Presiden yang Empatik
Presiden yang Empatik

Presiden yang Empatik

0 Shares
0
0
0

Usaha untuk menyesuaikan diri tidak selamanya sukses. Hal itu juga dialami oleh Barack Obama, Presiden Amerika Serikat, dan rombongan ketika mengadakan kunjungan resmi ke kawasan kaum nudis di Pantai Houlover, Miami, Amerika Serikat.

Pantai Haulover terletak di pinggiran Kota Miami, Amerika Serikat, dengan luas sekitar 40 hektar serta garis pantai sepanjang 24 km merupakan salah satu tempat wisata resmi kaum nudis (berkebiasaan tidak mengenakan pakaian dalam keseharian). Pada Desember 2013, wisatawan dan penghuni pantai tersebut sempat panik karena akan ada kunjungan resmi Presiden AS, Barack Obama. Serentak, mereka mengadakan persiapan. Untunglah, pada saat yang telah ditentukan, persiapan itu dapat diselesaikan dengan baik.

Hari yang ditetapkan pun tiba. Barrack Obama, tanpa disertai Ibu Negara, datang dengan rombongan kecil. Karpet merah pun dibentangkan dari batas pagar pantai ke kawasan wisata. Alunan lagu kebangsaan  The Star-Spangled Banner dilantunkan secara apik melalui pengeras suara. Pintu mobil limosin kepresidenan dibuka. Obama, dikawal tiga orang ajudannya turun perlahan dan berjalan menuju pantai. Semuanya nudis alias tidak mengenakan sehelai benang pun. Menurut Obama, hal itu dilakukan untuk menghormati kaum nudis yang akan dikunjunginya.

Suasana menjadi kacau. Ternyata, di balik gerbang, di samping kiri-kanan karpet, berjajar kaum nudis yang berpakaian resmi-lengkap. Kaum laki-laki mengenakan sepatu, jas, dan dasi. Kaum perempuan mengenakan pakaian resmi dan bersepatu. Menurut kesepakatan penyambut tamu, tidak sopan jika menyambut rombongan kepala negara jika tetap nudis.

Rombongan Obama pun kaget. Mendadak langkahnya terhenti melihat pakaian  lengkap para penyambut. Alunan lagu The Star-Spangled Banner terhenti. Sunyi, kaku, dan tegang. Masing-masing pihak tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Untunglah, Jhony Walker, orang yang ditunjuk sebagai ketua penyambuat rombongan kepala negara segera bertindak. Cepat diraihnya mike  dan meneriakkan aba-aba agar kawan-kawannya menanggalkan seluruh pakaian. Kembali ke tradisi nudism.  Segera, para penyambut tamu pun melakukan perintah Walker. Suasana kembali meriah. Lagu The Star-Spangled Banner kembali dikumandangkan keras.

Obama dan para ajudan melanjutkan perjalanan kunjungan dengan berjalan tegar. Tanpa sehelai benang pun melekat di badan masing-masing.  Penanti rombongan juga menyesuaikan. Acara kunjungan kepala negara berlangsung meriah. Namun, jangan harap masyarakat AS maupun dunia menyaksikan tayangan acara kunjungan tersebut. Wartawan foto dan lainnya memang tidak diikutsertakan … entah apa sebabnya.

20 comments
  1. Nama : Rizky Amanda
    NIM : 23134011
    WAG : BI-NS-0207

    Hal yang dapat dipelajari dari teks anekdot ini adalah untuk tetap menghormati adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

    1. MAMA : FAIZAL ALQADAFI
      NIM : 23233039
      SESI : 0214
      Kesimpulan dari inspirasi tentang “Presiden yang Empatik” adalah bahwa seorang presiden yang memiliki sifat empati mampu membangun koneksi yang kuat dengan rakyatnya, mendengarkan permasalahan mereka, dan merespons dengan kebijakan yang lebih mengutamakan kesejahteraan dan keadilan sosial. Kemampuan empati dalam seorang pemimpin memungkinkan mereka untuk memahami perspektif dan kebutuhan warga negara, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan mereka.
      ini menekankan pentingnya sifat empati dalam kepemimpinan presiden, karena hal ini dapat membawa dampak positif pada hubungan antara pemerintah dan rakyat serta mendorong kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat.

  2. Hal ini menunjukkan sikap respek dan taunya tata krama yang tepat dari kedua belah pihak. Saya juga tak menyangka akan seperti ini anekdot yang akan dikeluarkan sungguh menggelitik

    Rahma Aprilani
    BI NS 0207

    1. Sikap yang ditunjukan adalah sikap menghargai adat dan kebiasaan yang berlaku di suatu daerah. Hal tersebut sudah seharusnya dilakukan dan ditiru dalam konteks yang baik.

  3. Nama: Anisa Dela Safira
    Nim: 23134022
    Prodi : D3 Manajemen perdagangan
    WAG : BI-NS-0208

    Berdasarkan teks anekdot tersebut dapat dipahami bahwa disetiap tempat memiliki adat dan budaya masing-masing, menghormati dan menghargai adalah cara paling tepat untuk menghadapi situasi tersebut. Dan keputusan untuk tidak mengikutsertakan wartawan foto mungkin juga termasuk kedalam cara menghargai tersebut

    1. Rizka Nailatul Hasanah – 23020022
      WAG (BI-NS-0208)
      Dari cerita diatas ” Presiden yang Empatik” menggambarkan seorang presiden Amerika yaitu Barack Obama yang Empatik kepada masyarakat, menghargai membiasaan masyarakat yaitu kaun Nudis, kaum yang kebiasaanya tidak mengenakan baju.
      Tetapi presiden Amerika ini, tatap menghargainya, walaupun ia seorang presiden, ia tetap rendah hati kepada masyarakatnya.
      Nilai yang dapat kita petik adalah nilai atau sikap saling menghargai, dimana akhir ceritanya kaum nudis itu juga menghargai kedatangan kepala negaranya, Barack Obama, hal ini membuat Barack Obama terkejut melihat masyarakat nya yang kaum nudis mengenakan pakaian resmi saat menyambut kedatangannya.

  4. Pesan yang dapat diambil dari teks tersebut adalah bahwa usaha untuk menyesuaikan diri tidak selalu sukses. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan budaya, nilai, dan norma yang dianut oleh masing-masing pihak.
    Dalam kasus yang diceritakan dalam teks, Barack Obama dan rombongannya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan budaya kaum nudis dengan tidak mengenakan pakaian. Namun, usaha tersebut tidak sepenuhnya berhasil. Hal ini karena kaum nudis juga memiliki aturannya sendiri, yaitu tidak sopan untuk menyambut tamu dengan berpakaian.
    Perbedaan budaya, nilai, dan norma ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan tersebut sebelum melakukan usaha untuk menyesuaikan diri.

  5. Cerita tersebut mengajarkan tentang sisi positif seorang presiden Amerika,Barrack Obama, yang tetap menghargai kebiasaan dan budaya masyarakat pada tempat yang akan dikunjunginya.Meskipun ia seorang presiden,tetapi ia tetap menghormati kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat.Itu membuktikan sifat rendah hati yang dimilikinya,tidak sombong atas jabatan yang dimiliki.
    Namun,terkandung niat baik kita tak selamanya berujung mulus,seperti yang dilakukan oleh Barrack Obama dan pasukannya yang mencoba mengikuti tradisi kaum nudism,tapi ternyata kaum nudism meninggalkan kebiasaan mereka demi menyambut tamu kehormatan tersebut.Hal ini menunjukkan sifat kerendahan hati dan keramah tamahan dari kedua belah pihak.

