Tragedi Bujang Nadi dan Dare Nandong
Tragedi Bujang Nadi dan Dare Nandong

Tragedi Bujang Nadi dan Dare Nandong

0 Shares
0
0
0

Tersebutlah kisah tentang dua saudara kandung yang bernama Bujang Nadi dan Dare Nandong. Mereka adalah putra dan putri raja di Kerajaan Sambas, Kalimantan Barat. Raja tersebut bernama Tan Nunggal. Raja Tan Nunggal memperistri seorang gadis dari kalangan rakyat biasa. Dari pernikahannya, Tan Nunggal dan Istrinya dikaruniai satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Anaknya yang laki-laki bernama Nadi dan anak yang perempuan bernama Nandong. Dalam kebiasaan masyarakat Sambas, anak laki-laki sering dipanggil dengan sebutan Bujang dan anak perempuan dipanggil dengan sebutan Dare, maka jadilah putra putri mereka dipanggil dengan nama Bujang Nadi dan Dare Nandong.

Raja Tan Nunggal dikenal dengan raja yang kejam, zalim dan sombong kepada semua rakyatnya. Dia memimpin kerajaan dengan sewenang-wenang. Semua keinginannya harus dilaksanakan, walaupun hal tersebut tidak disukai oleh rakyatnya.

Suatu ketika ada hal mengejutkan yang dilakukan sang raja. Raja Tan Nunggal adalah raja yang sangat suka memakan sambal asam. Ia tidak akan mau makan tanpa ada hidangan sambal asam tersebut. Saat itu, tukang masak kerajaan atau tukang buat sambal asam terlambat membuat sambal asam, sedangkan jam makan siang Raja Tan Nunggal sudah sebentar lagi. Si tukang masak pun tergesa-gesa membuat sambal asam tersebut agar Ia tidak mendapat amukan dari sang raja jika terlambat.

Saat membuat sambal, jari kelingking si tukang masak teriris pisau dan tanpa sengaja darahnya menetes ke dalam sambal asam yang sedang Ia buat. Tanpa berpikir panjang, si tukang masak pun mengaduk darahnya yang menetes ke dalam sambal karena waktu yang tidak memungkinkan lagi untuknya membuat sambal asam yang baru. Setelah siap, Sambal asam tersebut pun langsung disajikan di meja makan Raja Tan Nunggal.

Saat memakan sambal asam yang terhidang di meja makan, Raja Tan Nunggal takjub, karena menurutnya sambal asam yang sekarang ia makan terasa lebih lezat dari yang sebelum-belumnya. Ia pun berpikir “Mengapa ya sambal asam pada hari ini sangat enak, berbeda dengan hari biasanya.”

Selesai menyantap makan siangnya, Raja Tan Nunggal pun bertanya kepada tukang masak tersebut tentang sambal asam buatannya yang semakin lezat. Timbul pemikiran untuk berbohong kepada raja tentang darahnya yang tak sengaja menetes di sambal asam, namun karena Ia takut kebohongannya akan diketahui, Ia akhirnya menceritakan kejadian sebenarnya tentang sambal asam yang telah bercampur dengan darahnya. Anehnya setelah mendengar penjelasan si tukang masak, Raja Tan Nunggal tidak marah sama sekali, malah Ia memerintahkan kepada tukang masak untuk selalu meneteskan darah manusia setiap kali membuat sambal asam untuk menu makannya.

Si tukang masak pun terkejut dengan perintah sang raja yang sangat tidak masuk akal, namun ia harus tetap mematuhi perintah rajanya. Tukang masak tersebut pun menceritakan kejadian yang ia alami kepada keluarganya dan tetangga-tetangganya, jadilah raja Tan Nunggal dikatakan manusia setengah siluman oleh rakyat.

Lain halnya dengan sang ayah yang kejam, Bujang Nadi dan Dare Nandong merupakan putra putri yang baik dan penurut. Bujang Nadi dan Dare Nandong tidak pernah bermain di luar bersama rakyat biasa karena sang ayah tidak memperbolehkan anak-anaknya bergaul dengan rakyat biasa, jadilah Bujang Nadi dan Dare Nandong hanya bermain berdua saja di istana dari mereka kecil sampai dewasa.

Sedari kecil Bujang Nadi sangat suka memelihara ayam jago, sedangkan Dare Nandong sangat suka menenun kain. Dare Nandong bahkan mendapatkan hadiah berupa mesin tenun yang berlapis emas dari sang ayah.

Suatu hari Bujang Nadi dan Dare Nandong sedang asik bermain di taman istana, mereka berbincang-bincang tentang perkawinan. Tanpa mereka sadari, ternyata mereka diintip oleh seorang pengawal istana.  

“Dik, jika kamu ingin mencari pasangan hidup,  pasangan hidup yang seperti apa yang kamu idam-idamkan?” tanya Bujang Nadi kepada Adiknya Dare Nandong.

“Adik sangat mengharapkan calon suami adik nanti mirip dengan Abang, baik itu dari segi ketampanannya, gagahnya, dan sikapnya harus seperti Abang. Sedangkan Abang, istri seperti apa yang Abang inginkan?” sang adik balik bertanya kepada abangnya.

“Abang juga berkehendak demikian, abang sangat mengharapkan istri abang nantinya akan sama seperti Adik cantiknya dan tentunya hati istri abang juga seperti Adik lembutnya.”

Mendengar percakapan kakak adik tersebut, pengawal kerajaan yang sedang mengintip salah paham, Ia berpikir Bujang Nadi dan Dare Nandong ingin melakukan perkawinan sedarah. Tanpa berpikir panjang dan tanpa menyelidiki lebih lanjut, sang pengawal kerajaan langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Raja Tan Nunggal. Raja Tan Nunggal sangat terkejut, dia merasa malu mendengar penjelasan pengawal kerajaan.  

Raja Tan Nunggal langsung memerintahkan kepada prajuritnya untuk mengubur kedua anaknya yaitu Bujang Nadi dan Dare Nandong beserta dengan ayam jago milik Bujang Nadi dan mesin tenun milik Dare Nandong tanpa mendengar penjelasan anak-anaknya. Ia pikir sebelum anak-anaknya berbuat hal yang dapat merusak citra dan nama baik Kerajaan Sambas bahkan dapat memberikan aib bagi kerajaan, Ia harus segera mengambil tindakan, padahal apa yang ia dengar belum tentu terbukti kebenarannya.

Bujang Nadi dan Dare Nandong yang tidak tahu menahu pangkal kesalahan mereka sempat berontak saat pengawal-pengawal kerajaan membawa mereka secara paksa, namun mereka tidak dapat melawan. Di sisi lain, sang ibu yang baru tahu tentang berita tersebut dari pelayan kerajaan merasa sangat terkejut dan tidak percaya dengan kejadian yang menimpa anak-anaknya, namun Ia juga tak bisa membantah perintah sang suami yang berwatak kejam itu. 

Bujang Nadi dan Dare Nandong pun dibawa ke daerah danau yang dikelilingi hutan dan bukit. Mereka dimasukkan ke dalam sumur yang dalam dengan keadaan hidup beserta ayam jago Bujang Nadi dan mesin tenun Dare Nandong. Tak ada yang tahu kapan tepatnya mereka meninggal dunia setelah dimasukkan ke dalam sumur yang dalam tersebut. Sumur yang menjadi kuburan mereka terletak di perbukitan, Daerah Sebedang, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Konon katanya semenjak kejadian itu, setiap malam Jumat masyarakat setempat sering mendengar suara kokokkan ayam jantan dan suara orang yang sedang menenun kain yang berasal dari kuburan Bujang Nadi dan Dare Nandong. Sampai saat ini, masyarakat menganggap kuburan tersebut adalah kuburan angker.

20 comments
  1. Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah permasalahan seharusnya kita menyelesaikan dengan baik dan membuktikan kebenarannya.

    Seharusnya “sang pengawal” bertanya dulu kepada bujang nadi dan dare nandong tentang pasangan yang mereka perbincangkan.
    Dan raja seharusnya tidak boleh sekejam itu kepada rakyat dan anaknya, seharusnya raja lebih bijaksana dalam menghadapi masalah.

  2. THIO VALENTINO EDILY PRATAMA
    23133017
    BI-NS-0207
    Dari cerita di atas,pesan yang dapat saya ambil yaitu jangan pernah memberikan informasi yang belum pasti kebenaranya kepada orang lain,karna apa yang kita dengar dan liat belum tentu yang sebenarnya terjadi.Caritaulah terlebih dahulu dan analisalah sebelum di sampaikan kepada orang lain,karna jika tidak kita akan merugikan orang lain yang tidak berbuat salah.
    Pesan yang kedua yaitu jangan pernah langsung mengambil keputusan dan hukuman tapi cari taulah terlebih dahulu sebelum menjatuhkan hukuman.jadilah pemimpin yang adil dan bijak yang bisa mengambil keputusan tanpa hasutan orang lain,jangan jadi pemimpin yang anarkis dan egois yang selalu menindas bawahan dan memintingkan diri sendiri.pergunakan lah jabatan yang ada untuk membantu bukan untuk menindas.Pemimpin yang bijak yaitu pemimpin yang menggunakan akalnya dalam mengambil keputusan;

  3. Rizka Nailatul Hasanah – 23020022
    WAG (BI-NS-0208)
    Cerita Bujang Nadi Dare Nandung mengandung pesan bahwa bertindak sewenang-wenang (egois, mengikuti kemauan sendiri) merupakan sikap dan sifat buruk yang tidak boleh dilakukan dan dicontoh,sebab akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Serta janganlah berkatadan menghukum tanpa adanya bukti dan penjelasan yang benar, karenatentu saja itu merupakan hal buruk yang dapat membawa malapetaka, yang pada akhirnya akan membuat penyesalan dalam diri sendiri dan tidak disukai oleh orang lain.

  4. Sandra Dewi Surya (23133013)
    BI- NS-0207
    Dari cerita yang saya baca di atas saya dapat mengambil pesan yaitu jangan pernah memberikan informasi yang belum pasti kebenaranya kepada orang lain,karna apa yang kita dengar dan liat belum tentu yang sebenarnya terjadi.

  5. Sherly Aprianori
    BI-NS-0208

    Cerita ini menjelaskan tentang seorang raja yang kejam dan sombong,dimana ia bersikap seenaknya saja kepada semua rakyatnya.dan juga ia memimpin kerajaan dengan sewenang-wenang. Semua keinginannya harus dilaksanakan, walaupun hal tersebut tidak disukai oleh rakyatnya.

  6. Dari cerita di atas dapat kita pahami,bahwa sesuatu yang kita dengar sepihak belum tentu itu yang terjadi.Dengarkan penjelasan dan pembelaan dari pihak lainnya juga,pahami,cermati,dan teliti dulu permasalahan yang terjadi.Jangan langsung menyimpulkan sesuatu tanpa mengetahui semua kejelasan permasalah terlebih dahulu.Karena hal tersebut dapat menyebabkan sesuatu yang dapat merugikan kita di masa depan,dan juga dapat merugikan orang atau pihak lain.

  7. Annisa Orlia
    BI-NS-0214
    dari cerita tentang Bujang Nadi dan Dare Nandong menggambarkan tragedi keluarga di dalam sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang kejam dan zalim.

  8. Cerita ini sangatlah menarik, dalam cerita ini mencerminkan pentingnya komunikasi dalam menghindari kesalahpahaman yang merugikan.

  9. Nama : Rizky Amanda
    NIM : 23134011
    WAG : BI-NS-0207
    Pesan yang dapat saya ambil dari cerita ini adalah untuk mencari tahu kebenaran suatu hal terlebih dahulu dan tidak mudah terpengaruh dengan berita – berita yang belum tentu kebenarannya. Kesalahpahaman yang terjadi tentu akan membawa dampak yang sangat buruk di kemudian hari.

  10. Cerita di atas mengajarkan kita untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Ada baiknya ketika kita tertimpa masalah kepada orang atau masalah diri sendiri, tanya dulu orang tersebut, minta penjelasannya, dan minta pendapat dari orang lain. Melakukan hal ketika keadaan emosi dan kecewa, adalah hal yang akan menjadi penyesalan nantinya. Semua keputusan yang diambil ketika kemarahan adalah suatu kesalahan. Oleh karena itu, kita harus menyelesaikan maasalah dengan kepala dingin dan tidak dalam keadaan emosi.

  11. Dari cerita tersebut kita dapat mengambil pelajaran di dalamnya bahwa apa yang kita dengar belum tentu benar. Dan sebelum mengambil suatu tindakan hendaknya kita harus menyelidiki kebenarannya dulu.
    Di sini pentingnya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk dapat memberikan penjelasan karena Setiap orang memiliki hak untuk membela diri.

  12. Dari cerita ini kita belajar untuk tidak langsung memercayai berita yag disampaikan orang lain. Karena berita tersebut belum tentu benar, kita harus mencari tahu terlebih dahulu. Sebagaimana sikap raja yang tidak mau mendengar penjelasan dari anak-anaknya maka terjadilah hal yang menyedihkan. Anaknya harus mati karena pengawal yang salah paham, fitnah sangatlah berbahaya karena itu ada ungkapan “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Pada cerita ini fitnah telah membunuh bujang nadi dan dare nandong.

  13. Devani, PPG G2 Kls Rima

    Dari cerita tersebut terkandung pesan moral bahwa selalu memilah informasi yang diterima, karena belum tentu informasi yang kita dapatkan benar. Untuk itu perlu diselidiki lebih lanjut terkait informasi apa saja yang baru diterima agar tidak menimbulkan kerugian bagi diri kita sendiri.

  14. Mona Melinda, PPG G2 Kls Rima
    Pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut adalah janganlah langsung melakukan tindakan terhadap informasi yang didapatkan, karena informasi yang hanya sekali didengar belum tentu informasi yang benar.

  15. Melati Sukma PBA-NS-0060
    Dari cerita di atas,pesan yang dapat saya ambil yaitu jangan pernah memberikan informasi yang belum pasti kebenaranya kepada orang lain,karna apa yang kita dengar dan liat belum tentu yang sebenarnya terjadi.

  16. Listia Aisyah PBA-NS-0060
    Bujang Nadi dan Dare Nandong menggambarkan tragedi keluarga di dalam sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang kejam dan zalim.

  17. Fadila Amanda Meriska PBA-NS-0060
    Dari cerita ini kita harus belajar untuk memilih atau memilah informasi yang kita dapatkan. Jangan sampai gegabah dalam menerima informasi yang belum tentu benar adanya .

  18. Atika Aprilia Putri PBA-NS-0060 Dari cerita ini saya belajar jangan cepat percaya dengan omongan orang lain

  19. Atika Fitri Ayni PBA-NS-0060
    Dari cerita di atas yang dapat saya impulkan yaitu jangan pernah memberikan informasi yang belum pasti kebenaranya kepada orang lain,karna apa yang kita dengar dan liat belum tentu yang sebenarnya terjadi. Dan juga jangan mudah percaya dengan segala omongan orang lain.

  20. Nama: Suci Indah Lestari
    Nim: 23016048
    GWA: GTBI-NS-2110
    kisah ini memberikan pelajaran yang mendalam tentang keadilan, kesalahan manusia, dan akibat tragis dari tindakan yang gegabah dan tidak bijaksana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *