ORIENTASI
[Suara musik Arab yang merdu memainkan lagu-lagu klasik, memperkenalkan kita pada pemandangan yang memukau dari sebuah desa kecil di tengah padang pasir Arab yang indah. Matahari terbenam menyinari langit dengan warna oranye dan merah, menciptakan lanskap yang mempesona. Di tengah-tengah kekeringan padang pasir, desa ini menjadi oasis kecil yang hidup dengan keindahan dan kehangatan budaya.]
[Melalui sorotan lampu yang lembut, kita melihat bangunan-bangunan batu bata berwarna-warni yang menjulang dengan anggun, dihiasi dengan ornamen tradisional yang kaya akan sejarah. Di sekitar desa, pepohonan oasis memberikan naungan yang menyegarkan, sementara gemuruh sungai kecil yang mengalir memberikan kehidupan pada tanah yang kering.]
[Suara riuh rendah warga desa yang berkumpul di pasar tradisional menciptakan suasana ramai dan bersemangat. Penduduk setempat dan pengunjung dari berbagai belahan dunia saling berinteraksi, memperdagangkan barang dagangan mereka sambil tertawa dan bercanda. Aroma rempah-rempah yang harum dan makanan lezat memenuhi udara.]
[Di antara kerumunan, terlihat seorang pemuda Arab bernama Abdullah, dengan senyum hangat di wajahnya, membantu seorang Ibu tua membawa keranjang berisi barang belanjanya. Abdullah, pria muda yang taat pada nilai-nilai budaya dan tradisi, terkenal karena kebaikan hatinya dan semangatnya yang tidak pernah padam untuk membantu sesama. Meskipun hidup di tengah tantangan padang pasir, Abdullah tetap menjaga kebaikan dan kepedulian dalam setiap tindakannya.]
Abdullah | : | Assalamu’alaikum, Ibu Fatima. Apa yang bisa saya bantu hari ini? |
Ibu Fatima | : | Wa’alaikumussalam, Abdullah. Terima kasih, Nak. Bisakah kamu membantu saya membawa keranjang ini ke tenda saya? |
Abdullah | : | Tentu saja, Ibu Fatima. Ini tidak terlalu berat. Bagaimana kabar Cucu Anda, Bu Fatimah? |
Ibu Fatima | : | Alhamdulillah, dia baik-baik saja. Tetapi kamu, Abdullah, kapan kamu akan menemukan Istri yang baik dan membawa kebahagiaan ke rumahmu? |
Abdullah | : | (sambil tersenyum) Ah, Ibu Fatima, saya belum menemukan yang tepat. Saya masih fokus pada pekerjaan dan membantu membangun desa ini. |
Sahabat 1 | : | (sambil tertawa) Abdullah selalu sibuk menolong orang lain. Tapi, siapa yang akan menolongnya menemukan cinta sejati? |
Abdullah | : | (bersemangat) Saya yakin, suatu hari nanti, Allah akan memberi saya jalan untuk menemukan Pasangan hidup yang sejati. Sekarang, mari kita selesaikan tugas kita di pasar ini, ya? |
URUTAN PERISTIWA
Latar tempat berubah menjadi sebuah desa kecil yang terletak di lembah, dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang tinggi. Cahaya matahari sudah meredup, meninggalkan warna oranye keemasan di langit yang mulai memudar. Udara sejuk malam mulai menyelimuti desa, menyebabkan pepohonan bergerak perlahan-lahan oleh angin malam yang lembut. Lampu-lampu kecil mulai menyala di sepanjang jalan desa, menambah suasana hangat dan damai.
Rombongan dari Turki tiba di desa tersebut setelah seharian perjalanan, wajah-wajah mereka tampak lelah namun penuh antusiasme. Kepala rombongan, seorang Pria paruh baya dengan jubah khas Turki, berbicara dengan penuh semangat tentang keajaiban alam yang mereka temui selama perjalanan. Di sampingnya, seorang Gadis muda yang cantik jelita bernama Aisyah bergumam kagum, mata yang berbinar-binar menyaksikan keindahan desa yang baru mereka datangi.
Kepala Rombongan | : | (dengan antusias) Masya Allah! Apakah kalian melihat betapa indahnya desa ini? Ini jauh melebihi ekspektasi kita! |
Anak Gadis | : | (mengagumi) Ya benar, Ayah, betapa menakjubkannya! Aisyah tidak sabar untuk menjelajahi setiap sudut desa ini. |
Peserta Rombongan 1 | : | (mengelilingi desa dengan penuh kekaguman) Sungguh luar biasa. Bagaimana penduduk desa ini dapat hidup begitu harmonis dengan alam sekitarnya. |
Peserta Rombongan 2 | : | (mengangguk setuju) Ya, benar sekali. Mereka benar-benar hidup dalam keseimbangan dengan alam. |
Peserta Rombongan 3 | : | (menyambut pendapat) Dan bangunan-bangunan tradisional di sini begitu memesona. Sangat berbeda dengan kota-kota besar tempat kita tinggal. |
Kepala Rombongan | : | (tersenyum puas) Betul sekali. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi kita semua. Dan sekarang, mari kita temui Kepala Desa dan saksikan keramahan yang mereka tawarkan. Siapa tahu, mungkin kita bisa belajar sesuatu dari cara hidup mereka. |
Anak Gadis | : | (tersenyum ramah) Saya yakin penduduk di sini akan sangat ramah. Aku merasa begitu hangat disambut di sini. |
Saat malam semakin larut, desa tersebut tetap memancarkan pesona magisnya. Lampu-lampu temaram menerangi jalan setapak yang terjal, menciptakan atmosfer yang tenang dan damai di tengah kegelapan malam. Suara gemericik air sungai yang mengalir pelan menambah kesan alami yang menenangkan. Semua ini menyatukan keindahan alam dengan keramahan penduduk desa, menciptakan suasana yang tak terlupakan bagi rombongan dari Turki dan Dubai.
[Latar berubah menjadi jalan setapak yang terjal di luar desa, di mana Abdullah bertemu dengan rombongan turis dari Turki dan Dubai. Seorang Pria paruh baya dari Turki, yang merupakan Kepala Rombongan, terlihat memimpin rombongan itu, sementara Putrinya berjalan di sampingnya, memperhatikan sekitarnya dengan penuh rasa ingin tahu.]
Kepala Rombongan | : | (dengan aksen Turki yang kental) Maaf, Saudara. Saya mencari rumah Kepala Desa. Bisakah Anda memberi tahu saya di mana saya bisa menemukannya? |
Sahabat 2 | : | Tentu, Pak. Rumah Kepala Desa terletak tidak jauh dari sini. Tetapi, saya khawatir Anda akan kesulitan menemukannya sendiri. Abdullah di sini adalah orang yang tepat untuk menunjukkan jalan. |
Abdullah | : | (sopan) Tentu saja, saya dengan senang hati akan mengantarkan Anda ke sana. Silakan ikuti saya. |
Anak Gadis | : | (tersenyum) Terima kasih banyak, Abdullah. Saya senang bertemu Anda. |
Abdullah | : | (tersenyum ramah) Sama-sama, Nyonya. Mari kita menuju ke rumah Kepala Desa. Anda pasti akan terpesona oleh keramahan dan keindahan desa kami. |
Anak Gadis | : | Kamu benar, Abdullah, saya memang sedang terpesona saat ini (tersenyum malu, tidak berani menatap Abdullah). |
[Sesampainya di rumah Kepala Desa] | ||
Kepala Desa | : | Terima kasih atas kunjungan Anda dan minat Anda pada desa kami, Tuan. |
Kepala Rombongan | : | Terima kasih atas sambutan hangat Anda, Pak Kepala Desa. Saya sangat terkesan dengan keindahan desa ini dan potensinya untuk dikembangkan. |
Kepala Desa | : | Tentu saja, desa kami memang memiliki pesona yang unik. Namun, saya ingin tahu lebih lanjut tentang rencana Anda untuk mendirikan pusat perbelanjaan modern dan penginapan di sini. |
Kepala Rombongan | : | Ya, Pak Kepala Desa. Kami melihat bahwa desa ini memiliki letak yang strategis dan potensi untuk menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung dari dalam dan luar negeri. Dengan pembangunan pusat perbelanjaan dan penginapan modern, saya yakin desa ini akan menjadi pusat aktivitas ekonomi dan pariwisata yang berkembang pesat. |
Kepala Desa | : | Baiklah, Tuan. Saya akan membahasnya dengan warga desa dan kami akan memberi tahu Anda tentang keputusan kami. Terima kasih atas penawaran Anda. |
KOMPLIKASI
[Matahari baru saja mulai muncul di ufuk timur, menerangi langit dengan warna oranye keemasan yang lembut. Udara pagi yang segar dan sejuk menyelimuti desa, sementara embun tipis masih tampak menggantung di daun-daun pepohonan.]
[Abdullah dan sahabat-sahabatnya berkumpul di bawah pohon besar di tengah desa setelah menunaikan salat Subuh. Wajah-wajah mereka penuh dengan kekhawatiran dan tekad yang kuat; berita tentang proyek pembangunan itu sudah menyebar. Sementara itu, suara burung-burung berkicau memberikan suasana yang menenangkan.]
Abdullah | : | (dengan suara rendah, tetapi penuh dengan keberanian) Saya tidak bisa percaya ini. Bagaimana Kepala Desa bisa mempertimbangkan proyek itu tanpa memikirkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat kita? |
Sahabat 1 | : | (menggelengkan kepala) Memangnya sejak kapan keuntungan finansial lebih penting daripada kelestarian warisan budaya dan moral kita? |
Sahabat 2 | : | (mengangguk setuju) Benar sekali. Pembangunan proyek besar seperti itu bisa merusak struktur sosial dan nilai-nilai yang telah diwariskan secara turun temurun. |
Sahabat 3 | : | Saya setuju. Kita harus melakukan sesuatu untuk melawan proyek ini. Kita tidak boleh membiarkan desa kita diubah begitu saja. |
Sahabat 4 | : | (memandang sekeliling dengan perasaan khawatir) Tapi bagaimana caranya? Kepala Desa telah memberikan lampu hijau untuk proyek tersebut. |
Abdullah | : | Kita harus bersatu sebagai satu komunitas untuk melawan ini. Kita harus membuat Kepala Desa menyadari betapa pentingnya mempertahankan identitas dan budaya desa kita. |
Sahabat 1 | : | Benar. Kita harus mengajak warga desa lainnya untuk bersama-sama melakukan protes dan mengingatkan Kepala Desa akan konsekuensi dari keputusannya ini. |
Sahabat 2 | : | Saya setuju. Mari kita mulai dengan mengorganisir pertemuan bersama warga desa untuk membahas masalah ini dan menyampaikan keprihatinan kita. |
Abdullah | : | Baiklah, mari kita buat rencana dan tindakan lebih lanjut. Kita tidak boleh membiarkan proyek ini menghancurkan desa kita dan semua yang kita cintai. |
KONFLIK
[Latar: Lapangan terbuka di tengah desa, di bawah langit yang cerah dengan matahari yang bersinar terang. Warga desa berkumpul dalam rapat yang dipimpin oleh Kepala Desa, yang duduk di atas panggung kecil di depan mereka. Di sebelahnya duduk rombongan turis yang memperkenalkan rencana proyek pembangunan, sementara Abdullah dan sahabat-sahabatnya berdiri di antara warga desa, siap untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka.]
Kepala Desa | : | Saudara-saudara sekalian, terima kasih telah hadir dalam rapat ini. Seperti yang Anda ketahui, kita akan membahas rencana pembangunan pusat perbelanjaan dan penginapan yang diajukan oleh rombongan turis ini. Saya yakin proyek ini akan membawa banyak manfaat bagi desa kita. |
Abdullah | : | (berdiri) Maaf, Pak Kepala Desa, saya tidak bisa menyetujui proyek ini. Pembangunan pusat perbelanjaan dan penginapan modern akan menggusur banyak nilai-nilai budaya dan adat istiadat kita. Kita harus mempertahankan keunikan dan keaslian desa kita. |
Sahabat 1 | : | (mengangguk setuju) Benar, Pak Kepala Desa. Proyek ini akan merusak kerukunan sosial dan keharmonisan lingkungan hidup kita. Kita harus memikirkan dampak jangka panjangnya. |
Kepala Desa | : | Saya mengerti kekhawatiran kalian, tetapi kita juga harus mempertimbangkan manfaat ekonomi yang bisa didapat dari proyek ini. Desa kita bisa berkembang dan menghasilkan lebih banyak pendapatan. |
Abdullah | : | Tapi apakah keuntungan finansial sebanding dengan kerugian moral dan budaya kita? Apakah kita siap mengorbankan warisan nenek moyang kita demi uang? |
Sahabat 2 | : | Pak Kepala Desa, saya pikir kita harus mendengarkan suara mayoritas warga desa yang tidak setuju dengan proyek ini. Mereka adalah yang akan terpengaruh langsung olehnya. |
Kepala Desa | : | Saya menghargai pandangan kalian, tetapi saya juga harus memikirkan masa depan desa ini secara keseluruhan. Saya telah memutuskan untuk mendukung rencana pembangunan ini. |
Abdullah | : | (dengan nada tegas) Kami tidak akan diam, Pak Kepala Desa. Kami akan terus melawan proyek ini dan memperjuangkan kepentingan dan kehormatan desa kami. |
Kepala Desa: | : | Abdullah, saya memahami kepedulianmu terhadap budaya dan nilai-nilai desa kita. Namun, kamu harus memahami bahwa proyek ini juga bisa memberikan banyak manfaat bagi kita semua. |
Abdullah | : | Pak Kepala Desa, saya memahami pandangan Anda. Namun, saya yakin ada cara yang lebih baik untuk memajukan desa kita tanpa mengorbankan keaslian budaya kita. |
Ibu-Ibu Desa 1 | : | (mengangguk setuju dan berteriak) Benar! Kami juga tidak setuju dengan proyek ini! |
Ibu-Ibu Desa 2 | : | Ya, kami tidak setuju! (berteriak marah) Kami tidak akan diam melihat desa kami diubah begitu saja! Ini adalah rumah kami, bukan hanya tempat untuk mendapatkan uang! |
[Keadaan menjadi riuh, terdengar suara bising dari masyarakat desa sebagai bentuk ketidaksetujuannya] | ||
Kepala Desa | : | (mengangkat tangan untuk menenangkan keriuhan) Tenanglah, Saudara-saudara. Mari kita dengarkan penjelasan dari Tuan Kepala Rombongan tentang keuntungan proyek ini bagi desa kita. |
Kepala Rombongan | : | Terima kasih, Pak Kepala Desa. Saudara-saudara sekalian, dengan adanya proyek pusat perbelanjaan modern dan penginapan di desa kita, kita akan membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan desa ini. Pendapatan tambahan dari pariwisata akan membantu meningkatkan kesejahteraan kita semua. |
Kepala Desa | : | Terima kasih atas penjelasannya, Tuan. |
Abdullah | : | (berdiri tegak) Maaf, Pak Kepala Desa. Tapi saya tetap tidak setuju dengan proyek ini. Apa gunanya uang jika kita kehilangan identitas dan budaya kita? Kita tidak boleh menjual desa kita hanya untuk keuntungan finansial. Kita akan kehilangan ruang terbuka yang menjadi tempat bermain anak-anak, dan pengunjung akan mengubah lingkungan menjadi sesuatu yang tidak kita kenali lagi. Apakah kita benar-benar ingin mengorbankan warisan nenek moyang kita demi kemajuan yang hanya sebagian dari kita yang akan nikmati? |
Kepala Desa | : | Kau benar, Abdullah. Maafkan saya karena tidak berpikir panjang untuk desa ini. Apakah engkau punya solusi yang lebih baik, Abdullah? |
RESOLUSI
Abdullah | : | Saya ingin menawarkan beberapa solusi yang mungkin bisa menjadi alternatif yang lebih baik bagi kita semua. Pertama, kita bisa memperkuat penghargaan terhadap budaya lokal dengan mengadakan festival-festival budaya, pameran seni, dan pertunjukan tradisional yang melibatkan komunitas lokal dan memperkenalkan wisatawan kepada keindahan dan kekayaan budaya desa kita. Daripada harus membangun pusat perbelanjaan modern dan juga hotel yang dapat menghilangkan budaya dan adat istiadat kita. |
Sahabat 1 | : | Itu ide yang bagus! Itu akan membantu mempromosikan kebudayaan kita dan menarik minat wisatawan. |
Abdullah | : | Selain itu, kita bisa mengembangkan program homestay di mana wisatawan dapat tinggal bersama keluarga lokal untuk merasakan kehidupan sehari-hari dan belajar tentang tradisi dan budaya kita secara langsung. Dan juga, kita bisa mengembangkan wisata kebun di mana wisatawan dapat berpartisipasi dalam aktivitas pertanian tradisional dan memahami hubungan yang erat antara masyarakat lokal dan alam. |
Sahabat 2 | : | Ide-ide itu bisa memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi para wisatawan sambil tetap mempertahankan keaslian budaya dan kehidupan desa kita. |
Kepala Desa | : | (mengangguk) Ide-ide ini sangat menarik dan berpotensi untuk mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab sambil tetap mempertahankan keaslian budaya desa kita. Mari kita bicarakan lebih lanjut tentang implementasinya. Terima kasih, Abdullah, atas kontribusi dan ketegasanmu dalam membawa solusi yang baik bagi desa kita. |
Kepala Rombongan | : | (mengangguk mengerti) Ide-ide itu terdengar menarik. Mungkin kami bisa mempertimbangkannya untuk mengembangkan proyek wisata berkelanjutan di desa ini. |
Kepala Desa | : | Saya setuju. Mari kita coba eksplorasi solusi-solusi tersebut lebih lanjut. Terima kasih, Abdullah, atas kontribusi dan ketegasanmu. |
[Beberapa minggu kemudian, proyek pusat perbelanjaan dan penginapan tidak jadi dilaksanakan di desa. Sebagai tanda terima kasih atas kerja sama dan solusi yang diberikan Abdullah dan komunitasnya, Kepala Desa mengundang Kepala Rombongan dan putrinya untuk makan bersama di desa.] | ||
Kepala Rombongan | : | Abdullah, saya sangat kagum dengan keberanian dan kebijaksanaanmu dalam menyampaikan ide-idemu. Putriku, Aisyah, juga sangat terkesan denganmu. |
Aisyah | : | (tersenyum malu-malu) Benar, Ayah. Saya sangat terkesan dengan Abdullah. Dia seperti pahlawan bagi desa ini. |
Abdullah | : | (terkejut) Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Saya hanya melakukan yang terbaik untuk desa dan komunitas kami. |
Kepala Rombongan | : | Abdullah, maaf jika pertanyaan saya agak pribadi, tapi apakah kamu sudah memiliki istri? |
Abdullah | : | (terkejut) Oh, tidak, Tuan. Saya belum menikah. |
Sahabat 1 | : | (bercanda) Jangan khawatir, Abdullah. Istilahnya, calon istri pun belum ada! |
(Semua tertawa, termasuk Pak Kepala Desa dan peserta rombongan) | ||
Kepala Rombongan | : | Ah, begitu. Maaf, saya tidak bermaksud menyindir. Tapi, bagaimana dengan putri saya? Dia belum menikah, dan sepertinya kamu adalah pemuda yang baik. |
(Wajah Abdullah dan Aisyah memerah, menunjukkan saling tertarik) | ||
Kepala Desa | : | (sambil tersenyum) |
[Mereka makan bersama sambil tertawa dan bercanda, menandai akhir dari perjuangan mereka dan awal dari persahabatan baru yang akan terus berkembang.] | ||
7 comments
Menarik ceritanya kak
Ceritanya sangat bagus KK,,
Wirda widayani,BI-30.NUA 48
ceritanya sangat menarik, alur dari drama yg disajikan juga tidak kacau balau sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya
Nama: Aziz Malik
Nim: 22016090.
Microteaching 0063
Kisah yang menceritakan keteguhan seorang pemuda yang menjaga kebudayaan kampungnya dan rajin membantu masyarakat dikampung nya. Dengan kepribadian nya itu ia mendapatkan jodoh yang baik dan bersahaja.
Nurain syafiatul aqsa, BI-NS-0532 NUA 19
Ceritanya menarik tidak membosankan dengan alur yang bagus, dan tokohnya juga keren dengan karakter yang teguh akan pendiriannya.
Katanya Vin, cinta sejati itu ga ada loh, gimana nih Vin. Tanggapan kamu?😂
Kisah yang menceritakan keteguhan seorang pemuda yang menjaga kebudayaan kampungnya dan rajin membantu masyarakat dikampung.Ceritanya menarik tidak membosankan dengan alur yang bagus, dan tokohnya juga keren dengan karakter yang teguh akan pendiriannya.