Prawacana tentang Platform Inspira dan Deep Learning
Platform Inspira diluncurkan pada Mei 2023. Teks-teks yang pertama dimuat tertanggal 7 Mei 2023. Pada awalnya, platform ini dikhususkan untuk memuat teks-teks cerita inspiratif. Maksudnya, teks yang diupayakan berisi tentang cerita sederhana, membahas secara santai konsep-konsep umum yang sudah sangat lazim namun sering dimaknai secara kurang layak. Konsep-konsep tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tentang takdir, kodrat, nasib, keberagaman agama, dan sebagainya. Namun, pada dasarnya, jantung utama teks tersebut adalah menekankan betapa pentingnya aktivitas membaca. Pesan-pesan yang disampaikan dikaitkan dengan pentingnya menjaga kualitas minat baca, memperkaya pengalaman baca, serta meningkatkan keterampilan membaca.
Sejalan dengan berbagai tuntutan, tim pengelola Inspira terpanggil untuk memperluas cakupan, baik secara internal (dalam platform) maupun eksternal (di luar platform). Tuntutan yang dipandang paling mendesak adalah berkaitan dengan perlunya penumbuhkembangan literasi digital, peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, serta pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Oleh karena itu, secara internal teks-teks dalam platform Inspira (selanjutnya disingkat PI) juga dikembangkan sesuai dengan adanya genre teks Bahasa Indonesia yang secara sederhana diklasifikasikan atas lima subgenre yaitu teks opini, faktual, cerita, puitis, dan drama. Secara eksternal, PI dilengkapi dengan pencantuman beberapa aplikasi pembelajaran seperti FonBi, Languafrasa, dan sebagainya.
Pada awal tahun 2024, berkembang isu dan pembahasan pada berbagai kegiatan ilmiah bidang kependidikan, yaitu tentang pendekatan pembelajaran yang baru yang dikenal dengan Deep Learning (selanjutnya disingkat DL). Pada November 2024, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengusulkan agar DL diimplementasikan sebagai pendekatan pembelajaran di tingkat sekolah dasar maupun menengah. Akhirnya, Kemendikdasmen menetapkan pengimplementasian DL di tingkat sekolah dasar dan menengah dimulai pada tahun ajaran 2025/2026. Relevan dengan hal itu, patut dipertanyakan apa sumbangsih PI, baik terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia maupun pengimplementasian DL.
Platform Inspira sebagai Salah Satu Sarana Pengembangan Literasi Digital
Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi, memengaruhi pergeseran aktivitas membaca dari buku ke dunia maya. Dipicu oleh pandemi Covid 19, kalangan siswa-siswa sekolah dasar hingga mahasiswa perguruan tinggi akrab dengan gawai dan internet. Tentu saja, bukan hanya kalangan akademisi, masyarakat pada umumnya pun mengalihkan kebiasaan membaca dari sumber-sumber informasi yang bersifat fisik, seperti buku, koran, majalah, dan sebagainya ke dunia maya. Kualitas informasi dan berbagai jenis informasi di dunia maya berkembang pesat. Salah satu akibatnya adalah pembaca mungkin akan tersesat dalam rimba dunia maya, tidak mampu menata, memilah, memilih, dan menyerap informasi mana yang bermanfaat dan kurang atau bahkan tidak bermanfaat. PI dimaksudkan untuk menyajikan teks-teks yang bermanfaat, terutama bagi kalangan akademisi, baik siswa/mahasiswa maupun guru/dosen. Lebih spesifik, pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
PI menyediakan beragam teks, sesuai dengan klasifikasi atau genre. Teks-teks tersebut meliputi opini, faktual, cerita, puisi, dan drama. Dalam genre teks opini, dapat ditemukan contoh-contoh teks eksposisi, diskusi, editorial, esai, feature, dan artikel populer; dalam genre teks faktual ada contoh-contoh teks berita, laporan hasil observasi (LHO), eksplanasi, dalam genre teks cerita ada teks cerita inspirasi, cerpen, legenda, teks cerita fantasi, anekdot, eksemplum, dalam genre teks puitis ada puisi, pantun, syair, dan gurindam, dan dalam teks drama ada teks main peran serta naskah lakon. Jadi, setidak-tidaknya ada dua puluh satu jenis teks dalam PI. Jika dipersentasekan, ada sekitar 80% jenis teks yang dibelajarkan di tingkat sekolah menengah (pertama dan atas) dimuat di PI.
Untuk mengembangkan literasi digital siswa/mahasiswa, guru/dosen, terutama pengampu Mapel Bahasa Indonesia atau pengampu perkuliahan di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia LPTK dapat memanfaatkan PI. Contoh sederhana, seminggu sebelum pembelajaran tentang teks cerpen, misalnya, guru/dosen dapat memberikan tugas, “Bacalah contoh cerpen di https://inspiraku.id/sang-malaikat-pelindung/. Selain itu, tulislah dua paragraf berkaitan dengan apa inti cerita dalam cerpen tersebut. Kerjakanlah, di buku latihan!” Contoh sederhana itu, setidak-tidaknya memberikan tiga dampak positif: (1) mengembangkan literasi digital, (2) menerapkan prinsip sederhana tentang pembelajaran, “Belajar yang paling mudah adalah dengan melihat, mengamat-amati, dan mencermati contoh”, dan (3) efisiensi waktu sesuai dengan prinsip pembelajaran modern, “Apa yang dapat dikerjakan siswa/mahasiswa yang tidak memerlukan bantuan guru/dosen, janganlah dikerjakan pada waktu kegiatan PBM atau perkuliahan berlangsung.”
Dalam PI juga disediakan fasilitas teks auditif di bagian bawah setiap teks. Teks tersebut adalah “Siniar Audio” yang diserap dari Bahasa Inggris “Audio Podcast”. Cara memanfaatkannya pun sangat mudah, yaitu tinggal klik tombol yang berlambang >. Ada empat manfaat dengan adanya fasilitas tersebut: (1) mengembangkan literasi digital teks-teks auditif, (2) membantu pembaca memahami isi teks yang dibacanya, (3) memberikan contoh tentang bagaimana menanggapi dan mengapresiasi sebuah teks (juga terkait dengan contoh jenis teks tanggapan), serta (4) mengembangkan keterampilan menyimak.
Siniar audio pada setiap teks ada dua jenis, yaitu berbahasa Indonesia dan Inggris. Jenis siniar berbahasa Inggris dimaksudkan untuk memfasilitasi adanya kelas-kelas internasional di UNP yang bilingual (Bahasa Indonesia dan Inggris) dalam proses perkuliahan. Tentu saja, mahasiswa atau pembaca pada umumnya juga dapat memanfaatkan siniar audio berbahasa Inggris untuk keperluan mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris. Selain itu, juga memfasilitasi kebutuhan mahasiswa prodi Bahasa Inggris. Pilihan jenis siniar, apakah berbahasa Indonesia atau Inggris itu juga didasarkan atas permintaan penulis atau pengirim naskah/teks.
Fasilitas atau fitur lain yang ada pada setiap teks adalah pemberian komentar (comment). Hal ini dimaksudkan agar siswa/mahasiswa mengembangkan literasi tulis, terutama berkaitan dengan bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta santun untuk menanggapi sesuatu, dalam hal ini adalah teks. Dengan kata lain, hal itu merupakan salah satu bentuk sarana untuk mengembangkan literasi tulis.
Teks-teks dalam PI dapat ditautkan ke aplikasi pembelajaran yang bersifat gratis, yaitu Hypothes.is. Penautan itu dapat dimanfaatkan aspek kebahasaan teks, baik terhadap diksi, frase, kalimat, ungkapan, maupun paragraf. Petunjuk singkat penggunaan Hypothes.is dimuat dalam PI. Teknik operasional bagaimana pemanfaatan Hypothes.is dan teknik-teknik kreatif pemanfaatan PI dalam pembelajaran bahasa akan dibahas pada artikel lain.
Pengembangan literasi tulis juga difasilitasi dalam subplatform Inspira yaitu “Kirim Artikel”. Hingga akhir Juli 2025, sudah ada teks-teks yang dimuat yang ditulis oleh siswa SMA dan mahasiswa UNP, UI, UGM, UNY, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Universitas Pamulang, dan sebagainya. Selain siswa dan mahasiswa, juga sudah dimuat teks-teks karya beberapa orang guru SMP dan SMA/SMK serta dosen UNP. Jadi, PI juga mewadahi aktivitas literasi tulis dalam konteks lebih luas yaitu bagaimana mengungkapkan gagasan dalam bentuk berbagai subgenre teks.
Platform Inspira dan Pengimplementasian Mindful Learning
Deep Learning (DL) merupakan pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas tiga pilar. Ketiga pilar tersebut adalah mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Namun, dalam artikel populer ini hanya akan dikaitkan dengan mindful learning. Topik tentang meaningful learning dan joyful learning disajikan dalam artikel lain.
Langer (1992, dan Langer & Moldoveanu, 2000) menyatakan bahwa istilah mindfulness dapat diantonimkan dengan mindlessness. Kedua istilah ini sukar dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia karena dapat menimbulkan salah tafsir, misalnya pada antonim kata berkesadaran penuh dan tidak berkesadaran penuh. Bukankah manusia pada umumnya, termasuk siswa dan mahasiswa dapat dipastikan memiliki kesadaran penuh ketika mengikuti proses belajar-mengajar atau PBM? Bukankah tidak berkesadaran penuh itu merupakan kondisi yang tidak normal seperti efek kecanduan obat, atau adanya gangguan kesadaran?
Konsep mindfulness pada awalnya merupakan kajian neurologis. Secara sederhana, dapat dianalogikan bahwa kondisi syaraf Ali ketika berumur 5 tahun akan berbeda dengan ketika berumur 6, 7, 8 tahun, dan seterusnya. Salah satu penyebab atas pembeda tersebut adalah perkembangan data yang diinput sehingga memengaruhi memori Ali, baik memori jangka pendek maupun jangka panjang. Dampaknya, kesadaran Ali, baik tentang dirinya, orang-orang di sekitarnya, dan lingkungan hidupnya juga terus berkembang. Jangankan manusia, aplikasi-aplikasi yang memanfaatkan artificial intelligence atau AI (dalam Bahasa Indonesia sekarang juga disingkat “AI”, yaitu “Akal Imitasi”) seperti Gemini atau Chatgpt juga berbeda antara yang free dan premium atau sama-sama premium namun beda versi atau beda tahun sebab kuantitas input dari big data yang digunakan untuk mengeksekusi suatu perintah juga berbeda.
Mindfulness yang dirumuskan menjadi mindful learning dalam DL, merujuk pendapat Langer dan Moldoveanu seperti dideskripsikan sebelumnya mengimplementasikan adanya tuntutan agar dalam pembelajaran (siswa atau mahasiswa) terampil merumuskan kesadaran baru berkaitan denga apa yang dipelajarinya. Kesadaran baru itu tidak harus terikat oleh kesadaran lama dan kesadaran kolektif atau common sense namun harus dapat dipertanggungjawabkan, bersifat kekinian, atau memiliki konteks yang jelas. Sebagai contoh sederhana, secara umum dipahami “Bahasa menunjukkan kepribadian.” Dalam kesadaran baru, pernyataan itu dapat dikembangkan, “Jadi, bahasa juga salah satu alat pembentuk kepribadian seseorang.”
PI melalui sajian berbagai subgenre teks memfasilitasi pembaca untuk mengembangkan mindful learning. Melalui sajian teks-teks cerita inspiratif, misalnya, ditumbuhkembankanlah cara pandang baru tentang perbedaan suku, kerukunan umat beragama, nasib, takdir, kodrat, cinta, jodoh, dan sebagainya. Melalui teks-teks esai, ditumbuhkembangkanlah cara pandang baru tentang plastik, reservasi hutan, banjir, generasi Z yang dikenal dengan Gen Z yang konon tidak patuh, kebiasaan memberikan gawai kepada anak-anak pra dan usia sekolah dasar, dan sebagainya. Melalui teks-teks puitis dikembangkan cara pandang baru yang secara umum terkait dengan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan manusia.
Penerapan mindful learning dalam DL tidak berarti menuntut adanya kesadaran baru yang benar-benar berbeda atau justru bertentangan dengan cara pandang lama. Harus disadari adanya nilai-nilai dasar kemanusiaan yang sifatnya permanen, bahkan universal. Misalnya, nilai-nilai kerja keras, kejujuran, ketekunan, tanggung jawab, cinta terhadap sesama makhluk, dan sebagainya. Sebagai contoh, realitas menunjukkan bahwa zaman sekarang sangat mudah bagi seseorang untuk mendapatkan hiburan melalui internet dan gawai. Namun, kuota waktu per hari semenjak zaman dahulu hingga kapan pun akan sama, yaitu 24 jam. Maka, dalam sajian teks di PI, pembaca diingatkan kembali bahwa mata uang termahal dalam kehidupan manusia di mana pun adalah waktu. Sekali dibayarkan, tidak mungkin diganti atau ditarik kembali. Realitas menunjukkan bahwa kemasan informasi dan hiburan pada zaman sekarang cenderung disajikan melalui teks multimoda, yaitu video. Kenikmatan membaca digantikan oleh kenikmatan menonton. Namun, perlu dipedomani bahwa sensasi yang ditimbulkan melalui aktivitas membaca sangat berbeda dengan sensasi menonton. Bacalah novel Tenggelamnya Kapal van Der Wijck, sesudah itu tontonlah filmnya. Bagi yang sudah pernah membaca sebelum menonton pasti akan kecewa karena sajian dalam film tidak mampu menggambarkan secara komprehensif sensasi yang diperoleh melalui membaca.
Mindfulness tidak hanya terkait dengan aspek logika. Cermatilah artikel yang ditulis Ellen Waldman (2010), “Mindfulness, Emotions, and Ethics: The Right Stuff?”, atau oleh Jay L. Garfield (2017). “Mindfulness and Ethics: Attention, Virtue, and Perfection”. Mindful juga terkait dengan etika dan estetika. Sebagai contoh, mungkin secara etika sudah layak adanya ungkapan “Hormatilah orang tua”. Pengertian orang tua bukan berarti ayah-ibu tetapi orang yang lebih tua. Mindful baru atas pernyataan tersebut adalah, “Sebab, orang tua berarti pernah muda. Orang tua dapat menjadi tua karena mampu melewati masa muda dengan aman. Sementara, orang muda belum tentu akan sempat menjadi orang tua”. Mungkin juga, mindful yang relevan dengan tadi adalah “Dapat menjadi orang tua adalah suatu prestasi.”
Teks-teks dalam PI bermuatan mindful yang bermuatan logika, etika, dan estetika. Dalam teks-teks cerita inspiratif dengan tokoh utama Ali, misalnya, selalu diungkapkan bahwa Ali mengucap salam, mencium punggung tangan Kakek dan Nenek menjelang berpisah. Indah, sekaligus estetis. Namun, akan tidak etis dan estetis, misalnya, jika dalam realitas ada seorang gadis yang mencium punggung tangan pacar yang mengantarnya ketika turun dari motor di gerbang kampus. Ada kecenderungan umum bahwa orang tua ingin dihormati tapi tidak konsekuen karena tidak mengasihi yang muda. Dalam PI, terutama beberapa teks esai dan cerita inspiratif, pembaca dari golongan orang tua digiring untuk memahami Gen Z, mengasihi dan bersimpati terhadap Gen Z. Dalam PI, juga dimuat teks-teks yang mendorong mindful etis tentang sosok guru (terutama dalam teks-teks puisi). Sajian nilai etika yang dikemas melalui karya estetik.
Pascawacana
Platform Inspira, pada awalnya diluncurkan untuk mengembangkan literasi digital, terutama siswa dan mahasiswa. Dalam perkembangannya, PI dapat dimanfaatkan untuk membantu dosen/guru maupun siswa/mahasiswa dalam konteks perkuliahan atau pembelajaran, terutama Bahasa dan Sastra Indonesia. Berbagai fitur yang ada dalam PI juga memungkinkan dosen/guru maupun mahasiswa/siswa mengembangkan literasi yang berkaitan dengan menyimak dan menulis.
Platform Inspira juga dapat ditempatkan sebagai sarana pencetus dan pengembang mindful learning. Bentuk-bentuk sajian dalam berbagai genre teks serta isinya diharapkan mampu membuka pandangan baru, baik yang relevan dengan nilai-nilai luhur maupun nilai-nilai adaptif-kontekstual yang sesuai dengan tuntutan hidup dan kehidupan masa sekarang. Isi dalam teks-teks juga dikaitkan dengan pengembangan tiga aspek penting dalam kehidupan akademis maupun keseharian, yaitu logika, etika, dan estetika.
Akhirnya, PI hanya sekadar salah satu sarana, baik untuk mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia, literasi digital, maupun pengimplementasian Deep Learning (DL). Nilai kebermanfaatan PI tergantung pada antusiasme dan kepedulian para pengguna. Semoga ….