Asap Surga
Asap Surga

Asap Surga

0 Shares
0
0
0

Di kota kecil yang damai-damai aja, berdirilah sebuah pabrik rokok dengan nama mencolok: PT Barokah Tembakau. Di depannya, spanduk raksasa berkibar, warnanya hijau muda dengan huruf emas:

“Rokok Syariah Al-Muslihat®, Aman, Berkah, dan Bebas Zat Haram!”

Iklannya viral. Di TV lokal dan YouTube, muncul sosok pria berjubah bersih, nyeruput kopi, ngerokok santai, dan berkata penuh wibawa,

“Dulu saya merokok penuh waswas. Sekarang saya merokok penuh hikmah.”

Dan anehnya… meledak di pasaran.

Anak muda beli karena katanya bisa ningkatin fokus saat ngaji. Ibu-ibu beli buat suaminya, berharap jadi lebih sabar dan nggak ngeluh. Tukang parkir bilang rokok itu bikin rezekinya ngalir kayak doa yang dikabulkan. Ada juga yang percaya, kalau ngerokok sambil baca niat, bisa dapat semacam karomah kecil—bukan terbang atau jalan di atas air sih, tapi kayak dagangan cepet laku, hati jadi adem, atau mimpi ketemu guru spiritual.

Yang penting niatnya baik, katanya.

Semua ini berkat dua orang di balik layar: Pak Murad, otak dagangnya, dan Mas Rahim, wajah marketing-nya. Murad dulunya jual madu oplosan dan air galon berlabel Arab. Rahim dulunya influencer skincare yang rebranding jadi pegiat nilai-nilai luhur.

Mereka tahu, orang zaman sekarang butuh pegangan, tapi juga pengen tetap bebas. Maka jadilah ide: rokok yang bukan cuma boleh, tapi juga bertuah. Di bungkusnya ada kutipan-kutipan bijak. Tembakaunya disiram air doa. Bahkan ada edisi terbatas yang katanya digulung saat bulan purnama.

Rakyat pun percaya. Mereka beli, hisap, lalu berharap—kalau bukan keberkahan, ya setidaknya ketenangan. Banyak yang nyimpen puntungnya di dompet, kayak jimat. Ada juga yang bawa bungkusnya ke tempat kerja, katanya biar lancar urusan.

Sampai suatu hari, ada santri muda di asrama yang batuk darah. Ternyata, dia ngabisin dua bungkus Al-Muslihat® per hari karena percaya itu rokok berkah. Beritanya meledak. Netizen ngamuk. Tagar #AsapBohong trending.

Investigasi pun digelar. Ternyata, air doanya cuma air keran. Daun tembakaunya dari pasar biasa. Label berkah cuma stiker. Sertifikatnya palsu. Bahkan kutipan bijak di bungkus rokok nyomot dari akun quote motivasi.

Pabrik digeledah. Poster-poster dibakar. Stok rokok disita. Pak Murad kabur ke luar kota, tapi akhirnya ketangkap. Mas Rahim sempat hilang, lalu muncul lagi sebulan kemudian buka bisnis parfum dan bilang ini fase baru hidupnya.

Rokok syariah jadi bahan lelucon. Tapi puntung-puntungnya masih ada, di kolong meja warung, di dashboard mobil, dan di saku jaket orang-orang yang dulu berharap terlalu jauh.

Sore itu, di beranda rumah, seorang bapak menatap bungkus rokok Al-Muslihat® yang udah kusam di rak sepatu. Ia tersenyum pahit, lalu bilang ke anaknya,

“Dulu Bapak pikir bisa dapet berkah dari ngerokok. Sekarang Bapak tahu… kalau ada orang jual angin pakai nama agama, yang dapet karomah biasanya cuma penjualnya.”

Si anak malah menjawab,

“Pak, kayaknya ga lama lagi akan ada judol barokah, hihihihi”.

Siniar Audio

2 comments
  1. Kata “agama” dapat ditafsirkan daru sudut pandang variatif. Dari bhs Latin, berarti “jalan”, dari bhs Jawa, bisa ditafsirksn menjadi “ugeman” atau sesuatu yg dipuja, bisa juga “agemsn” atau “pakaian”. Nah dari sudut pandsng bisnis, bisa ditafsirkan sbg topeng. Skibatnya, banyak yg terkecoh. Semoga kita tetap pelihara akal sehat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *