Daftar Isi
A. Pengantar
Dalam penulisan karya ilmiah, khususnya proposal penelitian, kedudukan rumusan masalah sangat penting. Tanpa rumusan masalah yang jelas, tidak dapat disusun proposal penelitian. Sebab, dengan adanya rumusan masalah yang jelas: (1) dapat dirumuskan judul proposal penelitian, (2) dapat dikembangkan tujuan penelitian, (3) dapat dijadikan panduan dalam pengembangan tinjauan pustaka atau teori, dan (4) dapat dijadikan acuan dalam penyusunan metode penelitian.
Untuk merumuskan masalah, terlebih dahulu perlu dipahami konteks permasalahan. Konteks permasalahan, sebagai dasar utama penyusunan proposal penelitian, hendaknya sesuatu yang dekat dengan kehidupan, nyata, serta dapat diobservasi. Konteks tersebut hendaknya dirinci sehingga jelas.
Untuk itu, cermatilah konteks permasalahan berikut ini. Setelah itu, cermatilah pengajuan rumusan masalah dan judul yang relevan dengan kedua hal itu. Cermatilah dengan baik serta pertanyakan hal-hal yang kurang terpahami.
B. Konteks, Rumusan Masalah, dan Judul
1. Konteks 1: Kerusakan/Kecemaran Lingkungan
a. Konteks

Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan hidup, termasuk manusia. Tanpa lingkungan hidup yang layak, manusia juga tidak akan mampu hidup dengan layak. Berbeda dengan makhluk lain, keterkaitan antara manusia dengan lingkungan hidupnya malahan bersifat timbal-balik. Manusia memerlukan lingukngan hidup dan lingkungan hidup memerlukan campur tangan manusia agar terpelihara, bahkan dapat dieksploitasi bagi kehidupan manusia. Lebih dari itu, manusia dan lingkungan hidup itu sama-sama merupakan makhluk ciptaan Sang Khalik.
Sangat disayangkan, fenomena manusia menyia-nyiakan lingkungan hidup dapat kita jumpai di mana-mana, khususnya di Indonesia. Cermati saja lingkungan sekitar kita, sungai, pantai, laut, danau, hutan, pasar, dan sebagainya. Ungkapan bijak-bestari “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman” terkesan hanya gaung di rumah-rumah peribadatan, sebatas spanduk, belum merasuk ke dalam kehidupan manusia, ke dalam rasa, karsa, dan cipta. Logika sederhananya, jika lingkungan hidup rusak, tidak sehat, tentu manusia-manusia yang ada dalam lingkungan tersebut juga rusak dan tidak sehat. Contoh sederhana: jika lingkungan hutan rusak, akibatnya adalah tanah longsor dan banjir, jika lingkungan laut rusak, akibatnya adalah minimnya biotik laut seperti ikan, sehingga para nelayan gagal dalam melaut dan harga ikan meroket. Malahan, kehancuran akibat tsunami juga terpicu oleh kerusakan lingkungan laut, khususnya hutan mangrove. Jika lingkungan tanah rusak, misalnya akibat sampah plastik, akibatnya kesuburan tanah hilang, tanah menjadi tandus. Lebih mengerikan lagi jika dibayangkan bahwa lingkungan hidup itu akan kita wariskan kepada generasi penerus, anak-cucu kita. Jika kita mewariskan lingkungan yang rusak, berarti kita juga mewariskan anak-keturunan yang rusak yang kelak menyesalkan nenek-moyangnya karena tidak mampu mengemban amanah-Nya untuk menjaga kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan lingkungan hidup.
b. Rumusan Masalah yang Dapat Diajukan
- Bagaimana persepsi masyarakat di lingkungan Pantai Padang terhadap dampak penumpukan sampah di sekitar pantai?
- Bagaimana persepsi masyarakat di lingkungan Pantai Padang terhadap kebiasaan masyarakat sekitar dalam menangani sampah?
- Bagaimana persepsi masyarakat di lingkungan Pantai Padang terhadap kebijakan Pemerintah dalam menangani sampah di sekitar pantai tersebut?
C. Judul Karya/Artikel Ilmiah
Berdasarkan konteks dan rumusan masalah, dapat diajukan proposal penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Pantai Padang terhadap Permasalahan Sampah di Lingkungan Pantai Padang”
2. Konteks 2: Kesemrawutan Lalu-Lintas
a. Konteks

Pemandangan tak sedap terkait dengan kemacetan lalu-lintas hampir rutin dijumpai setiap saat di kota-kota di Indonesia, kota besar maupun kecil, termasuk di Kota Padang, khususnya di daerah Air Tawar. Pada waktu jam-jam sibuk, misalnya pagi sekitar pukul 07.00 dan sore sekitar pukul 17.00, kemacetan lalu-lintas semakin parah. Bukan hanya membuat kesal para pengguna jalan, namun juga sangat merugikan: rugi waktu karena tidak dapat tepat waktu di tempat tujuan seperti sekolah, kantor, rumah maupun rugi BBM. Dampak lain, tingkat emosional para korban kemacetan lalu-lintas juga akan meningkat. Dapat dilogikanan: lalu-lintas semakin kacau bahkan dapat menimbulkan korban.
Tentu saja, banyak perspektif yang harus digunakan untuk mengurai penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Salah satu perspektif yang hampir selalu digunakan adalah: ketidakseimbangan pertambahan fasilitas seperti ruas jalan dibandingkan dengan laju pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Namun, yang jelas, kita pedomani ungkapan bijak, “Jika ingin melihat ketertiban masyarakat suatu kawasan, cermatilah kondisi lalu-lintasnya”. Nah, berarti, kesemrawutan lalu-lintas sangat terkait dengan “kesemrawutan” masyarakat, baik dalam pola berpikir, bersikap, maupun bertindak. Terkait dengan pola berpikir, harus diyakini bahwa jalan-jalan, pasar, taman, dan tempat-tempat umum adalah milik bersama, untuk kepentingan bersama serta harus dipelihara bersama- sama pula. Untuk memanfaatkan hal-hal tersebut, harus dipatuhi rambu-rambu lalu-lintas. Ungkapan “hukum/peraturan itu untuk dilanggar adalah ungkapan jahiliyah, tidak bertanggung jawab, dan egois. Terkait dengan pola bertidak, harus diyakini bahwa tindakan kita ketika memanfaatkan jalan dan fasilitas-fasilitas tersebut hendaknya sesuai dengan aturan berlalu-lintas, tidak merugikan atau bahkan membahayakan orang lain. Terkait dengan pola bersikap, harus kita tanamkan bahwa aturan itu tetap aturan, tanpa pengecualian. Ungkapan bijak, “lamak di awak, katuju dek urang” hendaknya dijadikan pedoman dalam memanfaatkan fasilitas berlalu-lintas. Secara prbadi, mohon maaf, saya berpendapat selaku guru bahasa Indonesia, jika ada pengendara-pengendaran bermotor yang melanggar rambu- rambu seperti tetap menerobos meski lampu lalu-lintas (traffic light) berwarna merah, tidak menerapkan standar kelengkapan berkendaraan, dan sebagainya itu merupakan bukti kegagalan pembelajaran bahasa Indonesia karena mereka tidak menguasai dan menginternalisasi nilai-nilai pembelajaran tentang teks berlalu-lintas.
b. Rumusan Masalah yang Dapat Diajukan
- Bagaimana persepsi masyarakat di lingkungan Air Tawar Padang terhadap penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di sekitar Air Tawar?
- Bagaimana persepsi masyarakat di lingkungan Air Tawar Padang terhadap dampak terjadinya kemacetan lalu lintas di sekitar Air Tawar?
- Bagaimana persepsi masyarakat di lingkungan Air Tawar Padang terhadap dampak terjadinya kemacetan lalu lintas di sekitar Air Tawar?
C. Judul Karya/Artikel Ilmiah
Berdasarkan konteks dan rumusan masalah, dapat diajukan proposal penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Air Tawar terhadap Permasalahan Kemacetan Lalu-lintas di sekitar Air Tawar, Kota Padang”.
3. Konteks 3: Merebaknya Hoaks
a. Konteks

Konon, istilah hoaks itu berasal dari bahasa Latin, hocus yang berarti mengelabui. Dalam bahasa Inggris, hoax berarti tidak asli. Dalam KBBI, hoaks berarti berita palsu. Untuk menyederhanakan pandangan tentang hoaks, hoaks itu adalah fitnah. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Nah, pembuat hoaks adalah pembuat fitnah atau pembunuh dan penyebar hoaks, orang-orang yang hobi share-share hoaks, juga penyebar fitnah. Pembunuh juga. Anehnya: orang-orang yang bertindak seperti itu akan sangat murka jika dikatakan sebagai orang yang tidak beragama. Bukankah seluruh ajaran agama “memerangi” fitnah? Tidak berlebihan, rasanya, dalam http://www.liputan6.com, 21 April 2021 ada artikel yang berjudul “Hoaks Dianggap Lebih Kejam dari Pembunuhan”. Penyakit pembangunan yang paling parah adalah hoaks dan tingkat literasi masyarakat yang rendah terhadap hoaks.
Mari kita sikapi permasalahan hoaks dengan kepala dingin. Ternyata, banyak hal yang aneh, lucu, menggelikan, plus konyol. Pertama, kita ambil salah satu hoaks yang sangat populer, yaitu tentang invansi China ke Indonesia. Pertanyaannya: sejak alam takambang, belum pernah China mendatangai negara lain untuk melakukan penjajahan. Justru, sebaliknya, sebelum menjadi negara adidaya, China merupakan korban penjajahan bangsa-bangsa lain seperti Mongolia, Inggris, dan Jepang (tercatat, ada 8 negara yang pernah menjajah China). Nah, itulah sebabnya dibuat Tembok China. Hal lain, mungkinkah pada masa-masa sekarang akan ada penjajahan seperti bayangan penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang menduduki negara Indonesia pada masa lalu? Kedua, isi berita seharusnya disesuaikan dengan kredibilitas informan, narasumber, dan penulisnya. Apakah layak, seorang guru bahasa Indonesia memberitakan tentang ekonomi, politik, dan sebagainya? Jangankan untuk membuat berita, untuk sembarang sharing saja tidak layak. Ketiga, bukankah dengan teknologi masa sekarang, mengedit ucapan, foto, atau video, apa lagi tulisan merupakan hal-hal yang sepele dan amat mudah? Keempat, mohon maaf, secara umum tingkat literasi media dan informasi masyarakat umum masih rendah. Jangankan masyarakat umum, dalam grup WA profesional, yang anggotanya minimal berpendidikan S2 saja sering ditemukan oknum-oknum yang membabi-buta untuk sharing hal-hal yang tendensius, tidak terkait dengan bidang profesi, malahan share hoaks. Ungkapan bijak “saring sebelum sharing” bukan sekedar ungkapan. Mohon diingat, jejak digital kita tidak akan dapat terhapus begitu saja. Mungkin, sebelum kita tarik berita atau tayangan (misalnya di FB, IG, Tiktok, dan sebagainya) yang berbahaya, sudah sempat orang-orang lain mengunduh dan menyimpannya.
b. Rumusan Masalah yang Dapat Diajukan
- Apa kebijakan pemerintah Kota Payakumbuh melalui departemen terkait untuk mengatasi merebaknya hoaks?
- Bagaimana persepsi siswa SMA Negeri 1 Payakumbuh tentang dampak hoaks bagi ketertiban masyarakat di Kota Padang?
- Apa upaya jajaran pimpinan SMA Negeri 1 Payakumbuh dalam mengembangkan literasi media yang berkaitan dengan hoaks?
C. Judul Karya/Artikel Ilmiah
Berdasarkan konteks dan rumusan masalah, dapat diajukan proposal penelitian dengan judul “Problematik Hoaks di Lingkungan Warga Sekolah SMA Negeri 1 Kota Payakumbuh”.
C. Penutup
Jika peneliti atau tim peneliti sudah dapat merumuskan kejelasan konteks hingga perumusan masalah dan judul penelitian, kelak kejelasan konteks tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman mengembangkan latar belakang penelitian (Bab I). Dengan demikian, jika peneliti atau tim sudah “memiliki” judul penelitian, coba deskripsikan lagi apa konteksnya. Jika peneliti atau tim peneliti “sukar” merumuskan konteks, berarti “ada masalah” dengan judul yang sudah dirumuskan tersebut.
Semoga bermanfaat, mohon maaf jika terdapat kejanggalan dalam tulisan ini.
20 comments
NAMA : FAIZAL ALQADAFI
NIM : 23233039
SESI : 0214
Kesimpulan dari inspirasi yang berbicara tentang urgensi kejelasan konteks dalam merancang penelitian dan penulisan karya ilmiah adalah bahwa pemahaman yang baik tentang konteks penelitian adalah fondasi penting dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Dalam melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah, penting untuk mengidentifikasi dengan jelas permasalahan yang ingin dipecahkan, tujuan penelitian, dan relevansi hasilnya dalam kerangka lebih luas. Kejelasan konteks membantu memandu penelitian dan menambah nilai ilmiah dari karya tersebut, sehingga memudahkan pembaca atau peneliti lain untuk memahami, mengevaluasi, dan memanfaatkan temuan tersebut.
Kesimpulan yang saya dapatkan dari teks di atas,pentingnya ada sebuah kontek dan rumusan masalah dalam membuat suatu karya tulis ilmiah.Dimana dengan adanya rumusan masalah suatu penelitian,kita dapat membuat tujuan dari penelitian tersebut,serta juga dapat membuat judul proposal yang nantinya akan dibahas.Selain itu,rumusan masalah bisa kita jadikan pedoman dalam pengembangan penulisan karya tulis ilmiah yang akan kita buat.
Untuk membuat suatu rumusan masalah,terlebih dahulu kita harus memahami bagaimana konteks permasalah yang akan kita bahas pada karya tulis ilmiah tersebut.Dimana konteks permasalahan ini akan kita jadikan sebagai dasar utama dalam pembuatan proposal penelitian,konteks yang diangkat hendaklah jelas,mudah dipahami dan dimengerti.Agar mempermudah dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Rizka Nailatul Hasanah -23020022
WAG (BI-NS-0208)
Pentingnya suatu konteks dan rumusan masalah dalam pembuatan suatu karya tulis ilmiah. Dimana, dengan adanya Konteks permasalahan kita mendapatkan dasar utama dalam penyusunan proposal penelitian. Begitu juga kedudukan rumusan masalah. Rumusan masalah sangat penting. Tanpa rumusan masalah yang jelas, kita tidak dapat menyusun proposal penelitian. Sebab, dengan adanya rumusan masalah yang jelas kita dapat merumuskan judul proposal penelitian, dapat mengembangkan tujuan penelitian, dapat dijadikan panduan dalam pengembangan tinjauan pustaka atau teori, dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan metode penelitian.
Nama ; Nurmaiyah Lubis
Nim ;23016033
No.urut 08 (SESI-0012)
Kesimpulan yang saya dapat dalam pentingnya suatu konteks dan rumusan masalah dalam pembuatan suatu karya tulis ilmiah. Konteks yang jelas sangat penting dalam merancang penelitian dan penulisan karya ilmiah karena dapat mempengaruhi kualitas dan kebermanfaatan karya ilmiah tersebut. Berikut adalah beberapa inspirasi cerita yang dapat diambil dari hasil pencarian:
Cerita inspiratif seorang mahasiswa Bidikmisi yang terlahir miskin dan berhasil menorehkan berbagai prestasi sejak menduduki Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama. Cerita ini dapat menginspirasi pembaca untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintangan dan terus berusaha untuk meraih prestasi.
Kesimpulan yang saya dapat dari teks diatas adalah Pemahaman yang baik tentang konteks penelitian adalah fondasi penting dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.selain itu rumusan masalah dijadikan pedoman dalam pengembangan penulisan karya tulis ilmiah yang akan dibuat.untuk membuat rumusan masalah,kita harus memahami konteks permasalahan.konteks yang diangkat harus mudah dimengerti agar mempermudah membuat karya tulis ilmiah.
Septi Nurul Azmi 23129081 (BI-NS-0207)
Izin berkomentar bapak,jadi kesimpulan nya yaitu dari urgensi kejelasan konteks dalam merancang penelitian dan penulisan karya ilmiah adalah bahwa kejelasan konteks sangat penting karena membantu peneliti atau penulis untuk mengidentifikasi masalah penelitian dengan jelas, menentukan tujuan penelitian, dan mengarahkan metodologi yang tepat. Dengan konteks yang jelas, penelitian menjadi lebih relevan, bermanfaat, dan mudah dipahami oleh pembaca. Ini juga membantu mencegah ketidakjelasan atau kebingungan dalam interpretasi hasil penelitian. Sehingga, kejelasan konteks adalah dasar yang penting untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan berkontribusi pada perkembangan pengetahuan dalam bidang tersebut.
Nama : Rizky Amanda
NIM : 23134011
WAG : BI-NS-0207
Dari teks tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kedudukan konteks dalam perancangan dan penulisan karya ilmiah memiliki peran yang sangat penting karena menjadi panduan dalam penelitian dan pengembangan landasan teori yang berguna dalam menghasilkan sebuah solusi terhadap permasalahan yang sedang dikaji. Rumusan masalah diperlukan untuk merinci lebih jelas terkait konteks permasalahan yang sedang dikaji guna memudahkan penggunaan pendekatan dan metode dalam penelitian karya ilmiah
Nama Anisa Dela Safira
Nim 23134022
BI-NS-0208
Dapat disimpulkan bahwa kedudukan konteks dalam perancangan dan penulisan suatu karya ilmiah memegang peranan yang sangat penting karena menjadi pedoman dalam meneliti dan mengembangkan landasan teori, berguna untuk memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang diteliti. Karena kejelasan konteksndalam suatu karya ilmiah akan dapat menilai apakah karya tersebut relevan dan mampu menghasilkan informasi terhadap bidang terkait
Nama:Ade Silfia Utami
Nim:23016054
No urut 12
SIMAK-NS-0012
Kesimpulan yang saya dapatkan dari teks di atas,pentingnya ada sebuah konteks dan rumusan masalah dalam membuat suatu karya tulis ilmiah.Dimana rumusan masalah merupakan langkah awal yang kritis dalam penulisan karya tulis ilmiah. Ini membantu memastikan bahwa penelitian memiliki tujuan yang jelas, relevansi, dan fokus yang dibutuhkan untuk menghasilkan pengetahuan yang berharga dalam konteks ilmiah.
Destrina , BI-NS-0208
Teks di atas membahas pentingnya merumuskan masalah dengan jelas dalam penulisan karya ilmiah, terutama dalam proposal penelitian. Konteks permasalahan yang diuraikan haruslah sesuatu yang dekat dengan kehidupan, nyata, dan dapat diobservasi.
Penelitian yang relevan membutuhkan rumusan masalah yang tepat dan judul yang sesuai dengan konteks dan permasalahan yang dihadapi.
Adinda humayra putri
BI-NS-0208
Izin menanggapi bapak, kesimpulan dari karya ilmiah bapak yg bisa saya pelajari yaitu rumusan masalah atau sebuah konteks masalah yang menjadi acuan membuat sebuah karya ilmiah sangat penting, karena rumusan masalah atau konteks masalah tersebut nantinya akan menjadi tumpuan kepada siapa karya ilmiah tersebut ditujukan sehingga nantinya masyarakat bisa bercermin dari karya ilmiah yang disajikan,bagi penulis karya ilmiah tentu rumusan masalah dan konteks masalah menjadi tumpuan juga agar nantinya pembahasan yang ingin disampaikan tidak mengambang.
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata pak🙏🏻
Sekian terimakasih pak🙏🏻
Kesimpulan dari cerita di atas adalah sebelum melakukan penelitian kita harus menentukan kejelasan konteks dalam merancang penelitian dan penulisan karya ilmiah karena kejelasan konteks sangat penting dan dapat membantu peneliti atau penulis untuk mengidentifikasi masalah penelitian dengan jelas, menentukan tujuan penelitian, dan mengarahkan metodologi yang tepat. Konteks ini membantu memastikan bahwa penelitian memiliki tujuan yang jelas, relevansi, dan fokus yang dibutuhkan untuk menghasilkan pengetahuan yang berharga dalam konteks ilmiah.
Maisarahtul Ispar
Nim 23129334
GWA BI-NS-0214
No. Urut 19
Jadi kesimpulan dari teks karya ilmiah tersebut yaitu sebelum melakukan penelitian kita harus menentukan kejelasan konteks dan rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam sebuah penelitian karena jika rumusan nya sudah sesuai maka kita akan lebih mudah dalam mengembangkan suatu masalah, tujuan yang jelas dan metodologi dalam penelitian tersebut, dan rumusan masalah itu yang akan menjadi landasan teori yang akan dibahas dalam penelitian tersebut secara terperinci.
dari teks di atas dapat di simpulkan bahwa dalam penulisan karya ilmiah ada 2 poin penting yang perlu di perhatikan
1.konteks
2.rumusan masalah
Terimakasih atas penjelasannya pak. Sedikit banyaknya saya menjadi lebih mengerti terkait karya tulis ilmiah
Kesimpulannya adalah bahwa kejelasan konteks sangat penting dalam merancang penelitian dan penulisan karya ilmiah. Rumusan masalah yang jelas berkaitan erat dengan pemahaman yang mendalam terhadap konteks permasalahan yang dihadapi. Tanpa pemahaman yang baik terhadap konteks, sulit untuk menyusun proposal penelitian dengan benar, termasuk merumuskan masalah, menentukan judul, mengembangkan tujuan penelitian, dan membentuk dasar untuk pengembangan tinjauan pustaka atau teori, serta metode penelitian.
Terimakasih pak, sangat bermanfaat sekali. kejelasan konteks dijadikan sebagai pedoman mengembangkan latar belakang penelitian dalam bab 1. Kejelasan konteks juga sangat berkaitan dengan rumusan masalah.
Izin menanggapi bapak. Sebelumnya terimakasih atas ilmunya bapak. Dari teks diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa dalam sebuah penelitian membuat karya tulis ilmiah atau artikel ilmiah haruslah mengetahui terlebih dahulu permasalahan dan juga konteks dari permasalahan tersebut sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman pengembangan latar belakang. Oleh karena itu, judul penelitian dapat diangkat sesuai dengan rumusan masalah.
Dinda Afri Yanti (BI-NS-0214)
Terima kasih.
Dapat kita simpulkan bahwasanya sebelum melakukan penelitian kita harus menentukan kejelasan konteks dan rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam sebuah penelitian karena jika rumusan nya sudah sesuai maka kita akan lebih mudah dalam mengembangkan suatu masalah. Tujuan yang jelas dan metodologi dalam penelitian dan rumusan masalah itu yang akan menjadi landasan teori yang akan dibahas dalam penelitian tersebut secara terperinci.
Nama: Sandifa Angraini
Nim: 23016041
No.urut: 02
Dari teks di atas dapat saya simpulkan bahwa dalam merancang penelitian dan penulisan karya ilmiah kita harus menentukan konteks dan rumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam sebuah penelitian. Konteks dalam penelitian penting untuk dijadikan pedoman dalam karya ilmiah karena memudahkan kita dalam mengembangkan suatu masalah.