Rahman bingung. Setamat SMP, kemana dia harus melanjutkan pendidikannya? Apakah ke SMU, SMK, MAN, ataukah masuk ke pondok pesantren? Menurut Rahman, hal itu perlu dipikirkan dan dipersiapkan masak-masak meski masih cukup waktu untuk memikirkan kemana dia harus melanjutkan sekolah. Rahman baru duduk di kelas VIII dan menjelang kenaikan kelas.
Pak Budi, ayah Rahman, berpendapat bahwa sebaiknya Rahman melanjutkan sekolahnya ke SMU. Menurut Pak Budi, dengan memasuki SMU, maka peluang Rahman untuk memasuki jurusan apa pun kelak di perguruan tinggi terbuka lebar. Kalau setamat SMP Rahman melanjutkan sekolahnya ke SMK atau pondok pesantren maka jurusan yang dapat diambilnya di perguruan tinggi akan terbatas.
Sebaliknya, Bu Nangningnung, ibu Rahman, berpendapat bahwa sebaiknya Rahman melanjutkan ke pondok pesantren. Menurut Bu Nung, Rahman perlu lebih mendalami agama Islam meskipun tidak harus menjadi mubaligh. Jiwa agamis sangat perlu untuk kehidupan mendatang, baik di dunia maupun akhirat. Bu Nung berpendapat bahwa dengan memasuki pondok pesantren, peluang melanjutkan ke jurusan apa pun di perguruan tinggi juga tidak akan terhambat. Bu Nung sangat tidak setuju jika Rahman melanjutkan ke SMK Teknik atau SMK Bisnis. Menurut Bu Nung, siswa-siswa SMK sering terlibat tawuran, berkelahi, dan ugal-ugalan.
Razak, kakak tertua Rahman, berpendapat lain. Menurut Razak, sebaiknya Rahman melanjutkan ke SMK Teknik atau dulu dikenal dengan STM. Razak berpendapat bahwa Rahman memiliki bakat di bidang teknik, terutama teknik elektro. Menurut Razak, sarjana elektro sangat dibutuhkan masyarakat dan peluang kerja sangat besar.
Rahman semakin bingung karena Bu Siti, adik Bu Nangningnung, menghendaki Rahman melanjutkan sekolahnya ke SMK Bisnis (dulu dikenal dengan SMEA). Menurut Bu Tini, Rahman sangat cocok untuk menjadi ekonom atau meraih gelar sarjana ekonomi. Kebetulan, Bu Siti tidak memiliki anak dan sangat menyayangi Rahman. Di samping itu, Bu Siti memiliki toko tekstil yang cukup besar. Bu Siti menghendaki kelak Rahman lah yang mengelola toko tersebut.
Akhirnya, keluarga Rahman berkumpul untuk membicarakan kelanjutan sekolah Rahman.
Perankanlah adegan percakapan keluarga Rahman yang terdiri atas: (1) Rahman, 14 tahun, (2) Pak Budi, ayah Rahman, 50 tahun, (3) Bu Nangningnung, ibu Rahman, 45 tahun, (4) Bu Siti, adik Bu Nangningnung, 42 tahun, dan (5) Razak, kakak rahman, 21 tahun.
Jadilah kelompok terbaik!
Catatan: Teks ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran mapel Bahasa Indonesia setingkat SMP dan yang sederajat.
14 comments
Rahman dapat mempertimbangkan keinginan orangtua, saudara dan bibinya. Karena bisa jadi hal tersebutlah yang membuka sudut pandangnya untuk mengambil langkah selanjutnya untuk pendidikannya. Tetapi, sebaiknya Rahman tidak terlalu ditekan, melainkan diberikan arahan. Semangat Rahman, ini adalah langkah awal kamu untuk masa depan yang indah.
Mungkin saya jika diposisi Rahman akan sangat bingung. Semua pendapat memiliki alasannya masing-masing. Menurut saya Rahman harus mengenal diri nya terlebih dahulu, dimulai dengan menyadari hal yang disukai Rahman atau minat dan bakatnya. Apabila Rahman sudah memiliki mimpi sendiri maka ia akan memilih sekolah sesuai dengan tujuan untuk meraih mimpinya.
Semua usulan dari keluarga Rahman itu baik dan mungkin itu bentuk perhatian dari keluarganya. Tetapi memang di posisi Rahman itu sulit, karena harus memilih salah satu. Menurut saya Rahman memang harus memikirkannya secara matang dengan mengenali bakat, minat, dan kesungguhannya itu dimana, karena itu akan menentukan masa depannya.
Teks ini menggambarkan kompleksitas dalam mengambil keputusan pendidikan bagi Rahman, seorang siswa SMP yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Setiap anggota keluarga memiliki pandangan yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang dan kepentingan pribadi mereka. Keputusan yang diambil akan memengaruhi masa depan Rahman secara signifikan.
Amanat yang dapat diambil dari cerita di atas adalah pentingnya mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan potensi individu dalam menentukan arah pendidikan dan karir. Setiap anggota keluarga memiliki pendapat yang berbeda berdasarkan pengalaman dan pandangan mereka masing-masing, namun keputusan akhir sebaiknya mempertimbangkan minat, bakat, dan aspirasi pribadi Rahman. Komunikasi dan diskusi terbuka dalam keluarga juga sangat penting untuk mencapai keputusan terbaik yang mendukung masa depan Rahman.
Cerita ini menunjukkan bagaimana keputusan yang diambil oleh individu dapat dipengaruhi oleh pendapat dan harapan orang-orang yang mereka sayangi, serta bagaimana pentingnya mempertimbangkan opsi yang tersedia dalam membuat keputusan yang tepat untuk masa depan.
Semua pendapat memiliki alasannya masing-masing. Menurut saya Rahman harus mengenal diri nya terlebih dahulu, dimulai dengan menyadari hal yang disukai Rahman atau minat dan bakatnya sehingga bisa menentukan kemana jalan ia selanjutnya.
Teks Ke mana Rahman Harus Melanjutkan Sekolah?, Memberi anak kebebasan untuk membuat keputusan dalam hidup mereka bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mandiri yang sangat penting dalam kehidupan.
Nama: Suci Indah Lestari
Nim: 23016048
GWA: GTBI-NS-2110
Pesan yang dapat diambil dari percakapan keluarga Rahman adalah pentingnya mempertimbangkan aspirasi, bakat, dan minat Rahman dalam memilih pendidikan lanjutan. Setiap anggota keluarga memiliki pandangan dan harapan yang berbeda-beda, tetapi yang paling penting adalah memperhatikan kebutuhan dan potensi Rahman sendiri. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat individu untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan.
Nama: Zahwa Asysyifa
Nim: 23016130
GWA: GTBI-NS-2110
cerita ini sangat menyentuh hati, bahasa yang digunakan pun sederhana namun pembacanya dapat merasakan emosi yang dirasakan tokoh utama.
Dalam cerita keluarga Rahman memberikan pesan yang sangat berharga tentang urgensi dalam mempertimbangkan aspirasi, bakat, dan minat pribadi Rahman dalam menentukan pendidikan lanjutan. Meskipun setiap anggota keluarga memiliki pandangan dan harapan yang beragam, fokus terutama harus diberikan pada kebutuhan dan potensi Rahman sendiri. Hal ini menegaskan betapa esensialnya memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat individu guna mencapai keberhasilan dan kebahagiaan di masa depan. Dengan memprioritaskan kebutuhan dan potensi pribadi, Rahman akan memiliki landasan yang kuat untuk meraih impian dan mencapai puncak kesuksesan dalam perjalanan pendidikan dan karirnya.
Dari cerita ini pesan yang dapat di ambil adalah, perlunya pertimbangan yang masak dalam mengambil keputusan, musyawarah dan pendapat dari orang terdekat sangat diperlukan. Dan yang terpenting perlunya untuk mengenal diri sendiri, kemauan dan bakat yang dimiliki untuk mempertimbangkan pendapat dan saran dari orang-orang terdekat.
Cerita ini menekankan pentingnya komunikasi dan diskusi terbuka dalam keluarga untuk memahami aspirasi dan kebutuhan individu. Orang tua perlu mendukung minat dan bakat anak mereka dengan memberikan arahan dan bimbingan yang tepat, tanpa memaksakan kehendak mereka sendiri. Memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan passion dan potensi diri merupakan kunci utama untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di masa depan.
Situasi yang sedang dialami Rahman menunjukkan pentingnya mempertimbangkan minat, bakat, dan keinginan pribadi Rahman dalam membuat keputusan. Meskipun masukan dari keluarga sangat penting, pilihan akhir harus berdasarkan apa yang paling sesuai dengan potensi Rahman sendiri. Hal ini penting agar Rahman merasa puas dan termotivasi dalam menjalani pendidikan dan karir masa depannya.