Asal-Usul Nama Kota Banyuwangi
Asal-Usul Nama Kota Banyuwangi

Asal-Usul Nama Kota Banyuwangi

0 Shares
0
0
0

Tidak semua daerah, kota, atau kawasan tertentu lainnya seperti kabupaten di Indonesia memiliki legenda atau asal-usul penamaan. Salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki legenda adalah Kota Banyuwangi. Namun, kita tidak ingin meperdebatkan kebenaran asal-usul penamaan suatu legenda, termasuk legenda Kota Banyuwangi. Hal terpenting dari legenda adalah nilai-nilai, terutama nilai-nilai kemanusiaan, hidup, dan kehidupan manusia. Cermatilah legenda berikut ini.

Pada zaman dahulu, di kawasan ujung timur Provinsi Jawa Timur, terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu.

“Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.

“Ke mana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan kucari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang meminum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun, baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.   

“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari Kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena ayah Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.

Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri Tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya.

Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.

“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda dimintai bantuan, tetapi Adinda tolak!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.  

Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat. 

Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama itu kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Ada ungkapan bijak yang menyatakan, “Penyesalan selalu datang terlambat”. Memang, kesangsian itu manusiawi. Namun, hal terpenting adalah: selalu berpikir positif dan hati-hatilah dengan ucapan kita. Mulut kita adalah harimau kita. Lebih luas dari itu, jejari kita juga harimau kita misalnya berkaitan dengan aktivitas bermedsos. Sebelum penyesalan itu tiba, berhati-hatilah dengan pikiran, mulut, dan jari-jari kita, terutama dalam bermedsos.

21 comments
  1. Nama: Tiara jayani
    Nim: 23016116
    GWA: GTBI- NS-0001

    Cerita tentang asal-usul penamaan Kota Banyuwangi mengandung pesan moral yang dalam tentang kehati-hatian dalam membuat asumsi, kepercayaan, dan penilaian terhadap orang lain. Raden Banterang, meskipun merupakan seorang yang gagah dan bijaksana, terjebak dalam kesalahan karena terlalu mudah percaya pada asumsi negatif terhadap istrinya, Surati. Kesalahan ini membawanya pada penyesalan yang mendalam setelah menyadari kebenaran yang sebenarnya.

    Selain itu, cerita ini juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang baik dan memahami perspektif orang lain sebelum membuat keputusan yang penting. Kekuatan percakapan dan pemahaman empati dapat mencegah konflik dan keputusan yang tidak bijaksana.

    Dengan demikian, kesimpulan dari cerita ini adalah pentingnya kehati-hatian, komunikasi yang baik, dan pemahaman empati dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mengambil hikmah dari kisah ini, kita dapat belajar untuk lebih bijaksana dalam membuat penilaian dan menghindari penyesalan yang tidak perlu.

    1. Fiana Amara Alika
      GWA Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
      Dari cerita asal usul nama Kota Banyuwangi kita dapat mengambil pesan moral bahwasannya jangan mudah termakan oleh omongan orang yang tidak kita kenal sama sekali dan jangan bodoh dalam bertindak, sebelum bertindak kita harus memikirkan dengan matang dan banyak yang hal yang harus dipertimbangkan apakah sesuai atau tidak sesuai agar tidak menyesal nantinya, karena ibarat nasi yang telah menjadi bubur tidak dapat kembali semula dan hanya perasaan bersalah dan menyesal akhir yang didapatkan. Maka, bijaklah dalam bertindak.

  2. Walaupun saya sudah tahu tentang legenda asal usul nama Banyuwangi ini, karena saat kecil saya pernah menonton film nya di MNCTV di sana banyak cerita rakyat yang difilmkan. Namu setelah saya membaca cerita ini saya seperti meenggali memori lama, cerita ini sangat menarik. Walaupun kisah ini banyak diceritakan dengan versi yang berbeda. Namun versi kali ini juga tak kalah menarik untuk dibaca, sehingga menambah pengetahuan dan pelajaran kehidupan untuk tidk terburu-buru dalam bertindak. Berusahalah mendengar penjelasan terlebih dahulu agar tidak menyesal nantinya.

  3. (Dwi Putri Intania PPG G2 Kelas Rima)
    Cerita tentang asal usul kota Banyuwangi ini memberikan pesan moral agar kita jangan terlalu mudah percaya dengan perkataan orang lain, sebaiknya kita mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya mengenai yang diucapkan oleh orang kepada kita. Selain itu, jangan gegabah dalam mengambil keputusan agar tidak menyesal di kemudiannya, kita harus berpikir jernih dalam mengambil suatu tindakan dan menimbang apakah keputusan yang akan kita ambil itu baik dan tidak mendatangkan hal buruk yang akan menjadi penyesalan bagi kita nantinya.

  4. (FITRIYANI, PPG G2 kelas Rima)
    Ada pesan moral dan hikmah yang saya dapat dari cerita asal usul nama kota Banyuwangi, pentingnya untuk mencari tahu terlebih dahulu bukti kebenaran sebelum bertindak. Jangan mudah percaya ketika dihasut oleh orang yang belum kita ketahui seluk beluknya karena akan membuat pertengkaran dan kehancuran. Tindakan yang akan kita lakukan harus dipikirkan matang-matang karena jika tidak akan berujung penyesalan dan selalu berpikir positif.

    1. Nama : Winny Avria Lestin
      Nim : 23042239
      BI-NS-0032
      Cerita Asal Usul Nama Kota Banyuwangi memberikan pesan moral bahwa pentingnya komunikasi dan kepercayaan dalam suatu hubungan,jangan mudah terhasut dengan perkataan orang lain dan bijiklah dalam mengambil keputusan

  5. Miftahul Putri Deya, PPG G2 Kls Rima
    Cerita ini mengisahkan tentang asal usul kota Banyuwangi, pesan moral yang didapatkan dari cerita ini adalah kita jangan mudah percaya dan terpecah belah atas perkataan orang lain, sebaiknya diselidiki dulu apa yang disampaikan orang lain terhadap kita, apakah yang dibicarakannya benar atau salah. Selain itu, jangan pernah mengambil keputusan dalam keadaan sedang emosi jika tidak ingin menyesal dikemudian hari.

  6. Devani, PPG G2 Kls Rima

    Pesan moral yang terkandung di dalam cerita tersebut ialah terkait dengan tindakan. Maka berhati-hatilah dalam bertindak, jangan sampai akibat tindakan yang tidak terkendalikan berbuah penyesalan diakhirnya.

  7. Rima Syukhria, PPG G2 B.Indo tahun 2023

    Cerita tersebut mengajarkan kita jangan langsung percaya kepada orang lain karna penyesalan itu datangnya di akhir.

  8. Nama : Sukma Julita
    NIM : 23042223
    BI-NS-0032

    Cerita ini mengajarkan nilai-nilai tentang kesetiaan, kehati-hatian, dan pentingnya berpikir positif serta berkomunikasi secara efektif untuk mencegah konflik dan penyesalan di kemudian hari.

  9. Amelia Rahma, (PPG G2 Kls Rima)
    pesan moral yang dapat saya ambil dari cerita Asal-Usul Banyuwangi ini adalah jangan terlalu mengambil tindakan atau berprasakan yang buruk sebelum mendapat penjelasan yang benar, karena jika tidakan yang kita lakukan atau berprasangka yang buruk yang kita fikir ternyata salah maka dikemudian akan terjadi penyesalan, dan biasakanlah mendengar penjelasan sesorang sebelum mengambil keputusan.

    1. Amelia Putri, PBA-NS-0060
      Ada pesan moral yang dapat kita ambil dalam cerita ini jangan mudah percaya atau terhasut dengan perkataan orang lain dan jangan gegabah dalam mengambil keputusan dan bijaklah dalam bertindak .

  10. Melati Sukma PBA-NS-0060
    Pesan yang dapat kita ambil dari cerita tersebut, jangan pernah percaya dengan omongan seseorang yang tidak kita kenal dan apa yang kita lakukan harus berpikir dahulu sebelum bertindak.

  11. Fadila Amanda Meriska PBA-NS-0060
    Cerita ini mengajarkan kita agar berhati-hati dalam suatu mengambil tindakan. Karena jika tindakan yang kita ambil salah akan menjadi penyesalan. Dan jangan pernah percaya omongan seseorang kalau belum tentu benar adanya.

  12. Amelia Putri, PBA-NS-0060
    Ada pesan moral yang dapat kita ambil dalam cerita ini jangan mudah percaya atau terhasut dengan perkataan orang lain dan jangan gegabah dalam mengambil keputusan dan bijaklah dalam bertindak .

  13. Wilyani Eka Pertiwi_22016211
    PBA-NS-0060
    Pesan yang dapat kita ambil kita harus berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain dan seperti kata pepatah “Penyesalan selalu datang terlambat”, Sebelum penyesalan itu tiba, berhati-hatilah dengan pikiran, mulut, dan jari-jari kita.

  14. Rahmi Fediza Putri, PBA-NS-0060
    Banyuwangi memiliki sejarah yang menarik, dengan berbagai warisan budaya yang menarik untuk diulik, seperti kesenian tari gandrung yang terkenal sebagai ikon daerah. .
    Legenda Sritanjung merupakan salah satu legenda yang melekat bagi warganya, yang memiliki potensi yang menarik untuk diangkat sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan lokal.Teknologi modern dapat digunakan untuk menjadi media penyebaran dari cerita legenda Sritanjung, yang sebelumnya terbatas pada cetakan buku yang terbatas. Pesan moral yang diterima dari legenda Banyuwangi adalah amarah dan nafsu angkara murka akan membawa petaka, maka sikap hati-hati dan tidak terburu nafsu, serta mau mendengarkan penjelasan orang lain akan terhindar dari penyesalan.

  15. Atika Aprilia Putri PBA-NS-0060 Pesan yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah jangan mudah mempercayai perkataan orang lain, karna penyesalan itu datangnya di akhir berhati-hati saat berbicara dan bertindak agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

  16. Nama : Yusuf Effendi
    Nim : 20042299
    Kelas : BI-NS-0102
    Prodi : Ilmu Administrasi Negara
    Dari cerita di atas adalah Tidak semua daerah, kota, atau kawasan tertentu lainnya seperti kabupaten di Indonesia memiliki legenda atau asal-usul penamaan. Salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki legenda adalah Kota Banyuwangi. Namun, kita tidak ingin meperdebatkan kebenaran asal-usul penamaan suatu legenda, termasuk legenda Kota Banyuwangi. Hal terpenting dari legenda adalah nilai-nilai, terutama nilai-nilai kemanusiaan, hidup, dan kehidupan manusia.

  17. Nama : Nurul Afriani
    NIM : 23033025
    Sesi : BI-NS-0102
    Pesan moral yang terkandung di dalam cerita tersebut ialah terkait dengan tindakan. Maka berhati-hatilah dalam bertindak, jangan sampai akibat tindakan yang tidak terkendalikan berbuah penyesalan diakhirnya dan juga cerita tersebut mengajarkan kita jangan langsung percaya kepada orang lain karna penyesalan itu datangnya di akhir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *