Untuk membangun pemahaman pembaca atas judul dan isi esai ini, mohon cermati dua ilustrasi berikut tentang dua orang pemuda Gen Z, sebut saja Pemuda A dan Pemuda B.
Ilustrasi pertama, tentang seorang Gen Z yang sudah lulus seleksi administrasi dan tertulis guna memperoleh pekerjaan di sebuah perusahaan besar sebagai karyawan. Ia alumnus Program Studi Teknik Elektro sebuah perguruan tinggi ternama. Tahap berikutnya adalah seleksi melalui wawancara. Pemuda A itu, setelah memarkirkan sepeda motornya, dengan penuh percaya diri memasuki gedung perusahaan. Ia tidak memandang, apa lagi menyapa security di dekat pintu masuk. Dengan gagahnya, pemuda yang berpenampilan perlente plus gehol itu masuk ke kantor perusahaan, menunduk mengecek gawai berkaitan dengan informasi ruang wawancara, melewati beberapa lorong, akhirnya sampai di depan ruangan wawancara. Tanpa mengetuk pintu, pemuda itu membuka pintu ruang dan mendapati tiga orang interviewer sudah menunggu dan dua orang berseragam sucurity. Segera, ia menduduki kursi yang ia yakini memang disediakan untuknya untuk diwawancarai. Seorang pria paruh baya, tampaknya ketua tim pewawancara, segera mengucapkan salam dan menyatakan, “Maaf, Sdr. tidak kami terima di perusahaan ini”. Pemuda itu kaget, wajahnya menengadah dengan sorot mata marah dan protes. Namun, tim security yang berada dalam ruang itu dengan sigap namun sopan mempersilakan Pemuda A keluar dari ruangan.
Ilustrasi kedua, identik dengan ilustrasi pertama namun berbeda tokohnya. Sebutlah, Pemuda B. Seorang alumnus Program Studi Elektro juga. Setelah memarkir sepeda motor di tempat yang telah disediakan, Pemuda B mendatangi security, dengan senyum dan hormat ia menyatakan tujuannya ke kantor tersebut. Security pun menunjukkan tempat ruang front office. Pemuda B menyatakan tujuan dan menanyakan lokasi wawancara ke petugas front office. Singkat cerita, Pemuda B melewati lorong-lorong menuju ruang wawancara. Di sebuah lorong, Pemuda B merasa heran karena lampu-lampu di lorong tersebut terlalu banyak yang dihidupkan dibandingkan dengan lorong-lorong yang dilewati. Ia pun mematikan lampu-lampu tersebut. Menjelang di ruang wawancara, tampak ada watafel yang airnya dihidupkan dengan deras. Ia pun memutar kran, mematikannya. Pas di depan pintu ruang wawancara, dilihatnya alas kaki tercampak dan tong sampah terbuka, tutupnya tercampak di dekat tong tersebut. Ia pun mengambil dan meletakkan alas kaki di tempat yang tepat serta menutup tong sampah. Setelah mengetuk pintu, masuk setelah ada suara mempersilakan, mengucapkan salam, ia pun menuju ke tempat duduk yang telah disediakan. Tidak segera duduk. Setelah dipersilakan, barulah ia duduk. Pria paruh baya, ketua tim pewawancara berdiri, dan menyatakan, “Saudara diterima di perusahaan ini. Kapan Sdr. bisa mulai bergabung?”. Ternyata, seluruh tindak-tanduk calon karyawan di kantor itu, sejak mulai memarkir kendaraan hingga memasuki ruangan wawancara itu dipantau dan direkam CCTV.
Aristotle (dalam bahasa Indonesia lazim disebut Aristoteles), seorang filsuf Yunani yang hidup pada 284 – 322 SM (baca: Sebelum Masehi) mengemukakan pentingnya tiga hal, yaitu ethos, pathos, dan logos. Tiga pilar atau resep ini cenderung digunakan dalam teori retorika atau komunikasi, terutama komunikasi massa. Namun, dapat diterapkan dalam konteks yang lebih luas, yaitu konteks kehidupan zaman now, terutama kalangan Gen Z. Jadi, resep yang ditawarkan dalam tulisan ini adalah ethos, pathos, dan logos.
Secara sederhana, ethos dimaknai sebagai kemampuan membangun kredibilitas. Konsep kredibilitas terkait dengan dua hal yang cenderung disamakan namun sebenarnya berbeda, yaitu ethos dan ethics (ethos di-bahasa Indonesiakan menjadi etos, sedangkan ethics menjadi etika). Perpaduan antara etos dan etika itulah yang membentuk dan mengunjukkan attitude yang dibahasaindonesiakan menjadi sikap.
Etos mengacu pada seperangkat kompetensi yang telah dimiliki individu. Ada kompetensi yang bersifat umum dan khusus. Kompetensi umum yang idealnya dimilki individu adalah penguasaan terhadap teknologi informasi, komputer, berbahasa Inggris serta berkarya memanfaatkan hal-hal tersebut. Misalnya, membuat video dan mengunggah ke platform media unggah video (seperti Youtube), membuat blog, dan menulis artikel di lembaga jurnal bereputasi (nasional maupun internasional). Tentu saja, bukti adanya kompetensi umum adalah adanya rekam jejak, bukan sekadar omongan, cerita, atau bualan atau mampu menunjukkan sertifikat-sertifikat kompetensi. Dengan memiliki kompetensi umum tersebut, individu akan memiliki kepercayaan diri dan kredibilitas yang diakui pihak lain (misalnya pihak pewawancara sesuai dengan konteks cerita awal esai ini). Namun, berhati-hatilah dalam unjuk kemampuan kompetensi umum. Sebagai contoh, janganlah mengunggah hal-hal yang negatif (seperti unggah tarian, gerakan, tampilan, omongan yang tidak etis atau menyangkut SARA). Ingat, rekam jejak digital itu kejam (jika negatif), apa lagi sempat mengundang kontroversi kalangan netizen. Sebaliknya, rekam jejak digital itu juga tajam, jika positif. Sekali lagi, penguasaan kompetensi umum harus diunjukkan dan dibuktikan. Di sisi lain, kompetensi khusus adalah keterampilan individu sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni. Sederhananya: sesuai dengan ijazah. Jika dipadukan kompetensi umum dan khusus: unjukkan bahwa rekam jejak digital itu sesuai dengan ijazah plus memiliki nilai tambah yang bersifat positif.
Padanan etos adalah etika. Konsep etika itu amat luas. Apa lagi jika merujuk kepada konsep kefilsafatan Aristoteles dan Baruch Spinoza (dua filsuf peneruka konsep etika). Kita sederhanakan karena ruang ini terbatas. Secara sederhana, etika merujuk pada sesuatu, unjuk perbuatan yang terlihat maupun terdengar yang berada pada pendulum nilai baik dan buruk. Jadi, etika merujuk pada nilai-nilai baik yang diunjukkan oleh individu, dalam unjuk berpakaian, bertutur kata, berpenampilan, dan sebagainya. Makna baik tentu sesuatu yang sesuai dengan tatanan nilai sosial-budaya, baik secara kultural, regional, maupun universal. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, misalnya, dituntut untuk membiasakan S3 TOMATO, yaitu sapa, salam, senyum, serta mengucapkan kata-kata tolong, maaf, dan terima kasih. S3 TOMATO adalah contoh butir-butir etika universal yang tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan (tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan).
Resep kedua adalah pathos. Secara sederhana, pathos dimaknai sebagai kemampuan membangun emosi. Emosi positif dari orang-orang di sekitar terhadap kita itu penting. Hal itu menandakan bahwa diri kita itu diterima di kalangan mereka. Tentu saja, makna mereka bermatra jamak: mereka di sekitar rumah kita, mereka di tempat-tempat umum, dan mereka di tempat-tempat resmi termasuk tempat tugas serta peribadatan. Sebaliknya, emosi positif kita terhadap orang-orang lain juga penting. Hal itu mengisyaratkan bahwa kita menghargai dan menghormati mereka. Kata kunci mengembangkan pathos adalah empati dan simpati. Empati berarti menempatkan orang lain dalam diri kita, sedangkan simpati adalah menempatkan diri kita pada diri orang lain. Kata kunci empati dan simpati adalah: peduli. Lamak dek awak, katuju dek urang (enak bagi diri kita dan disukai oleh orang lain).
Resep terakhir untuk meraih sukses adalah logos. Secara sederhana, logos dimaknai sebagai kemampuan membangun logika. Kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Kemampuan ini terkait dengan intelektual. Banyak jalan untuk mengembangkan kemampuan intelektual. Misalnya, ikutilah berbagai pelatihan yang bermanfaat, apa lagi relevan bagi bidang keilmuan atau keahlian yang kita tekuni, belajarlah dengan semangat, tekun, dan fokus. Perekat dari semua itu adalah: MEMBACA. Selain itu, untuk mengungkapkan intelektual kita, berlatihlah untuk MENULIS atau menyaji (misalnya via video yang diunggah ke Youtube atau platform digital lainnya). Menulis atau menyaji bukan saja sebagai wadah mengembangkan kemampuan intelektual namun juga untuk menempa diri sebab seorang penulis atau penyaji harus bebesar hati untuk dikritik. Kritik kita terima sebagai alat untuk lebih mengasah atau memperbaiki diri.
Mengembangkan ikhtiar untuk sukses itu ibarat mengetuk pintu. Berkaitan dengan itu, tolong cermati pernyataan bijak yang diungkapkan oleh Milton Berle (seorang komedian ternama di AS, Juli 1908 – Maret 2002), “If opportunity doesn’t knock, build a door.” Intinya, jika peluang itu tidak membuka, tidak mengetuk, bangunlah pintu”. Peluang untuk sukses bagi generasi muda seperti Gen Z tergantung pada pintu-pintu yang dibuat, tergantung pada bekal- bekal yang dimiliki sebagai hasil olah etos, pathos, dan logos.
Olah etos, pathos, dan logos memerlukan persyaratan, di antaranya kedisiplinan, ketekunan, fokus, dan kesehatan. Untuk itu, hindarilah atau kurangilah aktivitas yang kurang bermanfaat serta menghabiskan waktu seperti bermain game online apa lagi judi online. Untuk memanfaatkan waktu dengan baik, buatlah target-target, gigih dan tekunlah. Waktu itu ibarat anak panah yang melesat. Sangat cepat. Persyaratan lain, jagala selalu kebugaran tubuh.
Kelalaian dalam olah etos, pathos, dan logos akan mengakibatkan ketidaksiapan Gen Z meraih sukses masa mendatang. Dampak negatif lainnya adalah stres. Dalam artikel hasil penelitian yang diunggah oleh lembaga ternama di AS yang bergerak dalam bidang psikologi, yaitu American Psychological Association (APA) dinyatakan bahwa Gen Z di AS cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Dalam rentang ukuran tingkat stres 1 s.d. 10, rata-rata tingkat stres Gen Z adalah 6, sedangkan generasi yang lebih tua 3,4. Lebih menyedihkan lagi, juga diungkapkan bahwa generasi yang lebih tua itu lebih bijaksana dalam mengatasi stres daripada Gen Z. Stres itu pasti disebabkan oleh kelalaian Gen Z dalam mengembangkan upaya olah etos, pathos, dan logos.
Untuk menutup esai ini, cermatilah kutipan puisi magis Sapardi Joko Damono yang berjudul “Tentang Matahari” (1971). Ini matahari! Ini matahari/Matahari itu? Ia memang di atas sana/supaya selamanya kau menghela/bayang-bayangmu itu/. Setiap generasi selalu menghela bayang-bayang masing-masing. Helalah bayang-bayang itu melalui pengembangan etos, pathos, dan logos. Sebab, di mana ada kemauan di situ ada jalan.
53 comments
Saya setuju dalam resep pathos , kebanyakan orang orang yang saya temui yang sebaya dengan saya mereka lebih banyak mementingkan diri sendiri dari pada orang lain, oleh karena itu gen z perlu menerapkan resep pathos
menurut pandangan saya etos,pathos,logos sangat penting bagi kehidupan apalgi pada generasi gen z ini terutama pada etos yang sudah mulai menurun dikalangan anak muda
saya setuju dengan padanan etos yaitu etika.zaman sekarang banyak remaja-remaja yang buruk etikanya,yaitu dalam bertutur kata maupun berpenampilan,mereka hanya bertutur kata sesuka nya,tidak memikirkan perasaan orang lain yang terluka dengan perkataan nya. Pendapat saya gen z perlu menerapkan padanan etos (etika) dengan lebih baik lagi
Sebagai remaja generasi kelahiran 2000 kami mengerti betul bagaimana simbolis gen angkatan kami yang akhir-akhir ini diibaratkan dengan “strawberry generation”, dalam artian strawberry menandakan bahwa generasi ini memiliki karakteristik yang cenderung lebih lemah dan mudah hancur ketika diberi sebuah penekanan berbeda dengan gen sebelumnya. Namun generasi strawberry memiliki suatu kelebihan mengenai sosial yakni aktivis lingkungan, maksudnya suatu kepribadian yang dapat beradaptasi dengan mudah dan kreativitas yang tinggi dengan seiring berkembangnya zaman dalam mode digital. Nah mode digital ini lah yang berpengaruh dalam metode pathos yang tertera pada ilustrasi tersebut. Jadi akan sangat baik jika metode pathos dapat digunakan dan ditekankan pada Gen Z.
Saya sejutu dengan resep ethos, pathos, dan logos. Setelah membaca ilustrasi di atas memang banyak sekali anak muda zaman sekarang yang terkenal dengan sebutan gen z banyak yang kurang ber etika.
Saya setuju pada padanan etos,dimana pada saat sekarang ini etika menjadi salah satu point utama dalam berbaur dan beradaptasi dilungkungan,etika menjadi tolak ukur pandangan seseorang terhadap kepribadian kita,serta mencerminkan siapa kitaa.Namun nyataa nya pada saat sekarang ini etika menjadi permasalahan,hilangnya suatu kebiasaan baik,tutur kata,penampilan,cara memperlakukan seseorang.Saya sebagai generasi Gen Z,banyak sekali merasakan perbedaan etikaa didalam lingkungan sekitar sayaa,miris sekali rasanya melihat perbedaan ituu,acuan etika ini selalu mengarah kepada generasi kami,yang kenyataannya saat ini kami lah yang menjadi soroton,entah faktor apaa saja yang merubah kepribadian itu,tetapi semoga dengan adanya cerita ini “inspiraku.id” Generasi Z bisa memperbaiki dan mengintropeksi setiap kesalahan.
Tiga pilar atau resep dari Aristotle yaitu ethos, pathos, dan logos ini merupakan pilar atau kunci yang penting bagi gen z saat ini. Saya sebagai salah satu gen z dan para gen z lainnya tentu harus bisa menerapkan 3 pilar ini. Meski di saat seperti ini kita ketahui bahwa banyak generasi terutama gen z yang kurang memiliki etika, sulit mengontrol emosi, dan bahkan tidak tau bakat yang dimilikinya. Untuk itu ethos, pathos, dan logos memiliki peranan penting yang harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap gen z dalam kehidupannya sehingga mereka siap untuk menghadapi masa depan dan siap untuk menghadapi setiap tantangan. Jadi, semoga gen z mampu menerapkan 3 pilar ini didalam kehidupannya.
Saya setuju dengan padanan etos adalah etika, sehebat apa pun seseorang namun etika nya tidak mencerminkan hal baik maka kesuksesan itu akan menjauh dari diri seseorang tersebut..Kebaikanlah yang membuat seseorang menjadi sukses, seperti menghormati seseorang walaupun orang tersebut hanya berkerja sebagai security,kita tidak boleh menganggap orang yang bekerja sebagai security tidak pantas untuk di hormati.Saya berharap Gen Z mampu menghormati semua orang tanpa memandang status.
Saya sebagai salah satu gen z yang sangat setuju dengan padanan etos dan 3 pilar Aristotle.Kepribadian kita akan di nilai orang lain dari cara,sikap dan tindakan yang kita lakukan.menghormati dan menghargai orang yang ada di sekitar itu penting,sebagaimana yang saya pelajari waktu saya di sma,3S itu penting dan juga mengucapkan terimakasih,maaf,tolong itu juga penting di dalam kehidupan kita.seperti juga 4 kata Minangkabau mandaki,manurun,melereng,mandara.
Saya sangat setuju sekalii dalam cerita tersebutt teruntuk gen z pastinya
saya setuju dengan padanan etos yaitu etika.zaman sekarang banyak remaja-remaja yang buruk etikanya,yaitu dalam bertutur kata maupun berpenampilan,mereka hanya bertutur kata sesuka nya,tidak memikirkan perasaan orang lain yang terluka dengan perkataan nya. Pendapat saya gen z perlu menerapkan padanan etos (etika) dengan lebih baik lagi
saya sangat setuju teruntuk gen z
Saya sebagai salah satu generasi strawberry atau yang sering disebut dengan istilah gen Z, setuju dengan padanan etos.
Karna zaman ini, dimana Zaman yang kurang memperhatikan Etika, Sikap, Kesopanan, dan lain sebagai nya, banyak masyarakat yang tidak terlalu mementingkan hal tersebut, mereka lebih terfokus kepada trend, keviralan, fyp, dengan menggunakan hal hal yang tidak senonoh, hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak dewasa atau anak kecil pada umumnya. sehingga membuat kekacauan pada diri sendiri ataupun orang lain.
So, menurut saya Etika sangat perlu dimanapun kamu berada, harus menerapkan etika yang baik.
Saya sangat setuju dengan cerita tersebut teruntuk gen Z. Etika itu memang sangat penting.Etika dapat membantu individu membuat keputusan yang tepat, berperilaku secara bertanggung jawab, dan membentuk karakter. Etika juga dapat membantu individu menjadi pribadi yang baik dan sukses dalam karir mereka.
Saya setuju pada padanan etos, sebagai generasi Z saya melihat zaman sekarang banyak remaja-remaja yang buruk etikanya. Namun generasi Z memiliki suatu kelebihan mengenai sosial yakni aktivis lingkungan, maksudnya suatu kepribadian yang dapat beradaptasi dengan mudah dan kreativitas yang tinggi dengan seiring berkembangnya zaman dalam mode digital.
Saya sebagai salah satu gen z juga setuju dengan pandangan bahwa ethos,pathos dan Logos sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan,karna dalam masyarakat,ketiga hal ini sangat penting dan sangat diperlukan
Kebanyakan oknum mengatakan hal ini kurang dalam gen z,jadi saya setuju jika hal ini memang adalah yang paling dibutuhkan untuk meraih kesuksesan terutama bagi gen z saat ini,terutama etika.
saya sangat setuju dengan etos, phatos, dan logos, karena gen z saat ini sangat membutuhkan resep ini, karena pasti akan sangat membantu para gen z untuk meraih kesuksesan. Bahkan sebenarnya ini bukan hanya resep untuk kesuksesan di masa depan saja namun juga kesuksesan kita dalam hidup di suatu lingkungan dan dalam bermasyarakat.
Nabila Septiyani, BI-NS-0532, 49
Tiga pilar kehidupan adalah maaf, tolong dan terimakasih. Itu merupakan hal kecil yang seringkali dilupakan, padahal memiliki makna besar. Orang yang meminta bantuan tanpa mengatakan tolong, tidak enak rasanya untuk mengerjakan nya untuk mereka. Orang yang sudah kita bantu tidak mengucapkan terimakasih tidak enak juga didengar nya. Dan, orang yang berbuat salah tetapi tidak meminta maaf adalah orang terakhir yang sangat tidak punya malu. Walaupun sebenarnya, mengerjakan apapun itu harus dengan keikhlasan, tetapi menggunakan kata-kata tersebut untuk menghargai jasa yang diberikan sudah cukup membuat orang yang menolong kita senang.
Mungkin hal-hal tadi merupakan ajaran kedua orang tua kita sedari kecil, mengahargai pemberian orang lain dan sebagainya. Tetapi bagi orang tua yang tidak mengajarkan anak nya sikap yang baik, akan menjadi pengaruh buruk untuk lingkungan anak itu tinggali. Karena sebenarnya, lingkungan membentuk siapa dirimu. Lingkungan yang buruk akan membentuk keburukan, dan lingkungan yang baik akan membawa kebaikan.
Jadilah baik untuk siapapun, bersikap baik lah kepada siapapun, dan tersenyum lah kepada orang yang tak dikenal. Karena bisa jadi, kita adalah orang pertama yang memberi mereka hal indah, bisa jadi kebahagiaan mereka terletak senyuman orang lain, dan bisa jadi senyuman indah kita adalah kebahagiaan mereka saat dunia tidak berpihak padanya.
Saya sangat setuju mengenai esai yang bapak buat, bahwa gen z merupakan generasi muda yang sedang stres
Nama:septiyan fadilah akbar
Nim:24136133
BI-NS-0970
NUA:49
Saya sangat setuju dengan pandangan etos ,karena zaman sekarang banyak remaja yang buruk etik nya
saya setuju kalau etika itu sangat penting untuk kesuksesan dan karir yang akan mendatang di masa depan, ada baik nya berperilaku sopan dan santun agar kita di hargai oleh orang, karna apa yang kita pantulkan ke cermin itulah yang akan kita dapatkan juga
Rista ningsih
24042227
Bl-NS-0532 NUA 27
Saya sangat setuju bahwa etos, pathos ,dan logos sangat penting . Sekarang gen z sering mengalami stres karena lalai akan olah etos, protos, dan logos.
Nama: Suci Ramandha Putri
NIM: 24016056
NU : 08
GWA: K.1 SIMAK-NS-0124
Saya sangat setuju tentang etos, pathos, dan Logos karena banyak sekali gen z yang kurang attitude nya, empati dan simpati akan suatu hal serta terkadang gen z ini menganggap remeh sebuah masalah. Saya termasuk gen z juga dan saya sendiri juga ikut merasakan akan kurangnya pathos (empati dan simpati) dari gen z sekarang. seiring dengan perkembangan zaman dan bermacam-macam teknologi modern membuat gen z ikut terbawa arus dari segi lingkungan keluarga, sekolah bahkan di masyarakat dan lebih parah lagi jika pergaulan yang kurang baik tentu berdampak pada etos (etika). Jadi akan lebih baik lagi jika para gen z ini memahami pentingnya etika, empati dan simpati serta dengan di seimbanginya intelektual dalam diri sendiri.
Sherly,Bi-30/NUA 44.Terimakasih
Nama : Fefinta dwi erianti
NIM : 24042366
BI-NS-0970 NUA 22
“Saya sangat setuju dengan pandangan etos, phatos,dan logos karena banyak sekali gen z yang masih kurang di attitudenya,walau hanya sekedar mengucap tolong, permisi,dan terimakasih hal itu sangat jarang dilakukan oleh gen z”
saya sangat setuju sama ethos, pathos, dan logos karna banyak sekali pada zaman sekarang ini yang dikenal sebagai gen z sangat banyak yang kurang berattitude
Dari cerita diatas saya sangat setuju dengan 3 resep yg dibicarakan.
Kurang nya Etika bisa merusak kualitas seseorang. Bagaimana kita menjalankan suatu pekerjaan atau tugas lain nya jika kita tidak bisa bekerja sama dengan yang lain. Istilah kata etika kita buruk, yang ada partner kita keburu malas dengan kita.
Dan itu akan merugikan kita sendiri
saya setuju dengan tiga resep dibatas, sebab banyak gen z yang menganggap remeh orang lain dan mementingkan diri sendiri, kurangnya etika dan menghormati, menghargai orang-orang di sekitarnya
Nama:Neli liara
Nim:24016140
Setelah membaca bacaan di atas saya sangat setuju dengan 3 resep gacor yang di bicarakan,yaitu ethos,pathos dan logos.mengapa??karena pada saat sekarang ini banyak sekali anak muda yang minim etika,gampang emosian dan gegabah dalam bertindak.jika hal ini terus di biarkan,maka nantinya akan tercipta lingkungan yang tidak sehat dan tidak tau etika.oleh karena itu sangat penting di terapkanya ethos,panthos dan logos ini,teruma dalam lingkungan kerja.
Nasywa Aurella, Bi-31, NUA 05.
Saya sangat setuju sama ethos, pathos dan logos, karena memang saat ini banyak dari gen Z memiliki attitude yang kurang baik.
Saya sangat setuju tentang etos, pathos, dan Logos karena banyak sekali gen z yang kurang attitude nya, empati dan simpati akan suatu hal serta terkadang gen z ini menganggap remeh sebuah masalah. Saya termasuk gen z juga dan saya sendiri juga ikut merasakan akan kurangnya pathos (empati dan simpati) dari gen z sekarang
Wirda widayani ,BI-30,NUA.48
Saya setuju, resep ethos, pathos, dan logos. Tiga pilar atau resep ini sangat berguna bagi gen z
Mikro_0063
Saya sangat setuju dengan ethos,pathos dan logos ini karna sangat bermanfaat untuk Generasi Z saat ini. seperti yang kita lihat saat ini generasi Z ini sangat jauh dari kata ber etika yg baik ,anak muda zaman sekarang sangat cepat emosi atas hal yg hanya sepele dan sering bersikap kurang ajar kepada yang lebih tua dan seumuran ya,jadi gacor ini sangat bermanfaat bagi anak muda jika mereka memahami manfaat gacor ini.
Nama: Hikmah Mulia
Nim 22016112
Mikro_0063
Gen Z setuju dengan pilar yang dikemukakan oleh Aristoteles—Ethos, Pathos, dan Logos—tidak dapat kita pungkiri bahwa 3 pilar tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan dan menentukan kesuksesan. Etika dapat membantu seseorang berkembang menjadi individu yang baik dan sukses dalam karier mereka. Jadi, saya sangat setuju dengan 3 pilar tersebut.
NIM : 24370075
Prodi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
BI-NS-0532 NUA 48
Saya setuju dengan adanya Etos, Pathos, Logos. Karena gen z sangat minim etika, baik itu berperilaku, berbicara, dan hal lainnya. Etos, Pathos, Logos berperan penting yang harus ditetapkan dalam diri gen z di kehidupannya. Dengan penetapan Etos, Pathos, Logos bisa mempermudah kita dalam mendapatkan kesuksesan dan mempermudah dalam dunia pekerjaan. Pendapat saya sebaiknya gen z perlu belajar tentang etika yang baik itu seperti apa dan jangan terlalu mengikuti apa kata hati yang berperilaku tidak baik atau tidak sopan.
Nama : Amilia Putri
NIM : 24016002
Saya sudah membaca teks mengenai “Resep ‘Gacor’ untuk Kesuksesan Gen Z”. Saya sangat setuju dengan adanya Ethos, Pathos, dan Logos ini karena sangat berpengaruh bagi Gen Z pada saat ini. Kurangnya etika yang dimiliki Gen Z pada saat ini memberikan banyak penilaian negatif terhadapnya. Maka di perlukan peningkatan Ethos, Pathos, dan Logos ini terhadap Gen Z agar dapat mengembangkan sikap-sikap positif yang disenangi banyak orang. Gen z dapat lebih beretika dan menjalankan logikanya dalam bertingkah laku agar tidak berperilaku negatif atau tidak baik.
Saya setuju dengan resep pathos,pagi dikalangan gen z saat ini yang lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang kepentingan org bnyak, menurut saya resep pathos harus diterapkan dikalangan gen z saat ini
Konsep ethos, pathos dan logos ini saya rasa memang relevan dimanapun. S3 TOMATO juga menggambarkan bagaimana kita bisa diterima oleh orang lain. Saya pernah baca, bahwa kesuksesan seseorang itu tidak ditentukan oleh kepintaran, melainkan oleh karakter. Dimana 3 konsep kuno ini mengajarkan karakter sempurna untuk berinteraksi dengan orang lain. Sehingga, peluang sukses datang lebih besar. Kemudian saya menangkap bahwa semua berasal dari niat. Asalkan ada niat dan disiplin serta kebugaran diri, banyak hal bisa dilakukan untuk mengarungi kapal menuju kesuksesan
Nama : Musthafina el Khaira
NIM : 24011132
BI-30 NUA 02
Saya setuju dengan ketiga resep terutama ethos dan pathos. Zaman sekarang ini banyak gen Z yang tidak menjaga etikanya dan kurang rasa simpati dan empati dengan lingkup sekitarnya. Dengan meningkatkan ethos, pathos, dan logos perilaku gen Z akan lebih dihargai dan disenangi banyak orang
Tiga pilar atau resep dari Aristotle yaitu ethos, pathos, dan logos ini merupakan pilar atau kunci yang penting bagi gen z saat ini. Saya sebagai salah satu gen z dan para gen z lainnya tentu harus bisa menerapkan 3 pilar ini. Meski di saat seperti ini kita ketahui bahwa banyak generasi terutama gen z yang kurang memiliki etika, sulit mengontrol emosi, dan bahkan tidak tau bakat yang dimilikinya. Jadi tiga pilar ini bisa dikatakan sebagai kunci kesuksesan nantinya.
Nama: Sartika Harahap
Nim: 24030044
Prodi : Matematika NK
BI-NS-0531,NUA 17
Saya setuju dengan resep gacor untuk kesuksesan gen z dari cerita diatas.Ada 3 resep/hal yg saya dapat dari cerita yaitu ethos,pathos,logos yang dapat membantu gen z untuk sukses serta harus ada kedisiplinan dan juga ber ikhtiar.
Nama: Tasya Erza ramadhani
Nim :24035041
BI-NS-0532 NUA 13
Dari cerita diatas merupakan hal yang benar karna pada zaman sekarang attitude sangat dianggap sepele bahkan tidak dianggap. Padahal sikap ini untuk menentukan kesuksesan kita nanti. Pada zaman gen z ini perubahan sikap ini juga disebabkan juga dengan kemajuan teknologi sehingga jarang sekali ada komunikasi dia arah yang menyebabkan gen z menjadi kaki dan tidak percaya diri apabila bertemu orang lain. Jadi ethos sangat berguna untuk membantu kesuksesan kita dimasa depan nanti
Nama : Satria Afri Winata
Nim : 24065020
Prodi/Departemen : pendidikan elektronika
Menurut saya yang saya dapatkan dari “resep gacor untuk kesuksesan Gen z” bahwa dalam meraih suatu kesuksesan diperlukan ethos, pathos, dan logos. Yang apa bila di artikan dan di jelaskan berarti :
Secara sederhana, ethos dimaknai sebagai kemampuan membangun kredibilitas. Konsep kredibilitas terkait dengan dua hal yang cenderung disamakan namun sebenarnya berbeda, yaitu ethos dan ethics (ethos di-bahasa Indonesiakan menjadi etos, sedangkan ethics menjadi etika). Perpaduan antara etos dan etika itulah yang membentuk dan mengunjukkan attitude yang dibahasaindonesiakan menjadi sikap
Hal ini sering di anggap sepele bagi kebanyakan orang orang yang hidup di generasi z ini tetapi sangat berpengaruh besar terhadap lingkungan, termasuk di dalam dunia kerja, setiap gerakan gerik kita dari mulai masuk kerja saja sudah di pantau apa pantas orang ini bekerja atau tidak
Setelah membaca esai “Resep Gacor untuk Kesuksesan Gen z” harusnya bisa menjadi pengingat dan sumber belajar bagi kita para gen z untuk lebih aware lagi terhadap etika kita kepada orang lain.
saya sangat setuju dengan cerita di atas.karena semakin kesini gen z sangat minum etitud,padahal itu adalah hal pokok yang harus kita junjung dan kita pertahankan sebagai gen z.Pada zaman gen z ini perubahan sikap ini juga disebabkan juga dengan kemajuan teknologi sehingga jarang sekali ada komunikasi dia arah yang menyebabkan gen z menjadi kaki dan tidak percaya diri apabila bertemu orang lain. Jadi ethos sangat berguna untuk membantu kesuksesan kita dimasa depan nanti
Cerita diatas memang mencerminkan beberapa gen Z saat ini. Nilai-nilai Etos, Pathos, dan Logos memang harus diingatkan kembali. Nilai-nilai tersebut sudah banyak yang hilang, terutama di jaman saat ini.
Banyak yang susah mendapatkan pekerjaan, nganggur, bahkan menyerah mencari kerja walaupun status pendidikan mereka tinggi. Hal ini karena etika mereka tidak sama tinggi dengan pendidikan mereka.
Nama: Arhamna
NIM: 24052107
BI-NS-0531 NUA 39
Saya sudah membaca teks mengenai “Resep ‘Gacor’ untuk Kesuksesan Gen Z”. Saya sangat setuju dengan adanya Ethos, Pathos, dan Logos ini Karena gen z sangat minim etika, baik itu berperilaku, berbicara, dan hal lainnya.
Menurut saya teks ini memberikan pandangan yang relevan mengenai kebutuhan generasi Z dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Penekanan pada inovasi dan keterampilan digital sangat penting, mengingat dunia kerja semakin bergeser ke arah teknologi.
teks ini memberikan cerminan kembali mengenai bagaimana kita sudah berperilaku apakah sudah menghargai orang lain? apa sudah menghormati orang lain? apakah menyakiti hati orang lain?
karena dengan perkembangan zaman bagaimana kita berperilaku sudah terpengaruh, terpengaruh tontonan atau bacaan pada layar segiempat itu, dengan berperilaku yang baik kita sudah memiliki skill yang tidak semua orang punya yang tidak semua orang sadar bahwa berperilaku baik adalah hal penting, kemudian berperilaku baik tidak bisa terjadi dalam semalam hal ini adalah hal yang harus menjadi kebiasaan bagi seorang individu
Saya sangat setuju dengan teks ini, dengan adanya Etos, Pathos, dan Logos. Karena gen Z sangat minim etika, baik itu berperilaku, berbicara, dan lain sebagainya. Dengan penetapan Etos, Pathos, Logos ini dapat mempermudah kita dalam mendapatkan kesuksesan dan mempermudah dalam dunia pekerjaan. Dan kesuksesan itu tidak tergantung pada kepintaran, tetapi pada karakter seseorang. Dan tergantung juga dengan niat awalnya. Asal ada Niat, disiplin dan bersungguh-sungguh, karena usaha tak akan mengkhianati hasilnya.
Nama:Kisra salsabila
Nim:24016031
Saya sangat setuju dengan teks ini karena memberikan pandangan yang komprehensif tentang kunci kesuksesan bagi Gen Z melalui penerapan etos, pathos, dan logos. Ilustrasi tentang Pemuda A dan Pemuda B sangat relevan untuk menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada keahlian teknis atau pendidikan, tetapi juga pada sikap, empati, dan logika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.