  6. Nama Nurmaiyah Lubis
    Nim 23016033
    No.urut.08(Sesi-0012)
    Kesimpulan yang saya dapat dalam Teks Anekdot: Presiden yang Empatik”. Namun, secara umum, anekdot adalah cerita pendek yang mengandung pesan moral atau humor dan biasanya digunakan untuk menghibur atau memberikan inspirasi kepada pendengar atau pembaca. Presiden yang empatis dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih memahami dan peduli terhadap orang lain, terutama mereka yang membutuhkan. Sebagai warga negara yang baik, kita juga harus memperhatikan kepentingan bersama dan berusaha untuk membantu sesama dalam kapasitas kita masing-masing.

  7. Dari cerita Presiden yang empatik menggambarkan Barack Omba yang empatik kepada masyarakat,menghargai kebiasaan masyrakat yaitu kaum nudism,kaum yang kebiasaannya tidak mengenakan baju.ia tetap menghormati kebiasaan itu.ia membuktikan sifat rendah hati,tidak sombong dengan jabatan yang dimilikinya.Barack Omba dan pusakannya yang mencoba mengikuti tradisi kaum nudism,ternyata kaum meninggalkan kebiasaan tersebut demi menyambut tamu kehormatan.hal ini menunjukkan sifat keramah tamahan dari kedua belah pihak.

  8. Nama:Ade Silfia Utami
    Nim:23016054
    No urut:12
    SIMAK-NS-0012
    Nilai yang dapat kita petik adalah sikap saling menghormati, Barack Obama selalu menghormati adat dan budaya masyarakat di tempat yang dikunjunginya.Meski menjabat sebagai presiden ia tetap menghormati adat dan tradisi masyarakat setempat.

  9. Refky Faizal_23233014(BI-NS-0208)
    pesan moral yang dapat kita ambil adalah sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia, dapat kita contoh dari Barack Obama seorang presiden yang menghormati dan menghargai adat dan agama masyarakat setempat

  10. seperti pepatah Minangkabau, “Di ma bumi dipijak, di situ langik dijunjuang” Barack Obama ternyata orang Minang.

  11. Delvia Trimelda (BI-NS-0207)
    23233002
    Teks anekdot ini ada sedikit pesan terkait dimana kita harus menyesuaikan diri dimana pun berada dalam konsep yang positif. Namun cerita ini mengandung unsur lucu ketika presiden Barack Obama ternyata mendapatkan penyambutan diluar dugaannya.

  12. Sikap saling menghargai dan menghormati antar ras atau adat dalam berkunjung.

  13. Dari cerita diatas sangat diluar dugaan dimana ada kesalahan pahaman antara rombongan presiden dengan masyarakat nudis tentang pakaian mereka.
    Ini lah yang membuat cerita tersebut lucu dan menarik perhatian.
    Menurut saya pesan dari cerita diatas adalah untuk mengingat kan kita sebagai manusia tentang penting nya sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama.

    1. Tambahan komentar
      Karena saya beragama Islam, maka kita harus saling hormat menghormati dengan orang lain dengan syarat tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
      Karena agama islam menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan akhlak yang baik yang harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

  14. Hal yang bisa saya ambil dari cerita tersebut ialah pentingnya rasa saling menghargai dan menghormati. Walau bagaimana pun, adat akan tetap menjadi adat, dan tidak ada pernah berubah. Saling berkomunikasi satu sama lain, agar terciptanya keselarasan dan tidak salah paham.

  15. Izin menanggapi bapak. Sebelumnya terima kasih Bapak atas cerita anekdot “Presiden yang Empatik”. Dari cerita ini dapat saya saya ambil sebuah pelajaran bahwa dalam kunjungan ketempat lain memang harus menyesuaikan diri baik dari adat, sikap, sosial budaya, dan lainnya. Hal tersebut tidak semuanya bisa dikondisikan karena pandangan seseorang dengan orang lainnya pastilah berbeda. Oleh karena itu, pentingnya konfirmasi dan persiapan yang matang untuk sebuah pertemuan, apalagi pertemuan resmi.
    Dinda Afri Yanti, BI-NS-0214
    Nim:23233037
    Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *