakukan penelitian eksperimen jika penelitian kita populasinya kurang dari 100, Pak?
Terima kasih. Sebaiknya tetap “diusahakan” minimal 30 orang untuk menghindari “cacat-generalisasi”. Jadi, jika pneliti memahami kondisi lapangan, misalnya jumlah siswa per kelas kurang dari 30 orang, segera ambil sikap. Misalnya, jangan menggunakan penelitian eksperimen, sebaiknya penelitian korelasional saja.
Terimakasih bapak. Tulisannya sangat mudah sekali saya pahami dan akan sangat membantu saya dalam menyelesaikan tesis nanti. Namun ada yang ingin saya tanyakan terkait sampel. Apa sampel tidak boleh kurang dari 30 bapak? Misalnya di sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian ada 2 kelas IX. Namun, setiap kelas isinya 20 orang bapak. Apa harus mencari sekolah lain untuk melakukan penelitian? Mohon pencerahannya bapak.
Terima kasih, sudah saya tanggapi tentang permasalahan ini. SIlakan dicek.
Terima kasih atas meteri yang sudah bapak bagikan. Secara keseluruhan, makalah ini adalah panduan yang sangat informatif dan terstruktur dengan baik untuk memahami metodologi penelitian. Makalah ini memiliki struktur yang sangat baik, setiap bagian membahas topik secara terperinci, mulai dari populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, hingga teknik analisis data. Makalah ini juga memberikan contoh-contoh praktis yang relevan dengan bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Contoh-contoh seperti penelitian tentang preferensi siswa berprestasi atau persepsi masyarakat tentang kebijakan MBG (Makan Bergizi Gratis) membuat materi terasa lebih nyata dan aplikatif. Selain itu, makalah ini juga memberikan wawasan praktis, seperti pentingnya membangun hubungan baik dengan gatekeeper (penjaga gerbang) di lokasi penelitian. Penjelasan tentang etika penelitian seperti menjaga kerahasiaan dan memperoleh persetujuan informan juga menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang praktik penelitian yang bertanggung jawa
Dalam penelitian kuantitatif, ukuran anggota sampel minimal adalah 30 orang. Sementara itu, dalam penelitian kualitatif, pertimbangan ukuran sampel atau informan, responden serta. validator dipertimbangkan secara kualitatif yaitu ketercukupan data. Ketika sampel penelitian saya adalah guru Bahasa Indonesia yang ada di sekolah saya (3 sampai 4 orang), apakah itu cukup dijadikan sampel Pak?
Terima kasih. Hal ini pun sudah dibahas, bahkan dalam penelitian kualitatif hanya meneliti satu orang, penelitian yang mendalam, mengarah ke studi kasus. Jadi, jika jumlah populasi hanya empat orang, silakan saja memilih jenis penelitian kualitatif. Tentu saja, hasil penelitian bukan dimaksudkan untuk merumuskan generalisasi tetapi interpretasi mendalam yang bersifat kontekstual.
Baik, terima kasih penjelasannya, Pak.
Terima kasih materinya Pak, sebelumnya penelitian saya S1 Penelitiannya kualitatif pak, untuk S2 ini maunya kuantitatif pak. Masih belum paham dengan penelitian kuantitatif Pak, bagaimana kiat-kiat nya Pak, supaya paham dan mengerti tentang penelitian kuantitatif Pak. Kemudian dari penjelasan Bapak tadi menambah wawasan pembaca, penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif dalam metedologi penelitian sudah ada penjelasan rinci bagaimana cara kita mengambil sampel, teknik sampling , pengambilan data, dan menganalisis data. Dengan adanya hal tersebut kita sudah mengetahui langkah kerja dalam penelitian tersebut, dan sudah mengetahui apa yang akan kita lakukan dalam penelitian tersebut, agar penelitian ini berhasil.
Terima kasih materi yang bapak berikan, saya dapat menyimpulkan materinya. sebelum kita menentukan penelitian yang akan kita teliti, kita harus mengetahui jenis penelitian kita apakah termasuk kuantitatif atau kualitatif. Dengan penjelasan Bapak, penelitian kuantitatif maupun penelitian ada tahap-tahap yang harus kita selesai dimulai dari sampel, teknik sampel, pengumpulan data, dan menganalis data. Untuk penelitian R& D apakah memerlukan waktu yang lama dalam penelitian pak?
Terima Kasih pak, materi ini secara komprehensif membahas aspek metodologis penelitian, khususnya mengenai populasi, sampel, teknik sampling, teknik pengumpulan data, serta teknik penganalisisan data. Pokok pikirannya menekankan bahwa keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian agar hasilnya valid, reliabel, serta bermakna. Melalui penjelasan konseptual, prinsip, dan contoh aplikatif, tulisan ini memberikan panduan akademis yang jelas sekaligus praktis bagi mahasiswa maupun peneliti dalam menyusun penelitian yang berkualitas.
Artikel ini memberikan saya penjelasan terkait dengan aspek-aspek utama dalam metode penelitian, khususnya terkait dengan populasi dan sampel (sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar diteliti, dan hasilnya digeneralisasikan kembali ke populasi), teknik sampling, pengumpulan data, dan penganalisisan data. Pembahasan tentang teknik pengumpulan data juga dijelaskan secara rinci (proses memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesis, atau mencapai tujuan penelitian), serta menekankan pentingnya validitas, reliabilitas, dan etika dalam melaksanakan penelitian. Artikel ini juga membahas terkait penganalisisan dan juga memahami proses dan prinsip-prinsip pengolahan data dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Artikel ini memberikan saya pembahasan yang mendalam terkait dengan aspek utama dalam metode penelitian, khususnya terkait dengan sampel (bagian dari populasi), teknik sampling, pengumpulan data, dan penganalisisan data. Penjelasan tentang berbagai teknik sampling dan prinsip-prinsip pengambilan sampel sangat jelas, memperlihatkan pentingnya bagian ini dalam proses pelaksanaan penelitian. Uraian tentang teknik pengumpulan data juga sangat informatif dan jelas disampaikan. Artikel ini juga menekankan pentingnya validitas, reliabilitas, dan etika dalam melaksanakan penelitian. Bagian penganalisisan data juga sangat baik, terutama dengan analogi yang memudahkan pembaca memahami proses dan prinsip-prinsip pengolahan data dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Penjelasan tentang tahap-tahap analisis data juga sangat jelas disampaikan, sehingga memberikan pemahaman yang mendalam bagi saya maupun pembaca lainnya.
Tanggapan pembaca terhadap isi artikel ini sangat positif. Pembaca sangat antusias dalam memberikan pertanyaan, terbukti dari banyaknya komentar dan diskusi yang ada. hal ini mencerminkan topik ini sangat relevan dengan pembaca dan mereka juga tertarik untuk mengetahui terkait metode penelitiam dalam peenulisan proposal maupun skripsi. Penulis juga memberikan tanggapan secara jelas, cepat, mudah dimengerti, dan memberikan tambahan penjelasan yang tidak dimuat dalam artikel ini. Kuantitas dan kualitas siniar vidio yang ada juga sangat jelas dan menarik, sehingga mudah memahami artikel yang ada. Kualitas vidio yang jernih dan jelas nyaman untuk di dengar dan mendukung proses belajar secara audio dan tidak membuat jenuh, sehingga bisa di dengarkan ketika ada waktu l
Artikel yang bapak tulis memberikan materi metodologi penelitian yang luas ke dalam alur yang logis dan sistematis. Poin kuatnya terletak pada integrasi konsep-konsep dan penekanan pada perbedaan aplikasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Secara keseluruhan, artikel ini merupakan referensi metodologi yang sangat bernilai dan bermanfaat karena kelengkapan, ketelitian, dan relevansinya yang tinggi, terutama dalam konteks pendidikan dan penelitian akademik di Indonesia.
Luar biasa artikel yang ditulis oleh Pak Nung ini. Terimakasih banyak pak, dari artikel ini bisa dilihat terdapat panduan metodologi penelitian yang cukup komprehensif, khususnya ditujukan untuk mahasiswa yang menyusun skripsi, tesis, dan disertasi di bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Dari segi struktur, artikel ini disusun secara sistematis dengan pembahasan yang mengalir logis dari konsep populasi dan sampel, teknik sampling, pengumpulan data, hingga analisis data. Kekuatan utama artikel terletak pada penggunaan contoh-contoh konkret dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman, seperti analogi menguji kualitas beras di gudang untuk menjelaskan konsep sampling, serta studi kasus “Tuti” yang memberikan gambaran jelas tentang tahapan penelitian pengembangan. Cakupan pembahasan yang meliputi tiga jenis penelitian utama yaitu kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan juga menjadi nilai tambah artikel ini.
Terima kasih. Tolong cermati dulu isi siniar audio di bawah teks. Bagaimana persepsi atau tanggapan Sdr. terhadap kualitas siniar audio dilihat dari isi teks, komentar, tanggapan, dan lain-lain. Jadi, simak dulu siniar audionya. Terima kasih.
Terima kasih Bapak, penjelasan terkait Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data ini sangat bermanfaat bagi saya ke depannya, penjelasan yang jelas dan runtut tentang dasar-dasar metodologi penelitian. Komentar pembaca juga relevan dengan isi tulisan. Secara keseluruhan, artikel ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa.
Terima kasih pak atas info dari siniar audio, bagaimana dalam menggunakan populasi dan sampling dari penelitian kualitatif dan kuantitatif dari beberapa komentar dalam memehami populasi dan sampling setiap mata rantai metodologi itu tidak hanya menurut teknis saja setiap mata rantai harus menyambung tidak boleh putus dengan tujuan metodologis yang tepat sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Terima kasih bapak informasinya melalui sinar audio yang sangat lengkap dengan pembahasan para komentar juga. Dalam menggunakan populasi dan sampling dari penelitian kualitatif maupun kuantitaif, pada intinya setiap populasi dan sampling itu tidak bisa dipisahkan, karena mereka saling berkaitan satu dengan lainnya. Sinar audio ini sangat bermanfaat dan lebih lengkap pembahasannya terkait Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data.
Artikel ini memberikan saya pembahasan yang mendalam terkait dengan aspek utama dalam metode penelitian, khususnya terkait dengan sampel (bagian dari populasi), teknik sampling, pengumpulan data, dan penganalisisan data. Penjelasan tentang berbagai teknik sampling dan prinsip-prinsip pengambilan sampel sangat jelas, memperlihatkan pentingnya bagian ini dalam proses pelaksanaan penelitian. Uraian tentang teknik pengumpulan data juga sangat informatif dan jelas disampaikan. Artikel ini juga menekankan pentingnya validitas, reliabilitas, dan etika dalam melaksanakan penelitian. Bagian penganalisisan data juga sangat baik, terutama dengan analogi yang memudahkan pembaca memahami proses dan prinsip-prinsip pengolahan data dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Penjelasan tentang tahap-tahap analisis data juga sangat jelas disampaikan, sehingga memberikan pemahaman yang mendalam bagi saya maupun pembaca lainnya.
Tanggapan pembaca terhadap isi artikel ini sangat positif. Pembaca sangat antusias dalam memberikan pertanyaan, terbukti dari banyaknya komentar dan diskusi yang ada. hal ini mencerminkan topik ini sangat relevan dengan pembaca dan mereka juga tertarik untuk mengetahui terkait metode penelitiam dalam peenulisan proposal maupun skripsi. Penulis juga memberikan tanggapan secara jelas, cepat, mudah dimengerti, dan memberikan tambahan penjelasan yang tidak dimuat dalam artikel ini. Kuantitas dan kualitas siniar vidio yang ada juga sangat jelas dan menarik, sehingga mudah memahami artikel yang ada. Kualitas vidio yang jernih dan jelas nyaman untuk di dengar dan mendukung proses belajar secara audio dan tidak membuat jenuh, sehingga bisa di dengarkan ketika ada waktu luang.
Biasanya membaca tulisan karya ilmiah memang terasa membosankan, namun dengan menggunakan audio terasa lebih menyenangkan. Selain itu, saya jadi lebih paham melalui pertanyaan dari kolom komentar yang langsung dikaitkan dalam pembahasan yang relevan. Pada menit 13:13 saya mendengar suara orang ketiga yang tiba-tiba muncul atau memang lebih dari dua orang dalam obrolan sinar audio ini? Secara keseluruhan adanya audio ini sangat membantu orang-orang yang audiovisual untuk mencerna artikel ilmiah dengan penjelasan yang lebih muda dipahami. Dengan menggunakan kata “pokoknya” dalam audio dapat menjelaskan inti dari kalimat yang sulit dipahami. Analogi “beras” dan sample dan analogi analisis data kualitatif seperti “bangun rumah tanpa desain” menurut saya sangat keren. Terima kasih Bapak.
Terima kasih bapak informasinya, saya bisa tahu perbedaan Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif
Terima kasih bapak, dengan adanya penjabaran bab 3 dalam penulisan proposal mengenai sampel, teknik sampling, pengumpulan data, dan penganalisisan data saya menjadi tahu perbedaan bagaimana pengambilan data dari kualitatif dan kuantitatif, saya sedikit ambigu sebelumnya
Terima kasih Pak telah menyajikan konsep-konsep metodologi penelitian yang sering dianggap rumit menjadi lebih sederhana dan runtut. Penjelasan mengenai jenis-jenis teknik sampling, cara pengumpulan data, serta langkah analisisnya disusun dengan jelas sehingga membantu pembaca memahami alur penelitian secara menyeluruh. Artikel ini sangat cocok dijadikan bacaan awal bagi kami sebagai mahasiswa atau peneliti pemula yang ingin memperkuat pemahaman dasar tentang metodologi penelitian.
Perhatian saya fokus ke bagian penjelasan Analisis data penelitian kualitatif dengan Model Miles & Huberman. Mohon pencerahannya Pak, Bagaimana jika terjadi kontradiksi antara sumber data yang berbeda? Misalnya, seorang guru dalam wawancara mengatakan ia selalu menggunakan pendekatan komunikatif, tetapi observasi menunjukkan ia lebih dominan menggunakan metode ceramah. Bagaimana seharusnya jika saya sebagai peneliti menyikapi kontradiksi ini dalam proses verifikasi? Apakah ini termasuk kelalaian? Satu lagi Pak, Saya beranggapan bahwa pada tahap reduksi data, peneliti mengklasifikasikan data ke dalam tema-tema tertentu. Bagaimana sebenarnya rincian dan penjelasan langkah-langkah pengolahan data dari bentuk mentah, misalnya transkrip wawancara, hingga dapat ditarik dan disusun ke dalam tema-tema tersebut?. kebetulan saat ini saya memfokuskan penelitian kualitatif untuk bakal tesis sy, jadi penjelasan dari Bapak sangat saya tunggu. Mohon direspons Pak…:)
Materi yang telah bapak sampaikan sangat menarik untuk dibaca, karena pada materi ini sangat penting bagi kami yang akan mengerjakan tesis . Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak, karena telah membuat materi ini dengan lengkap serta mudah untuk dipahami. Dari materi tersebut ada materi baru yang saya dapatkan yakni ternyata pada prinsip pengambilan sampel atau penyampelan (sampling) ada 4, Pertama, efisiensi, yaitu pemilihan sampel harus hemat waktu, tenaga, dan biaya. Kedua, representasi, yakni sampel harus mencerminkan ciri populasi supaya hasil dapat digeneralisasi. Ketiga, akurasi, yaitu setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sehingga analisis inferensial dapat dilakukan. Keempat, kepraktisan, merupakan proses pengambilan sampel harus mudah dilaksanakan. Izin bertanya sedikit bapak, pada saat ini saya sedang dalam proses membuat tesis, apakah nanti ada risiko bias ketika saya menerapkan teknik sampling, dan bagaimana supaya saya dapat meminimalkannya? Terima kasih bapak
Biasanya, membaca tulisan/artikrl terasa membosankan, tetapi ketika disajikan dalam bentuk audio, menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, saya lebih mudah memahami materi berkat pertanyaan-pertanyaan di kolom komentar yang langsung dikaitkan dengan pembahasan yang relevan.
Secara keseluruhan, keberadaan audio ini sangat membantu bagi mahasiswa yang lebih mudah memahami informasi secara audiovisual, karena penjelasannya dibuat lebih sederhana. Penggunaan kata “pokoknya” dalam audio membantu menjelaskan inti kalimat yang sulit dimengerti. Analogi “beras” dan contoh serta perbandingan tentang analisis data kualitatif seperti “membangun rumah tanpa desain” menurut saya sangat menarik. Terima kasih banyak, Bapak.
Wah luar biasa sekali penjelasannya pak. Dengan adanya penjelasan melalui siniar ini membantu saya dengan gaya belajar auditori ini lebih cepat memahami materi yang disajikan. Biasanya kalau membaca saya membutuhkan waktu berkali-kali untuk memahami materi, sedangkan dengan siniar audio ini saya bisa dengan mudah memahami artikel ini dengan baik. Terima kasih Bapak untuk ilmunya.
Sinar audio dalam tulisan ini sangat menarik pak. Sinjar audio dilengkapi dengan pembahasan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang ada di artikel ini. Pembahasan diisi dengan dua suara berdialog sehingga orang yang mendengarnya tidak bosan. Intonasinya juga beragam. Dalam pembahasannya populasi dan sampel diibaratkan dengan sebuah beras (sampel) dan semua beras di karung ( populasi). Sinjar audio ini sangat membantu saya dalam memahami tentang teknik pengambilan sampel.
Pemahaman saya terhadap materi yang Bapak paparkan untuk saya pribadi lebih bisa saya pahami ketika mendengar siniar audio. Lewat pemaparan siniar audio membuat materi ini asyik untuk disimak. Penyampaiannya sangat komprehensif dan mudah dipahami, terlebih lagi memang sangat dibutuhkan dalam peelitian. Pembahasan metodologi penelitian bapak yang diuraikan sangat komprehensif dan aplikatif. Penjelasannya disusun secara sistematis dan jelas, didukung dengan analogi yang memudahkan pemahaman atas konsep-konsep kompleks seperti populasi, sampel, pengumpulan data, serta penganalisisan data untuk berbagai pendekatan penelitian—kuantitatif, kualitatif, maupun penelitian pengembangan.
Setelah membaca teks Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data secara saksama, mencermati pertanyaan dari pembaca, menyimak isi siniar audio, serta tanggapan dari penulis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan, saya menjadi lebih paham dengan materi yang disampaikan. Terima kasih atas jabaran materinya, Pak.
Terima kasih bapak. Sangat bermanfaat. Penjelasannya sangat lengkap dan juga disertai contoh sehingga sangat mudah dipahami dan bisa diaplikasikan nantinya untuk saya yang masih awam mengenai penelitian.
Terimakasih Bapak atas ilmunya dlm artikel ini, berikut siniar audionya yg bisa didengarkan leluasa..
Di siniar ini saya dapat ilmu bagaimana artikel ini merupakan alur metodologi kita dalam meneliti. Selain itu diulas 4 prinsip Sampling juga yg menjadi pegangan dalam meneliti. Sambil mendengarkan langsung dijawab pertanyaan kawan kawan di kolom komentar langsung di siniar audionya..
Cara bertanya agar pertanyaan kita berlanjut, juga didapatkan. Perumpamaan penelitian seperti tubuh manusia jg.
Terimakasih sekali lagi, Pak
Pemaparan materi dalam siniar audio sangat lengkap dan sistematis sesuai dengan artikel aslinya. Mulai dari populasi dan sampling, Teknik-teknik penyampelan/sampling, sampling non probabilitas, Teknik pengumpulan data, dan Teknik penganalisisan data. Keistimewaannya dibandingkan artikel adalah kompleksitas semua unsur yang terdapat dalam siniar audio. Pendengar seolah-olah sedang berwawancara langsung dengan penulis asli artikel. Pemaparan isi artikel langsung dikaitkan dengan komentar pembaca dan tanggapan penulis. Jadi, artikel+komentar pembaca+tanggapan penulis dikemas secara utuh dan menyeluruh dalam siniar audio. Menurut saya, siniar audio ini sangat efektif dan efisien untuk mendapatkan informasi karena kita dapat fleksibel menyimak informasi yang ada di dalamnya kapanpun dan di manapun. Terima kasih, Pak.
Terimakasih pak,paparan materi dan pembahasan dalam siniar audio sangat lengkap dan sistematis dan menarik sesuai dengan artikel aslinya. Mulai dari Teknik-teknik penyampelan/sampling, sampling non probabilitas, Teknik pengumpulan data, dan Teknik penganalisisan data. Keistimewaannya dibandingkan artikel adalah kompleksitas semua unsur yang terdapat dalam siniar audio. Pendengar seolah-olah sedang berwawancara langsung dengan penulis asli artikel. Pemaparan isi artikel langsung dikaitkan dengan komentar pembaca dan tanggapan penulis. Didalam inspira dimana artikel+komentar pembaca+tanggapan penulis dikemas secara lengkap dan dibahas dalam siniar audio.. siniar audio ini sangat efektif dan efisien untuk mendapatkan informasi karena kita dapat fleksibel menyimak informasi yang ada di dalamnya kapanpun dan di manapun.
Terima kasih bapak atas ilmu yang sudah bapak bagikan adalam artikel ini,.Isi artikel ini sangat bermanfaat bagi saya yang akan membuat tesis. Isi artikel ini dikemas dengan bahasa dan perumpamaan menarik sehingga membuat saya mudah memahaminya. Selain itu, saya juga mendapat ilmu bagaimana artikel ini merupakan alur metodologi kita dalam meneliti dan juga dalam artikel ini diulas 4 prinsip sampling juga yang menjadi pegangan dalam meneliti. Komentar dalam artikel ini juga langsung diulas dengan lengkap dan jelas. Kahadiran siniar audionya dalam artikel ini juga sangat membantu dan bermanfaat. Kualitas siniar audio yang ditampilkan juga sangat jelas dan jernih sehingga informasi yang disampaikan juga dapat diikuti.
Artikel ini menguraikan secara detail mengenai aspek-aspek penting dalam metode penelitian, seperti definisi sampel sebagai bagian dari populasi, teknik pengambilan sampel (sampling), pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan tentang teknik sampling disusun secara sistematik dan mudah dipahami, sehingga pembaca dapat mengerti betapa pentingnya memilih sampel yang tepat untuk memastikan hasil penelitian yang valid dan dapat diandalkan. Pada bagian pengumpulan data dijelaskan secara ringkas dengan berbagai metode yang dapat digunakan peneliti dalam memperoleh data. Penulis juga menyoroti signifikansi memelihara validitas, reliabilitas, dan etika dalam penelitian. Uraian mengenai analisis data juga menarik dan mudah dimengerti. Penulis menggunakan contoh dan analogi yang mudah dipahami untuk memaparkan proses analisis, baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Tahapan analisis disajikan secara sistematis, mulai dari pengumpulan data hingga penarikan kesimpulan, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami proses penelitian dengan baik. Respon pembaca terhadap tulisan ini sangat positif. Banyak yang merasa terbantu dan tertarik karena artikel ini berhubungan dengan penulisan proposal dan tugas akhir. Ini terlihat dari banyaknya tanggapan yang muncul. Artikel ini juga dilengkapi dengan siniar atau audio yang berkualitas, dengan suara yang bersih dan jernih. Metodenya menarik dan tidak menjenuhkan, sehingga dapat dinikmati kapan saja, termasuk saat bersantai.
Terima kasih Bapak atas ilmunya. Dari artikel Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data, kita bisa menghetahui dan paham bahwa proses awal penyusunan tesis adalah pengajuan judul karena dalam rumusan judul yang tepat, tergambar apa rumusan masalah dan tujuan penelitianya. Untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas dan bermakna tidak terlepas dari mulai populasi, teknik sampling, teknik pengumpulan data, hingga teknik penganalisisan data (rantai metodologis ). Dengan adanya komentar dan tanggapan dari Bapak serta mendengarkan siniar audio lebih jelas lagi tentang sampel, teknik sampling, pengumpulan data, dan penganalisisan data dalam sebuah penelitian karena dirangkum lagi dengan isi artikel dan pertanyaan atau momentar pembaca.
Terima kasih pak. Sinar Audionya sangat bagus karena penjelasannya menggunakan bahasa yang mudah di pahami, seperti pemahaman sampel dan populasi yang dianalogikan dengan beras di gudang. Semua beras tersebut dinamakan populasi sedangkan segenggam beras yang akan kita ambil dari gudang tersebut dinamakan sampel. Teknik pengambilan sampel pun dijelaskan dengan baik jadi sangat membantu saya dalam pengambilan sampel saat penelitian nanti. Berdasarkan sinar audio ini, saya jadi tahu sampel untuk penelitian eksperimen minimal adalah 30 orang satu kelas, oleh karena itu jika sampel satu kelas kurang dari 30 orang dianjurkan untuk mengubah judul penelitian menjadi penelitian korelasional. Jadi, berdasarkan sinar audio apapun metode yang digunakan alat ukurnya harus valid, reliabel, dan relevan.
Perkenalkan saya Siti Rahma Yani 24016299 perwakilan dari kelompok 4 GTBI 1301
Menurut saya cerita “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” sangat bagus di mana memberikan penjelasan pentingnya pemilihan sampel dan teknik sampling dalam penelitian secara jelas dan terstruktur. Cerita ya juga memberikan gambaran konsep populasi dan sampel dengan contoh konkret, menekankan prinsip efisiensi, representasi, akurasi, dan praktikalitas. Berbagai teknik sampling, baik probability maupun non-probability seperti purposive, snowball, quota, dan convenience, diuraikan secara mendalam. Dari cerita ini saya jadi tahu bahwa Pengumpulan data harus relevan, valid, reliabel, etis, dan objektif melalui tes, angket, observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi, sedangkan analisis data bertujuan mengorganisasi, mendeskripsikan, dan menafsirkan data sesuai metode penelitian. Semua aspek sampel, instrumen, pengumpulan, dan analisis saling terkait untuk menghasilkan penelitian yang valid, dapat dipertanggungjawabkan, dan bermakna, sehingga artikel ini bermanfaat bagi mahasiswa maupun peneliti sebagai panduan praktis menentukan sampel yang tepat.
Teks “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” di Inspiraku.id sudah disajikan dengan bahasa yang jelas dan runtut, sehingga membantu pembaca memahami dasar metodologi penelitian. Namun, pembahasannya masih bersifat umum dan kurang mendalam, terutama dalam menjelaskan penerapan teknik sampling dan analisis data secara praktis. Selain itu, penjelasan mengenai penelitian kualitatif dan rujukan sumber ilmiah masih terbatas. Secara keseluruhan, teks ini bermanfaat sebagai pengantar, tetapi perlu dilengkapi dengan contoh konkret dan referensi akademik agar lebih komprehensif.
Saya Threesa Agil L Tobing dari kelompok 2 sesi NS 041
Karya ilmiah ini sangat bagus dan membantu kita dalam penelitian. Karya ilmiah ini menyajikan tinjauan yang komprehensif dan terstruktur dengan baik mengenai “rantai metodologis” inti penelitian, meliputi sampel, teknik sampling, pengumpulan, dan analisis data, dengan membedakan secara jelas antara pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kekuatan utamanya terletak pada analoginya yang ilustratif (misalnya, beras dan bola salju) dan panduan praktis yang rinci dalam delapan langkah analisis data kuantitatif .
Mengingat konten pada siniar audio sangat padat dengan istilah teknis dan detail prosedural (seperti jenis uji prasyarat statistik atau sub-teknik sampling) , kejelasan pengucapan menjadi hal krusial. Kritik hipotetis akan diarahkan pada potensi monotonitas atau kecepatan bicara yang terlalu cepat saat membahas daftar teknik atau tahapan berturut-turut (misalnya delapan tahap analisis data kuantitatif).
Saran utama adalah memastikan intonasi bersifat dinamis—menekankan kata-kata kunci ilmiah dan asing (seperti Kolmogorov–Smirnov, multistage sampling, triangulasi) —dan menyediakan jeda yang cukup panjang saat transisi antara konsep besar (seperti dari testing ke non-testing atau antara rumus statistik yang berbeda), sehingga pendengar memiliki waktu untuk mencerna dan mengolah informasi metodologis yang kompleks.
Saya Miftahul Khairiyah dari perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Penjelasan karya ilmiah ini disampaikan secara terstruktur dan mudah dipahami tentang hal-hal penting dalam metodologi penelitian, seperti konsep populasi dan sampel, jenis-jenis teknik sampling, serta cara pengumpulan dan analisis data. Materinya cukup lengkap dan cocok bagi pembaca yang ingin memahami dasar penelitian. Di kolom komentar, sebagian besar pembaca memberikan tanggapan positif karena penjelasan dalam artikel dianggap jelas dan bermanfaat, meskipun ada juga yang menanyakan hal-hal lebih spesifik seperti alasan penggunaan teknik sampling tertentu, frekuensi pengambilan data, dan cara mengukur validitas serta reliabilitas instrumen penelitian. Komentar tersebut sejalan dengan isi teks karena menunjukkan bahwa pembaca sudah memahami topik utama, hanya saja membutuhkan uraian yang lebih mendalam. Penulis merespons komentar dengan sopan dan terbuka, memberikan penjelasan tambahan bahwa beberapa hal yang ditanyakan sebenarnya sudah dijelaskan dalam tulisan atau sesi sebelumnya. Tanggapan ini menunjukkan komunikasi yang baik. Keberadaan siniar audio di bawah artikel menjadi pelengkap yang memperkaya penyajian. Siniar ini memberi nilai tambah bagi pembaca yang lebih suka mendengarkan penjelasan. Secara keseluruhan, isi artikel, komentar pembaca, tanggapan penulis, dan siniar audio saling mendukung dan menciptakan penyajian materi yang informatif serta menarik untuk diikuti.
Saya Miftahul Khairiyah dari perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Penjelasan karya ilmiah ini disampaikan secara terstruktur dan mudah dipahami tentang hal-hal penting dalam metodologi penelitian, seperti konsep populasi dan sampel, jenis-jenis teknik sampling, serta cara pengumpulan dan analisis data. Materinya cukup lengkap dan cocok bagi pembaca yang ingin memahami dasar penelitian. Di kolom komentar, sebagian besar pembaca memberikan tanggapan positif karena penjelasan dalam artikel dianggap jelas dan bermanfaat, meskipun ada juga yang menanyakan hal-hal lebih spesifik seperti alasan penggunaan teknik sampling tertentu, frekuensi pengambilan data, dan cara mengukur validitas serta reliabilitas instrumen penelitian. Komentar tersebut sejalan dengan isi teks karena menunjukkan bahwa pembaca sudah memahami topik utama, hanya saja membutuhkan uraian yang lebih mendalam. Penulis merespons komentar dengan sopan dan terbuka, memberikan penjelasan tambahan bahwa beberapa hal yang ditanyakan sebenarnya sudah dijelaskan dalam tulisan atau sesi sebelumnya. Tanggapan ini menunjukkan komunikasi yang baik. Keberadaan siniar audio di bawah artikel menjadi pelengkap yang memperkaya penyajian. Siniar ini memberi nilai tambah bagi pembaca yang lebih suka mendengarkan penjelasan.
Saya Miftahul Khairiyah dari perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Penjelasan karya ilmiah ini disampaikan secara terstruktur dan mudah dipahami tentang hal-hal penting dalam metodologi penelitian, seperti konsep populasi dan sampel, jenis-jenis teknik sampling, serta cara pengumpulan dan analisis data. Materinya cukup lengkap dan cocok bagi pembaca yang ingin memahami dasar penelitian. Keberadaan siniar audio di bawah artikel menjadi pelengkap yang memperkaya penyajian. Siniar ini memberi nilai tambah bagi pembaca yang lebih suka mendengarkan penjelasan.
Saya Miftahul Khairiyah dari perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Karya ilmiah “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” menyajikan uraian yang runtut dan mudah dimengerti mengenai berbagai aspek penting dalam metodologi penelitian. Penulis menjelaskan secara berurutan tentang populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, serta metode pengumpulan dan analisis data. Isi tulisannya cukup informatif dan cocok bagi pembaca yang ingin memahami dasar-dasar penelitian. Pada kolom komentar, sebagian besar pembaca memberikan respon positif karena merasa penjelasannya jelas dan membantu, meskipun ada juga yang mengajukan pertanyaan lanjutan seperti alasan pemilihan teknik sampling, frekuensi pengambilan data, serta cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Komentar-komentar tersebut sejalan dengan isi artikel karena menunjukkan bahwa pembaca memahami materi, namun masih memerlukan penjelasan lebih detail. Penulis menanggapi komentar dengan sopan dan terbuka, menjelaskan bahwa beberapa hal yang ditanyakan sebenarnya sudah dibahas pada bagian lain dari seri tulisan tersebut. Walaupun tanggapannya belum terlalu spesifik, cara penulis merespons menunjukkan kepedulian terhadap pembaca. Selain itu, terdapat siniar audio di bawah artikel yang menambah variasi penyajian. Meskipun hanya satu, keberadaannya membantu pembaca yang lebih nyaman belajar melalui media dengar. Secara keseluruhan, antara isi tulisan, komentar pembaca, tanggapan penulis, dan siniar audio sudah saling melengkapi, menjadikan penyajian artikel lebih menarik dan komunikatif.
Saya Miftahul Khairiyah dari perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Karya ilmiah “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” menjelaskan konsep metodologi penelitian dengan jelas dan runtut. Komentar pembaca umumnya positif, meski ada yang menanyakan hal-hal lebih spesifik seperti alasan pemilihan teknik sampling dan cara uji validitas. Penulis menanggapi dengan sopan dan terbuka, meskipun jawabannya masih umum. Siniar audio di bawah artikel menambah variasi pembelajaran. Secara keseluruhan, isi teks, komentar, tanggapan penulis, dan siniar audio sudah cukup selaras dan saling melengkapi.
Saya Miftahul Khairiyah dari perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Karya ilmiah “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” berisi penjelasan yang cukup lengkap tentang tahapan metodologi penelitian, disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Penulis berhasil menyusun alur pembahasan yang sistematis dari konsep populasi hingga analisis data, sehingga isinya informatif dan membantu pembaca memahami dasar penelitian. Namun, penjelasannya masih bersifat umum dan belum banyak memberikan contoh konkret. Siniar audio yang disertakan di bawah artikel menjadi nilai tambah karena memungkinkan pembaca memahami materi lewat cara yang lebih praktis, terutama bagi yang lebih nyaman belajar dengan mendengarkan. Kualitas penyampaiannya cukup baik dan sesuai dengan isi teks. Secara keseluruhan, kombinasi antara isi artikel yang jelas dan tambahan siniar audio membuat materi terasa lebih hidup dan mudah diikuti.
.
GTBI sesi 041
Dwi Herlina
Threesa Agil L Tobing
Perwakilan dari kelompok 2
Menurut pendapat kelompok 2, Karya ilmiah ini sangat bagus dan membantu kita dalam penelitian. Karya ilmiah ini menyajikan tinjauan yang komprehensif dan terstruktur dengan baik mengenai “rantai metodologis” inti penelitian, meliputi sampel, teknik sampling, pengumpulan, dan analisis data, dengan membedakan secara jelas antara pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kekuatan utamanya terletak pada analoginya yang ilustratif (misalnya, beras dan bola salju) dan panduan praktis yang rinci dalam delapan langkah analisis data kuantitatif. Dan Siniar audio ini unggul dalam menyajikan kerangka kerja metodologis yang komprehensif dan terstruktur, yang efektif dalam menjelaskan rantai penelitian dari sampling hingga analisis data, didukung oleh analogi yang kuat (seperti bola salju) dan penyebutan teknik analisis kuantitatif spesifik (Korelasi Pearson, ANOVA) yang memberikan panduan praktis. Namun, kelemahannya terletak pada ketidakseimbangan konten karena pembahasan proses analisis data kualitatif (termasuk koding dan pengembangan tema) terasa ringkas dan kurang mendalam dibandingkan bagian kuantitatif, serta minimnya integrasi konteks penelitian modern seperti penggunaan alat bantu perangkat lunak (software) dan kerangka Metodologi Campuran (Mixed Methods) yang eksplisit, membuat tinjauan ini kurang lengkap dalam aspek kepraktisan dan kedalaman filosofis kualitatif.
Saya Miftahul Khairiyah perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
“Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” karya ilmiah ini menyajikan materi metodologi penelitian dengan cara yang cukup jelas dan mudah diikuti. Penjelasan tentang populasi, sampel, teknik sampling, serta pengumpulan dan analisis data tersusun sistematis, sehingga membantu pembaca memahami langkah-langkah dasar penelitian. Siniar audio yang tersedia menjadi pelengkap menarik, karena memberikan kesempatan bagi pembaca untuk menyimak materi secara verbal, yang kadang lebih mudah dipahami dibandingkan membaca teks panjang. Meskipun jumlah siniar terbatas, penyampaiannya informatif dan sesuai dengan isi artikel. Secara keseluruhan, kombinasi antara artikel dan siniar audio membuat materi lebih interaktif dan mempermudah pemahaman.
Saya Miftahul Khairiyah perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Karya ilmiah “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data” pembahasannya cukup bagus dan jelas, sehingga memudahkan pembaca memahami konsep-konsep penting dalam metodologi penelitian seperti populasi, sampel, teknik sampling, serta pengumpulan dan analisis data. Siniar audio yang disertakan juga menjadi pelengkap menarik. Saya ingin menanyakan, bagaimana cara menentukan teknik sampling yang paling tepat untuk penelitian tertentu? Selain itu, adakah contoh nyata penerapan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang bisa dijadikan panduan bagi pembaca?
Saya Miftahul Khairiyah perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Pembahasannya cukup bagus dan jelas, sehingga memudahkan pembaca memahami konsep-konsep penting dalam metodologi penelitian seperti populasi, sampel, teknik sampling, serta pengumpulan dan analisis data. Siniar audio yang disertakan juga menjadi pelengkap menarik. Saya ingin menanyakan, bagaimana cara menentukan teknik sampling yang paling tepat untuk penelitian tertentu? Selain itu, adakah contoh nyata penerapan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang bisa dijadikan panduan bagi pembaca?
Teks cerita inspiratif ini menggambarkan perjalanan seorang peneliti bernama Tuti dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis CS terintegrasi ASW untuk keterampilan menulis teks deskripsi. Cerita ini tidak hanya menjelaskan langkah-langkah penelitian secara sistematis, tetapi juga menampilkan sikap ilmiah, ketekunan, dan tanggung jawab akademik yang patut diteladani oleh mahasiswa dan calon peneliti. Melalui kisah ini, pembaca dapat memahami bahwa penelitian bukanlah proses yang instan, melainkan membutuhkan waktu, kesabaran, serta validasi berulang agar hasilnya benar-benar bermakna dan dapat dimanfaatkan secara luas.
Pada bagian awal, dijelaskan bagaimana Tuti melakukan tahap validasi dengan cermat menggunakan lembar validasi isi, konstruk, dan bahasa. Meskipun alat tersebut sudah digunakan pada tahap sebelumnya, Tuti tetap memastikan keabsahannya kembali. Hal ini menunjukkan sikap profesional dan teliti dalam memastikan setiap instrumen penelitian tetap layak digunakan. Langkah ini sangat penting, karena validasi yang baik merupakan fondasi utama untuk menghasilkan data yang sahih dan dapat dipercaya.
Selanjutnya, dalam tahap implementasi, Tuti memperlihatkan semangat kolaboratif dengan melibatkan guru senior sebagai validator praktikalitas. Sikap ini menggambarkan keterbukaan terhadap masukan dari praktisi lapangan, sekaligus mencerminkan kesadaran bahwa teori dan praktik harus berjalan seimbang. Tuti tidak egois terhadap hasil karyanya, tetapi justru mau memperbaikinya berdasarkan saran dan penilaian orang lain. Dari tahap ini, pembaca dapat mengambil pelajaran bahwa dalam dunia akademik, kerja sama dan keterbukaan terhadap kritik adalah hal penting untuk mencapai kesempurnaan hasil penelitian.
Tahap evaluasi menjadi puncak perjuangan Tuti. Ia tidak berhenti setelah validitas dan praktikalitas medianya dinyatakan cukup, tetapi lanjut menguji efektivitasnya melalui eksperimen sederhana. Tuti memanfaatkan metode pre-post eksperimen untuk menilai sejauh mana media interaktif yang dikembangkannya benar-benar berpengaruh terhadap kemampuan menulis siswa. Di sini terlihat bahwa Tuti tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga mengutamakan manfaat praktis bagi peserta didik. Ia menunjukkan dedikasi tinggi untuk memastikan bahwa produk penelitiannya tidak sekadar memenuhi syarat akademis, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam pembelajaran.
Bagian penutup teks memberikan refleksi yang sangat penting. Dijelaskan bahwa penelitian yang baik tidak selalu harus mencakup seluruh populasi, tetapi cukup dilakukan dengan sampel yang representatif asalkan menggunakan teknik sampling yang tepat. Penulis teks juga menekankan pentingnya keterpaduan antara empat aspek utama penelitian, yaitu populasi, teknik sampling, pengumpulan data, dan analisis data. Pesan ini memberikan pemahaman bahwa penelitian yang berkualitas lahir dari proses yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah.
Secara keseluruhan, teks ini memberikan inspirasi mendalam tentang makna ketelitian, tanggung jawab ilmiah, dan semangat pantang menyerah dalam dunia penelitian. Tokoh Tuti menjadi simbol dari sosok peneliti ideal yang tidak hanya bekerja untuk memenuhi tugas akademik, tetapi juga memiliki niat tulus untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Dari kisah ini, pembaca dapat belajar bahwa setiap tahap dalam penelitian—sekecil apa pun—harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kejujuran ilmiah.
Dengan demikian, teks ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis tentang prosedur penelitian, tetapi juga menumbuhkan motivasi dan nilai-nilai karakter ilmiah seperti teliti, jujur, disiplin, serta kolaboratif. Cerita ini layak disebut inspiratif karena mampu menggambarkan proses ilmiah yang manusiawi, penuh perjuangan, dan bermakna bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta kemajuan pendidikan Indonesia.
Saya Miftahul Khairiyah perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-041
Penjelasannya sangat bagus dan terstruktur, sehingga mudah dipahami. Apalagi adanya tambahan siniar yang membuat pembaca lebih bisa memahami karena dijelaskan secara sederhana. Siniar ini sangat membantu, khususnya bagi pembaca yang audio.
Saya ingin menanyakan, bagaimana cara menentukan teknik sampling yang paling tepat untuk penelitian tertentu? Selain itu, adakah contoh nyata penerapan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang bisa dijadikan panduan bagi pembaca?
Teks cerita inspiratif ini menggambarkan perjalanan seorang peneliti bernama Tuti dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis CS terintegrasi ASW untuk keterampilan menulis teks deskripsi. Cerita ini tidak hanya menjelaskan langkah-langkah penelitian secara sistematis, tetapi juga menampilkan sikap ilmiah, ketekunan, dan tanggung jawab akademik yang patut diteladani oleh mahasiswa dan calon peneliti. Melalui kisah ini, pembaca dapat memahami bahwa penelitian bukanlah proses yang instan, melainkan membutuhkan waktu, kesabaran, serta validasi berulang agar hasilnya benar-benar bermakna dan dapat dimanfaatkan secara luas.
Pada bagian awal, dijelaskan bagaimana Tuti melakukan tahap validasi dengan cermat menggunakan lembar validasi isi, konstruk, dan bahasa. Meskipun alat tersebut sudah digunakan pada tahap sebelumnya, Tuti tetap memastikan keabsahannya kembali. Hal ini menunjukkan sikap profesional dan teliti dalam memastikan setiap instrumen penelitian tetap layak digunakan. Langkah ini sangat penting, karena validasi yang baik merupakan fondasi utama untuk menghasilkan data yang sahih dan dapat dipercaya.
Selanjutnya, dalam tahap implementasi, Tuti memperlihatkan semangat kolaboratif dengan melibatkan guru senior sebagai validator praktikalitas. Sikap ini menggambarkan keterbukaan terhadap masukan dari praktisi lapangan, sekaligus mencerminkan kesadaran bahwa teori dan praktik harus berjalan seimbang. Tuti tidak egois terhadap hasil karyanya, tetapi justru mau memperbaikinya berdasarkan saran dan penilaian orang lain. Dari tahap ini, pembaca dapat mengambil pelajaran bahwa dalam dunia akademik, kerja sama dan keterbukaan terhadap kritik adalah hal penting untuk mencapai kesempurnaan hasil penelitian.
Tahap evaluasi menjadi puncak perjuangan Tuti. Ia tidak berhenti setelah validitas dan praktikalitas medianya dinyatakan cukup, tetapi lanjut menguji efektivitasnya melalui eksperimen sederhana. Tuti memanfaatkan metode pre-post eksperimen untuk menilai sejauh mana media interaktif yang dikembangkannya benar-benar berpengaruh terhadap kemampuan menulis siswa. Di sini terlihat bahwa Tuti tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga mengutamakan manfaat praktis bagi peserta didik. Ia menunjukkan dedikasi tinggi untuk memastikan bahwa produk penelitiannya tidak sekadar memenuhi syarat akademis, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam pembelajaran.
Bagian penutup teks memberikan refleksi yang sangat penting. Dijelaskan bahwa penelitian yang baik tidak selalu harus mencakup seluruh populasi, tetapi cukup dilakukan dengan sampel yang representatif asalkan menggunakan teknik sampling yang tepat. Penulis teks juga menekankan pentingnya keterpaduan antara empat aspek utama penelitian, yaitu populasi, teknik sampling, pengumpulan data, dan analisis data. Pesan ini memberikan pemahaman bahwa penelitian yang berkualitas lahir dari proses yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah.
Secara keseluruhan, teks ini memberikan inspirasi mendalam tentang makna ketelitian, tanggung jawab ilmiah, dan semangat pantang menyerah dalam dunia penelitian. Tokoh Tuti menjadi simbol dari sosok peneliti ideal yang tidak hanya bekerja untuk memenuhi tugas akademik, tetapi juga memiliki niat tulus untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Dari kisah ini, pembaca dapat belajar bahwa setiap tahap dalam penelitian—sekecil apa pun—harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kejujuran ilmiah.
Dengan demikian, teks ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis tentang prosedur penelitian, tetapi juga menumbuhkan motivasi dan nilai-nilai karakter ilmiah seperti teliti, jujur, disiplin, serta kolaboratif. Cerita ini layak disebut inspiratif karena mampu menggambarkan proses ilmiah yang manusiawi, penuh perjuangan, dan bermakna bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta kemajuan pendidikan Indonesia.
Teks ini memberikan inspirasi yang kuat tentang ketekunan dan ketelitian seorang peneliti bernama Tuti dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis CS terintegrasi ASW. Cerita ini menggambarkan bagaimana proses penelitian dilakukan secara bertahap—mulai dari desain, validasi, implementasi, hingga evaluasi—dengan penuh tanggung jawab dan ketelitian ilmiah.
Inspirasi utama dari teks ini adalah semangat Tuti yang tidak hanya berhenti pada pembuatan model, tetapi juga memastikan kualitasnya melalui validitas, praktikalitas, dan efektivitas. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah inovasi dalam pendidikan bukan hanya pada ide awal, tetapi pada proses pengujian dan penyempurnaan berkelanjutan.
Selain itu, bagian penutup teks memberikan pesan yang mendalam tentang pentingnya metodologi penelitian yang tepat, mulai dari pemilihan sampel, teknik pengumpulan data, hingga analisis yang akurat. Pesan moral yang bisa diambil yaitu bahwa penelitian yang baik lahir dari ketelitian, kejujuran ilmiah, dan tanggung jawab akademik.
Secara keseluruhan, teks ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga inspiratif, karena mampu menumbuhkan semangat bagi pembaca—terutama mahasiswa dan peneliti pemula—untuk bekerja secara sistematis dan ilmiah dalam menghasilkan karya yang bermanfaat.
Terima kasih bapak, Pembahasan mengenai populasi dan sampel dalam teks tersebut sudah disampaikan dengan jelas, sistematis, dan sangat relevan dengan kebutuhan penelitian.
Terima kasih bapak, dengan audio yang membahas populasi dan sampel saya jadi lebih mudah belajar karna saya tipe yang belajar dengan audio.
Terima kasih Bapak atas pembahasan materinya. Saya Imtiyaz Ruaida Yezet sebagai perwakilan kelompok 6 GTBI-NS-048. Sebenarnya penjelasan teks atau artikel ini sudah sangat bagus dan mudah untuk dipahami. Artikel ini juga bisa menjadi acuan yang berguna bagi mahasiswa atau peneliti yang ingin belajar dan memahami dasar-dasar metodologi penelitian. Namun, alangkah lebih baiknya jika artikel ini menambahkan teknis dan contoh yang konkret, sehingga artikel ini dapat menjadi lebih praktis lagi. Tetapi adanya audio disini juga membantu pembaca agar bisa lebih memahami materi ,kualitas audionya juga bagus jadi lebih enak untuk didengar.
Saya Elzi Rahma Liza perwakilan dari kelompok 4
GBTI NS-048
Menurut Kelompok 4 Karya ilmiah ini sangat informatif dan komprehensif dalam membahas konsep dasar hingga penerapan teknis mengenai sampel, teknik sampling, serta pengumpulan dan penganalisisan data dalam penelitian. Kami sebagai kelompok menilai bahwa penulis berhasil menyajikan materi dengan sistematis dan mudah dipahami, terutama melalui penjelasan yang konkret serta contoh-contoh kontekstual seperti analogi pengambilan sampel beras dan penerapan berbagai jenis sampling dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kelebihan karya ini terletak pada kedalaman analisis serta keseimbangan antara teori dan praktik lapangan, yang membantu pembaca memahami pentingnya prinsip representatif, objektivitas, dan kepraktisan dalam penelitian. Namun demikian, karya ini akan lebih menarik jika dilengkapi dengan ilustrasi visual seperti bagan alur pengambilan sampel atau tabel perbandingan teknik sampling, agar pembaca dapat menangkap perbedaan tiap jenis dengan lebih cepat. Secara keseluruhan, tulisan ini menjadi referensi yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan peneliti dalam memahami metodologi penelitian, khususnya dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Perkenalkan saya Dewi Sartika perwakilan dari kelompok 6 GTBI-NS-048.
Keberadaan audio dalam artikel ini turut membantu pembaca dalam memahami materi dengan lebih baik, apalagi kualitas audionya yang baik membuatnya nyaman untuk didengarkan. Artikel ini juga dapat dijadikan referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun peneliti yang ingin mempelajari dan memahami dasar-dasar metodologi penelitian. Namun, alangkah baiknya jika artikel ini dilengkapi dengan penjelasan teknis dan contoh-contoh yang lebih konkret agar lebih aplikatif. Tulisan ini dapat dijadikan sebagai referensi menarik dalam sebuah penulisan karya ilmiah.
Saya, Nadhisya Dwi Azzahra, selaku perwakilan Kelompok 5, GTBI-NS-048 , karya ilmiah ini memiliki keunggulan dalam kejelasan bahasa, kelengkapan materi, dan kedalaman analisis. Serta menguraikan setiap tahapan penelitian dengan bahasa ilmiah yang mudah dipahami, tanpa menghilangkan unsur akademiknya. Selain itu, penggunaan istilah metodologis seperti probability sampling dan non-probability sampling dijelaskan dengan baik, disertai dengan kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Hal ini membuat tulisan menjadi komprehensif dan edukatif, terutama bagi pembaca yang baru mempelajari metodologi penelitian.
Namun demikian, kelompok kami juga menilai bahwa karya ilmiah ini akan menjadi lebih menarik dan interaktif apabila dilengkapi dengan ilustrasi visual seperti tabel, diagram alur penelitian, atau grafik perbandingan antarjenis teknik sampling. Kehadiran visualisasi data akan membantu memperjelas pemahaman pembaca, khususnya dalam membedakan berbagai teknik pengambilan sampel serta langkah-langkah dalam pengumpulan data. Secara keseluruhan, karya ilmiah ini dapat dikatakan sangat layak dijadikan referensi akademik karena tidak hanya memaparkan teori, tetapi juga memberikan gambaran praktis mengenai penerapan metode penelitian yang baik dan benar. Penulis mampu menekankan pentingnya prinsip representatif, objektivitas, dan sistematis dalam proses penelitian, sehingga pembaca memahami bahwa keberhasilan suatu penelitian sangat bergantung pada ketepatan dalam pemilihan sampel serta metode pengumpulan data yang digunakan. Dengan demikian, Kelompok 5 menyimpulkan bahwa karya ilmiah ini memiliki nilai ilmiah yang tinggi, bahasa yang komunikatif, serta isi yang mendalam dan relevan dengan kebutuhan akademik mahasiswa. Tulisan ini dapat menjadi pedoman belajar yang efektif bagi mahasiswa dalam memahami dasar-dasar metodologi penelitian, khususnya dalam konteks pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Saya, Kisra Salsabila, selaku perwakilan Kelompok 5, GTBI-NS-048, terima kasih, Bapak, atas penjelasan terkait Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data. Materi ini sangat bermanfaat bagi saya, terutama dalam proses pembuatan tesis atau karya ilmiah lainnya, karena keempat aspek ini merupakan pokok utama yang tidak bisa dihindari dalam proses pengumpulan data. Saya ingin menanyakan, bagaimana cara memilih teknik sampling yang paling tepat untuk jenis penelitian tertentu, dan adakah strategi khusus agar analisis data kuantitatif maupun kualitatif dapat menghasilkan temuan yang valid dan saling melengkapi? Kualitas pengumpulan data sangat bergantung pada penganalisisan yang tepat, baik menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif.
Artikel ini menguraikan aspek-aspek penting dalam metode penelitian secara mendalam, mulai dari definisi sampel sebagai bagian dari populasi, teknik pengambilan sampel, pengumpulan data, hingga analisis data. Penjelasan disampaikan secara sistematis dan mudah dipahami, dengan analogi yang memudahkan pemahaman proses penelitian. Penekanan pada validitas, reliabilitas, dan etika penelitian juga sangat bermanfaat. Respon pembaca terhadap artikel ini positif, terlihat dari banyaknya komentar dan diskusi yang muncul. Selain itu, kualitas siniar atau audio yang jernih dan menarik membuat materi mudah dipahami, nyaman didengar, dan menyenangkan untuk diikuti kapan saja
Terima kasih banyak, Pak, tulisannya benar-benar bagus dan mudah saya pahami. Penjelasan tentang metode penelitian disusun dengan jelas, apalagi bagian populasi, sampel, dan teknik sampling yang disertai contoh, jadi makin gampang dimengerti. Bahasanya juga ringan. Sebagai mahasiswa, saya merasa tulisan ini sangat membantu buat memahami metodologi penelitian.
Siniar audionya menurut saya juga keren banget, Pak. Suaranya jelas, intonasinya pas, dan penyampaiannya tenang, jadi nyaman didengar dan gampang dipahami.
Saya Dzakiyatul Farhati, perwakilan Kelompok 3, GTBI-NS-048 , audio ini memiliki kualitas teks yang jelas dan enak didengar. Setiap kata diucapkan dengan artikulasi yang baik sehingga mudah dipahami, dan intonasinya mendukung penyampaian pesan secara efektif. Secara keseluruhan, audio ini bagus dan layak digunakan untuk keperluan presentasi atau informasi publik.
Saya, Hasnah Fauziah, perwakilan kelompok 1 (GTBI-NS-048), berpendapat bahwa karya ilmiah ini telah menyajikan penjelasan yang sistematis mengenai sampel, teknik sampling, serta analisis data dalam penelitian. Penulis juga menegaskan pentingnya integritas dan ketelitian peneliti dalam menjaga keabsahan data. Namun, menurut saya, karya ini akan lebih komprehensif jika disertai contoh penerapan konkret di bidang pendidikan bahasa agar konsepnya lebih mudah dipahami. Selain itu, penting pula untuk membahas bagaimana peneliti dapat mempertahankan objektivitas ketika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis awal. Secara keseluruhan, karya ilmiah ini sangat bermanfaat sebagai referensi dalam memahami metodologi penelitian.
Audio yang disajikan juga memiliki kualitas suara yang jernih dan penyampaian yang nyaman didengar. Pelafalan setiap katanya jelas dan mudah diikuti, dengan intonasi yang sesuai sehingga pesan tersampaikan secara efektif.
Saya, Hasnah Fauziah, perwakilan kelompok 1 (GTBI-NS-048), berpendapat bahwa karya ilmiah ini telah menyajikan penjelasan yang sistematis mengenai sampel, teknik sampling, serta analisis data dalam penelitian. Penulis juga menegaskan pentingnya integritas dan ketelitian peneliti dalam menjaga keabsahan data. Namun, menurut saya, karya ini akan lebih komprehensif jika disertai contoh penerapan konkret di bidang pendidikan bahasa agar konsepnya lebih mudah dipahami. Selain itu, penting pula untuk membahas bagaimana peneliti dapat mempertahankan objektivitas ketika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis awal. Secara keseluruhan, karya ilmiah ini sangat bermanfaat sebagai referensi dalam memahami metodologi penelitian.
Audio yang disajikan juga memiliki kualitas suara yang jernih dan penyampaian yang nyaman didengar. Pelafalan setiap katanya jelas dan mudah diikuti, dengan intonasi yang sesuai sehingga pesan tersampaikan secara efektif.
Saya Aulia Nurhasanah, perwakilan kelompok 3 GTBI-NS-048. Karya tulis ilmiah ini sangat informatif karena menjelaskan secara lengkap tentang populasi, sampel, teknik sampling, cara mengumpulkan data, dan langkah menganalisis data dalam penelitian. Penulis menggunakan bahasa ilmiah yang baik dan memberikan contoh-contoh nyata yang memudahkan pembaca memahami setiap konsep, terutama bagi mahasiswa yang baru belajar metodologi penelitian. Secara keseluruhan, karya ini sangat bermanfaat karena membantu pembaca memahami hubungan antara setiap tahapan penelitian dan pentingnya memilih teknik yang tepat agar hasil penelitian valid dan dapat dipercaya.
Artikel ini membahas tentang populasi, sampel, teknik sampling, pengumpulan data, dan analisis data dalam penelitian dengan cara yang mudah dipahami. Dijelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan. Pemilihan sampel yang tepat penting agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
Selain itu, artikel ini menjelaskan berbagai teknik sampling yang bisa digunakan sesuai jenis penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif. Dalam pengumpulan data, teknik yang umum digunakan meliputi wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi, yang harus dipilih sesuai tujuan penelitian. Analisis data pun berbeda tergantung jenis penelitian: kuantitatif menggunakan statistik untuk menguji hipotesis, sedangkan kualitatif bersifat deskriptif dan interpretatif.
Secara keseluruhan, artikel ini menekankan bahwa setiap tahap dari pemilihan sampel hingga analisis data harus direncanakan dengan baik agar penelitian valid dan hasilnya bisa dipercaya. Artikel ini sangat berguna sebagai panduan dasar bagi mahasiswa atau peneliti pemula.
Terima kasih Bapak, setalah membaca penjelasan yang sangat jelas dan terstruktur mengenai populasi dan sampel dalam penelitian. Penjelasan ini sangat membantu saya dalam memahami dasar-dasar metodologi penelitian secara lebih mendalam. Selain itu, pembahasan mengenai penelitian. Tentang sinar audio dengan kualitas bagus juga sangat menarik, karena membuka wawasan baru terkait perkembangan teknologi dalam bidang audio. Menurut saya, sinar audio ini berpotensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut, apalagi jika dikaitkan dengan kebutuhan komunikasi modern. Semoga ke depannya bisa dibahas lebih detail lagi, terutama dari segi teknis dan aplikasinya di lapangan.
Terima kasih Bapak, setelah mendengarkan penjelasan mengenai sampel dan populasi penelitian melalui audio, saya jadi lebih paham mengenai apa itu sampel, jenis-jenisnya, dan juga penjelasan dalam audio sangat membantu dengan analogi yang sederhana jadi terasa lebih mudah untuk dimengerti.
Terimakasi bapak Menurut saya penjelasan bapak lengkap berisi tahapan-tahapan penting dalam penelitian, mulai dari penentuan sampel hingga analisis data. Penjelasannya mudah dipahami dan membantu saya memahami perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Terimakasih bapak, setelah membaca tulisan mengenai “Sampel, Teknik Sampling, Pengumpulan Data, dan Penganalisisan Data”, saya menjadi lebih paham tentang alur logis dalam metodologi penelitian, mulai dari menentukan subjek penelitian (sampel) hingga tahap analisis akhir. Penjelasan mengenai teknik probability dan non-probability sampling sangat jelas dan membantu dalam memilih pendekatan yang tepat.
Namun, saya sedikit menemukan kendala dalam memahami salah satu instrumen pengumpulan data yang disebutkan, yaitu “Sinar Audio”. Sama seperti pada artikel sebelumnya, penyebutannya kembali hadir tanpa disertai penjelasan atau konteks penggunaan yang memadai. Sebagai pembaca, saya menjadi bertanya-tanya: apa sebenarnya fungsi spesifik dari instrumen ini? Apakah ini merujuk pada alat perekam suara standar, ataukah sebuah teknologi tertentu seperti directional speaker atau alat ukur akustik?
Kehadiran istilah yang tidak dijelaskan ini sedikit mengganggu kelancaran membaca dan pemahaman, mengingat penjelasan untuk instrumen lainnya seperti kuesioner dan observasi sudah cukup komprehensif. Untuk meningkatkan kualitas artikel, akan sangat membantu jika “Sinar Audio” diganti dengan istilah yang lebih umum (seperti “Alat Perekam Audio”) atau diberikan contoh penggunaannya dalam sebuah penelitian.
Terlepas dari hal tersebut, secara keseluruhan artikel ini sangat informatif dan menjadi panduan yang berguna untuk memahami tahapan kritis dalam penelitian. Terima kasih untuk ilmunya.
Terima kasih pak, artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam terkait aspek utama metode penelitian terkait sampel, tehnik sampling, pengumpulan data, penganalisisan data. Penjelasan tentang materi ini lengkap dan runtut. Uraian tentang pengumpulan data sangat informatif mudah dipahami. Bagian penganalisisan data sangat baiķ. Komentar pembaca yang banyak dan beragam menandakan pembaca antusias untuk mengetahui lebih mendalam terbukti banyaknya pembaca yang mengajukan pertanyaan.
Tanggapan penulis terhadap komentar dan oertanyaan pembaca sangat cepat dan mengobati keingitahuan pembaca.
Kualitas dan kuantitas sinar audio tak diragukan lagi, kehadirannya membantu kita memahami materi, suaranya enak didengar, penjelasan yang lengkap dengan cobtoh yang sesuai, sekali lagi terima kasih Pak
Saya sangat mengapresiasi tulisan Bapak karena materi yang disajikan sangat komprehensif, sistematis, dan mudah dipahami. Pembahasan mengenai metodologi penelitian disusun secara runtut, aplikatif, dan didukung dengan analogi-analogi yang memudahkan pemahaman terhadap konsep-konsep yang kompleks, seperti populasi, sampel, teknik pengumpulan data, serta analisis data dalam berbagai pendekatan penelitian—baik kuantitatif, kualitatif, maupun penelitian pengembangan. Dari artikel ini, saya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai aspek-aspek utama dalam metode penelitian, terutama terkait populasi dan sampel—di mana sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti, dan hasilnya dapat digeneralisasikan kembali ke populasi. Pembahasan mengenai teknik sampling, pengumpulan data, dan analisis data dijelaskan secara rinci. Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya validitas, reliabilitas, serta etika penelitian dalam setiap tahapan pelaksanaan penelitian.
Terima kasih atas materi yang d paparkan. Saya sangat menghargai tulisan Bapak karena penyajian materinya begitu lengkap, terstruktur, dan mudah dipahami. Penjabaran mengenai metodologi penelitian disusun secara sistematis dan aplikatif, disertai analogi-analogi yang membantu dalam memahami konsep-konsep yang cukup kompleks, seperti populasi, sampel, teknik pengumpulan data, serta analisis data dalam berbagai pendekatan—baik kuantitatif, kualitatif, maupun penelitian pengembangan. Melalui artikel ini, saya mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai elemen-elemen penting dalam metode penelitian, khususnya terkait konsep populasi dan sampel—di mana sampel merupakan representasi dari populasi yang diteliti dan hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan. Uraian tentang teknik sampling, pengumpulan data, hingga analisis data dijelaskan dengan sangat jelas. Selain itu, penulis juga menyoroti pentingnya menjaga validitas, reliabilitas, serta etika penelitian dalam setiap tahap pelaksanaan penelitian.
Terima kasih atas paparanya Penggunaan istilah yang tidak dijelaskan dengan baik agak mengganggu alur membaca dan pemahaman, terutama karena instrumen lain seperti kuesioner dan observasi sudah dijelaskan dengan cukup mendalam. Untuk meningkatkan kualitas artikel, alangkah baiknya jika istilah “Sinar Audio” diganti dengan istilah yang lebih umum, seperti “alat perekam audio”, atau disertai contoh konkret penggunaannya dalam konteks penelitian.
Meskipun demikian, secara keseluruhan artikel ini sangat informatif dan menjadi sumber referensi yang bermanfaat dalam memahami tahapan-tahapan penting dalam proses penelitian. Terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan.